Anda di halaman 1dari 15

Metode Penghitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan

1. Metode Need.
Metode ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja.
Untuk menghitung kebutuhan tenaga, diperlukan gambaran tentang jenis
pelayanan yang diberikan kepada pasien selama di rumah sakit. Sebagai
contoh untuk pasien yang menjalani rawat jalan, ia akan mendapatkan
pelayanan, mulai dari pembelian karcis, pemeriksaan perawat/dokter,
penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotek dan sebagainya. Kemudian
dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan
baik.
a. Hudgins.
Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat jalan
menggunakan metode dari Hudgins, yaitu menetapkan standar
waktu pelayanan pasien rawat jalan, yaitu dalam Tabel 9.4.

Tabel 9.4 Standar waktu pelayanan pasien rawat jalan

Kegiatan
Lama waktu (menit) untuk pasien

Baru Lama

Pendaftaran 3 4

Pemeriksaan dokter 15 11

Pemeriksaan asisten 18 11
dokter

Penyuluhan 51 0
Laboratorium 5 7

Penghitungan menggunakan rumus:

rata−rata jam perawatan/hari ×jumlah rata−ratapasien/hari


jumlah jam kerja/hari

b. Douglas.
Untuk pasien rawat inap standar waktu pelayanan pasien rawat inap
sebagai berikut.
1. Perawatan minimal memerlukan waktu: 1−2 jam/24 jam.
2. Perawatan intermediet memerlukan waktu: 3−4 jam/24 jam.
3. Perawatan maksimal/total memerlukan waktu: 5−6 jam/24
jam.

Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori


tersebut adalah

1. Kategori I: perawatan mandiri.


a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti
mandi dan ganti pakaian.
b. Makan, dan minum dilakukan sendiri.
c. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
d. Observasi tanda vital setiap sif.
e. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
f. Persiapan prosedur pengobatan.
2. Kategori II: perawatan intermediate .
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum,
ambulasi.
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c. Pengobatan lebih dari satu kali.
d. Pakai kateter Foley.
e. Pasang infus intake-output dicatat.
f. Pengobatan perlu prosedur.
3. Kategori III: perawatan total.
a. Dibantu segala sesuatunya, posisi diatur.
b. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
c. Pemakaian slang NG.
d. Terapi intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.

Catatan:

 Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang


sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat
yang sama selama 22 hari;
 Setiap pasien minimal memenuhi 3
kriteria berdasarkan klasifikasi pasien;
 Bila hanya memenuhi satu kriteria maka pasien
dikelompokkan pada klasifikasi di
Douglas menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam
suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, di mana
masing-masing kategori mempunyai nilai standar per sif, yaitu dalam
tabel 9.5.

Tabel 9.5 Nilai Standar Jumlah Perawat per Sif Berdasarkan

Klasifikasi Pasien

Jumlah Klasifikasi Pasien


Pasien Minimal Parsial Total
P S M P S M P S M

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20


2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60

4. Metode Demand.
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang
memang nyata dilakukan oleh perawat. Setiap pasien yang masuk ruang
gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut:
a. Untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit.
b. Untuk kasus mendesak : 71,28 menit.
c. Untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit.

Hasil penelitian di RS Provinsi di Filipina, menghasilkan data


sebagaimana tercantum dalam tabel 9.6.

Tabel 9.6 Rata-rata jam perawatan yang dibutuhkan selama 24 jam

Jenis Pelayanan Rata-rata jam perawatan/hari/pasien


Nonbedah 3,4

Bedah 3,5

Campuran bedah dan 3,5


nonbedah
Postpartum 3

2,5
Bayi baru lahir
4.Metode Gilles.

a. Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan adalah:


A×B×C 𝐹
=𝐺=H
(C –D)×E

Keterangan:

A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari

B = rata-rata jumlah pasien/hari

C = jumlah hari/tahun

D = jumlah hari libur masing-masing perawat

E = jumlah jam kerja masing-masing perawat

F = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun

G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun

H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

b. Jumlah tenaga yang bertugas setiap hari:


Rata − rata jam perawatan/hari x rata − rata jumlah jam perawatan/hari
Jumlah jam kerja efektif/hari

c. Asumsi jumlah cuti hamil 5% (usia subur) dari tenaga yang dibutuhkan
maka jumlah jam kerja yang hilang karena cuti hamil =
5% × jumlah hari cuti hamil × jumlah jam kerja/hari
Tambahan tenaga:
5% x jumlah tenaga x jumlah jam kerja cuti hamil
Jumlah jam kerja efektif/tahun

Catatan:

1) Jumlah hari takkerja/tahun.


Hari minggu (52 hari) + cuti tahunan (12 hari) + hari besar (12
hari) + cuti sakit/izin (10 hari) = 86 hari.
2) Jumlah hari kerja efektif/tahun.
Jumlah hari dalam 1 tahun – jumlah hari tak kerja = 365 – 86 =
279 hari.

3) Jumlah hari efektif/minggu = 279 : 7 = 40 minggu

Jumlah jam kerja perawat perminggu = 40 jam.

4) Cuti hamil = 12 × 6 = 72 hari.

5) Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus


ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan/cadangan).

6) Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu


dengan ketentuan. Proporsi dinas pagi 47%, sore 36%, dan malam
17%.

7) Kombinasi jumlah tenaga menurut Abdellah dan Levinne adalah


55% tenaga profesional dan 45% tenaga nonprofesional.

Prinsip perhitungan rumus Gillies:

Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk


pelayanan, yaitu sebagai berikut.

a. Perawatan langsung, adalah perawatan yang berhubungan dengan


pemenuhan kebutuhan pasien baik fisik, psikologis, sosial,
dan spiritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien pada
perawat dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu: self
care, partial care, total care dan intensive care.

Rata-rata kebutuhan perawatan langsung setiap pasien adalah


empat jam perhari. Adapun waktu perawatan berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien adalah:
1) Self care dibutuhkan ½ × 4 jam : 2 jam

2) Partial care dibutuhkan ¾ × 4 jam : 3 jam

3) Total care dibutuhkan 1−1½ × 4 jam : 4−6 jam

4) Intensive car e dibutuhkan 2 × 4 jam : 8 jam.

b. Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat


rencana perawatan, memasang/menyiapkan alat, konsultasi
dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan kesehatan,
melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha
Detroit = 38 menit/pasien/hari, sedangkan menurut Wolfe dan
Young = 60 menit/pasien/hari dan penelitian di Rumah Sakit John
Hopkins dibutuhkan 60 menit/pasien (Gillies, 1996).

c. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien meliputi:


aktivitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut
Mayer dalam Gillies (1996), waktu yang dibutuhkan untuk
pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ pasien/ hari.

5. Metode formulasi Nina.

Dalam metode ini terdapat lima tahapan dalam menghitung kebutuhan


tenaga.

a) Tahap I.
Dihitung A = jumlah jam perawatan pasien dalam 24 jam per
pasien.

b) Tahap II
Dihitung B = jumlah rata-rata jam perawatan untuk seluruh pasien
dalam satu hari.
B = A × tempat tidur.
c) Tahap III.
Dihitung C = jumlah jam perawatan seluruh pasien selama
setahun.
C = B × 365 hari.
d) Tahap IV
Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang
dibutuhkan selama setahun. D = C × BOR/80, 80 adalah nilai
tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.

e) Tahap V.
Didapatkan E = jumlah tenaga perawat yang diperlukan.
E = D/1878.
Angka 1878 didapatkan dari hari efektif per tahun (365 − 52 hari
minggu = 313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif per hari
(6 jam).

6. Metode hasil lokakarya keperawatan.

Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya Keperawatan


dengan mengubah satuan hari dengan minggu. Rumus untuk penghitungan
kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut.

Jam perawatan 24 jam × 7 (tempat tidur × BOR)


+ 25%
H𝑎ri kerja efektif × 40 jam

Formula ini memperhitungkan hari kerja efektif yaitu 41 minggu yang


dihitung dari: 365 − (52 hr minggu + 12 hari libur nasional + 12 hari cuti
tahunan) = 289 hari atau 41 minggu. Angka 7 pada rumus tersebut adalah
jumlah hari selama satu minggu. Nilai 40 jam didapat dari jumlah jam kerja
dalam seminggu. Tambahan 25% adalah untuk penyesuaian terhadap
produktivitas.

7. Menghitung tenaga perawat berdasarkan Full Time Equivalent (FTE).


Keputusan untuk penentuan jumlah dan jenis perawat adalah
berdasarkan pada populasi pasien yang mendapatkan perawatan, tingkat
pendidikan dan keterampilan perawat serta filosofi organisasi tentang
perawat dan perawatan pasien. Penentuan jumlah dan jenis perawat
dilakukan berdasarkan Full Time Equivalent (FTE). Konsep FTE
didasarkan bahwa seorang perawat bekerja penuh waktu dalam setahun,
artinya bekerja selama 40 jam/minggu atau 2.080 jam dalam periode 52
minggu. Jumlah waktu tersebut meliputi waktu produktif maupun
nonproduktif, sedangkan yang dipertimbangkan hanya waktu produktif yang
digunakan untuk perawatan pasien. Cara ini juga mempertimbangkan hari
perawatan dan klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungannya
karena akan memengaruhi jumlah jam perawatan yang dibutuhkan.

Contoh penghitungan FTE dan tenaga perawat:

Total beban kerja unit (W) atau jumlah jam kerja perawat dapat
ditentukan berdasarkan jumlah rerata jam perawatan dalam 24 jam (ACH)
dan hari perawatan pasien (PD) menggunakan rumus berikut.

5
W= (PDi × ACHi)

Keterangan:

W = Beban Kerja (Workload)

PD = Hari perawatan pasien ( Patient Days)

ACH= Rerata jumlah jam kerja perawat (Average Care Hours per 24 hours)

∑ = jumlah tingkat klasifikasi pasien

5 = konstanta sesuai tingkat klasifikasi pasien

Tabel 9.7 Rerata jam perawatan dan hari rawat pasien


Tingkat klasifikasi Rerata jam perawatan Proyeksi jumlah
pasien dalam 24 jam hari rawat pasien

1 3,5 1.500

2 5,0 2.500

3 9,0 3.000

4 13,0 2.100

5 17,5 1.100

Berdasarkan tabel hasil di atas dapat dihitung bahwa total beban kerja unit

adalah 91.300 jam.

Informasi tambahan yang didapatkan adalah:

a. 1 FTE = 2.080 jam

b. Persentase jam produktif perawat adalah 85% (jadi rerata jam produktif

adalah 1.768/FTE)

c. Tenaga perawat di unit ini dijadwalkan untuk bekerja sesuai standar yaitu

55% untuk sif siang dan 45% untuk sif malam

d. Kualifikasi tenaga perawat adalah 75% Registered Nurse (RN), 15% Licensed

Practical Nurse (LPN), 10% Nurse Assistants (NA).

Tenaga perawat keseluruhan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.


91300 jam yang dibutuhkan dalam setahun
= 51.64 FTE tenaga perawat yang
1769 jam produktif/FTE

dibutuhkan dalam satu tahun

Jumlah perawat yang dibutuhkan pada sif siang dan malam dihitung dengan
cara berikut.

a. Siang: 51,64 FTE × 55% = 28,4 FTE

b. Malam: 51,64 FTE × 45% = 23,2 FTE.

Jenis tenaga perawat yang dibutuhkan ditentukan dengan cara berikut:

a. Siang:
 RN: 28,4 × 75% =21,3
 LPN: 28,4 × 15% = 4,26
 NA: 28,4 × 10% = 2,84
b. Malam:
 RN: 23,2 × 75% = 17,4
 LPN: 23,2 × 15% = 3,48
 NA: 23,2 × 10% = 2,32.

8. Berdasarkan pengelompokan unit kerja dirumah sakit (Depkes, 2011).

Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus memperhatikan


unit kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat
pengelompokan unit kerja di rumah sakit sebagai berikut.

a. Rawat inap
Berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan:
 tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis
kasus;
 jumlah perawatan yang diperlukan/hari/pasien;
 jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari;
 jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam
per hari.

Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:

jumlah jam perawatan


jam kerja efektif per sif

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi

dengan hari libur/cuti/hari besar ( loss day).

Loss day =

jumlah hari minggu 1 tahun + cuti + hari besar


x Jumlah perawat tersedia
jumlah ℎari kerja efektif

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan

( non-nursing jobs ), seperti: membuat perincian pasien pulang,


kebersihan ruangan kebersihan alat-alat makan pasien dan lain-lain,
diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.

(Jumlah tenaga keperawatan + loss day ) × 25%

Jumlah tenaga: tenaga yang tersedia + faktor koreksi

 Tingkat ketergantungan pasien:


Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan
pada kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/kebidanan.
1) Asuhan keperawatan minimal (minimal care), dengan kriteria:
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri;
b) Makan dan minum dilakukan sendiri;
c) Ambulasi dengan pengawasan;
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap sif;
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
2) Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:
a) Kebersihan diri dibantu makan minum dibantu;
b) Observasi tanda-tanda vital setiap empat jam;
c) ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
3) Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:
a) Sebagian besar aktivitas dibantu;
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2–4 jam sekali;
c) terpasang kateter foley, intake dan output dicatat;
d) Terpasang infus;
e) pengobatan lebih dari sekali;
f) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
4) Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria:
a) segala aktivitas dibantu oleh perawat;
b) posisi pasien diatur dan observasi tanda-tanda vital setiap dua jam;
c) makan memerlukan NGT dan menggunakan suction ;
d) gelisah/disorientasi.

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:

Jumlah jam perawatan di ruangan hari


jam efektif perawat

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (factor

koreksi) dengan:

Hari libur/cuti/hari besar (loss day)

Loss day =

jumlah hari minggu dala dalam 1 tahun + cuti + hari besar


+ jumlah perawat yang
jumlah hari kerja efektif

diperlukan

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas


nonkeperawatan (non-nursing jobs) seperti contohnya: membuat
perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat
makan pasien, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan
keperawatan.

(Jumlah tenaga keperawatan + loss day ) × 25%

b. Jumlah tenaga untuk kamar operasi


1) Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi:
a) jumlah dan jenis operasi;
b) jumlah kamar operasi;
c) Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam per hari) pada
hari kerja;
d) Tugas perawat di kamar operasi: instrumentator, perawat
sirkulasi (2 orang/tim);
e) Tingkat ketergantungan pasien:
 Operasi besar: 5 jam/ operasi;
 Operasi sedang: 2 jam/operasi
 Operasi kecil: 1 jam /operasi.

Rumus:

(jumlah jam perawatan/hari Jumlah operasi) × Jumlah perawat dalam tim


jumlah jam kerja efektif/hari

c. Jumlah tenaga di ruang penerimaan


1) Ketergantungan pasien di ruang penerimaan: 15 menit
2) Ketergantungan di RR: 1 jam
jumlah jam perawatan × Rata − rata jumlah pasien/hari
jam kerja efektif/hari

Perhitungan di atas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi


dipersiapkan oleh CSSD

d. Jumlah tenaga di instalasi gawat darurat


Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:
1. Rata-rata jumlah pasien per hari

2. Jumlah jam perawatan per hari

3. Jam efektif per hari

𝑟𝑎𝑡𝑎 − rata jumlah pasien × Jumlah jam perawatan/hari


𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 efektif/hari

Ditambah lost day 86/279 × jumlah kebutuhan

e. Critical Care
Rata-rata jumlah pasien/hari = 10
Jumlah jam perawatan/hari = 12
rata rata jumlah pasien/hari × Jumlah jam perawatan
𝑗𝑎𝑚 kerja/hari

Ditambah lost day 86/279 × jumlah kebutuhan

f. Rawat Jalan
Jumlah pasien/hari = 100 orang
Jumlah jam perawatan/hari = 15 menit
rata rata jumlah pasien/hari × Jumlah jam perawatan/hari
jam efektif/hari (7 jam) × 60 menit

Ditambah koreksi 15%

g. Kamar Bersalin

Waktu pertolongan kala I−IV = 4 jam/pasien

Jam kerja efektif = 7 jam/hari

Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 orang

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 × 4 jam


7 jam/hari

Ditambah lost day.

Anda mungkin juga menyukai