International (JCI)
Tugas ini dibuat untuk memenuhi nilai salah satu mata kuliah Manajemen
Keperawatan
OLEH :
KELOMPOK 4
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Tentang Perencanaan Kepala Ruangan Berdasarkan Joint Commission International (JCI)”
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal. Terlepas dari semua itu, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan
kritikan dari Ibu Dosen dan saudara pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat maupun
inspirasi tehadap pembaca.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit merupakan bagian penting dari sistem kesehatan. Ruh sakit
sehatan. Ruh sakit menyediakan menyediakan pelayanan pelayanan kuratif komplek,
kuratif komplek, pelayanan g pelayanan gawat darurat, p awat darurat, pusat alih usat
alih pengetahuan pengetahuan dan tekno dan teknologi dan logi dan berfungsi sebagai
pusat rujukan. Rumah sakit harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan sesuai
dengan harapan pelanggan untuk meningkatkan kepuasan pemakai jasa. Dalam Undang
– Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Pasal 29 huruf sal 29 huruf b
menyebutkan bahwa b menyebutkan bahwa rumah sakit wajib memberikan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit, kemudian pada Pasal
40 ayat (1) disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan pelayanan
rumah sakit wajib sakit wajib dilakukan dilakukan akreditasi secara akreditasi secara
berkala minimal berkala minimal tigatahun sek tigatahun sekali. Dari ali. Dari undang-
undang tersebut diatas akreditasi rumah sakit penting untuk dilakukan dengan alasan
agar mutu dan kualitas diintegrasikan dan dibudayakan kedalam sistem pelayanan di
rumah sakit ( Depkes, 2009 ).
Menurut Joint Comission International (JCI) Tahun 2011, akreditasi adalah
proses penilaian organisasi pelayanan kesehatan dalam penilaian organisasi pelayanan
kesehatan dalam hal ini rumah sakit utamanya rumah sakit non ini rumah sakit
utamanya rumah sakit non pemerintah, oleh pemerintah, oleh lembaga akreditasi
lembaga akreditasi internasional berdasarkan internasional berdasarkan standar
internasional y standar internasional yang telah ang telah ditetapkan. Akreditasi disusun
untuk meningkatkan keamanan dan kualitas pelayanan kesehatan.
Joint Commission International (JCI) merupakan lembaga akreditasi
internasional aga akreditasi internasional yang berwenang berwenang melakukan
melakukan akreditasi. akreditasi. Kementerian Kementerian Kesehatan Kesehatan
menetapkan menetapkan JCI sebagai sebagai lembaga lembaga atau badan yang dapat
melakukan akreditasi rumah sakit bertaraf Internasional yang ditetapkan bertaraf
1
Internasional yang ditetapkan dalam Keputusan Menkes dalam Keputusan Menkes No.
1195/MENKES/SK/VIII/2010 No. 1195/MENKES/SK/VIII/2010.
JCI didirikan tahun 1998 sebagai perpanjangan tangan untuk kawasan
internasional dari The Joint Commission (United States). JCI bermarkas di Amerika
Serikat. JCI telah bekerja sama dengan 80 menteri kesehatan di seluruh dunia.
Fokusnya ialah peningkatan pengawasan terhadap keamanan pasien dengan cara
memberikan sertifikasi akreditasi dan pendidikan untuk mengimplementasikan solusi
berkelanjutan berbagai organisasi pelayanan kesehatan Organisasi pelayanan kesehatan
itu meliputi rumah sakit, klinik, laboratorium klinik dan sebagainya
Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan
budaya kualitas di rumah sakit, sehingga senantiasa berusaha meningkatkan mutu dan
pelayanannya. Melalui proses akreditasi salah Melalui proses akreditasi salah satu
manfaatnya rum satu manfaatnya rumah sakit dapat meningkatkan kepe ah sakit dapat
meningkatkan kepercayaan rcayaan masyarakat bahwa rumah sakit menitikberatkan
sasarannya pada keselamatan pasien nnya pada keselamatan pasien dan mutu dan mutu
pelayan. pelayan. Standar Standar akreditasi akreditasi rumah sakit merupakan
merupakan upaya Kementrian Kementrian Kesehatan Kesehatan RI menyediakan suatu
perangkat yang mendorong rumah sakit senantiasa meningkatkan mutu dan keamanan
pelayanan. Dengan demikian rumah sakit harus menerapkan standar akreditasi rumah
sakit, termasuk standar-standar lain yang berlaku bagi rumah sakit sesuai dengan
penjabaran penjabaran dalam Standar dalam Standar Akreditasi Ru Akreditasi Rumah
Sak mah Sakit edisi it edisi 2011. Sesuai d Sesuai dengan standa engan standar
akreditasi r akreditasi rumah sakit, sebagai bagian peningkatan kinerja, rumah sakit
secara teratur melakukan penilaian terhadap isi dan kelengkapan berkas rekam medis
pasien (Depkes, 201 m medis pasien (Depkes, 2011 ).
Standar akreditasi rumah sakit merupakan upaya KementrianKesehatan RI
ntrianKesehatan RI menyediakan suatu menyediakan suatu perangkat perangkat yang
mendorong mendorong rumah sakit senantiasa senantiasa meningkatkan meningkatkan
mutu dan keamanan keamanan pelayanan. pelayanan. Dengan demikian demikian
rumah sakit harus menerapkan menerapkan standar standar akreditasi akreditasi rumah
sakit, termasuk standar - standar lain termasuk standar - standar lain yang berlaku bagi
r yang berlaku bagi rumah sakit sesuai dengan penjaba umah sakit sesuai dengan
penjabaran dalam ran dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit edisi 2011. Sesuai dengan
standar akreditasi rumah sakit, sebagai bagian peningkatan kinerja, rumah sakit secara
2
teratur melakukan penilaian terhadap isi dan kelengkapan berkas rekam medis pasien
( Depkes, 2011). Pelayanan yang bermutu bukan hanya pada bukan hanya pada
pelayanan medis pelayanan medis saja,tetapi saja,tetapi juga pada juga pada
penyelenggaraan rekam medis penyelenggaraan rekam medis yang menjadi salah satu
indikator mutu pelayanan rumah sakit yang dapat diketahui melalui kelengkapan
pengisian rekam medis.Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien. Pemanfaatan rekam medis dapat dipakai
sebagai pemeliharaan pemeliharaan kesehatan kesehatan dan pengobatan pengobatan
pasien, pasien, alat bukti dalam proses penegakan penegakan hukum, keperluan
pendidikan dan penelitian, dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan dan data statistik
kesehatan (Depkes, 2008).Sesuai dengan standar akreditasi rumah sakit, sebagai bagian
bagian peningkatan kinerja, peningkatan kinerja, rumah s rumah sakit secara teratur
teratur melakukan melakukan penilaian penilaian terhadap i terhadap isi dan
kelengkapan berkas rekam medis pasi kelengkapan berkas rekam medis pasien(Depkes,
2011) en(Depkes, 2011).
1.1 Rumusan Masalah
a. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
yaitu apa itu akreditasi JCI?
b. Bagaimana standar/kriteria penilaian pada tipe akreditasi JCI ?
c. Bagaimana mengidentifikasi perencanaan karu/ manajer keperawatan
berdasarkan akreditasi JCI
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akreditasi Joint Commission International (JCI)
Akreditasi JCI merupakan salah satu elemen penting bagi rumah sakit, karena dapat
menjadi bukti atas kualitas layanan yang diberikan kepada pasien. Joint Commission
International (JCI) merupakan lembaga akreditasi unggulan berskala internasional yang
ditujukan untuk sektor pelayanan kesehatan berskala Internasional. Lembaga ini telah berdiri
sejak tahun 1951 dan memiliki standar akreditasi yang telah diakui sejak tahun 1994.
Selain itu, akreditasi JCI juga berhasil menciptakan standar kualitas pelayanan
kesehatan yang seragam di lebih dari 100 negara, tersebar mulai dari Eropa, Asia, Afrika,
Amerika Selatan, hingga Timur Tengah. Maka dari itu, tidak mengherankan jika rumah sakit
yang telah memenuhi syarat akreditasi JCI biasanya dibanjiri oleh calon pasien, karena
memang kualitas layanannya telah diakui secara internasional.
Akan tetapi, belum semua rumah sakit atau klinik mengenal akreditasi JCI untuk rumah
sakit. Bahkan menurut laporan Bisnis.com pada tahun 2019 yang lalu menyebutkan, baru
sekitar 36 rumah sakit di Indonesia yang lolos akreditasi internasional, termasuk akreditasi JCI.
4
2.2 Tujuan dan Manfaat Akreditasi JCI
Tujuan akreditasi JCI adalah untuk menawarkan kepada masyarakat internasional
proses objektif untuk mengevaluasi organisasi pelayanan kesehatan yang berbasis standar
(Frelita, et.al, 2011).
Dengan memperoleh akreditasi JCI, tidak hanya terjadi peningkatan mutu layanan,
tetapi juga tercipta perubahan budaya dalam rumah sakit yang menjadikan pasien sebagai pusat
rumah sakit. Dengan kata lain pasien tidak hanya menjadi pihak yang menerima layanan
kesehatan tetapi ia juga menjadi bagian dari rencana pengobatannya. Perubahan budaya ini
merupakan suatu proses yang berkelanjutan, dengan akreditasi ini Rumah Sakit akan
menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan keselamatan pasien secara berkelanjutan.
2.3 Analisis Perencanaan Karu Akreditas JCI
5
tinggi
5. 2.Karu memastikan perwawat pelaksana
mengetahui obat high allert
6.
SIKP.4 Memastikan Lokasi 1.Karu memastikan bahwa perawat pelaksananya
Pembedahan Yang Benar, paham dengan bagaimana prosedur pemberian
Prosedur Yang Benar, tanda pada lokasi pembedahan, dengan prosedur
Pembedahan Pada Pasien Yang yang benar, serta pada orang yang benar.
Benar
6
intensif/khusus mempunyai bukti bahwa mereka
memenuhi kriteria untuk layanan tersebut.
4. Perawatan yang berkesinmabungan untuk
pasien
APKP 3 :Pemulangan, Rujukan 1. Buat resume medis pasien pulang dengan benar
dan lengkap.
dan Tindak-lanjut
7
pasien menjelang ajal dan keluarganya.
14. Asesmen awal mencakup penentuan
dibutuhkan atau tidaknya asesmen khusus
tambahan.
AP 2 : Semua pasien diases ulang 1. Para pasien diases ulang untuk merencanakan
dengan interval tertentu melanjutkan pengobatan atau pemulangan.
berdasarkan kondisi dan
pengobatan mereka untuk
mengetahui respons mereka
terhadap pengobatan
AP 3 : Individu yang memenuhi 1. Karu menetapkan Asesmen keperawatan
kualifikasi melaksanakan dilakukan oleh individu yang memenuhi
asesmen dan asesmen ulang kualifikasi untuk melakukannya.
2. Penilaian yang terintegrasi
3. Prioritas kebutuhan pasien ditetapkan
berdasarkan hasil penilaian.
AP 4 : Dokter, perawat serta 1. Karu mengedukasi perawat agar tidak
individu dan layanan lain yang membeda-bedakan perawatan antar pasien.
bertanggung jawab terhadap 2. Kebijakan dan prosedur memandu perawatan
perawatan pasien bekerja sama yang seragam dan mencerminkan undang-undang
untuk menganalisis dan dan peraturan yang relevan.
mengintegrasikan asesmen pasien 3. Karu membuat Perencanaan perawatan
terintegrasi dan terkoordinasi antara berbagai
jenis perawatan, departemen, danjawatan
4. Terdapat kebijakan dan prosedur untuk
memandu perawatan pasien keadaan darurat.
5. Karu memastian perawat bekerja sesuai SOP
yang telah ditetapkan
6. Karumemandu perawatan pasien lanjut usia,
orang dengan keterbatasan, anak-anak, dan
populasi pasien yang berisiko sesuai kebiajakan
dan prosedur
7. Karu memastikan makanan atau nutrisi, yang
sesuai untuk pasien, tersedia secara teratur
8. Karu mengingatkan perawat untuk
mengedukasi keluarga agar mengetahui batasan-
batasan makanan bagi pasien.
9. Makanan yang didapatkan oleh pasien dijamin
kebersihannya dan tidak terkontaminasi
10. Karu memastikan perawat pelaksana
memberikan terapi gizi kepada pasien dengan
risiko menderita gangguan gizi.
11. Karu berkolaborasi untuk merencanakan,
memberikan dan memantau terapi gizi.
12. Karu mengingatkan perawat pelaksana untuk
memantau dan mencatat respons pasien terhadap
terapi gizi yang diberikan.
8
No. Standar Analisis Perencanaan
4. Perawatan Pasien (PP)
StandarPP.1:
Kebijakan dan prosedur serta
undang-undang dan peraturan
yang berlaku memandu
keseragaman perawatan untuk
semua pasien.
StandarPP.2:
Terdapat suatu proses untuk
mengintegrasi dan
mengoordinasikan perawatan
yang diberikan kepada setiap
pasien.
Standar PP.4
Berbagai pilihan makanan yang
tepat untuk status gizi pasien dan
konsisten dengan perawatan
klinis pasien, tersedia secara
teratur.
9
4. Karu mendidik staf mengenai manajemen
nyeri.
10
asesmen praanestesi dan penilaian 2.Karu bertanggung jawab untuk
prainduksi memantau dan mengkaji semua layanan
anestesi.
11
keluarganya dalam keputusan
perawatan dan proses perawatan.
12
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Akreditasi internasional yaitu JCI (Joint Commission International). JCI
adalah suatu organisasi yang independent, nonprofit, dan bukan lembaga pemerintahan
yang berpusat di Amerika Serikat dan merupakan divisi dari Joint Commission
Resources (JCR) cabang dari The Joint Commission. Fokus dari akreditasi JCI
adalah keselamatan pasien (patient safety) yang tertuang dalam standart 6 Sasaran
Keselamatan Pasien. Akreditasi JCI merupakan salah satu elemen penting bagi rumah
sakit, karena dapat menjadi bukti atas kualitas layanan yang diberikan kepada pasien.
akreditasi JCI ini bertujuan untuk menawarkan kepada masyarakat internasional
proses objektif untuk mengevaluasi organisasi pelayanan kesehatan yang berbasis
standar
Sebagian besar standart 6 Sasaran Keselamatan Pasien diterapkan oleh perawat,
khususnya perawat di ruang rawat inap yang dituntut untuk selalu berinteraksi dengan
pasien. Koordinator perawat dapat menggunakan kepemimpinan transformasional
untuk mengkoordinir staf yang dipimpinnya sehingga care of patient (standar
pelayanan terhadap pasien) mampu dipertahankan secara maksimal. Koordinator
perawat dapat mengaplikasikan teori Watson dimana teori keperawatan Watson
menjelaskan 10 faktor carative caring sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama
manusia dalam proses perawatan dan ada unsur nilai moral, pengetahuan, dan spiritual
yang sangat berperan dalam interaksi sesama manusia.
3.2 Saran
Keperawatan merupakan profesi yang terus mengalami perubahan, fungsinya
lebih luas, baik sebagai pelaksana asuhan, pengelola, ahli, pendidik, maupun peneliti
keperawatan. Maka perawat profesional harus disiapkan dengan mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan. Maka dari itu sebagai calon perawat yang profesional,
perawat harus mulai menanamkan manajemen yang benar secara ilmu dan baik secara
etika dari sekarang dan memulai dari hal yang terkecil.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
A. PENGERTIAN AKREDITASI JOINT COMMISSION
INTERNATIONAL (JCI)
StandarPP.2:
Terdapat suatu proses untuk
mengintegrasi dan
mengoordinasikan perawatan
yang diberikan kepada setiap
pasien.
Standar PP.4
Berbagai pilihan makanan yang
tepat untuk status gizi pasien dan
konsisten dengan perawatan
klinis pasien, tersedia secara
teratur.