Anda di halaman 1dari 45

ASKEP LANSIA dengan GANGGUAN

SISTEM SENSORI PERSEPSI


By : Siti Yuli Harni
CBM (Case Based Method)
Waktu: 100 menit

 15 Menit: Pengantar
 40 menit: diskusi kelompok menggunakan
skenario (Breakout Room)
 1 kelompok terdiri dari:

 1 ketua, 1 sekretaris

 Metode diskusi: Brainstorming


 20 menit: pleno kelompok diskusi (Back to
Main Room)
 Feedback capaian pembelajaran dari
fasilitator
Instruksi kasus

1. Bagaimana anda menjelaskan tentang kondisi lansia pada kasus


di atas?
2. Identifikasi masalah yang terdapat dalam skenario baik yang
tersurat maupun yang tersirat dan mengemukakannya dalam
bentuk kalimat tanya
3. Mahasiswa menjawab pertanyaan yang telah di identifikasi pada
langkah 2 dengan menggunakan prior knowledge,
sehingga akan dihasilkan hipotesa atau penjelasan
4. Identifikasi data fokus pada kasus di atas
5. Tentukan 1 buah masalah keperawatan utama pada skenario
diatas
6. Buatlah rencana intervensi (poin-poinnya saja) untuk mengatasi
masalah keperawatan utama pada kasus diatas dengan
menggunakan pendekatan S3
8. Hasil analisa kasus disajikan dalam bentuk PPT
Kasus 1
Seorang perempuan berusia 64 tahun tinggal di panti sejak lima tahun
yang lalu. Klien mengalami penglihatan kabur dan gangguan gaya
berjalan. Klien mengatakan tidak berani berjalan jauh karena takut
jatuh disebabkan lingkungan sekitar panti yang berundak dan lantai
yang licin. Klien juga sulit beraktifitas karena keterbatasan melihat.
Kalau berjalan harus memakai tongkat dan kacamata. Klien
mengatakan pandangan mata kabur, kemerah-merahan dan silau jika
melihat cahaya atau lampu. Klien sering terbangun dimalam hari karena
BAK dan pernah hampir terjatuh saat terburu-buru ke kamar mandi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan inspeksi mata didapatkan gambaran
lensa mata yang berkabut.
Kasus 2
Seorang perempuan berusia 75 tahun tinggal di panti Werdha sejak 2
tahun yang lalu, mengeluh tidak dapat mendengar dengan jelas pada
kedua telinga, pasien mengatakan malu bertemu dengan sesama
penghuni panti karena takut menyinggung perasaan. Pasien sering
bicara dengan suara yang keras. Klien mengatakan kurang
pendengarannya sebagai hal yang wajar karena tua. Hasil
pemeriksaan telinga tampak kotor, test rinne negatif serta test weber
lateralisasi kiri.
Definisi
Sensori adalah stimulus atau
rangsangan yang datang
dari dalam maupun luar
tubuh. Stimulus tersebut
masuk kedalam tubuh
melalui organ sensori (panca Persepsi adalah daya mengenal
indera). barang, kualitas atau hubungan
serta perbedaan antar hal yang
terjadi melalui proses
mengamati, mengetahui dan
mengartikan setelah mendapat
rangsang melalui indera.
Hello!
Melalui panca indra, manusia
memperoleh informasi tentang
kondisi fisik dan lingkungan
yang berada disekitarnya.
Empat komponen penting pada sensori, yaitu:
 Stimulus (rangsangan)
 Reseptor
 Konduksi
 Persepsi

Organ Impuls
Stimulus Sel saraf
sensori saraf

Tingkat
kesadaran
Medula spinalis
Reaksi Persepsi Otak
Perubahan Morfologis dan Perubahan Fisiologis


No Perubahan Morfologis Perubahan Fisiologis
Penglihatan
1. Penurunan jaringan lemak disekitar mata Penurunanan Pengelihatan jarak dekat
2. Penurunan elastisitas dan tonus jaringan Penurunan koordinasi gerak bola mata

3. Penurunan kekuatan otot mata Distorsi bayangan

4. Penurunan ketajaman kornea Pandangan biru–merah


5. Degenerasi pada sklera, pupil, dan iris Comprimised night vision

6. Peningkatan frekuensi proses terjadinya penyakit Penurunan ketajaman mengenali warna hijau, biru
dan ungu

7. Peningkatan densitas dan rigiditas lensa Kesulitan mengenali benda yang bergerak

8. Perlambatan proses informasi dari sistem saraf pusat


Perubahan Morfologis dan Perubahan Fisiologis


No Perubahan Morfologis Perubahan Fisiologis

Pendengaran
1. Penurunan sel rambut koklea Kesulitan mendengar suara
berfrekuensi tinggi
2. Perubahan telinga dalam
Penurunan kemampuan membedakan
pola titik nada

3. Degenerasi pusat pendengaran Penurunan kemampuan dan


penerimaan bicara

4. Hilangnya fungsi neura transmiter Penurunan fungsi membedakan


ucapan
Perubahan Morfologis dan Perubahan Fisiologis


No Perubahan Morfologis Perubahan Fisiologis
Pengecapan
1. Penurunan kemampuan pengecapan Peningkatan nilai ambang untuk identitas
benda

Penciuman
2. Degenerasi sel sensorik mukosa hidung Penurunan sensitivitas nilai ambang terhadap
bau

Peraba

3. Penurunan kecepatan hantaran saraf  Penurunan respon terhadap stimulus taktil


 Penyimpangan persepsi nyeri
 Resiko terhadap bahaya termal yang
berlebihan
Masalah pada Sistem Sensori
Persepsi pada Lansia
Mata (Visual) Atau Penglihatan
NO Gangguan/ Masalah Penglihatan

1. Penurunan kemampuan penglihatan


Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah progesifitas dan pupil kekuningan
pada lensa mata, menurunnya vitous humor
2. ARMD (Age-related macular degeneration)
ARMD terjadi pada usia50-65 tahun dibeberapa kasus ini mengalami peningkatan macula berada
dibelakang lensa sedangkan macula sendiri berfungsi untuk ketajaman penglihatan dan penglihatan
warna
3. Glaukoma
Glaukoma adalah suatu keadaaan dimana tekanan mata seseorang demikian tinggi atau tidak normal
sehingga mengakibatkan kerusakan saraf optik dan mengakibatkan gangguan pada sebagian atau
seluruh lapang pandang atau buta
4. Katarak
Katarak adalah tertutupnya lensa mata sehingga pencahayaan di fokusing terganggu
(retina) katarak terjadi pada semua umur namun yang sering terjadi pada usia > 55 tahun
5. Entropi dan eutropi
Entropi dan eutropi terjadi pada lansia, kondisi ini tidak menyebabkan gangguan penglihatan namun
menyebabkan gangguan kenyamanan.
Telinga (Auditory) Atau Pendengaran
NO Gangguan/ Masalah Pendengaran

1. Gangguan pendengaran tipe konduktif


Gangguan bersifat mekanik, sebagai akibat dari kerusakan kanalis
auditorius, membran timpani atau tulang-tulang pendengaran.
2. Gangguan pendengaran tipe Sensori-Neural
Penyebab utama dari kelainan ini adalah kerusakan neuron akibat
bising dan lain-lain
3. Presbikusis
Hilangnya pendengaran terhadap nada murni berfrekwensi
tinggi.
4. Tinitus
Suatu bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau
rendah, bisa terus menerus atau intermiten
5. Persepsi Pendengaran Abnormal

6. Gangguan terhadap Lokalisasi suara


Hidung (Olfactory) atau Penciuman
 Masalah yang sering terjadi pada lansia adalah
gangguan pada penciuman terhadap bau-bauan.
 Kenikmatan makan akan didukung oleh indra
pembau, makan yang dibau akan merangsang
mukosa hidung untuk menghantar impuls ke otak
untuk menyimpulkan bahwa makan itu enak atau
tidak.
 Ini juga akan berpengaruh terhadap keinginan
pemenuhan nutrisi.
Lidah (Gustatory) atau Pengecapan
 Adanya iritasi yang kronis dari selaput
lendir, atropi indera pengecapan,
hilangnya sensitifitas dari syaraf
pengecap dilidah terutama rasa manis
dan asin,
 Hilangnya sensitivitas dari syaraf
pengecap.
Kulit (Tactile) atau Peraba
 Penurunan respon terhadap stimulus taktil
 Penyimpangan persepsi nyeri
 Resiko terhadap bahaya termal yang
berlebihan
ASKEP Lansia dengan Gangguan
Sensori Persepsi
PENGKAJIAN FOKUS
 Anamnesa : RKS, RKD, RKK
 Kaji semua faktor yang mempengaruhi fungsi
sensori: usia, obat-obatan, lingkungan, tingkat
kenyamanan, penyakit yg diderita, tindakan
medis, gangguan otak, gangguan mental.
 Kaji kebiasaan praktek kesehatan sehari-hari
 PF: Kaji fungsi sensori pada klien
Pengkajian fungsi penglihatan
 Kaji ketajaman penglihatan dengan
menggunakan “Snellen Chart test”
 Kaji refleks cahaya kornea
 Inspeksi konjungtiva, skelera, lensa:
warna, pola vaskuler, lesi, edema
Pengkajian fungsi pendengaran
 Inspeksi dan palpasi aurikula
 Pemeriksaan otoskopi: kaji kanalis,
serumen, objek asing, kondisi membran
timpani, lesi
 Kaji fungsi auditori: tes suara, bisikan
dan tes detik jam
 Tes Garpu Tala : Rinne & Weber test
Diagnosa Keperawatan
Masalah Keperawatan yg relevan dg gangguan
sistem muskuloskeletal pada lansia :

Gangguan sensori persepsi


Gangguan komunikasi verbal
Risiko jatuh
Risiko injury/ cedera
Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Gangguan citra tubuh
DX 1. Gangguan komunikasi verbal
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
SLKI: SIKI
 Sensory fungsional: hearing and vision Communication Enhancement
 Fear self control  Gunakan penerjemah jika diperlukan
Setelah dilakukan tindakan selama...klien dapat  Dorong klien untuk berkomunikasi secara
berkomunikasi dengan criteria hasil: perlahan dan untuk mengulangi permintaan
 Komunikasi: penerimaan,intreprestasi dan  Gunakan kartu baca, kertas, pensil, bahasa
ekspresi pesan lisan, tulisan, dan non verbal tubuh, gambar, daftar kosakata, computer
meningkat. dan lain-lain untuk memfasilitasi komunikasi
 Gerakan terkoordinasi: mampu dua arah yang optimal
mengkoordinasikan gerakan dengan  Beri anjuran kepada klien atau keluarga
menggunakan isyarat tentang penggunaan alat bantu bicara
 Mampu menajemen kemampuan fisik yang  Berikan pujian positif bila diberlukan
dimiliki  Anjurkan keluarga dan orang terdekat secara
 Mampu mengkomunikasikan kebutuhan teratur untuk memberi stimulus komunikasi
dengan lingkungan sosial
DX 2. Resiko Jatuh
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
SLKI: SIKI:
 Knowledge: Personal Safety Environmental Management safety
 Safety Behavior: Fall Prevention  Sediakan lingkungan yang aman untuk klien
 Safety Behavior: Physical Injury  Identifikasi kebutuhan keamanan klien, sesuai dengan
kondisi fisik dan fungsi kognitif klien dan riwayat
penyakit terdahulu klien
Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
selama....klien tidak mengalami trauma memindahkan perabotan)
dengan kriteria hasil:  Memasang side rail tempat tidur
Klien terbebas dari trauma fisik  Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
 Menempatkan saklar lampu ditempa yang mudah
dijangkau klien.
 Memberikan penerangan yang cukup
 Menganjurkan keluarga untuk menemani klien.
 Mengontrol lingkungan dari kebisingan
 Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
 Berikan penjelasan pada klien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit
DX 2. Resiko Injury
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
SLKI: SIKI:
 Risk Kontrol  Environment Management (Manajemen
lingkungan)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Sediakan lingkungan yang aman untuk klien
selama....Klien tidak mengalami injury dengan  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien,
criteria hasil: sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif
 Klien terbebas dari cedera pasien dan riwayat penyakit terdahulu klien.
 Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk  Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
mencegah injury/cedera (misalnya memindahkan perabotan)
 Klien mampu menjelaskan factor risiko dari  Memberikan penerangan yang cukup
lingkungan/perilaku personal  Menganjurkan keluarga untuk menemani
 Mampu memodifikasi gaya hidup untuk klien.
mencegah injury  Memindahkan barang-barang yang dapat
 Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada membahayakan
 Mampu mengenali perubahan status  Berikan penjelasan pada klien dan keluarga
kesehatan atau pengunjung adanya perubahan status
kesehatan dan penyebab penyakit.
Thanks!
Any questions?
You can find me at:
◦ @username
◦ user@mail.me
Free templates for all your presentation

Anda mungkin juga menyukai