Anda di halaman 1dari 24

PENDIRIAN USAHA BARU

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan

Oleh :

Kelompok 5 Genap A 2018

Nama anggota:

Hasby Yessiva (1811312032) Riska Andreni (1811312044)

Dania Alyani (1811312034) Hasfira Dwi Cira (1811312046)

Irma Yovita (1811312036) Annisa febriani (1811312048)

Rihadatul Nur (1811312038) Suci Dewi Damayanti (1811313002)

Adelia Sandra (1811312040) Mutiara Fitra (1811313004)

Dosen Pembimbing : Ns. Yuanita Ananda, M. Kep

Program Studi Sarjana Keperawatan


Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga tugas
Keperawatan Keluarga yang berjudul pendirian usaha baru ini dapat tersusun hingga
selesai.Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah bekontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.Harapan
penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pera pembaca,
untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 3 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHLUAN

1. Latar Belakang...............................................................................................1
2. Rumusan Masalah..........................................................................................1
3. Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Ide Mendirikan Usaha Baru..........................................................................3


2. Alasan Mendirikan Usaha.............................................................................4
3. Bidang Usaha................................................................................................4
4. Memulai Usaha............................................................................................7
5. Pengertian dan Jenis-Jenis Badan Usaha.....................................................8
6. Jenis-Jenis Izin Usaha..................................................................................10
7. Proses Pendirian Badan Usaha.....................................................................17
8. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Usaha..................................................18

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan....................................................................................................20
2. Saran..............................................................................................................20

DAFTAR PUSTKA...................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Melihat realita di zaman sekarang sangat sulit mencari pekerjaan, karena lowongan
pekerjaan lebih sedikit dibandingkan pencari pekerjaan. Di desa maupun di kota sama- sama sulit
mencari pekerjaan. Kami mencoba untuk meneliti cara mendirikan usaha, agar muncul  usaha-
usaha baru untuk para pencari kerja. Langkah pertama untuk mendirikan usaha yaitu dengan
mengetahui tata cara mendirikan suatu usaha baru. Maka dari itu kami memilih judul
makalah “CARA MENDIRIKAN USAHA“  untuk memperdalam materi kewirausahaan.

Beberapa penelitian telah berusaha mencoba untuk menemukan tempat bermulanya ide
pendirian bisnis berskala kecil. National Federation of Independent Business Foundation,
menemukan bahwa “pengalaman kerja terdahulu” menyebabkan 45% ide baru. “Minat pribadi”
berjumlah 16% dari total penelitian, dan “munculnya kesempatan” berjumlah 11%.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut:
1.      Darimana Ide Mendirikan Bisnis Baru dapat kita peroleh?
2.      Apa Alasan-Alasan Mendirikan Usaha Baru?
3.      Bagaimana Memulai Usaha?
4.      Bidang Usaha apa yang ingin Dilakukan?
5.      Pengertian dan Jenis-Jenis Badan Usaha?
6.      Apa saja Jenis-Jenis Izin Usaha?
7.      Bagaimana Proses Pendirian Badan Usaha?
8.      Apa saja Faktor Penyebab Kegagalan Usaha?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Mahasiswa mengetahui Asal Ide Usaha Baru
2.      Mahasiswa mengetahui Alasan-Alasan Mendirikan Usaha Baru
3.      Mahasiswa mengetahui Cara Memulai Usaha
4.      Mahasiswa mengetahui Usaha Apa yang ingin dilakukan
5.      Mahasiswa mengetahui Pengertian dan Jenis-Jenis Usaha
6.      Mahasiswa mengetahui Proses Pendirian Badan Usaha
7.      Mahasiswa mengetahui Jenis-Jenis Izin Usaha
8.      Mahasiswa mengetahui Proses Pendirian Badan Usaha
9.      Mahasiswa mengetahui Faktor Penyebab Kegagalan Usaha

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ide Mendirikan Usaha Baru

Beberapa penelitian telah berusaha mencoba untuk menemukan tempat bermulanya ide
pendirian bisnis berskala kecil. National Federation of Independent Business Foundation,
menemukan bahwa “pengalaman kerja terdahulu” menyebabkan 45% ide baru. “Minat pribadi”
berjumlah 16% dari total penelitian, dan “munculnya kesempatan” berjumlah 11%.

Longenecker, et. all, (2001) mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian usaha
baru, perusahaan. Sumber ide awal tersebut dapat berasal dari:

a. Pengalaman Pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di rumah.
Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun sekarang seringkali membuat
seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki
pelayanan, menduplikasi konsep bisnis dalam lokasi berbeda.

b. Minat
Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis. Misalnya,
seorang murid yang suka berolahraga sky mungkin dapat memulai bisnis penyewaan alat-alat
sky. Dengan demikian, ia mendapatkan penghasilan dari kegiatan yang dia senangi.

c. Penemuan Secara Tidak Sengaja


Penemuan secara tidak sengaja melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas
(kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan yang
diinginkan secara tidak sengaja.

d. Relasi Atau Bisnis Keluarga


Ada pepatah bisnis adalah menjaga hubungan dan memperbanyak relasi. Relasi
adakalanya kerjasama yang akan memunculkan ide melakukan usaha baik secara bersama
maupun mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka tidak suka, mau tidak mau, anak dan

3
keluarga akan merasakan susah-enaknya berbisnis. Sekali waktu anak dan anggota keluarga akan
menemukan ide bisnis yang kadang apabila diterapkan akan berjalan.

e. Pencarian Ide Dengan Penuh Pertimbangan


Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk
menemukan ide baru. Usaha pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna karena hal tersebut
merangsang kesiapan pikiran, contoh wirausaha yang berpikir serius mengenai ide bisnis baru
akan lebih dapat menerima ide baru dari berbagai sumber. Majalah dan tabloid lainnya
merupakan sumber yang bagus untuk memperoleh ide awal. Salah satu cara membangkitkan ide
awal adalah membaca tentang kreativitas wirausaha lain.

2.2 Alasan Mendirikan Usaha

Berikut ini beberapa alasan orang-orang ingin mendirikan usaha baru:

a. Menampilkan penemuan terbaru atau barang / jasa terbaru yang dikembangkan.

b. Mengambil keuntungan dari lokasi, peralatan, produk atau layanan, pekerjaan , pemasok, dan
bankir yang ideal.

c. Menghindari pendahuluan yang tidak diinginkan, kebijaksanaan proses, dan ikatan sah dari
perusahaan yang ada. Presiden, kebijakan, prosedur, komitmen hukum dari perusahaan yang
sudah ada yang tidak diinginkan.

2.3 Bidang Usaha

Sebelum memulai usaha, terlebih dahulu perlu pemilihan bidang yang ingin ditekuni.

Faktor – faktor untuk menentukan bidang usaha yang akan digeluti:

1. Minat atau bakat


Seseorang yang memilki minat dari dalam atau bakat dari keturunan akan lebih mudah
dan lebih cepat beradaptasi dalam mengembangkan usahanya.

4
2. Modal
Dalam arti sempit modal dapat dikatakan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahliaan
tertentu seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memilki modal uang untuk
menjalankan usaha.

3. Waktu
Setiap usaha memiliki masa yang berbeda – beda ada yang dalam jangka waktu pendek
adapula dalam jangka waktu menengah atau panjang.

4. Laba
Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya margin laba yang diinginkan.
Disamping itu dalam hal laba yang perlu dipertimbangkan adalah jangka waktu memperoleh laba
tersebut.

5. Pengalaman
Pengalaman ini merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukakn kesalahan dalm
menjalankan usaha nantinya.

Bidang usaha yang dapat digeluti untuk pemula sesuai dengan minat dan bakat, terutama
untuk usaha kecil dan menengah antara lain sbb :

1. Sektor kecantikan
Contohnya: salon dan spa.

2. Sektor keterampilan
Contohnya: service elektronik ( TV, kulkas , radio, AC), Service mesin motor.

3. Sektor Konsultan
Contohnya: konsultan manajemen, konsultan hukum, konsultan psikiater dan konsultan
lainnya.

4. Sektor Industri.
Sektor industri akan menghasilkan suatu produk olahan. Untuk usaha kecil dan menengah
misalnya membuka pabrik makanan.

5. Sektor Tambang
Sektor tambang dapat dilakukan untuk usaha kecil dan menengah seperti usaha
penambangan pasir.

5
6. Sektor Kelautan.
Usaha yang dapat dilakukan di sektor kelautan adalah usaha penangkapan ikan baik
untuk skala kecil maupun menengah.

7. Sektor Perikanan
Usaha disektor perikanan antara lain membuka usaha tambak ikan atau udang baik di air
tawar maupun di air laut, dan juga dapat membuka usaha pemancingan ikan dan budidaya ikan
hias.

8. Sektor Agribisnis
Usaha di agribisnis dapat dilakukan dengan membuka pertanian jangka pendek misalnya
usaha penanaman sayur mayur, jangka menengah misalnya penanaman buah-buahan dan jangka
panjang misalnya penanaman palawija.

9. Sektor perdagangan.
Usaha di sektor perdagangan dapat dilakukan dengan membuka toko atau kios.

10. Sektor pendidikan.


Usaha disektor pendidikan dapat dilakukan dengan membuka lembaga penelitian atau
kursus-kursus dan mendirikan sekolah atau perguruan tinggi.

11. Sektor percetakan.


Usaha di sektor percetakan dapat dilakukan dengan membuka usaha fotocopy, sablon,
percetakan buku, majalah, koran, atau lainnya.

12. Sektor seni.


Usaha yang dapat dilakukan sektor seni antara lain mengerjakan seni lukis, musik, ukir,
atau menjadi penulis cerita.

13. Sektor kesehatan.


Usaha di sektor kesehatan dapat dilakukan dengan membuka klinik-klinik kesehatan,
praktik dokter bersama rumah sakit,dan apotik.

14. Sektor pariwisata


Usaha disektor pariwisata dapat dilakukan dengan membuka biro perjalanan. Usaha
wiasata membuka tempat penginapan dan tempat-tempat hiburan.

15. Sektor usaha lainnya.

6
2.4 Memulai Usaha

Ada lima sebab atau cara seseorang untuk mulai merintis usahanya, yaitu:

1. Faktor keluarga pengusaha;

2. Sengaja terjun menjadi pengusaha

3. Kerja sampingan (iseng)

4. Coba – coba

5. Terpaksa

Cara mulai usaha :

1. Mendirikan usaha baru


Seorang mulai usaha dengan mendirikan perusahaan yang baru. Dalam hal ini yang harus
dilakukan adalah mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan badan usaha, mulai dari
akte notaris sampai ke departemen kehakiman.

2. Membeli perusahaan
Usaha ini dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah ada. Pembelian usaha
dilakukan terhadap perusahaan yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidaka aktif, tetapi
masih memiliki badan usaha.

3. Kerja sama manajemen dengan sistem waralaba (franchising)


Model ini dikembangkan dengan memakai nama manajemen perusahaan lain. Perusahaan
pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor) dan perusahaan yang menggunakan
disebut franchise. Dukungan manajemen yang diberikan oleh franchisor berupa :

- Pemilihan lokasi usaha

- Bentuk bangunan

- Lay out gedung dan ruangan

- Peralatan yang diperlukan

- Pemilihan karyawan

- Penentuaan atau penyediaan bahan baku atau produk

- Iklan bersama

7
4. Mengembangkan usaha yang sudah ada
Pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada sebelumnya, baik
pengembangan berupa cabang atau penambahan kapasitas yang lebih besar.

2.5 Pengertian dan Jenis-Jenis Badan Usaha

Badan usaha adalah payung hukum yang membawahi usaha yang akan dijalankan.
Adapun badan hukum yang ada adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupaka usaha milik pribadi artinya modal dimiliki oleh
perseorangan. Kelebihan perusahaan perseorangan ini yaitu pendiriannya mudah, modalnya
relatif kecil, tidak diperlukan organisasi yang besar, semua wewenang keputusan manajemen ada
ditangan pemilik dan keuntungan sepenuhnya menjadi hak pemilik usaha. Kelemahan
perusahaan perseorangan ini adalah relatif sulit berkembang karena biasanya menggunakan
manajemen keluarga. Contoh perusahaan perseorangan ini adalah usaha dagang (UD) atau toko
bangunan (TB).

2. Firma(Fa)
Firma merupakan perusahaan yang pendiriannya dilakukan oleh dua orang atau lebih dan
menjalankan perusahaan atas nama perusahaan. Kelebihan firma adalah manajemen lebih baik
dan perolehan dana dari pihak luar relatif lebih mudah. Dan bertujuan untuk mencari keuntungan
semata. Kelebihan firma adalah jka salah satu pemilik firma tidak ada, akibatnya kelanjutan
usahanya menjadi tidak menentu.

3. Perseroan Komanditer
Perseroan komanditer merupakan persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan.
Tujuan pendirian perseroan komanditer adalah memberikan peluang bagi perseorangan untuk
ikut menanamkan modalnya dengan tanggung jawab terbatas. Kelebihan perusahaan jenis ini
adalah dalam hal tanggung jawab terutama bagi sekutu aktif dan pasif.

4. Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan beberapa orang. Berikut ini
beberapa jenis-jenis koperasi yang dapat kita dirikan yaitu:

1.) koperasi produksi;

2.) koperasi konsumsi;

3.) koperasi jasa;

8
4.) koperasi serbaguna usaha;

5.) koperasi fungsional dan golongan masyarakat tertentu.

6.) Yayasan (badan usaha yang tidak bertujuan mencari keuntungan, tetapi lebih menekankan
usahanya pada tujuan sosial).

6.Perseroan Terbatas(PT)
Perseroan terbatas atau yang lebih dikenal dengan nama PT adalah badan hukum yang
memiliki tanggung jawab terbatas. Jenis-jenis perseroan terbatas di indonesia dilihat dari dua
segi yaitu:

1. Segi kepemilikan, terdiri dari tiga jenis:

a. perseroan terbatas biasa


perseroan terbatas biasa adalah PT yang para pendiri, pemegang saham dan pengurusnya
warga negara indonesia dan badan hukum indonesia (dalam pengertian tidak ada modal asing)

b. perseroan terbatas terbuka


perseroan terbatas terbuka merupakan PT yang didirikan dalam rangka penanaman modal
dan dimungkinkan warga negara asing dan atau badan hukum asing mnenjadi pendiri, pemegang
saham, dan atu pengurusnya.

c. Perseroan terbatas (persero)


Perseroan terbatas merupakan PT yang dimiliki oleh pemerintah melalui Badan Usaha
Milik Negara (BUMN)

2. Segi status, dibagi dalam dua jenis, yaitu:

a. Perseroan Tertutup
Perseroan tertutup merupakan perseroan terbatas yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertentu dan tidak melakukan penawaran umum.

b. Perseroan Terbuka
Perseroan terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya
memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran umum, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal.

Modal perseroan terbatas terdiri dari tiga jenis berikut, yakni:

9
1. Modal dasar (authorized capital)
2. Modal ditempatkan atau dikeluarkan (issued capital)
3. Modal Setor (paid-up capital)

2.6 Jenis-Jenis Izin Usaha

Perizinan asaha dalah alat/ instumen untuk membina, mengarahkan, mengawasi, dan
menerbitkan penerbitan usaha. Dalam praktiknya, dokumen-dokumen yang diperlukan oleh
suatu usaha adalah:

1. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)


2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
3. Bukti diri
Di samping dokumen di atas, izin-izin perusahaan lainnya harus segera diurus sesuai
dengan bidang usahany, antara lain:

1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Departemen Perdagangan


2. Surat Izin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Departemen Perindustrian
3. Izin Domisili, diperoleh melalui kelurahan setempat dimana perusahaan itu berdiri.
4. Izin gangguan, yang dapat diperoleh melalui kelurahan setempat dimana perusahaan
berdomisili
5. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), diperoleh melalui pemerintah daerah setempat.

A. Prosedur Pengurusan Izin Usaha

Prosedur atau langkah-langkah dalam mendirikan usaha berbadan hokum, antara lain
embuat SITU (Surat Izin Tempat Usaha) dan HO (Surat Izin Gangguan), membuat SIUP (Surat
Izin Usaha Perdagangan), membuat NPWP (Nomor Induk Wajib Pajak), embuat TDP (Tanda
Paftar Perusahaan), membuat nomor rekening bank atas nama perusahaa, membat AMDAL
(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

1. Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO)
Surat Izin Tempat Usaha (SITU) merupakan pemberian izin tempat usaha yang kepada
seseorang atau badan usaha yang tidak menimbulkan gangguan atau kerusakan lingkungan di
lokasi tertentu. Sedangkan Surat Izin Gangguan (HO) adalah pemberian izin tempat usaha

10
kepada perusahaan atau badan di likasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, gangguan, atau
kerusakan lingkunagan. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Gangguan (HO/Hinder
Ordonantie) harus diperpanjang atau dadaftar setiap lima tahun sekali.

Langkah-langkah buntuk mendapatkan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin
Gangguan (HO), yaitu sebagai berikut.

a. Membuat surat izin tetangga


b. Membuat surat keterangan domisili perusahaan
Dokumen yang diperlukan untuk membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat
Izin Gangguan (HO), antara lain :

1) Fotocopy KTP permohonan


2) Foto permohonan ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 buah
3) Formulir isian lengkap dan sudah ditandatangani
4) Fotocopy pelunasan PBB tahun berjalan
5) Fotocopy IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
6) Fotocopy sertifikat tanah atau akta tanah
7) Denah lokasi tempat usaha
8) Surat pernyataan tidak keberatan dari tetangga (Izin Tetangga) yang diketahui RT/RW
9) Izin sewa atau kontrak
10) Surat keterangan domisili perusahaan
11) Fotocopy akta pendirian perusahaan dari notaris
12) Berita acara pemeriksaan lapangan

2. Membuat Nomor Rekening Perusahaan


Sebelum membuat akta pendirian perusahaan, notaris akan menanyakan berapa
presentase saham masing-masing pemilik. Oleh sebab itu harus melakukan hal berikut ini.

a. Membuat nomor rekening atas nama perusahaan


b. Melakukan setoran modal
c. Menyerahkan bukti setoran

11
3. Membuat Nama Logo dan Merek Perusahaan
Anda harus merancang dan mendesign identitas dari usaha terlebih dahulu, yang meliputi
:

a. Nama perusahaan
b. Logo perusahaan
c. Alamat perusahaan
d. Kartu nama dan tag line (slogan)
e. Kop surat dan dokumen-dokumen lainnya
f. Stempel perusahaan
g. Maksud dan tujuan usaha
h. Jumlah usaha
i. Susunan direksi dan komisaris (khusus untuk PT)

4. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Sudah menjadi ketetapam pemerintah bahwa setiap wajib pajak baik individu maupun
pemilik perusahaan harus mempunyai Nomor Induk Wajib Pajak (NPWP). Apabila omset
penjualan mulai berkembang dan terus meningkat dalam jumlah tertentu diwajibkan
mendaftarkan perusahaan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan akan diberikan Nomor
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP). Wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri ke
Kantor Pelayanan Pajak akan dikenakan sanksi pidana sesuai pasal 39 Undang-Undang No. 16
Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajaknnya.

5. Membuat Akta Pendirian Perusahaan


Kesepakatan tersebut dituangkan dalam akta pendirian perusahaan yang dibuat dihadapan
notaries. Hal ini bertujuan untuk :

a. Menghindari terjadinya perselisihan


b. Memberikan penjelasan status kepemilikan perusahaan
c. Mencantumkan nilai saham (Presentase kepemilikan)
d. Mengetahui besarnya modal

12
Surat perizinan yang hanya ditandatangani diatas materai oleh RT/RW dianggap kuarang
sah dihadapan hukum.

Untuk membuat akta pendirian perusahaan diperlukan dokumen-dokumen berikut :

a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) para pendiri


b. Fotocopy Kartu Keluaraga (KK)
c. Fotocopy NPWP penanggung jawab
d. Foto penenggumng jawab pwerusahaan ukuran 3 x 4
e. Fotocopy lunas PBB tahun terakhir
f. Fotocopy surat kontrakan/ sewa kantor
g. Surat ketarangan domisili dari pengelola gadung
h. Surat keterangan domisili dari RT/RW
i. Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja, kursi, dan komputer)
Setelah mendapatkan akta pendirian perusahaan, harus mendaftarkan dan mengesahkan
perusahaan ke kementrian terkait, yaitu :

a. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia


b. Kementrian tenaga Kerja
c. Kementrian Perindustrian dan Kementrian Perdagangan
d. Kementrian Pekerjaan Umum

6. Membuat Surat Izin Usaha Perdgangan (SIUP)


Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36/M-
DAG/PER/9/2007 tantang penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat melakukan kegiatan usaha perdagangan yang
dikeluarakan instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan
tempat/domisili perusahaan. SIUP dapat di berikan kepada para wirausaha baik perseorangan,
CV, Pt, BUMN, firma, ataupun koperasi.

a. Pengklasifikasian SIUP
SIUP dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1) SIUP Kecil

13
2) SIUP Menengah
3) SIUP Besar

b. Proseder permohonan SIUP


1) Permohonan SIUP menengah dan SIUP kecil
2) Permohonan SIUP besar

c. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Perusahaan baik PT, CV, koperasai maupun perseorangan harus membawa dokumen
yang lengkap beserta copynya untuk pengurusan SIUP ke Dinas Perindustriandan Perdagangan
kota/ kabupaten.

Dokumen yang diperlukan antara lain :

1) Fotocopy akta notaris pendirian perusahaan


2) Fotocopy SK Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
3) Fotocopy NPWP
4) Fotocopy KTP pemilik
5) Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
6) Fotocopy KK
7) Fotocopy surat keterangan domisili perusahaan
8) Fotocopy surat kontrak/ sewa
9) Foto direktur utama/ pimpinan perusahaan ukuran 3 x 4
10) Neraca perusahaan

7. Membuat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar catatatan resmi sebagai bukti bahwa
perusahaan/ badan usaha talah melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tantang wajib daftar. Berdasarkan pasal 38 KUHD (Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang), akta pendirian perusahaan yang memuat anggaran dasar yang
sudah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Munusia Republik Indonesia,

14
harus didaftarkan di Panitera Pengadilan Negara sesuai domisili perusahaan, kemudian
diumumkan melalui Berita Negara.

a. Hal-hal yang perlu di daftarkan


1) Akta pendirian perusahaan
2) Akta perubahan anggaran dasar dan laporan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia
3) Akta perubahan anggaran dasar dan surat persetujuan Mentri Hukum dan hak Asasi Manusia
Republik Indinesia.
b. Prosedur permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
1) Permohonan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang berupa PT dan yayasan harus mendapatkn
pengesahaan dan persetujuan akta pendirian perusahaan dari Menteri Hukum dan hak Asai
Manusia terlebih dahulu.
2) Perusahaan mengambil formulir permihonan permohonan TDP
3) Perusahaan membayar biaya administrasi pendaftaran TDP sesuai dangan Surat Keputusan
Menteri Perdagangan No.286/Kep/II/85.
4) Petugas kantor pendaftaran perusahaan
c. Dokumen-dokmen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Dokumen yang diperlukan untuk pengurusan Tanda Daftar Perusahaan (TDP), antara lain
:

1) Untuk Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV)/ Firma (Fa) dan Koperasi
adalah sebagai berikut.

a. Formulir Isian
b. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan
c. Fotocopy Pengesahaan Akta
d. Asli dan Fotocopy Pengesahaan Akta Pendirian
e. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan
f. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha
g. Nomor Pokok Wajib Pajak
h. Fotocopy SIUP
i. Fotocopy KTP

15
j. Fotocopy akta Pendirian dan Pengesahan
k. Fotocopy KTP penanggung jawab koperasi
l. Bukti setor biaya administrasi
m. Fotocopy paspor jika pemilik WNA
2) Perusahaan Perorangan (PO)
a. Formulr Isian
b. Fotocopy Surat Keterangan Domisili Perusahaan
c. Fotocopy SIUP
d. Fotocopy KTP penanggung jawab
e. Fotocopy NPWP
f. Fotocopy Surat Izin Tempat Usaha (SIUP)

8. Membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkunagan)


Analisis Mengenai Dampak lingkunagan (AMDAL) adalah hasil kajian mengenai dampk
besra dan penting dari suatu kegiatan usaha yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang
digunakan untuk proses pengambilan keputusan mengenai penyelenggaraan kegiatan usaha di
idonesia.

a. Fungsi AMDAL
AMDAL digunakan untuk :

1) memberikan masukan erhadp penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan


hidup.
2) Memberikan informasi kepada masyarakat
3) Bahan informasi bagi perencanaan pembangunan wilayah.
4) Membantu proses pengambilan kerutusan
5) Memberikan masukan terhadap penyusunandesain

b. Dasar Hukum AMDAL


Beberapa peraturan yang menjadi dasar hukum AMDAL adalah :

16
1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL
2) Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 mengenai Ketentuan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 mengenai Pengendalian Pencemaran Air.
4) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL.
5) Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 mengenai Konversi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistem.
6) Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup No. B. 2335/MENLH/12/93, No. B.
2347/MENLH/12/93 mengenai kreteria usaha wajib AMDAL.
7) Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 mengenai tata ruang.

c. Pedoman Pelaksnaan AMDAL


1) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 006 mengenai penyusunan AMDAL
harus menggunakan pedoman Penyusunan AMDAL.
2) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang datar kegiatan
wajib AMDAL.
3) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 86 Thahun 2002
4) Kewenangan Penilaian didasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 40
Tahun 2000 tantang pedoman tata kerja komisi penilaian AMDAL.

d. Dokumen Yang Diperlukan Dalam Pengurusan AMDAL


Dalam pengurusan AMDAL, dokumen yang diperlukan adalah fotocopy NPWP, TDP,
KTP, SITU, dan denah lokasi perusahaan yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.

2.7 Proses Pendirian Badan Usaha

1. Mengadakan rapat umum pemegang saham


Rapat ini dilakukan untuk membicarakan pembentukan usaha yang menyangkut hak dan
kewajiban pemegang saham yang nantinya hasil rapat tersebut dibuatkan notulennya sebagai
bukti kesungguhan untuk mendirikan badan usaha.

2. Dibuatkan akta notaris

17
Di dalam akta notaris, dicantumkan nama-nama pendiri, komisaris, direksi, bidang usaha
dan tujuan perusahaan didirikan. Hal ini dibuatkan setelah diadakannya kesepakatan untuk
mendirikan suatu badan usaha.

3. Didaftarkan di pengadilan negeri


Selanjutnya, akta notaris ini akan didaftarka ke pengadilan negeri untuk mendapatkan
pengesahan sebagai badan hukum yang sah.

4. Diberitakan dalam lembaran negara


Badan usaha yang telah memperoleh legalitas dari Departemen Kehakiman akan diberitakan
dalam berita negara.

2.8 Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Usaha

Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan terhadap hasil yang dicapai
meskipun telah dilakukan studi dan perhitungan secara benar dan sempurna adalah sebagai
berikut:

1. Data dan informasi tidak lengkap


Pada saat melakukan perencanaan, data dan informasi yang disajikan kurang lengkap
sehingga hal-hal yang seharusnya menjadi penilaian tidak ada.

2. Salah perhitungan
Kegagalan dapat pula terjadi karena salah dalam melakukan perhitungan, misalnya rumus
atau cara menghitung yang digunakan salah sehingga hasil yang dikeluarkan tidak akurat.

3. Pelaksanaan pekerjaan salah


Dalam hal ini, para pelaksana usaha (manjemen) di lapangan tidak mengerjakan usaha
secara benar atau tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, kemungkinan usaha
tersebut gagal sangat besar.

4. Kondisi lingkungan
Misalnya saja, pada saat melakukan penelitian dan pengukuran semuanya sudah selesai
dengan tepat dan benar, namun dalam perjalanannya terjadi perubahan lingkungan, seperti
perubahan ekonomi, politik, hukum dan sosial, ataupun perilaku masyarakat.

18
5. Unsur sengaja
Kegagalan yang sangat fatal disebabkan oleh adanya faktor kesengajaan. Artinya,
karyawan sengaja membuat kesalahan yang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan
berbagai sebab.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Beberapa penelitian telah berusaha mencoba untuk menemukan tempat bermulanya ide
pendirian bisnis berskala kecil. National Federation of Independent Business Foundation,
menemukan bahwa “pengalaman kerja terdahulu” menyebabkan 45% ide baru. “Minat
pribadi” berjumlah 16% dari total penelitian, dan “munculnya kesempatan” berjumlah 11%.
Sumber awal pendirian usaha baru terdapat dari pengalaman pribadi, minat, penemuan
secara tidak sengaja, relasi atau bisnis keluarga, dan pencarian ide dengan penuh
pertimbangan.
Medirikan usaha harus mempunyai alas an atau visi dan misi tersendiri. Faktor-faktor
yang dapat menentukan bidang usaha, antara lain minat atau bakat, modal, waktu, laba, dan
pengalaman. Jenis badan usaha yang bisa dijalankan, antara lain perusahaan perseorangan,
firma, perseroan komanditer (CV), koperasi, yayasan, dan perseroan terbatas (PT).
Dalam membentuk badan usaha harus dilengkapi dengan prosedur yang tepat, seperti
Prosedur atau langkah-langkah dalam mendirikan usaha berbadan hokum, antara lain
embuat SITU (Surat Izin Tempat Usaha) dan HO (Surat Izin Gangguan), membuat SIUP
(Surat Izin Usaha Perdagangan), membuat NPWP (Nomor Induk Wajib Pajak), embuat TDP
(Tanda Paftar Perusahaan), membuat nomor rekening bank atas nama perusahaa, membat
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

3.2 Saran
Bagi pembaca diharapkan dapat mengerti mengenai materi pendirian usaha baru sehingga
dapat memulai atau mendirikan badan usaha yang baik dan benar.

20
DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2005). Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: PT Alfabeta.

Anoraga, P. (2002). Koperasi, Kewirausahaann Dan Usaha Kecil. Jakarta: Rineka Cipta.

Prof. Rhenalnd kasali, P. (2010). Modul Kewirausahaan . Bandung: Hikmah (PT Mizan Publika).

Lupiyoadi, R. (2004). Entrepreneurship from mindset to strategy. Depok: Universitas Indonesia.

http://noorlaila-lailamajnun.blogspot.com/2015/04/makalah-cara-mendirikan-usaha.html?m=1

Diakses pada tanggal 3 Februari 2021 pada jam 13.30

21

Anda mungkin juga menyukai