Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Makalah Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Cara memasuki dunia usaha, Merintis usaha baru, dan Profil usaha kecil
dan Pengembangan

Di Susun Oleh :

Kelompok 6

Suci Rahmah Ramadhani NIM 2120210013


Kelas
PIAUD 1

Dosen Pengampu : H.Adi Bahtiar,Lc,M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT., Karena dengan limpahan rahmat
dan berkat serta hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menuntaskan makalah
ini dengan judul Kewirausahaan. Semoga makalah ini dapat ditujukan sebagai
salah atu sumber informasi agar menambah wawasan para pembaca mengenai
materi ini. Penulis berharap, semoga makalah ini bisa membantu untuk
menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, maka
kedepannya penulis bisa memperbaiki bentuk maupun isi makalah menjadi lebih
baik lagi.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
berharap adanya saran dan kritik untuk perbaikan pada makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Palembang, Maret 2024

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar belakang......................................................................................... 1
B..Rumusan masalah....................................................................................1
C..Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kewirausahaaan.................................................................... 2
B..Cara Memasuki Dunia Usaha..................................................................3
C. Merintis Usaha Baru.............................................................................. 8
D. Profil Usaha Kecil Dan Pengembangan................................................ 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................. 14
B. Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai mana kita ketahui, untuk menjadi seorang wirausaha
atau kewirausahaan yang suksestidak hanya mempunyai keterampilan di
bidang usaha tertentu akan tetapi juga mempunyai kemauan dan
kemampuan (Jiwa Kewirausahaan). Mampu dalam menangkap ide peluang
peluang bisnis dan manajerialnya, cakap untuk bekerja, mengorganisir,
kreatif serta mempunyai kemamuan yang kuat untuk konsisten dan tidak
mudah menyerah (menyukai tantangan).
Selanjutnya adalah tahap memasuki dunia usaha, ada tiga cara untuk
memulai atau memasuki dunia usaha atau kewirausahaan yaitu merintis
usaha baru, membeli perusahaan yang sudah ada di pasar dan kerja sama
manajemen.
Sebelum kita membahas mengenai usaha baru dan model
pengembangannya, alangkah baiknya Kita mengetahui akan pengertian dan
tujuannya. Menurut Brown dan Protello, bisnis adalah suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, apabila
kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis inipun akan
meningkat pula perkembangannya dalam melayani masyarakat.
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan Pengertian Kewirausahaan?
2. Jelaskan Cara Memasuki Dunia Usaha?
3. Jelaskan Merintis Usaha Baru?
4. Jelaskan Profil Usaha Kecil Dan Pengembangan?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kewirausahaan?
2. Untuk Mengetahui Cara Memasuki Dunia Usaha?
3. Untuk Mengetahui Merintis Usaha Baru?
4. Untuk Mengetahui Profil Usaha Kecil Dan Pengembangan

1
BAB II
PEMBAHASAAN
A.Pengertian Kewirausahaan
Wirausaha adalah kemampuan kreatif, dan inovatif yang dijadikan
dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti
dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru ada dan berbeda melalui kreatif dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang menuju sukses.
Wirausaha bila ditinjau dari etimologi berasal dari kata ” wira ”
dan ”usaha” yang berarti berkemauan keras. Jadi seorang wirausaha dapat
diartikan sebagai berikut seorang yang berkemauan keras dalam
melakukan tindakan yang bermanfaat dan patut menjadi teladan hidup.
Pengertian wirausaha berdasarkan pendapat Stephen P. Robbins
dan Mary Coulter (2010, p46) adalah proses di mana seseorang atau
sekelompok orang menggunakan usaha dan sarana yang terorganisasi
untuk mengejar peluang guna menciptakan nilai dan bertumbuh dengan
memenuhi keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan,
Wirausaha merupakan orang yang mampu mengenali atau
membuat produk baru, menentukan cara baru dalam proses produksi,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta
mengatur permodalannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pengertian wirausaha sama dengan wiraswasta sesuai dengan
pengertian yang telah dipaparkan. Schumpeter (1994) wirausaha adalah
inovator: orang yang berkembang dengan ide dan mewujudkan ide
tersebut ke dalam usaha yang memiliki pertumbuhan yang tinggi.
Sedangkan Robbins & Coulter (2010) kewirausahaan merupakan suatu
proses suatu kelompok atau seseorang individu mengupayakan suatu hal
dengan sebuah inovasi & keunikan, tidak bergantung pada sumber daya
yang digunakan pada saat ini. Hal tersebut sebagai upaya untuk membaca
peluang dan menciptakan suatu nilai untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan.

2
Drs. Joko Untoro mendefenisikan bahwa kewirausahaan
merupakan suatu keberanian yang dimiliki seseorang dalam melakukan
berbagai upaya agar kebutuhan hidu bisa terpenuhi, menggunakan
kemampuan dan juga memanfaatkan potensi yang dimiliki agar bisa
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
B.Cara Memasuki Dunia Usaha
Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana usaha kecil
wirausaha dapat memilih dan melakukan tiga cara yang dapat dilakukan
oleh seseorang apabila ingin memulai suatu usaha atau memasuki dunia
usaha yaitu :
1. Merintis usaha baru (starting)
2. Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)
3. Kerjasama manajemen (franchising)
1. Merintis usaha baru (Starting)
Untuk masuk ke dalam dunia usaha, seseorang harus memiliki jiwa
wirausaha. Cara memasuki dunia usaha yang pertama adalah dengan
merintis usaha baru (starting). Metode ini terwujud dalam pembentukan
dan pendirian usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi,
manajemen. Karena bermula dari diri sendiri, maka pembahasan
mengenai metode ini adalah yang paling luas. Secara umum, ada 3 (tiga)
bentuk usaha baru yang dapat dirintis yaitu:
1. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang
dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau
lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan
atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
Sesuai dengan konsep kewirausahaan, telah dikemukakan bahwa untuk
memasuki dunia usaha (business) seseorang harus berjiwa wirausaha.
Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki
keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha

3
(business owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business
operator), ia harus memiliki:
a. Kecakapan untuk bekerja.
b. Kemampuan mengorganisir.
c. Kreatif.
d. Lebih menyukai tantangan.
Menurut hasil survei Peggy Lambing
a. Sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari
pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan
atau tempat-tempat profesional lainnya.
b. Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu
mengerjakannya dengan lebih baik berdasarkan pengalaman di
perusahaan sebelumnya.
c. Sebanyak 11% dari wirausaha yang disurvei memulai usaha untuk
memenuhi peluang pasar.
d. Sedangkan sisanya sebesar 31% lagi karena hobi.
Menurut Lambing, keunggulan dari perusahaan baru datang ke pasar adalah
dapat mengindentifikasi “kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”.
Selain itu, ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk
mencari peluang dengan mendirikan usaha baru
1. Pendekatan ”in-side out” atau ”idea generation” yaitu pendekatan
berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan
usaha. Contohnya: keterampilannya sendiri, kemampuan dan latar
belakang yang dapat menentukan jenis usaha yang akan dirintis.
2. Pendekatan ”the out-side in” atau “opportunity recognition” yaitu
pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu
perusahaan akan berhasil apabila merespon kebutuhan pasar sebagai
kunci keberhasilan. Contohnya yaitu melalui pengamatan lingkungan
(environment scanning).
Tahapan tahapan dalam merintis usaha baru adalah sebagai berikut:
a. Diawali dengan adanya ide.

4
b. Mencari sumber dana dan fasilitas barang, uang, dan orang.
c. Sumber dana bisa berasal dari badan keuangan/bank berupa kredit
atau orang yang bersedia sebagai penyandang dana.
d. Obyek bisnis memiliki pasar.
e. Memperhatikan peluang pasar sebelum produk diciptakan
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
a. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
1) Bidang usaha pertanian (agriculture)
Bidang usaha ini antara lain meliputi pertanian, kehutanan, perikanan,
dan perkebunan.
2) Bidang usaha pertambangan (mining)
Bidang usaha ini antara lain meliputi galian pasir, galian tanah, batu,
dan bata.
3) Bidang usaha pabrikasi (manufacturing)
Bidang usaha ini antara lain meliputi industri perakitan, sintesis.
4) Bidang usaha konstruksi
Bidang usaha ini antara lain meliputi konstruksi bangunan, jembatan,
pengairan, jalan raya.
5) Bidang usaha perdagangan (trade)
Bidang usaha ini antara lain meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-
impor.
6) Bidang jasa keuangan (financial service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi.
7) Bidang jasa perseorangan (personal service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi potong rambut, salon, laundry,
dan catering.
8) Bidang usaha jasa-jasa umum (public service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi pengangkutan, pergudangan,
wartel, dan distribusi.
9) Bidang usaha jasa wisata (tourism)

5
b. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih,diantaranya
perusahaan perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu
umum dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma. Berikut penjelasan
singkat dari bentuk – bentuk usaha tersebut:
1. Perusahaan Perorangan (sole proprietorship), yaitu suatu perusahaan
yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang.
2. Persekutuan (Partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh
dua orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu
perusahaan.
3. Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya
terdiri atas para pemegang saham (pesero/stockholder) yang
mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang
perusahaan sebesar modal disetor.
4. Firma, yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan
dibawah nama bersama. Bila untung maka keuntungan dibagi
bersama, bila rugi maka kerugian ditanggung bersama.
5. Tempat usaha yang akan dipilih
Seorang wirausaha yang mulai merintis usaha dari awal perlu
mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektivitas dalam menentukan
tempat usaha, di antaranya harus dapat menjawab beberapa
pertanyaan berikut:
1) Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen
atau pelanggan maupun pasar?
2) Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
3) Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya
seperti alat pengangkut dan jalan raya?

Terdapat beberapa alternatif yang bisa kita pilih untuk menentukan


lokasi atau tempat memulai usaha, yaitu :
1).Membangun bila ada tempat yang strategis.

6
2).Membeli atau menyewakan bila lebih strategis dan menguntungkan.
3).Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan.
2. Membeli perusahaan yang sudah didirikan (Buying)
Cara kedua yang bisa dilakukan oleh seseorang yang akan merintis usaha
baru adalah dengan membeli perusahaan telah didirikan atau dirintis dan
diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi usaha
yang sudah ada. Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli
perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru,
antara lain :
a. Resiko lebih rendah.
b. Lebih mudah dalam memasuki dunia usaha.
c. Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar.
Meskipun demikian, membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung
permasalahan, yaitu :
a. Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan
ukuran peluang pasar.
b. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan,
misalnya citra (image) atau reputasi perusahaan.
Seorang wirausahawan yang telah memutuskan akan membeli sebuah
perusahaan perlu memperhatikan langkah-langkah berikut ini :
a. Yakinlah bahwa anda tidak akan merintis usaha baru.
Pertimbangkanlah alasan membeli perusahaan ketimbang merintis
usaha-usaha baru atau Franchising.
b. Tentukan jenis perusahaan yang diinginkan dan apakah anda mampu
mengelolanya? Teguhkan kekuatan, kelemahan, tujuan,dan
kepribadian anda.
c. Pertimbangkan gaya hidup yang anda inginkan. Apa yang
diharapkan dari perusahaan tersebut : apakah uang, kebebasan, atau
fleksibilitas?
d. Pertimbangkan usaha yang diinginkan. Tempat yang bagaimana
yang anda inginkan?

7
e. Pertimbangkan kembali gaya hidup. Mungkin anda memiliki
perusahaan ini selamalamanya atau untuk kesenangan saja.
3. Kerjasama manajemen/waralaba (Franchising)
Cara ketiga dalam memasuki dunia usaha adalah kerjasama manajemen
atau yang biasa dikenal dengan istilah waralaba/franchising. Franchising
adalah suatu kerja sama antara entrepreneur (franchise) dengan perusahaan
besar (Franchisor) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli
untuk menyelenggarakan usaha. Secara sederhana, model usaha ini dapat
digambarkan sebagai kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan
cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk. Franchisor adalah
perusahaan induk, yaitu perusahaan yang memberi lisensi, sedangkan
franchise adalah perusahaan pembeli lisensi (penyalur atau dealer).
C.Merintis Usaha Baru
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, adalah
1. Bidang dan Jenis Usaha Yang Akan Dimasuki,
Adanya pengenalan jenis usaha, diharapkan dapat memperoleh
gambaran secra sederhana sehingga menjamin proses pencapaian tuuan
dan sasaran usaha yang telah direncanakan. Secara umum, bidang dan
jenis usahanya adalah;
Bidang agraris, yaitu kegiatan usaha yang meliputi: pertanian,
perikanan, perkebunan. Bidang ekstraktif, yaitu kegiatan usaha yang
bergerak dalam bidang pengumpulan hasil alam, seperti pertambangan,
penggalian bahan baku dalam bumi dan pengambilan hasil alam.Bidang
industri, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan
bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi, seperti
industri makanan, industri kayu dan industri tekstil.
2. Bentuk Usaha dan kepemilikan yang akan di pilih perusahaan
perseorangan (PO)
Bentuk usaha ini paling sederhana dan mudah
mengorganisasikannya karena pemiliknya hanya satu orang dan

8
langsung dikelola sendiri. Usaha persekutuan didirikan minimal dua
orang secara bersama membangun sebuah usaha dengan menjadi
pemilik bersama dari suatu perusahaan, dengan mengumpulkan
sejumlah kekayaan. Kekayaan yang dikumpulkan itu dapt berupa dana,
tenaga, keahlian dan sarana lain yang dapat menunjang jalannya usaha.
Keangotaan persekutuan terdiri dari dua kelompok, yaitu anggota pasif
persekutuan dan anggota aktif persekutuan.
Anggota pasif persekutuan, kedudukannya dalam usaha ini adalah
sebagai peserta yang hanya menyetorkan modal saja.
3. Tempat Usaha yang Akan Dipilih,
Para pengelola usaha sangat berkepentingan dalam mencari
tempat usaha yang strategis. Perusahaan yang akan didirikan sudah
barang tentu di tempat yang sangat potensial (strategis). Tempat usaha
harus berdekatan dengan tempat konsumen, agar dapat menjamin
penyerahan Barang yang mudah dan cepat .Tempat usaha yang strategis
adalah tempat atau letak perusahaan melakukan aktivitas berikut
pemasarannya, serta penjualan barang dagangan yang dapat
memberikan keuntungan besar. Selain itu, tempat usaha yang strategis
juga memiliki berbagai fasilitas, seperti; tempat parkir yang luas,
transportasi yang mudah dijangkau dan lancar.
4. Organisasi Usaha yang di pilih
Menurut George R. Terry, organisasi adalah mengalokasikan
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan antara kelompok kerja dan
menetapkan wewenang serta tanggungjawab masing-masing individu
yang bertanggungjawab untuk setiap komponen

D.Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya


1. Tahap Studi Kelayakan
Studi kelayakan usaha secara umum dapat dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Tahap Penemuan ide. Pada tahap ini wirausaha memiliki ide untuk
merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan

9
diidentifikasi. Misalnya peluang bisnis apa saja yang paling memberikan
keuntungan, yaitu: bisnis industri, perakitan, perdagangan, usaha jasa,
atau jenis usaha lainnya yang dianggap paling layak. Memformulasikan
Tujuan. Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi
dan misi bisnis yang hendak diemban setelah jenis bisnis tersebut
diidentifikasi? Apakah misinya untuk menciptakan barang dan jasa yang
sangat diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk
menciptakan keuntungan yang langgeng?
2. Tahap Analisis. Proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu
keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan
inidilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu
dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan
menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya dua,
yaitu dilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no go).
3. Tahap Keputusan. Langkah berikutnya adalah tahap mengambil
keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan atau tidak. Karena
menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko, maka
keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti
Pay Back Pe¬riod (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return, dan sebagainya
Setelah ide untuk memulai usaha muncul, maka langkah pertama yang harus
dilakukan adalah membuat perencanaan
Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue-print) yang
berisikan tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian
finansial, strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan
kemampuan serta keterampilan pengelolanya. Perencanaan usaha sebagai
persiapan awal memiliki dua fungsi penting, yaitu :

a. Sebagai pedoman mencapai keberhasilan manajemen usaha


b. Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang
bersumber dan luar.

2. Kekuatan dan kelemahan Usaha Kecil

Bebenapa kekuatan usaha kecil antara lain:

10
a. Memiliki kebebasan untuk bertindak. Bila ada perubahan, misalnya
perubahan produk baru, teknologi baru, dan perubahan mesin baru,
usaha kecil bisa bertindak dengan cepat untuk menyesuaikan dengan
keadaan yang berubah tersebut. Sedangkan, pada perusahaan besar,
tindakan cepat tersebut susah dilakukan.
b. Fleksibel. Perusahaan kecil sangat luwes, ia dapat menyesuaikan
dengan kebutuhan setempat. Bahan baku, tenaga kerja dan
pemasaran produk usaha kecil pada umumnya menggunakan
sumber-sumber setempat yang bersifat lokal. Beberapa perusahaan
kecil di antaranya menggunakan bahan baku dan tenaga kerja bukan
lokal yaitu menda-tangkan dari daerah lain atau impor.
c. Tidak mudah goncang. Karena bahan baku dan sumber daya lainnya
kebanyakan lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap
fluktuasi bahan baku impor. Bahkan bila bahan baku impor sangat
mahal sebagai akibat tingginya nilai mata uang asing, maka kenaikan
mata uang asing tersebut dapat dijadikan peluang dengan
memproduksi barang-barang untuk keperluan ekspor.

3. Kelemahan perusahaan kecil dua aspek, yaitu :


1. Aspek kelemahan struktural. Kelemahan dalam struktur perusahaan
misalnya kelemahan dalam bidang manajemen dan organisasi, kelemahan
dalam pengendalian mutu, kelemahan dalam mengadopsi dan penguasaan
teknologi, kesulitan mencari permodalan, tenaga kerja masih lokal, dan
terbatasnya akses pasar. Kelemahan faktor struktural yang satu saling
terkait dengan faktor yang lain kemudian membentuk lingkaran
ketergantungan yang tidak berujung pangkal dan membuat usaha kecil
terdominasi dan rentan.
Secara struktural, salah satu kelemahan usaha kecil yang paling
menonjol adalah kurangnya permodalan. Akibatnya terjadi
ketergantungan pada kekuatan pemilik modal. Karena pemilik modal juga
lebih menguasai sumber-sumber bahan baku dan dapat mengusahakan
bahan baku, maka pengusaha kecil memiliki ketergan-tungan pada
pemilik modal yang sekaligus penguasa bahan baku. Akibat dan
ketergantungan tersebut, otomatis harga jual produk yang dihasilkan
usaha kecil secara tidak langsung ditentukan oleh penguasa pasar dan
pemilik modal, maka terjadilah pasar monopsoni.

11
Dengan kondisi ini, maka batas keuntungan pengusaha kecil
ditentukan oleh batas harga jual produk dan batas harga beli bahan baku.
Terjadilah repatriasi keuntungan yang mengakibatkan permodalan usaha
kecil jumlahnya tetap kecil. Kondisi tersebut mengakibatkan
ketengantungan pengusaha kecil yang menjadi buruh pada perusahaan
sendiri dengan upah yang ditentukan oleh batas keuntungan dari pemilik
modal sekaligus penguasa pasar dan penguasa sumber-sumber bahan
baku.
2. Aspek kelemahan Kultural. Kelemahan kultural mengakibatkan
kelemahan struktural. Kelemahan kultural mengakibatkan kurangnya
akses informasi dan lemahnya berbagai persyaratan lain guna
memperoleh akses permodalan, pemasaran, dan bahan baku, seperti:

 Informasi peluang dan cara memasarkan produk.


 Informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah, dan
mudah didapat.
 Informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar
dalam menjalin hubungan kemitraan.
 Informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain,
kualitas, maupun kemasannya.
 Informasi untuk menambah sumber permodalan dengan
persyaratan yang terjangkau.

3. Pengembangan Usaha Kecil


Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan
manajemen modern tentang cara meraih keberhasilan usaha kecil dalam
mempertahankan eksistensinya secara dinamis. Dalam berbagai konsep
strategi bersaing dikemu-kakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan
sangat tergantung pada kemampuan internal. Untuk menghadapi kondisi
jangka panjang dan dinamis, perusahaan harus dikembangkan melalui
strategi yang berbasis pada pengembangan sumber daya internal secara
superior (internal resource-based strategy) untuk menciptakan kompetensi
inti (core competency).

Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional seperti sekarang ini, baik


teori dynamic strategy maupun teori resource-based strategy sangat relevan

12
bila khusus diterapkan dalam pemberdayaan usaha kecil. Menurut teori
resources-based strategy, agar perusahaan meraih keuntungan secara terus-
menerus, maka perusahaan harus mengutamakan kapabilitas internal yang
supe¬rior, yang tidak transparan, sukar ditiru atau dialihkan oleh pesaing
dan memberi daya saing jangka panjang (futuristik) yang kuat dan melebihi
tuntutan masa kini di pasar dan dalam situasi eksternal yang bergejolak.

Agar perusahaan kecil berhasil take-off, maka harus ada usaha khusus
yang diarahkan untuk survival, consolidation, control, planning, dan
expectation. Dalam tahapan ini diperlukan penguasaan manajemen, yaitu
mengubah pemilik sebagai pengusaha (owners as businessman) yang
merekrut tenaga dan diberi wewenang secara jelas. Perubahan yang dilakukan,
yaitu : bidang pemasaran harus mengubah getting customer menjadi improve
competitive situation, bidang keuangan tahap cash flow berubah menjadi
tahap tighten financial control, improve margin, and control cost, dan bidang
pendanaan usaha kecil harus sudah ventura capital (Yuyun Wirasasmita,1993:
2).

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tiga cara memasuki dunia usaha, ada 3, yaitu;
1. merintis usaha baru,
2. membeli perusahaan dari orang lain, dan
3. kerjasama manajemen.
Unsur yang harus diperhatikan dalam merintis perusahaan baru, diantaranya,
adalah;
1. bidang dan jenis usaha,
2. bentuk usaha dan kepemilikan perusahaan,
3. tempat usaha,
4. organisasi usaha,
5. jaminan usaha, dan
6. lingkungan usaha.
Bagaimana cara dan apapun bidang/jenis usaha yang akan kita masuki
pastilah memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu kita harus dapat
menentukan bidang dan jenis usaha apa yang akan kita mulai, apakah kita
mempunyai keahlian di bidang usaha yang akan kita masuki tersebut, agar
tidak mengalami kejadian yang fatal dikemudian hari, yaitu usaha yang kita
dirikan hancur atau berhenti begitu saja karena kita tidak memiliki
kompetensi di bidang usaha yang kita mulai.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini dapat mengetahuI Kewirausahaan agar
membantu dalam mengungkapkan Kewirausahaan Itu sangat penting karena
ini berfungsi untuk cara dan apapun bidang/jenis usaha yang akan kita
masuki, sehingga dapat tertata sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
diramcang sebelumnya Penu.lis menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, untuk
dapat menulis karya ilmiah yang lebih baik lagi kedepannya.

14
DAFTAR PUSAKA

Mardiyatmo. 2006, KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: Yudhistira.


Suryana, Kewirausahaan, Edisi 3, Bandung : Salemba Empat, 2006, hlm. 2-3
Schumpeter, J. A. (1994). Capitalism, Socialism and Democracy. Roudledge: Abingdon-on-
Thames
Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wirausaha Baru. Medan: Yayasan
Humoniora & Asian Community Trust (ACT).
Nurhasanah. 2019. Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
di Kelgkan Potensi AUD, Jurnal Manajemen, kepemimpinan, dan
supervise pendidikan Vol 2, No.1 Januari- Juni 2.
Sujana, I Wayan Cong. 2019. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Jurnal
Pendidikan Dasar: Colume 4 Nomor 1
Sule, Ernie Tisnawati dan Saefullah, Kurniawan. 2012. Pengantar Manajemen.
(Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai