DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9
DOSEN PEMBIMBING :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Patofisiologi
dan Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Masalah Sistem Neurologi :
Cedera Kepala.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan...............................................................................................16
4.2 Saran.........................................................................................................16
Daftar Pustaka.....................................................................................................17
Lampiran..............................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1. Dapat melakukan simulasi asuhan keperawatan pada anak dengan masalah
pada saluran sistem neurologi, dengan mengembangkan pola pikir kritis,
logis dan etis, menggunakan komunikasi terapeutik dan memperhatikan
1
aspek budaya, menghargai sumber-sumber etnik, agama atau faktor lain
dari setiap pasien yang unik.
2. Dapat mendemonstrasikan intervensi keperawatan baik mandiri maupun
kolaborasi pada anak dengan masalah pada sistem neurologi dengan
menerapkan konsep ilmu dasar keperawatan dan ilmu keperawatan dasar
sesuai SOP.
3. Dapat menjalankan fungsi advokasi bagi anak/keluarga untuk
mempertahankan hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk
dirinya.
2
BAB II
Kasus Pemicu :
Seorang anak umur 4 tahun berjalan di pinggir jalan tiba-tiba disambar oleh motor
yang dipacu kencang. Anak tersebut terlempar sekitar 4 meter dari posisi awal dan
kepalanya menabrak tiang listrik. Ada perdarahan pada area wajah pasien dan
pasien diduga ada fraktur pada daerah kepala.
3
seperti tingkat aktivitas yang tinggi, rasa ingin tahu, perkembangan motorik
yang belum sempurna serta kurang pengetahuan dan keterampilan membuat
kaputusan.
4
WOC
Trauma Kepala
Kerusakan
sel otak
6
1. Observasi 24 jam
2. Jika pasien masih muntah sementara dipuasakan terlebih dahulu.
3. Berikan terapi intravena bila ada indikasi.
4. Anak diistirahatkan atau tirah baring.
5. Profilaksis diberikan bila ada indikasi.
6. Pemberian obat - obat untuk vaskulasisasi.
7. Pemberian obat - obat analgetik
8. Melakukan teraoi seperti : fisioterapi, terapi saraf, terapi okupasi, terapi
wicara, terapi rekreasi.
9. Pembedahan bila ada indikasi, pembedahan seperti: membuka tulang
tengkorak, mengangkat bekuan darah (hematoma), memperbaiki tulang
tengkorak yang patah.
Penatalaksanaan dan pengobatan pada pasien cidera kepala juga dapat
dilakukan dengan cara:
1. Pada semua pasien dengan cedera kepala, lakukan foto tulang belakang servikal
kolar servikal baru dilepas setelah dipastikan bahwa seluruh tulang servikal C1 -
C7 normal.
2. Pada semua pasien dengan cedera kepala sedang berat, lakukan prosedur
berikut: pasang infuse dengan larutan normal salin (Nacl 0,9%).
3. Lakukan C1 Scan, pasien dengan cedera kepala ringan, sedang dan berat harus
dilakukan evaluasi adanya :
a. Hematoma epidural
b. Darah dalam subaraknoid dan infra ventrikel
c. Kontusio dan perdarahan jaringan otak
d. Edema cerebri
e. Obliteri sisterna perimesensefalik
4. Pada pasien yang koma
a. Elevasi kepala 30`
b. Hiperventilasi : Intubasi dan berikan ventilasi mandotorik
intermitten dengan kecepatan 16 - 20 kali/menit dengan volume
tidal 10 - 12 ml/kg
c. Berikan monitol 20% 19/kg intravena dalam 20 - 30 menit
7
d. Pasang kateter foley
e. Konsul bedah syaraf bila terdapat indikasi operasi
8
Sistem persepsi dan sensori (pemeriksaan panca indera: penglihatan,
pendengaran, penciuman, pengecap, dan perasa)
Sistem persarafan/neurologis (tingkat kesadaran/ nilai GCS, reflek
bicara, pupil, orientasi waktu dan tempat)
Sistem pernafasan (nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan kepatenan
jalan nafas)
Sistem kardiovaskuler (nilai TD, nadi dan irama, kualitas, dan
frekuensi)
Sistem gastrointestinal (nilai kemampuan menelan, nafsu makan/
minum, peristaltik, eliminasi)
Sistem integumen ( nilai warna, turgor, tekstur dari kulit, luka/ lesi)
Sistem reproduksi
Sistem perkemihan (nilai frekuensi b.a.k, volume b.a.k)
c. Pemeriksaan diagnostik yang dapat digunakan meliputi pemeriksaan sinar
X kepala, dan leher serta CT scan dan MRI. Prosedur tersebut dapat
mernberikan diagnostik yang lebih definitif mengenai keparahan dan tipe
trauma.
DIAGNOSA
NOC NIC
KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran Respon Ventilasi Manajemen Jalan Nafas
gas berhubungan dengan Mekanik (04112) (3140)
ketidak seimbangan
perfusi ventilasi dan Kriteria Hasil : Lakukan pengkajian
perubahan mebran Tingkat pernafasan terhadap jalan nafas klien
9
alveolar-kapiler (00030) (skala 5) Istirahatkan klien dalam
Kedalaman inspirasi posisi semifowler
(skala 5) Pertahankan oksigenasi
Kapasitas vital (skala NRM 8-10 l/mnt
5) Observasi ttv tiap jam
atau sesuai respon klien
Kolaborasi pemeriksaan
AGD
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan : Perifer Manajemen Sensasi Perifer
perfusi jaringan (0407) (2660)
serebral berhubungan
dengan peningkatan Kriteria Hasil : Ubah posisi klien secara
tekanan intra kranial Pengisian kapiler jari bertahap
(00201) (skala 5) Jaga suasana tenang
Pengisian kapiler jari Atur posisi klien bedrest
(skala 5) Kurangi cahaya ruangan
Kekuatan denyut nadi Tinggikan kepala
karotis (skala 5) Hindari rangsangan oral
Angkat kepala dengan hati
Awasi kecepatan tetesan
cairan infus
Berikan makan personde
sesuai jadwal
Konsulkan dengan dokter
untuk pemberian pelunak
feses bila diperlukan
dengan tepat
10
fisik (skala 5) efektif
Pastikan perawat
analgesik bagi pasien
dilakukan denga
pemantauan yang ketat
Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan
sampikan penerimaan
pasien terhadap nyeri
Berikan informasi
mengenai nyeri, seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
dirasakan, dan antisipasi
dari ketidaknyamanan
akibat prosedur.
Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyerinya
2.12 Evaluasi
11
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Ketidakefektifan S : Klien mengatakan sudah tidak lemas dan sesak
perfusi jaringan berkurang
serebral
O : GCS 14, terpasang oksigen 1 liter
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Nyeri akut S : Klien mengatakan nyeri berkurang
O : TD 110/80 mmHg, S 37ºC, RR 28x/menit, N :
82x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2.13
12
BAB III
ANALISIS JURNAL
Analisis
13
kurun waktu Juni 2012 sampai Mei 2013.
6. Hasil Penelitian Subjek 47 orang pasien TBI, 29 di antaranya
mendapatkan manitol dan 18 mendapat NaCl 3%.
Perbandingan antara kelompok manitol dan NaCl
3% tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna
secara statistik dalam hal lama rawatan [(5,79 +
4,37 hari) vs (6,00 + 4,20 hari);p=0,733],
mortalitas (44,44% vs 20,69%; p=0,083), dan
gangguan elektrolit (37,93% vs 33,33%).
7. Kesimpulan Tidak ada perbedaan dalam hal lama rawatan,
mortalitas dan gangguan elektrolit dengan
penggunaan manitol dan NaCl 3% sebagai agen
hiperosmolar pada pasien cedera kepala akibat
trauma.
Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan metode
prospektif dan jumlah sampel yang lebih besar.
8. Saran Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan metode
prospektif dan jumlah sampel yang lebih besar.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Cedera kepala atau cedera otak merupakan suatu gangguan traumatik dari
fungsi otak yang di sertai atau tanpa di sertai perdarahan innterstiil dalm
substansi otak tanpa di ikuti terputusnya kontinuitas otak.
Penyebab dari cedera kepala adalah adanya trauma pada kepala meliputi
trauma oleh benda/serpihan tulang yang menembus jaringan otak, efek dari
kekuatan atau energi yang diteruskan ke otak dan efek percepatan dan
perlambatan (ekselerasi-deselarasi) pada otak.
14
4.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Pierce A.G, Neil R.B. (2014). At A Glance Ilmu Bedah Ed.3. Surabaya. Airlangga
University Press.
16
LAMPIRAN
17
18
19