Anda di halaman 1dari 11

BAB 2

TINJAUAN TEORI

1. Definisi persalinan
Persalinan adalah proses ketika janin, plasenta dan membran dikeluarkan
melalui jalan lahir. (McCormick, Carol. 2009. Buku ajar bidan Myles. Jakarta :
EGC)
1.1 Kala I
1) Definisi kala I (fase laten dan fase aktif)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang
teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks
membuka lengkap (10 cm). Kala I persalinan terdiri atas dua fase,
yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten pada kala I persalinan :
Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap.
Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. Pada
umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
b. Fase aktif pada kala I persalinan :
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga
kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40
detik atau lebih).
Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau
10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1cm per jam
(nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1cm hingga 2 cm
(multipara).
Terjadi penurunan bagian terbawah janin. (buku acuan asuhan
persalinan normal 2008)

2) Kelainan yang sering terjadi pada kala I

1
a. Inertia uteri
b. Ketuban pecah dini
c. Gawat janin
d. Preeklamsia
e. Eklamsi
3) Peran bidan pada kala I normal maupun dengan kelainan
a. Anamnesis
 Mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan
kehamilan dan persalinan
 Digunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk
menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan
atau perawatan yang sesuai.
b. Pemeriksaan fisik
 Untuk menilai kondisi ibu dan janin serta tingkat
kenyamanan fisik ibu bersalin
 Hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk
membuat keputusan klinik, menegakkan diagnosis dan
mengembangkan rencana asuhan
c. Pemeriksaan abdomen
Sebelum melakukan pemeriksaan abdomen, pastikan dulu ibu
sudah mengosongkan kandung kemih. Pemeriksaan abdomen
digunakan untuk :
 Menentukan tinggi fundus uteri
 Memantau kontraksi uterus
 Memantau denyut jantung janin
 Menentukan presentasi
 Menentukan penurunan bagian terbawah janin

d. Periksa dalam

2
Minta ibu untuk berkemih dan mencuci area geitalia (jika
ibu belum melakukannya) dengan sabun dan air. Jelaskan pada ibu
setiap langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan .
tenteramkan hati dan anjurkan ibu untuk rileks. Pastikan privasi ibu
terjaga selama pemeriksaan dilakukan.
e. Mencatat dan mengkaji hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik
 Catat semua temuan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik
secara teliti dan lengkap
 Gunakan informasi yang ada untuk menentukan apakah ibu
sudah inpartu, tahapan dan fase persalinan.
 Tentukan ada tidaknya masalah atau penyulit yang harus
ditatalaksanakan secara khusus.
 Setiap kali selesai melakukan penilaian, lakukan kajian data
yang terkumpul, dan buat diagnosis berdasarkan informasi
tersebut.
 Jelaskan temuan, diagnosis dan rencana penatalaksanaan
kepada ibu dan keluarganya sehingga mereka mengerti
tentang tujuan asuhan yang akan diberikan.
f. Pengenalan dini terhadap masalah dan penyulit
Pada saat memberikan asuhan bagi ibu bersalin, penolong
harus selalu waspada terhadap kemungkinan timbulnya masalah
atau penyulit. Ingat bahwa menunda pemberian asuhan
kegawatdaruratan akan meningkatkan resiko kematian dan
kesakitan ibu dan bayi baru lahir.

1.2 Kala II
1) Definisi kala II termasuk lamanya kala II
Kala II diawali saat dilatasi servik lengkap dan diakhiri saat
anak sudah lahir. Lamanya kala II (sejak pembukaan lengkap
sampai lahir), rata-rata berlangsung 50 menit untuk nullipara, dan
20 menit pada multipara, tetapi hal ini dapat sangat bervariasi.
Kemampuan ibu untuk menggunakan otot-otot abdomennya dan

3
posisi bagian presentasi berpengaruh pada durasi kala II. Pada
literatur lain, lamanya kala II bisa berakhir sekitar 20 menit pada
multipara dan 2 jam pada primipara. atau bisa berlangsung rata-rata
1,5 jam pada primigravida dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
2) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Segera setelah bayi baru lahir dan tali pusat diikat, letakkan
bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung
ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung
setidaknya 1 jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu
sendiri. Bayi di beri topi dan diselimuti. Ayah atau keluarga dapat
memberi dukungan dan membantu ibu selama proses ini. Ibu
deberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk menyusu,
menolong bayi bila diperlukan.
3) Kelainan yang sering terjadi pada kala II
a. Inertia uteri
b. Inersia Uteri Primer
c. Inersia Uteri Sekunder
d. Ketuban pecah dini
e. Gawat janin
f. Preeklamsia
g. Eklamsi
4) Peran bidan pada kala II normal maupun dengan kelainan
Kala dua persalinan merupakan pekerjaan yang tersulit bagi
ibu. Suhu tubuh ibu akan meningkat. Ia mengedan selama
kontraksi dan ia kelelahan. Petugas harus mendukung ibu atas
usahanya untuk melahirkan bayinya. Berikut adalah tindakan yang
dilakukan selama kala dua pesalinan :
a. Memberi dukungan terus menerus kepada ibu
b. Menjaga kebersihan ibu
c. Massage
d. Memberikan dukungan mental
e. Mengatur posisi ibu agar nyaman

4
f. Menjaga kandung kemih tetap kosong
g. Memberikan cukup minum
h. Pemantauan DJJ
i. Melahirkan bayi
j. Mengeringkan dan menghangatkan bayi dari kepala sampai
seluruh tubuh
k. Merangsang bayi

1.3 Kala III :


1) Definisi kala III termasuk lamanya kala III
Kala III diawali dengan keluarnya bayi dari uterus dan diakhiri
dengan keluarnya plasenta. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat
sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat, dan
berisi plasenta yang menjadi tebal dua kali sebelumnya. Beberapa saat
kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10
menit seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan
lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simphisis / fundus
uteri. Kadang-kadang ada sebagian uri yang melekat pada dinding
rahim. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30’ setelah bayi lahir
(dapat ditunggu sampai 1 jam, tetapi tidak boleh ditunggu bila terjadi
banyak pendarahan atau bila ada riwayat perdarahan post partum, dan
sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan secara manual dan diberikan
uterus tonika. Hal ini juga dilakukan bila perdarahan sudah >500cc).
Kala uri ini merupakan waktu yang paling kritis untuk mencegah
perdarahan post partum.

2) Manajemen aktif kala III


Tujuannya untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif
sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan
mengurangi kehilangan darah kala tiga persalinan jika dibandingkan
dengan penatalaksanaan fisiologis
a. Keuntungan-keuntungan manajemen aktif kala tiga :

5
 Persalinan kala tiga yang lebih singkat
 Mengurangi jumlah kehilangan darah
 Mengurangi kejadian retensio plasenta
b. Manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama :
 Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama
setelah bayi lahir
 Melakukan peregangan tali pusat terkendali
 Masage fundus uteri
3) Kelainan yang sering terjadi pada kala III
a. Pendarahan post partum adalah perdarahan sebanyak 500 cc atau
lebih setelah kala III selesai. Pengukuran darah yang keluar sukar untuk
dilakukan secara tepat.
Perdarahan post partum dibagu menjadi dua :
 Perdarahan post partum dini, bila perdarahan terjadi dalam 24
jam pertama.
 Perdarahan post partum lambat, bila perdarahan terjadi
setalah 24 jam pertama.
b. Plasenta lahir spontan/dengan tindakan (plasenta manual)
c. Luka jalan lahir
Perlukaan jalan lahir karena persalinan, dapat mengenai vulva,
vagina dan uterus. Jenis perlukaan ringan berupa luka lecet, yang
berat berupa suatu robekan yang disertai perdarahan hebat. Laserasi
diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan, yaitu :
 Derajat satu : meliputi mukosa vagina, komisura posterior, dan
kulit perineum.
 Derajat dua : meliputi mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, dan otot perineum.
 Derajat tiga : meliputi mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot perineum dan otot sfingter ani
 Derajat empat : meliputi mukosa vagina, komisura posterior,
kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani dan dinding
depan rektum.

6
4) Peran bidan pada kala III normal maupun dengan kelainan
Asuhan untuk ibu harus diberikan berdasarkan pemahaman proses
fisiologis normal. Tindakan bidan dapat membantu mengurangi resiko
nyata perdarahan, infeksi, tertahannya plasenta di dalam uterus dan
syok, yang dapat meningkatkan morbiditas maternal dan bahkan
kematian. Kemampuan ibu untuk betahan terhadap komplikasi ini
sangat bergantung pada kondisi umumnya dan upaya menghindari
masalah pencetus yang menimbulkan kelemahan, misalnya anemia,
ketosis, keletihan, dan kerja uterus hipotonik yang memanjang.

1.4 Kala IV :
a. Definisi kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
b. Kelainan yang sering terjadi pada kala IV
Masa postpartum merupakan masa paling kritis untuk mencegah
kematian ibu, terutama kematian disebabkan karena perdarahan.
Selama kala empat, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada
jam pertama setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam
kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus
dipantau lebih sering.
Perdarahan post partum adalah perdarahan sebanyak 500 cc atau lebih
setelah kala III selesai. Pengukuran darah yang keluar sukar untuk
dilakukan secara tepat. Perdarahan postpartum di bagi menjadi :
a) Perdarahan postpartum dini bila perdarahan terjadi dalam 24 jam
pertama.
b) Perdarahan postpartum lambat bila perdarahan terjadi setelah 24
jam pertama.
Peran bidan pada kala IV normal maupun dengan kelainan
1) Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus untuk merangsang
uterus berkontraksi baik dan kuat.
2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan anda
secara melintang dengan pusat sebagai patokan.

7
3) Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
4) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau
episiotomi) perineum.
5) Evaluasi keadaan umum ibu.
6) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan
kala empat di bagian belakang partograf, segera setelah asuhan
di berikan

8
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS

Pada tanggal 7 juli 2016 pukul 13.50 WIB Ny. R, G1P0A0 hamil 40 minggu
> 3 hari, masuk kamar bersalin dengan keluhan mules – mules teratur sejak jam
06.00 WIB, sudah keluar darah lendir, belum keluar air ketuban, belum ada ada
rasa ingin meneran. KU : baik, kesadaran: composmentis, TD: 110/80 mmHg,
N: 85x/menit, S: 36,7°C, P: 21 x/menit, edema negatif, reflex patela positif.
Pemeriksaan obstetrik: fundus uteri 3 jari bawah px (33 cm), Denyut jantung janin
positif (+) 127-129 x/menit. Kontraksi uterus: tidak sempat dilakukan observasi.
Pukul 17.00 WIB, dilakukan pemeriksaan dalam atas dengan hasil portio
tidak teraba, pembukaan lengkap, kepala H2, posisi anterior, ketuban negatif,
Posisi ?. Pukul 10.45 bayi lahir dengan presentasi belakang kepala, jenis kelamin
perempuan, N/A 9/10, Pb 47 cm, BB 3100 gram. Pukul 17.10, plasenta lahir
lengkap, total perdarahan 150 cc. Grade II

9
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Ny. R masuk kekamar bersalin dengan usia kehamilan 40 miggu > 3 hari,
dalam kasus ini tidak terjadi kelainan atau masalah dalam proses persalinan.
Hasil pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital Ny R dalam batas
normal. Lama persalinan kala I 10 jam , kala II 25 menit, kala III 15 menit,
total lama persalinan 10 jam 35 menit. Menurut, Manuaba (2010), lama
persalinan pada primigravida adalah 12 jam sedangkan lam persalinan pada
multigravida 8 jam. Jadi pada kasus lama persalinan Ny. R dengan
multigravida pada teori tidak ada kesenjangan. Perdarah total pada proses
persalinan 150 cc, Menurut (Varney, 2008), perdarahan adalah kehilangan
darah selama proses persalinan sebanyak 500 cc. Dari kasus total perdarahan
yang terjadi pada Ny. P tidak termasuk dalam perdarahan dan dalam kasus
dan teori tidak ada kesenjangan

DAFTAR PUSTAKA

10
Manuaba, 2001, Kapita Selekta Penatalaksanaan Obstetri Ginekolog dan KB.
Jakarta : EGC penerbit Buku Kedokteran

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan , Edisi keempat . jakarta : P.T


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

11

Anda mungkin juga menyukai