Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan pada kala1 dimulai dari ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur,
adekuat, dan menyebabkan perubahan pada serviks sehingga mencapai pemukaan
lengkap. Pembagian persalinan lkala1 yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten dimulai
dari awal kontraksi hingga pembukaan 4cm dan tidak terlalu mulas. Fase aktif yaitu
kontraksi diatas 10 menit di mulai dari pembukaan 4 hingga lengkap, penurunan pada
bagian bawah janin.
Sebagai bidan, kita harus mampu memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan
ibu . pada kala 1 ibu memiliki banyak kebutuhan dasar oleh karena itu dalam makalah
ini kami mencoba menjelaskan kebutuhan dasar ibu bersalin pada kala1
Kala II persalinan dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II ditandai dengan:
1. His terkoordinasi ,kuat,cepat,da lebih lama,kira-kira 2-3 menit sekali
2. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot
dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengejan. Tekanan pada
rektum dan anus terbuka
B. Tujuan

Adapun tujuan Makalah ini di ajukan Agar Mahasiswi Kebidanan dapat Mengetahui
Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Pada Kala I
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kala I
1. Pengertian
Kala I atau kala pembukaan berlangsung dari pembukaan nol (0 cm) sampai
pembukaan lengkap (10 cm).kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam,
sedangkan multigravida sekitar 8 jam.berdasarkan kurva friedman, diperhitungkan
pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.
Kala I (pembukaan) dibagi menjadi dua fase, yakni:
a. Fase laten:
1) Pembukaan serviks berlangsung lambat
2) Pembukaan 0 sampai pembukaan 3 cm
3) Berlangsung dalam 7-8 jam
b. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi tiga subfase:
1) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam ,pembukaan menjadi 4 jam
2) Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam, pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 jam.
3) Periode deselerasi : berlangsung lambat,dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm atau lengkap
2. Dukungan Fisik dan Fisiologis
Lima kebutuhan wanita dalam persalinan antara lain :
a. Memberikan Asuhan Sayang Ibu
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan dapat menggugah emosi ibu
dan keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan
menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan
pengalaman yang menegangkan tersebut sebaiknya dilakukan melalui asuhan
sayang ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayinya.
Prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu adalah:
1) Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak dengan
tenang dan berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran
bayi, jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota
keluarganya, anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan
memberikan dukungannya.
2) Waspadai gejala atau tanda penyulit selama proses persalinan dan
lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan, siap dengan rencana
rujukan.

Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk :

1) Memberikan dukungan emosional


2) Membantu pengaturan posisi ibu
3) Memberikan cairan dan nutrisi
4) Keleluasan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur
5) Pencegahan infeksi.
b. Perawatan Fisik
Kebersihan dan kenyamanan, wanita yang sedang bersalin akan merasa sangat
panas dan berkeringat banyak. Bila memungkinkan ibu bisa mandi dan berganti
pakaian, atau bila idak cukup dengan menyeka tubuhnya dan mengganti
pakaianya. Baju yang bersih dan terbuat dari bahan katun akan membuat ibu
merasa nyaman. Mulunya bisa disegarkan dengan jalan menggosok gigi atau
mouthwash.
c. Mengatur Posisi
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan
melahirkan bayi serta anjurkan suamin dan pendamping lainnya untuk membantu
ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring, miring
atau merangkak.
3. Kebutuhan Cairan dan Nutrisi
Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, karna makanan
padat lebh lama tinggal dalam lambung dari pada makanan cair, sehingga proses
pencernaan berjalan lebih lambat selama persalinan. Bila ada pemberian obat, dapat
juga merangsang terjadinya mual muntah, yang biasa mengakibatkan terjadinya
aspirasi kedalam paru-paru.
Untuk mencegah dehidrasi, pasien boleh di beri minuman segar (jus buah, sup,
dll). Selama proses persalinan, namun bila mual atau muntah dapat diberikan cairan
RL.
4. Kebutuhan Eliminasi
Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses persalinan.
Demikian pula dengan jumlah dan waktu berkemih juga harus dicatat. Bila pasien
tidak mampu berkemih sendiri, dapat dilakukan katerisasi karena kandung kencing
yang penuh akan menghambat penurunan bagian terbawah janin. Selain itu, juga akan
meningkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali pasien, karena bersamaan
dengan munculnya kontraksi uterus.
Rectum yang penuh akan mengganggu penurunan bagian terbawah janin,
namun bila pasien mengatakan ingin BAB, bidan harus memastikan kemungkinan
adanya tanda dan gejala masuk pada kala II.
5. Pengurangan Rasa Nyeri
a. Nyeri dalam Persalinan
Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung saraf khusus.
Selama persalinan dan kelahiran pervaginam nyeri disebabkan oleh kontraksi
rahim, dilatasi serviks dan distensi perineum. Nyeri dari perineum berjalan
melewati serat saraf aferan somatic, terutama pada saraf pupendus dan mencapai
medulla spenalis. Selama bagian akhir dari kala I dan sepanjang kala II, impuls
nyeri bukan saja muncul dari rahim tetapi juga dari perineum saat bagian janin
melewati pelvis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa nyeri dalam persalinan:
1) Rasa takut atau kecemasan akan meninggikan respon individual pada rasa
sakit. Rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, rasa takut ditinggal
sendiri pada saat proses persalinan dan rasa takut atas kegagalan dalam
persalinan dapat meningkatkan kecemasan.
2) Kepribadian ibu berperan penting terhadap rasa sakit, ibu yang secara
alamiah tegas dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi stress
disbanding wanita yang rileks dan percaya diri.
3) Kelelahan, ibu yang sudah lelah selama beberapa jam persalinan, mungkin
sebelumnya sudah terganggu tidurnya oleh ketidak nyamanan dari akhir
masa kehamilannya. Akan kurang mampu mentolerir rasa sakit.
B. Kala II
1. Pengertian
Kala II atau disebut juga kala pengusiran dimulai dengan pembukaan lengkap
dari serviks (10 cm)dan berakhir dengan kelahiran bayi.
Kala II ditandai dengan :
a. His terkoordinasi,kuat,cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali
b. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengejan
c. Tekanan pada rektum dan anus terbuka,serta vulva membuka dan
perineum merenggang.
2. Memberikan Dukungan
Adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya
mencapai pertolongan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang
ibu dan sayang bayi. Berikan dukungan dan semangat pada ibu dan anggota
keluarganya. Jelaskan proses kelahiran dan kemajuan persalinan kepada ibu dan
keluarganya. Tenteramkan hati ibu selama kala II persalinan. Berikan bimbingan dan
bantuan jika memang diperlukan.
Saat bidan memberikan dukungan fisik dan psikologis dalam persalinan atau
membantu keluarga untuk memberikan dukungan persalinan, bidan harus melakukan
semua dengan cara yang bersifat sayang ibu meliputi hal sebagai berikut :
a. Aman. Sesuai dengan evidenced based dan memberikan sumbangan pada
keselamatan jiwa pasien.
b. Memungkinkan pasien merasa nyaman, aman secara psikologis merasa
didukung dan didengar.
c. Menghormati praktik-praktik budaya, keyakinan agama, serta hak pasien atau
keluarganya sebagai pengambil keputusan
d. Menggunakan cara pengobatan yang sederhana sebelum memakai teknologi
canggih
e. Memastikan bahwa informasi yang diberikan adekuat serta dapat dipahami oleh
pasien
3. Pengosongan kandung kemih
Sarankan ibu untuk sesering mungkin berkemih kandung kemih yang kosong
dapat menyebabkan nyeri pada bagian abdominal dan menyebabkan bagian terendah
dari janin sulit turun
4. Mengejan
Dorongan untuk mengejan dapat terjadi sebelum verteks terlihat.dulu untuk
menghemat upaya ibu dan memberi kesempatan ada jaringan vagina untuk meregang
secara pasif, ibu dianjurkan untuk menghindari mengejan aktif pada kala ini.
5. Menjaga kebersihan diri
Ibu dapat dianjurkan untuk membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air
kecil atau buang air besar,selain menjaga kemaluan tetap bersih dan kering. Hal ini
dapat menimbulkan kenyamanan dan relaksasi serta menurunkan resiko
infeksi.akumulasi antara darah haid (bloody show), keringat, cairan amnion (larutan
untuk pemeriksaan vagina), dan feses dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada ibu
bersalin.mandi dibak atau shower dapat menjadi sangat menyegarkan dan santai.ibu
dapat menjadi merasa sehat,tetapi bila fasilitasnya tidak memungkinkan ,mandi
ditempat tidur dapat menyegarkan ibu.
6. Kebersihan
Praktik terbaik pencegahan infeksi pada kala II persalinan diantaranya adalah
melakukan pembersihan vulva dan perineum menggunakan air matang (DTT).
Gunakan gulungan kapas atau kasa yang bersih, bersihkan mulai dari bagian atas
kearah bawa (dari bagian anterior vulva kearah rektum) untuk mencegah kontaminasi
tinja. Letakkan kain bersih dibawah bokong saat ibu mulai meneran.sediakan kain
bersih cadangan didekatnya. Jika keluar tinja saat ibu meneran, jelaskan bahwa hal itu
biasa terjadi.
7. Berendam
Air telah dihubungkan dengan persaan ‘sejahtera’ selama berabad-abad yang
lalu. Ketertarikan terhadap air sebagai medium persalinan dan kelahiran bayi kini
telah berkembang. Beberapa wanita memilih untuk menggunakan kolam hanyan
untuk berendam pada kala I persalinan dan beberapa ibu memilih untuk melahirkan
didalam air. Beberapa ibu telah mersakan betapa rileksnya mereka selama berada
dalam air.
Berendam dapat menjadi tindakan pendukung dan kenyamanan yang paling
menenangkan, bak yang disiapkan harus cukup dalam-dalam menampung air
sehingga ketinggian air dapat menutupi abdomen ibu bersalin.hal ini merupakan
bentuk hidrotrapi dan berdampak pada rasa gembira pada ibu.selain itu rasa tidak
nyaman dapat meredan dan kontraksi dapat dihasilkan selama ibu berendam.
8. Perawatan mulut
Selama aproses persalinan ,mulut ibu biasanya mengeluarkan nafas yang tidak
sedap ,bibir kering dan pecah-pecah,disertai tenggorokan kering. Hal ini dapat dialami
ibu terutama beberapa jam selama menjalani persalinan tanpa cairan oral dan
perawatan mulut.
Kondisi tersebut juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan dan tidak
menyenangkan bagi orang disekitarnya.
Apabila ibu dapat mencerna cairan selama persalinan ,hal-hal berikut dapat
dilakukan untuk menghindari ketidak nyamanan tersebut.
a. Menggosok gigi, ingatkan ibu bersalin untuk membawa sikat dan pasta
gigi kerumah sakit atau rumah bersalin untuk digunakan selam persalinan
b. Mencuci mulut,berikan produk pencuci mulut untuk menyegarkan nafas
c. Memberikan gliserin ,usapkan gliserin pada bibir untuk menghindari
kekeringan
d. Memberi permen atau gula-gula, permen dapat melembabkan mulut dan
tenggorokan. Sebaiknya anjurkan untuk mengonsumsi permen lolipop
untuk mencegah aspirasi

Sebagian ibu akan berteriak pada saat mengejan.hal ini dapat membantunya
melakukan koping terhadap kontraksi dan ia harus merasa bebas mengekspresikan
dirinya dengan cara ini.keyakinan dan pujian bidan membantu ibu meningkatkan
kepercayaan dirinya ,meyakinkan ibu bahwa ia dapat mengendalikan berbagai
peristiwa tersebut.suasana harus tenang dan tidak tergesa-gesa

6. Pengipasan
Ibu yang sedang dalam proses persalinan biasanya banyak mengeluarkan
keringat,bahkan pada ruang persalinan dengan kontrol suhu terbaik pun,mereka
mengeluh berkeringat pada saat tertentu.apabila tempat persalinan tidak menyediakan
pendingin ruang ,hal ini dapat menimbulakan rasa tidak nyaman dan sangat
menyengsarakan ibu bersalin.oleh karena itu,gunakan kipas atau dapat juga bila tidak
ada kipas,kertas atau lap dapat digunakan sebagai pengganti kipas.
7. Mengatur posisi dan kenyamanan ibu
Faktor penting saat wanita berada dalam persalinan adalah bukan saat ia
akhirnya melahirkan,tetapi tetap mampu bergerak dengan gelisah selama persalinan.
Mobilisasi membantu ibu untuk tetap merasa terkendali. Membiarkan ibu bersalin
untuk memilih posisi persalinan memiliki banyak keuntungan,seperit pengurangan
rasa tidak nyaman,trauma perineum,lebih mudah meneran,dan posisi juga merupakan
salah satu dasar yang memengaruhi keutuhan perineum. Oleh karena itu,ibu bersalin
harus diperbolehkan mengambil posisi pilihan sendiri saat persalinan.
Posisi yang diterapkan saat persalinan harus menghindari hipoksia pada
janin,menciptakan pola kontraksi uterus yang efisien,meningkatkan diameter pelvis,
memudahkan pengamtan janin,memberikan paparan perineum yang baik,
menyediakan daerah yang bersih untuk melahirkan, dan merasa nyaman. Pengaturan
posisi melibatkan juga penempatan bantal di bawah kepalanya untuk meningkatkan
relaksasi, mengurangi tekanan otot, dan mengeliminasi titik-titik tekanan.
a. Posisi Terlentang (Supine)
Posisi ini juga menyebabkan waktu persalinan menjadi lebih lama,
besar kemungkinan terjadinya laserasi perineum dan dapat mengakibatkan
kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
Dan juga menyebabkan beberapa hal seperti :
1) Dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan
aorta, vena cava inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga
menyebabkan suplai darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya
ibu dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress ataupun anoksia janin.
2) Ibu mengalami gangguan untuk bernafas.
3) Buang air kecil terganggu.
4) Mobilisasi ibu kurang bebas.
5) Ibu kurang semangat.
6) Resiko laserasi jalan lahir bertambah.
7) Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
8) Rasa nyeri yang bertambah
b. Posisi Duduk atau Setengah Duduk
Posisi ini akan membantu dalam penurunan janin dengan bantuan gravitasi
bumi untuk menurunkan janin kedalam panggul dan terus turun kedasar panggul.
Posisi berjongkok akan memaksimumkan sudut dalam lengkungan Carrus, yang
akan memungkinkan bahu besar dapat turun ke rongga panggul dan tidak
terhalang (macet) diatas simpisis pubis. Dalam posisi berjongkok ataupun
berdiri, seorang ibu bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dimana
kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian bawah
janin
c. Posisi Jongkok atau berdiri
Jongkok atau berdiri memudahkan penuran kepala janin, memperluas panggul
sebesar dua puluh delapan persen lebih besar pada pintu bawah panggul,
memperkuat dorongan meneran. Namun posisi ini beresiko terjadinya laserasi (
perlukaan jalan lahir). Dalam posisi berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa
lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dimana kandung kemih yang
penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian bawah janin.
d. Posisi berbaring miring kekiri
Posisi berbaring miring kekiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava
inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena
suplay oksigen tidak terganggu, dapat member suasana rileks bagi ibu yang
mengalami kecapekan dan dapat pencegahan terjadinya laserasi/robekan jalan
lahir.
e. Posisi Merangkak
Posisi ini akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan bisa mengurangi rasa
sakit punggung bagi ibu. Posisi merangkak sangat cocok
untuk persalinan dengan rasa sakit punggung, mempermudah janin dalam
melakukan rotasi serta peregangan pada perineum berkurang. Posisi
merangkak juga dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam ke
panggul.
Hal-hal berikut dapat juga mengurangi rasa nyeri pada ibu,seperti:
1) Anjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman bagi dirinya
2) Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk atau jongkok, berbaring miring atau
merangkak
3) Hindari menempatkan ibu pada posisi telentang atau supine karena dapat
terjadi supine hypotension syndrom
C. Kala III
1. Pengertian
Kala III atau kala pelepasan uri adalah periode yang dimulai ketika bayi
lahir dan berakhir pada saat plasenta seluruhnya sudah dilahirkan. Lama kala III pada
primigravida dan multigravida hampir sama berlangsung ± 10 menit.
2. Kebutuhan Ibu Pada Kala III
a. Ketertarikan ibu pada bayi.
Ibu mengamati bayinya, menanyakan apa jenis kelaminnya, jumlah jari-
jarinya dan mulai menyentuh bayi.
b. Perhatian pada dirinya.
Bidan perlu menjelaskan kondisi ibu, perlu penjaitan atau tidak, bimbinglah
tentang kelanjutan tindakan dan perawatan ibu.
c. Tertarik plasenta.
Bidan menjelaskan kondisi plasenta lahir lengkap atau tidak.
d. Dukungan mental dari bidan dan keluarga atau pendamping.
e. Penghargaan terhadap proses kelahiran janin yang telah dilalui
f. Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien yang sekarang dan tindakan apa
yang dilakukan
g. Bebas dari rasa risih akibat bagian bawah yang basah dari darah dan air ketuban
D. Kala IV
1. Pengertian
Dimulai dari lahir plasenta sampai 2 jam pertama postpartum untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap perdarahan postpartum.kala IV pada
primigravida dan multigravida sama-sama berlangsung selama 2 jam.
Obsevasi yang dilakukan pada kala IV meliputi:
a. Evaluasi uterus
b. Pemeriksaan dan evaluasi serviks, vagina, dan perineum
c. Pemeriksaan dan evaluasi plasenta, selaput, dan tali pusat
d. Penjahitan kembali episiotomi dan laserasi (jika ada)
e. Pemantauan dan evaluasi lanjut tanda vital, kontraksi uterus, lokea,
perdarahan, kandung kemih.
2. Kebutuhan Ibu Pada Kala IV
a. Hidrasi dan Nutrisi
Berika segera minum sebanyak yang pasien inginkan, karna saat ini ia merasa
haus akibat kelelahan dan penluaran keringat yang banyak saat persalinan.
Berikan pasien makan sesuai dengan menu yang ada saat ini.
b. Hygiene dan kenyamanan pasien
1) Rambut dirapikan
2) Wajah disekah dengan air hangat menggunakan handuk
3) Tidak perlu memakai breast holder (BH) karena sedang dilakukan proses IMD
(Inisiasi Menyusu Dini)
4) Alas diatas perlak diganti dengan yang bersih dan kering
5) Dibawah bokong dialasi under pad ( untuk menyerap darah sekaligus
menampung darah untuk memperkirakan jumlah darah yang keluar)
6) Jika pasien merasa gerah keluarga dapat membantu mengipasi pasien
c. Bimbingan dan dukungan untuk BAK
1) Yakinkalah pasien bahwa BAK sedini mungkin tidak akan mengganggu
proses penyembuhan jaitan perineum
2) Jelaskan bahwa menunda BAK dan pengaruhnya terhadap proses involusi
uterus
3) Damping pasien saat mengawali BAK paska persalinan
d. Informasi dan bimbinglah sejelas-jelasnya mengenai apa yang terjadi dengan
tubuhnya
e. Kehadiran bidan sebagai pendamping selama 2 jam paska persalinan serta
keluarga atau orang-orang terdekatnya
f. Dukungan untuk menjalin hubungan awal dengan bayinya terutama saat
pemberian asi awal
g. Posisi tubuh dan lingkungan yang aman setelah saat-saat berat menjalani
persalinan.
h. Tempat dan alas tidur yang bersih agar tidak terjadi infeksi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan dasar ibu bersalin kala 1, diantaranya : teknik relaksasi, persiapan
persalinan dan asuhan sayang ibu.
1. Teknik Relaksasi, Manfaat teknik relaxsasi : Mencegah otot-otot dari kelelahan
khususnya otot besar pada rahim, Menolong ibu mengatasi stress persalinan
sehingga lebih menikmati pengalamannya, Menolong menghemat energi,
Membantu ibu dalam berkomunikasi lebih efektif dengan orang-orang di
sekitarnya, Membantu bayi dalam kelahiran
2. Persiapan persalinan, meliputi : ruangan dan lingkungan, alat dan obat-obatan
3. Asuhan sayang ibu, meliputi : Memberikan dukungan emosional, pencegahan
infeksi,dll.

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia


dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia antara lain:

1. Penyakit yaitu keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan
pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
2. Hubungan keluarga; Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan
pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya.
3. Konsep diri
4. Tahap Perkembangan.
B. Saran
Kami mengetahui makalah kami ini jauh dari sempurna, karena di dunia ini tidak ada
yang sempurna, maka dari itu, kritik dan saran dari para dosen dan teman-teman sangat
kami harapkan, agar terciptanya makalah yang lebih baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Rohani, dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : salemba medika

Yeyeh rukyah, ai,dkk. 2009.asuhan kebidanan persalinan. Jakarta : trans info media.

suhan-sayang-ibu-sebagai-kebutuhan-dasar-persalinan/

Yulianti lia.2009.asuhan kebidanan II (Persalinan ).jakarta:TRANS INFO MEDIA

Sumarah, Widyastuti Yani, Wiyati Nining, (2008).Perawatan Ibu Bersalin(Asuhan Kebidanan


Pada Ibu Bersalin), Fitramaya.Yogyakarta.

Prawirohardjo, Sarwono, (2009).

Anda mungkin juga menyukai