Anda di halaman 1dari 25

Mastoiditis

Kelompok 2
1.anggi cornelia (PO7120322007)
2. Dhea Anggara (PO7120322028)
3. Novita Yanti (PO7120322012)
4.ismeiralda (PO7120322002)
5 putri Sukma Dewi (PO7120322038)
6.sulis malindah (PO7120322023)
7.Melani putri salsabila (PO7120322033)
8.Diva Adhe Berlian (PO7120322017)
Pengertian.....

Mastoiditis adalah inflamasi atau proses peradangan dari mastoid


air cells yang berada di tulang temporal. Karena mastoid
berdekatan dengan telinga tengah. Anak ataupun orang dewasa
dengan penyakit telinga tengah (otitis media) juga dapat
menyebabkan mastoiditis. Hal ini dikarenakan adanya hubungan
antara telinga tengah dan sel-sel mastoid. (Jurnal Riset Rumpun
Ilmu Kedokteran Vol.2, No.1, 2023)
Klasifikasi
mastoiditis

1.Mastoiditis Akut, terjadi secara tiba-tiba


dan berkembang dengan cepat. Biasanya
hilang dalam waktu satu bulan setelah
pengobatan dan tidak kambuh lagi
Klasifikasi
Mastioditis

2.Mastoiditis kronis dimana sel-sel udara


mastoid terjadi infeksi dalam jangka waktu yang
lama selama sebulan atau lebih bahkan tahunan
atau muncul kembali setelah pengobatan
antibiotik
Etiologi mastoiditis
Infeksi telinga bagian tengah, infeksi dan
nanah mengumpul di sel-sel mastoid,
mastoid dapat terjadi 2-3 minggu setelah
otitis media akut Menurut Reeves
(2001:19)
Patofisiologi...
Penyakit mastoiditis umumnya diawali dari otitis media yang
tidak ditangani dengan baik, peradangan dari rongga telinga
tengah menjalar ke tulang mastoid. Mastoiditis sendiri terbagi
menjadi dua bentuk jinal dan bentuk ganas. Pada bentuk ganas
peradangan dapat berlanjut ke dalam tulang tengkorak
(intrakranial) sehingga dapat menyebabkan meningitis serta
mungkin juga terjadi hidrosepalus.
WOC
Manifestasi Klinis
Mastoiditis
1.Demam biasanya yang hilang dan timbul
2.Nyeri cenderung menetap dan terasa seperti berdenyut-denyut, terletak
disekitar dan di dalam telinga, dan mengalami nyeri tekan pada mastoid
3.Gangguan pendengaran sampai dengan kehilangan pendengaran
4.Membran timpani menonjol beisi kulit yang telah rusak dan lemak
5.Keluarnya cairan yang melimpah melalui liang telinga dan berbau
6.adanya pembengkakan berwarna merah biasanya sebesar bola pingpong pada
bagian belakang telinga
Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Darah
2. Foto Mastoiditis
3. Kultur Bakteri Telinga
4. MRI
5. CT Scan
6. Radiologi
7. Tympanocintesis & Myringotomi
Penatalaksanaan medis

Memberikan antobiotik sistemik, diberikan beberapa minggu setelah


operasi tujuannya untuk mengurangi dan menghentikan infeksi contoh
antibiotik : ampicilin-sulbactam

Pembedahan Timponoplasti, yaitu rekonstruksi bedah pada


mekanisme pendengaran telinga tengah, dengan memperbaiki
membran tympani.

Pembedahan Mastoidektomi, yaitu pembedahan pada tulang mastoid.


Tujuan dilaukan mastoidektomi adalah untuk menghilangkan jaringan
infeksi, menciptakan telinga yang kering dan aman.
Penatalaksanaan Keperawatan

Perawatan pre operasi, mengajarkan kepada pasien mengenai proses operasi


secara sedarhana

Perawatan post operasi, mengurangi rasa nyeri pasien setelah operasi

Terapi konservatif, menasehati pasien untuk menjaga agar telinga tetap kering,
serta membersihkan telinga dengan penghisap secara hati-hati.

Pemberian bubuk atau obat tetes yang biasanya mengandung antibiotik dan
steroid
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
MASTOIDITIS
A. Pengkajian Analisa data
1. dentitas pasien a. Data subjektif : pasien mengeluh nyeri pada
2. Keluhan utama bagian belakang telinganya yang disebabkan
3. Riwayat kesehatan masa lalu karena adanya benjolan di belakang telinga
4. Riwayat kesehatan sekarang
5. Riwayat kesehatan keluarga b. Data objektif : belakang telinga pasien tampak
6. Data dasar pengkajian bengkak dengan ukuran sebesar bola tenis meja
a. TTV (TD, RR, N, T) berwarna sedikit kemerahan, pasien tampak
b. Kesadaran meringis dan menghindar ketika bagian yang
c. Pemeriksaan fisik head to toe bengkak ditekan, telinga pasien tampak
d. Nutrisi mengeluarkan cairan, kuliat pasien teraba hangat.
e. Perubahan gastrointestinal
f. Eliminasi
g. Aktivitas
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi) d.d pasien
mengeluh nyeri, pasien tampak meringis, bersikap protektif (mis. Posisi
menghindari nyeri)

2. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan pendengaran d.d tidak mampu


mendengar

3. Ansietas b.d kurang terpapar informasi d.d merasa bingung, merasa


khawatir dengan akibat dari kondisi yang sedang dihadapi
Perencanaan

1. Nyeri akut b.d agen pencedera


fisiologis (mis. Inflamasi) d.d pasien
mengeluh nyeri, pasien tampak meringis, SLKI : Setelah dilakukan intervensi
bersikap protektif (mis. Posisi keperawatan selama 3 x 24 jam maka
menghindari nyeri)
diharapkan tingkat nyeri menurun, ditandai
dengan kriteri hasil :
P : bengkak karena infeksi dalam telinga
- Keluhan nyeri menurun
Q : pasien mengatakan nyeri tersasa
- Meringis menurun
berdenyut denyut
R : pasien mengatakn nyeri tidak - Sikap protektif menurun
menyebar, dan hanya terasa di belakang
telinga
S : pasien mengatakan skala nyeri 5
Lanjutan...

SIKI : Manajemennyeri
• Observasi • Edukasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, intensitas Jelaskan penyebab nyeri
nyeri Jelaskan strategi meredakan nyeri
Identifikasi skala nyeri Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
Identifikasi repon nyeri nonverbal mengurangi rasa nyeri

• Terapeutik • Kolaborasi
Berikan teknik nonfarmakologis untuk Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
mengurangi rasa nyeri (mis. Kompres hangat)
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
strategi meredakan nyeri
Spo : pemberian kompres hangat
- Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir)
- Jelaskan tujuan dan langkah prosedur
- Siapkan alat yang diperlukan : sarung tangan bersih, alat kompres hangat, kain penutup
kompres
- Pilih alat kompres hangat yang nyaman dan mudah didapat misalnya kain atau handuk
- Periksa suhu alat kompres
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Pakai sarung tangan bersih
- Pilih lokasi kompres
- Balut alat kompres dengan kain, jika perlu
- Lakukan kompres hangat pada daerah yang sudah dipilih
- Hindari penggunaan kompres pada jaringan yang terpapar radiasi
- Rapihkan pasien dan alat-alat yang digunakan
- Lepaskan sarung tangan
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan respons pasien.
Perencanaan

2. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan pendengaran d.d tidak


mampu mendengar

• SLKI : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam,


maka diharapkan komunikai verbal meningkat, ditandai dengan kriteria
hasil :
Kemampuan mendengar meningkat
Kesesuaian ekspresi wajah/tubuh meningkat
SIKI : Promosi Komunikasi : Defisit Pendengaran

- Observasi
Periksa kemampuan pendengaran
Monitor akumulasi serumen berlebihan
Identifikasi metode komunikasi yang disukai pasien (mis.
Tulisan)
Edukasi
- Terapeutik Anjurkan menyampaikan pesan
Gunakan bahasa sederhana dengan isyarat
Verifikasi apa yang dikatakan atau ditulis pasien Anjurkan cara membersihkan
Berhadapan dengan pasien secara langsung selama serumen dengan tepat
berkomunikasi
Pertahankan kontak mata selama berkomunikasi
Hindari merokok, menunyah makanan atau permen karet,
dan menutup mulut saat berbicara
Hindari kebisingan saat berkomunikasi
Hindari berkomunikasi lebih dari 1 meter dengan pasien
Lakukan irigasi telinga, jika perlu
Pertahankan kebersihan telinga
SPO : Irigasi Telinga
- Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas (nama lengkap, tanggal lahir)
- Jelaskan tujuan dan langkah prosedur
- Siapkan bahan dan alat yang diperlukan : sarung tangan bersih, spuit 50 cc atau Sesuai kebutuhan,
baskom, handuk, bola kapas atau kasa, cairan irigasi, bengkok
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Pasang sarung tangan
- Jaga privasi dengan memasang tirai atau menutup pintu kamar
- Posisikan pasien duduk atau berbaring dengan kepala miring ke arah telinga yang akan diirigasi
- Tuangkan larutan irigasi ke dalam baskom
- Bersihkan daun telinga dan saluran telinga luar dengan kain kasa atau bola kapas
- Tarik spuit dengan cairan irigasi 50 cc, atau sesuai kebutuhan
- Tarik daun telinga dengan lembut ke arah atas dan belakang (pada dewasa dan anak >3 tahun) atau tarik
daun telinga ke arah bawah dan belakang (pada anak <3 tahun)
- Irigasi telinga dengan memasukkan cairan irigasi secara perlahan-lahan
- Lanjutkan irigasi sampai semua serumen atau debris telah hilang
- Keringkan aurikel dan berikan bola kapas pada meatus auditori, diamkan kapas selama 5-10 menit
- Rapihkan pasien dan alat-alat yang digunakan
- Lepaskan sarung tangan
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Dumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien.
Perencanaan

3. Ansietas b.d kurang terpapar informasi d.d merasa bingung, merasa khawatir
dengan akibat dari kondisi yang sedang dihadapi

• SLKI : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka


diharapakan tingkat ansietas menurun, ditandai dengan kriteria hasil :
- Vebalisasi kebingungan menurun
- Vebalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
SIKI : reduksi ansietas

- Observasi - Edukasi
Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Jelaskan prosedur, termsuk sensasi yang mungkin
Kondisi) dialami
Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
- Terapeutik
Anjurkan keluarga pasien tetap bersama pasien, jika
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan perlu
Temani pasien untuk mengurangi rasa kecemasan, Anjurkan mengungkapkan perasaan dan pesepsi
jika memungkinkan
Pahami situasi yang membuat ansietas - Kolaborasi
Dengarkan dengan penuh perhatian Kolaborasi pemberian obat anti
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan anastesia, jika perlu.
Motivasi mengidentifikasi situasi yag memicu
kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Spo : pemberian redukasi ansietas

- Identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas (nama lengkap, tanggal lahir)


- Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Bina hubungan saling percaya \
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan rasa kepercayaan
- Identifikasi penyebab ansietas
- Monitor tanda-tanda ansietas
- Jelaskan secara fluktual mengenai diagnosis, perawatan/pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk membersama, Jika perlu
- Temani pasien untuk mengurasi kecemasan, jika memungkinkan
- Latih teknik mengurangi ansietas
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
- Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan dan respons pasien.
Kesimpulan

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun


2022 mastoiditis adalah salah satu jenis infeksi telinga yang
terjadi pada tonjolan tulang di belakang telinga (tulang
mastoid). Penyakit ini dapat menghancurkan tulang dan
menyebabkan gangguan pendengaran. Salah satu penyebab
mastoiditis karena adanya infeksi pada telinga tengah yang
tidak ditangani dengan baik sehingga menyebabkan infeksi
menyebar hingga ke bagian tonjolan tulang mastoiditis. Salah
satu cara pengobatan untuk mastoiditis adalah dengan cara
operasi tymphanoplasty atau mastoidektomi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai