NEXT
b. Pendarahan intraserebral (15%)
-Hipertensi, malformasi arteri-vena, angipati amiloid.
Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi pada sel – sel otak yang mengalami
1 1
kekurangan oksigen dan nutrisi yang disebabkan penyempitan
atau penyumbatan pada pembuluh darah (ateriosklerosis).
Arteriosklerosis terjadi akibat timbunan lemak pada arteri yang
menyebabkan luka pada dinding arteri.
LoremHemorragik
Stroke ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Nunc a
ultricies
Stroke tortor. In vestibulum
hemorragik vitae perdarahan
adalah stroke velit nec viverra. Proin non
yang terjadi akibat
2 ultrices ex.
pecahnya Integer mattis
pembuluh darah dui vel pretium
di otak. euismod.
Darah yang keluar dari pembuluh
darah yang pecah mengenai dan merusak sel – sel otak di sekitarnya.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis stroke akut dapat berupa kelumpuhan wajah atau anggota
badan (hemiparesis yang timbul mendadak), gangguan sensabilitas pada satu
atau lebih anggota badan (gangguan hemiparesik), perubahan mendadak status
mental (konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma), afasia (bicara tidak
lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitan memahami ucapan), disartria (bicara
pelo/cadel), gangguan penglihatan (hemianopia/monokuler, atau diplopia),
ataksia (trunkal/anggota badan), vertigo, mual dan muntah, atau nyeri kepala
(Rendi, Margareth, 2015).
Patofisiologi
Patofisiologi stroke berbeda berdasarkan jenis stroke, iskemik dan
hemorhagik yaitu (Permana, 2018) :
Patofisiologi stroke iskemik dibagi menjadi dua bagian yaitu vaskular dan metabolisme.
1 Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) yang
menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Nilai kritis CBF adalah 23 ml/100 gr/mnt,
dengan nilai normal 50 ml/100 gr/mnt. Penurunan CBF di bawah nilai normal dapat
menyebabkan infark. Suatu penelitian menyebutkan bahwa nilai CBF pada pasien dengan infark
adalah 4,8-8,4 ml/100 gr/mnt.
Menurut (Wijaya & Putri, 2013) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan ialah sebagai
berikut:
1.Angiografi serebral2
.Lumbal pungsi
3.CT Scan
4.MRI
5.Usg Doppler
6.Eeg
Penatalaksanaan medis
terbagi atas Menurut (Tarwoto & Wartonah, 2015)
penatalaksanaan stroke terbagi atas:
2) Fase rehabilitasi
a. Penatalaksanaan umum a) Pertahankan nutrisi yang adekuat
1) Pada fase akut Penatalaksanaan peningkatan tekanan
A. identitas pasien
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal
masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa
medik.
pengkajian
Keperawatan
B. keluhan utama
C. Riwayat penyakit sekarang
D. Riwayat penyakit dahulu
E. Riwayat penyakit keluarga
F. Pengkajian Data
1). Aktifitas dan istirahat
2). Sirkulasi dan
3). Integritas Ego
pengkajian
Keperawatan
G. Pemeriksaan fisik
1. keadaan umum
2. Tanda-tanda vital
3. Head to toe examination
4. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon
pasien terhadap masalah kesehatan
1). Diagnosa Berdasarkan SDKI
A.Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (D.0017)
Definisi : Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah
ke otak
Faktor risiko: Embolisme
Kondisi Klinis Terkait : Stroke
Diagnosa
Keperawatan
B. Gangguan Komunikasi Verbal (D.0119)
Definisi : Penurunan, perlambatan, atau ketiadaan kemampuan untuk
menerima,memproses, mengirim, dan/atau menggunakan sisitem tombol.
Penyebab : Penurunan sirkulasi sereberal
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
• Subjektif = -
• Objektif = tidak mampu bicara atau mendengar
Kriteria Minor
• Objektif = Disartria
• Subjektif = -
Diagnosa
Keperawatan
C. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
mandiri.
Penyebab : Gangguan neuromuskular
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
• Subjektif = mengeluh sulit menggerakkan ekstermitas
• Objektif = kekuatan otot menurun
Kriteria minor :
• Subjektif = enggan melakukan pergerakan
• Objektif = Fisik lemah
Diagnosa
Keperawatan
D. Defisit Perawatan Diri (D.0109)
Definisi : Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
Penyebab : Gangguan neuromuskuler
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
• Subjektif = menolak melakukan perawatan diri
• Objektif = tidak mampu makan, mengenakan pakaian, dan pergi ketoilet
Kriteria minor :
• Subjektif = -
• Objektif = -
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala bentuk treatment yang dikerjakan oleh perawat didasarkan
pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan ( Tim Pokja
SIKI DPD PPNI,2018). Diagnosa berdasarkan SIKI adalah :
Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Manajemen peningkatan tekanan intrakranial(I.09325)
Tujuan: O:
Setelah dilakukan Tindakan -Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi, gangguan metabolisme, edema serebral)
-Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar,
keperawatan selama 3x24 jam,
Risiko Perfusi maka diharapkan Perfusi Serebral
bradikardia, pola napas ireguler, kesadaran Menurun)
-Monitor status pernafasan
Serebral Tidak meningkat dengan kriteria hasil: -Monitor intake dan output cairan
1.Tingkat Kesadaran meningkat T:
Efektif b.d -Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang
2.Tekanan Intrakranial menurun
Embolisme 3.Nilai rata-rata tekanan darah
-Berikan posisi Semi fowler
K:
membaik -Kolaborasi pemberian sedasi dan antivulsulan,Jika perlu
4.Refleks saraf membaik -Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika perlu
-Kolaborasi Pemberian pelunak tinja, jika perlu
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Tujuan:
Promosi Komunikasi defisit Bicara (1.13492)
Setelah dilakukan Tindakan O:
keperawatan selama 3x24 jam, -Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara
Gangguan maka diharapkan Komunikasi (mis., memori, pendengaran, dan bahasa)
-Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
Komunikasi Verbal meningkat dengan
T:
kriteria hasil: -Ulangi apa yang disampaikan pasien
Verbal b.d
Kemampuan berbicara -Berikan dukungan psikologis
Penurunan meningkat -Gunakan juru bicara jika perlu
E:
Sirkulasi Kemampuan mendengar -Anjurkan perlahanBerbicara
Serebral meningkat -Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif anatomis, fisiologis yang berhubungan
Kesesuaian ekspresi dengan kemampuan bicara
K:
wajah/tubuh meningkat
-Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Tujuan:
Dukungan mobilisasi (I.05173)
Setelah dilakukan Tindakan O:
keperawatan selama 3x24 jam, -Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
-Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
maka diharapkan Mobilitass
Gangguan Fisik meningkat dengan kriteria
-Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
-Monitor kondisi umurn selama melakukan mobilisasi
Mobilitas Fisik hasil: T:
1. Pergerakan ekstremitas -Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
b.d Gangguan -Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu Libatkan keluarga untuk membantu
meningkat
Neomuskular pasien dalam meningkatkan pergerakan
2. Kekuatan otot meningkat E:
3. Rentang gerak (ROM) -Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi Anjurkan melakukan mobilisasi dini
-Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis. Duduk di tempat tidur)
meningkat
Implementasi
Keperawatan
Handuk kccil
persiapan alat Lolion/baby oil
Minyak penghangat bila perlu (misal : minyak telon)
SOP RANGE OF MOTION (ROM)
Pada pasien stroke
a. Prosedur umum
Cuci tangan
Jaga privasi klien
Beri penjelasan kepada klien mengenai apa yang akan anda lakukan dan minta klien
untuk dapat bekelja sanna
Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai agar
memudahkan perawat dalam bekega, terhindar dari masalah pada penjajararı tubuh dan
Penatalaksanaa pergunakan selalu prinsip-prinsip mekanik tubuh
S. Posisikan klien dengan posisi supinasi dekat dengan perawat dan buka bagian tubuh
n prosedur
yang akan digerakkan
6. Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada masing-masing sisi tubuh
7 Kembalikan pada posisi awal setelah rnasing-rnasing gerakan. Ulangi masing-masing
geiakan 3 kali
8. Selama latihan pergenikan, kaji kemampuan untuk
menoleransi gerakan rentang gerak (ROM) dari masing- masing persendian yang
bersangkutan
SOP RANGE OF MOTION (ROM)
Pada pasien stroke
Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan ketahanan tubuh terhadap latihan catat dan laporkan setiap masalah yang
tidak diharapkan atau perubahan pada pergerakan klien, misalnya ada kekakuan dan kontraktur
b. Prosedur Khusus
Pergerakan bahu Pegang pergerakan tangan dan siku penderita, lalu angkat selebar bahu, putar ke luar dan ke dalama
angkat tangan gerakan ke atas kepala dengan dibengkokan, lalu kembali ke posisi awal Gerakan tangan dengan
mendekatkan lengan ke arah badan, hingga menjangkau tangan yang Iain perrgerakan siku
1. Buat sudut 90° pada siku lalu gerakan lengan ke atas dan ke bawah dengan membuat gerakan setengah lingkaran
2. Gerakan lengan dengan menekuk siku sampai ke dekat dagu Pergerakan tangan
Penatalaksanaan l. Pegang tangan pasien seperti bersalaman, lalu putar pergelangan tangan
2. Gerakan tangan sambil menekuk tangan ke bawah
prosedur 3. Gerakan tangan sambil menekuk tangan ke atas
4. Pergerakan jari tangan
5. Putar jari tangan satu persatu
6. Pada ibu jari lakukan pergerakan menjauh dan mendekat dan jari telunjuk, lalu dekatkan pada jari- jari yang lain
Pergerakan kaki pegang pergelangan kaki dan bawah lutut kaki lalu angkat sampai 300 lalu putarr Gerakan lutut dengan
menekuknya sampai 90‘angkat kaki lalu dekatkan ke kaki yang satu kemudian gerakan menjauh putar kaki ke dalam dan
keluar lakukan penekanan pada telapak kaki ke luar dan ke dalam jari kaki di tekuk-lekuk lalu di putar pergerakan
leher:pegang pipi pasien lalu gerakan ke kiri dan ke kananGerakan leher mcnckuk ke dcpan dan ke belakang
SOP RANGE OF MOTION (ROM)
Pada pasien stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika sebagaian sel – sel otak mengalami kematian
akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.
Aliran darah yang berhenti membuat suplai oksigen dan zat makanan ke otak juga berhenti,
sehingga sebagaian otak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Matinya jaringan
otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan otak tersebut.
Terima Kasih
Apakah ada pertanyaan?