Anda di halaman 1dari 16

ANOSMIA

KELOMPOK 4:

Amellia mustika k
Cantika sekar
Fitria herlinda w
Nadya saharah
Nisa
Novianna aszari
Rofifah amalia P
Seli premadeni
Siti kurniawati
Putri rahayu N
DEFINISI
Definisi Anosmia adalah kelainan pada indra penciuman,atau dalam kata lain ketidakmampuan
seseorang mencium bau. Anosmia bisa berupa penyakit yang bberlangsung sementara maupun
permanen.istilah yang berhubungan,hiposmia,merujuk pada berkurangnya kemmpuan
mencium,sedangkan hiperosmia berarti meningkatnya kemampuan penciuman

Anosmia adalah ketidakmampuan untuk merasakan bau. Ini bisa bersifat sementara atau
permanen dan didapat atau bawaan. Ada banyak penyebab Misalnya, penyumbatan mekanis yang
mencegah bau mencapai saraf penciuman dapat menyebabkan hilangnya indra penciuman . Diagnosa
penyebab terjadinya kebanyakan dikarenakan oleh penyakit nasal dan sinus, virus, dan trauma kepala.
Penyebab terjadinya anosmia dijelaskan karena kegagalan stimulus ditangkap oleh reseptor pada sel-sel
sensoris, sehingga stimulus terabaikan, dan tidak ada rangsang yang dilanjutkan ke otak
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya Anosmia pada umumnya dikarenakan
adanya gangguan pada sel saraf penciuman yang dapat diakibatkan
sinusitis, tumor, infeksi, cedera kepala dan lain-lain. Orang yang
mengalami anosmia tidak bisa mencium aroma apapun, baik aroma
makanan, parfum, kopi maupun bau tidak sedap, seperti bau busuk.

Beberapa penyebab dari gangguan fungsi penghidu ini yaitu:


1. sumbatan hidung dan infeksi saluran pernafasan akut
2. traumakepala
3. merokok, dan
4. paparan neurotoxin seperti karbon monoksida
MANIFESTASI KLINIS

1. Berkurangnya kemampuan dan bahkan sampai tidak bisa


mendeteksi bau
2. Gangguan bau yang timbul bisa bersifat total atau tidak bisa
mendeteksi seluruh bau
3. Dapat bersifat parsial / hanya sejumlah bau yang dapat dideteksi
4. Dapat juga bersifat spesifik ( hanya satu/ sejumlah kecil yang
dapat dideteksi)
5. Kehilangan kemampuan merasa / mendeteksi rasa dalam
makanan yang dimakan
6. Berkurangnya nafsu makan
PATOFISIOLOGI
KOMPLIKASI
Bila terus berlangsung dan tidak diobati, anosmia dapat berujung
pada beberapa komplikasi berikut:
-Tidak nafsu makan karena tidak bisa merasakan makanan
-- Tidak bisa membedakan makanan yang sudah basi, sehingga
berbahaya untuk kesehatan
--Tidak mampu mencium aroma tertentu yang menandakan bahaya,
misalnya asap saat kebakaran atau bau obat kimia berbahaya
-- Penurunan berat badan
-- Kurang gizi
-- Depresi
PENATALAKS
ANAAN Hilangnya indera penciuman
PERAWATAN MANDIRI
Jika disebabkan oleh alergi atau penyakit,
-penggunaan antihistamin,
-obat tetes hidung salin, atau
- obat semprot hidung steroid dapat membantu
meringankan gejala

MENCARI PERAWATAN MEDIS


Periksa ke dokter jika AndaMerasakan gejala yang
berlangsung lebih dari beberapa hariMerasa indra
penciuman memburuk Tidak memiliki riwayat
alergi atau infeksi sebagai penyebab munculnya
gejala Mengalami penurunan fungsi pada salah
satu lubang hidungMengalami tremor
ASKEP ANOSMIA

Asuhan Keperawatan Anosmia


1. Pengkajian
a. Identitas
Nama Pasien : Sesuai dengan rekam medis.
Umur : Usia pasien yang tertulis saat pasien masuk rumah. sakit
Pekerjaan : Pekerjaan pasien yang dijalani sebelum masuk ke
rumah sakit yang dapat diketahui dari data pasien atau dari
informasi keluarga. Jenis kelamin : Data dapat diperoleh dari
kartu identitas pasien. Alamat :Data diperoleh dari data rekam
medis pasien.
b. Keluhan Utama : Ketidakmampuan pasien untuk mendeteksi bau
c. Riwayat penyakit sekarang : Penurunan kemampuan membau
d. Riwayat penyakit dahulu : Adanya obstruksi saluran pernafasan
ataupun kerusakan syaraf dan dapat juga karena influenza
e. Riwayat penyakit keluarga : Salah satu keluarga mengalami
influenza jadi dapat beresiko tingginya terjadi anosmia.
f. Pemeriksaan Fisik :
a. B1 (Breath) : Influenza, penurunan gangguan membau, RR naik b.
B2 ( Blood) : HR naik, TD naik
c. B3 (Brain) : Kesadaran kompos mentis, ansietas, gangguan di
neuro olfaktorius
d. B4 (Bladder) : Tidak ada masalah yang terjadi
e. B5 (Bowel) : Penurunan nafsu makan, ganngguan nutrisi
f. B6 (Bone ) : Lemas,gangguan tidur
g. Pemeriksaan Penunjang
a. Biopsy neuroepitelium olfaktorius
b. CT scan
c. MRI Kepala
d. Tes odor stix
e. Tes alcohol 12 inci
f. Scratch and sniff card g. The university of pennysylvania smell
identification test (UPSIT)
Analisa data
Lanjutan...
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan persepsi sensori rasa
berhubungan dengan penurunan perasa.
2. Perubahan persepsi sensori penciuman
berhubungan dengan kerusakan sel olfaktori
akibat infeksi sinus hidung yang serius.
3. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan
anoreksia
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
I Setelah dilakukan Minimalisasi Rangsangan 1. Untk mengetahui
Perubahan perawatan 1x 24 jam (I.08241) kondisi indra pasien
persepsi sensori diharapkan indra 1. Periksa status mental, dan tingkat keparahan
rasa perasa kembali status sensori, dan 2. Untuk menunjang
berhubungan normal , dengan tingkat kenyamanan) kesembuhan pasien
dengan kriteria hasil : 2. Batasi simulus 3. Agar pasien merasa
penurunan Meningkatkan indra lingkungan (mis. nyaman
perasa perasa klien Cahaya, suara, 4. Untuk meningkatkan
aktivitas) indra perasa pasien
3. Ajarkan cara
meminimalisasi
stimulus
4. Kolaborasi pemberian
obat yang
mempengaruhi presepsi
stimulus
Lanjutan . . .
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
II Setelah dilakukan 1. Kaji ketajaman 1. Untuk
perawatan 1x 24 jam pembau mengetahui
Perubahan persepsi diharapkan gangguan 2. Berikan stimulasi kondisi indra
sensori penciuman presepsi sensori teratasi bau- bau tertentu penciuman pasien
berhubungan dengan dengan kriteria hasil : 3. Kolaborasi dengn 2. Untuk
kerusakan sel olfaktori - Menunjukkan gejala ahli fisioterapi merangsang indra
akibat infeksi sinus penciuman yang penciuman untuk
hidung yang serius baik mengetahui
- Mampu tingkat keparahan
mengungkapkan 3. Untuk menunjang
fungsi presepsi dan kesembuhan
sensori yang tepat pasien
Lanjutan. . .
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
III Setelah dilakukan Manageman nutrisi 1. Untuk mengetahui
Perubahan pola nutrisi perawatan 1x 24 jam (I.03119) perkembangan
berhubungan dengan diharapkan pola makan 1. Indentifikasi status nutrisi klien
anoreksia kembali normal dengan nutrisi 2. Agar dapat
kriteria hasil : 2. Indentifikasi menambah
Pasien menghabiskan makanan yg disukai kemauan makan
porsi makan 3. Berikan makanan 3. Untuk mencukupi
tinggi kalori dan kbutuhan nuriisi
protein pasien
4. Ajarkan poisisi 4. Agar tidak tersedak
duduk saat makan
5. Kolaborasi dengan 5. Agar makanan
ahli gizi pasien didapati gizi
yang seimbang
THANKS
Wassalammualaikum wr, wb

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai