Anda di halaman 1dari 22

Otitis Media Superatif Kronik

(OMSK)

Adinda Salsabila
Dewi Novita Rizki .M
Mardiani Rosy Maghfiroh
Putri Amelia Wulandari
Resha Noer Fazriah
Zulfikar
DEFINISI

Otitis Media Superatif Kronik adalah infeksi di telinga tengah dengan


perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah
terus- menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental,
bening atau berupa nanah (Efiaty, 2007).
ETIOLOGI
Kejadian OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak,
jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring
(adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba
Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi
yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan down’s syndrom. Faktor host yang
berkaitan dengan insiden OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi immune
sistemik.

Penyebab OMSK antara lain :

Otitis media
Lingkungan Genetik Infeksi
sebelumnya

Infeksi saluran Autoimun Gangguan fungsi


napas bagian atas tuba eustacius
Alergi
PATOFISIOLOGI

OMSK

Benigna Maligna

1. Peradangan terbatas pada 1. Disertai dengan


mukosa saja,tidak mengenai kolesteatom
tulang
2. Perforasi terletak marginal,
2. Perforasi terletak di sentral subtotal, atau di atik.
3. Jarang menimbulkan 3. Sering menimbulkan
komplikasi berbahaya komplikasi yang berbahaya
4. Tidak terdapat kolesteatom atau fatal
TANDA DAN
GEJALA

Pasien mengeluh otore, vertigo, tinitus, rasa penuh ditelinga atau


gangguan pendengaran. (Arif Mansjoer, 2011). Nyeri telinga atau
tidak nyaman biasanya ringan dan seperti merasakan adanya
tekanan ditelinga.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Audiometri Pemeriksaan Radiologi

Penderita OMSK biasanya didapati Pemeriksaan radiografi daerah


tuli konduktif. Tapi dapat pula mastoid pada penyakit telinga
kronis nilaidiagnostiknya terbatas
dijumpai adanya tuli sensotineural,
dibandingkan dengan manfaat
beratnya ketulian tergantung besar otoskopi dan audiometri.
dan letak perforasi membran timpani Pemerikasaan radiologi biasanya
serta keutuhan dan mobilitas sistim mengungkapkan mastoid yang
penghantaran suara ditelinga tengah. tampak sklerotik, lebih kecil dengan
pneumatisasi leb ih sedikit
dibandingkan mastoid yang satunya
atau yang normal. Erosi tulang,
terutama pada daerah atik memberi
kesan kolesteatom.
PENATALAKSANAAN

1. Terapi 2. Tindakan Pembedahan

1.Adanya perforasi membran timpani 1. Mastoidektomi sederhana


yang permanen 2. Mastordektomi radikal
2.Terdapat sumber infeksi di faring, 3. Mastoidektomi radikal
nasofaring, hidung, dan sinus dengan modifikasi (operasi
paranasal, bondy)
3.Telah terbentuk jaringan patologik 4. Miringoplasti
yang ireversibel dalam rongga
5. Timpanoplasti
mastoid
4.Gizi dan kebersihan yang kurang.
Menurut Arief Mansjoer (2011)
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

Identitas diri klien


• Nama klien : Ny. D
• Tempat tanggal lahir : solo, 2 desember 1947
• Umur : 69 tahun
• Jenis kelamin : perempuan
• Agama : islam
• Pendidikan : S1 hukum
• Suku : jawa
• Status perkawinan : menikah
• Pekerjaan : pegawai swasta
• Keluarga terdekat : suami
• Alamat : Jl.
• Tanggal masuk RS : 13/11/2016
• Sumber informasi : klien
• Diagnose medic : OMSK (otitis media supratif kronik)
B. Riwayat Keperawatan

a.Keluhan utama :
• Klien mengeluh telinga kanannya keluar cairan berwarna putih kental dan mempengaruhi pendengaran klien.
• Klien mengeluh nyeri hilang timbul pada telinga kanan (skala nyeri 2).
• Klien mengeluh seperti ada bunyi kritik-kritik pada telinga kanan.

b.Riwayat perjalanan penyakit :


• Klien mengatakan sudah 6 bulan pendengarannya berkurang dan telinga kanannya keluar cairan yang berbau
tidak sedap.

c. Riwayat penyakit yang lalu :


• Klien mengatakan sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama dan dia berobat, tetapi tidak di tindak
lanjuti.

d.Riwayat keluarga :
• Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit yang sama seperti klien.

e.Kondisi lingkungan :
• Klien tinggal di tempat yang padat penduduk dan ramai.
Data Fokus

Data Subyektif Data Obyektif


-Klien mengeluh telinga kanannya keluar -TTV : TD : 110/70 mmHg N : 78x/menit
cairan S : 36°C
-Klien mengeluh pendengarannya RR : 20x/menit
berkurang sejak 2 bulan yang lalu -Tampak ada cairan berwarna putih kental
-Klien mengatakan ada bunyi kritik- pada telinga kanan
kritik dalam telinga kanannya -Pemeriksaan otoskopi : terdapat cairan
-Klien megeluh nyeri pada telinga berupa nanah dan juga perforasi membrane
kanannya timpani pada telinga kanan
-Nyeri yang dirasakan hilang timbul -Skala nyeri 2
-Klien mengatakan malu akan -Ekspresi wajah agak tida nyaman
penyakitnya karena menimbulkan bau -Klien tampak malu ketika di kaji mengenai
yang tidak sedap telinga kanannya
-Ekspresi wajah tampak sedih
ANALISA DATA

No. Data Masalah Etiologi

1. DS :
-Klien mengeluh telinga
kanannya keluar cairan
-Klien mengeluh
pendengarannya berkurang
sejak 2 bulan yang lalu
-Klien mengatakan ada
bunyi kritik-kritik dalam
telinga kanannya Gangguan persepsi kerusakan pada telinga tengah
sensori pendengaran
DO :
-Tampak ada cairan
berwarna putih kental pada
telinga kanan
-Pemeriksaan otoskopi :
terdapat cairan berupa
nanah dan juga perforasi
membrane timpani pada
telinga kanan
No. Data Masalah Etiologi

2. DS :
-Klien megeluh nyeri
pada telinga kanannya
-Nyeri yang dirasakan
hilang timbul

DO :
-Skala nyeri 2 Nyeri proses peradangan pada telinga
-Ekspresi wajah agak
tida nyaman
-TTV : TD : 110/70
mmHg N : 78x/menit
S : 36°C
RR : 20x/menit
No. Data Masalah Etiologi

3. DS :
-Klien mengatakan malu
akan penyakitnya karena
menimbulkan bau yang
tidak sedap

DO :
-Klien tampak malu Gangguan citra tubuh adanya otorhea
ketika di kaji mengenai
telinga kanannya
-Ekspresi wajah tampak
sedih
DIAGNOSA

No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Nama Jelas


Teratasi
1. Gangguan persepsi sensori 13/11/2016 -
pendengaran b.d kerusakan
pada telinga tengah

2. Nyeri b.d proses peradangan 13/11/2016 16/11/2016


pada telinga

3. Gangguan citra tubuh b.d 13/11/2016 16/11/2016


adanya otorhea
INTERVENSI
No Tgl DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Dx Gangguan Setelah dilakukan -Kaji tingkat -Mengetahui tingkat


tindakan asuhan
1 persepsi sensori kemampuan komunikasi gangguan yang dialami
pendengaran b.d keperawatan, -Ajarkan klien untuk klien
kerusakan pada diharapkan menggunakan dan -Keefektifan alat
telinga tengah gangguan persepsi merawat alat pendengaran tergantung
DS : sensori pendengaran secara tepat pada tipe
-Klien pendengaran klien -Ajarkan klien gangguan/ketulian,
mengatakan adekuat dengan membersihkan telinga pemakaian serta
telinga kanannya kriteria hasil : yang benar dan bersih perawatannya yang tepat.
keluar cairan -Klien dapat serta menggunakan -Mencegah terjadi
-Klien menerima antibiotik secara infeksi lebih lanjut dan
mengeluh pende rangsangan dari luar kontinyu sesuai aturan mempercepat
ngarannya berk dengan baik -berbicara dengan penyembuhan
urang sejak -mempertahankan perlahan dan dengan
2 bulan yang kemampuan jelas langsung ke telinga
lalu pendengaran yang baik
DO : -Klien dapat -kolaborasi dalam
-Telinga kanan berpatisipasi dalam pemeriksaan telinga
klien tampak program terapi dan (tess rinne, tes weber,
pengobatan
ada penumpuka audiometri, dll)
n cairan -Cairan yang keluar
dari telinga dapat
berkurang
No Tgl DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Dx Nyeri b.d proses Setelah dilakukan -Kaji karakteristik -Untuk menentukan


2 peradangan pada asuhan nyeri tingkat keparahan
telinga keperawatan, -Ajarkan klien untuk nyeri
DS : diharapkan nyeri
mengalihkan suasana -Metode pengalihan
-Klien mengeluh klien teratasi dengan
nyeri pada kriteria hasil : dengan melakukan suasana dengan
telingan sebelah -Klien tidak lagi metode relaksasi saat melakukan relaksasi
kanan mengeluh nyeri nyeri, seperti menarik bisa mengurangi nyeri
-Nyeri yang pada telinga kanan napas panjang yang diderita klien
dirasakan hilang -Skala nyeri 0 (tidak -Kompres dingin di -Kompres dingin
timbul ada) sekitar area telinga bertujuan
DO : -Ekspresi wajah -Atur posisi klien mengurangi nyeri
-Skala nyeri 2 tenang
-Kolaborasi dalam karena rasa nyeri
-TTV:
TD : 110/70 pemberian analgetik teralihkan oleh rasa
mmHg dingin di sekitar area
N : 78x/menit telinga
RR : 20x/menit -Posisi yang sesuai
S : 36°C akan membuat klien
-Ekspresi wajah merasa nyaman
tampak tidak -Analgetik dapat
nyaman
mengurangi rasa nyeri
No Tgl DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Dx Gangguan citra Setelah dilakukan -Beritahu klien bahwa -Memotivasi klien


3 tubuh b.d adanya
tindakan asuhan
otorhea penyakitnya dapat agar tidak malu
DS : keperawatan,
-Klien diatasi/sembuh dengan sakitnya
mengatakan diharapkan
-Anjurkan klien untuk -Untuk mempercepat
malu dengan gangguan citra tubuh
penyakitnya mengikuti terapi penyembuhan dan
karena yang dialami klien
menimbulkan dapat teratasi dengan
dengan teratur. mendapatkan hasil
bau yang tidak yang baik.
sedap DO : kriteria hasil :
-Klien tampak -Klien tidak
malu ketika di
kaji tentang mengatakan malu
telinga kanannya karena penyakitnya
-Ekspresi wajah
tampak sedih -Klien tampak
-Tampak adanya percaya diri
sekret pada
telinga kanan -Ekspresi wajah
dan juga berbau tenang
tidak sedap
IMPLEMENTASI
Tgl/ No. Tindakan Keperawatan Paraf dan
waktu Dx Nama Jelas
Rabu Dx1 • Mengkaji tingkat kemampuan komunikasi
16/11/2016 R/ Klien mengatakan masih bisa mendengar suara
10.00 - dengan lumayan baik walau harus dengan nada suara
12.00 wib agak kencang.
• Mengajarkan klien untuk membersihkan telinga yang
benar dan bersih serta menggunakan antibiotik secara
kontinyu sesuai aturan
R/ / Klien mengatakan memahami edukasi yang
diajarkan perawat
• kolaborasi dalam pemeriksaan telinga (tess rinne, tes
weber, audiometri, dll)
R/ Tess rinne (kanan= hantaran tulang lebih panjang dari
hantaran udara lebih panjang dari hantaran tulang.
tes weber (+) lateralisasi ke kanan didapatka tuli kondusif
Tgl/ No. Tindakan Keperawatan Paraf dan
waktu Dx Nama Jelas
Rabu DX 2 • Mengkaji karakteristik nyeri
16/11/2016 R/ klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang
10.00 - timbul
12.00 wib • Menganjurkan kompres dingin di sekitar area
telinga
R/ klien mengatakan mengerti dengan anjuran yang
diberikan perawat
• Kolaborasi : diberikan boat tetes telinga H2O2
sebanyak 3-5 tetes
R/ Klien tampak kooperatif dengan dokter maupun
perawat ketika diberikan tindakan tetes obat)
Tgl/ No. Tindakan Keperawatan Paraf dan
waktu Dx Nama Jelas
Rabu DX 3 • Memberitahu klien bahwa penyakitnya dapat
16/11/2016
10.00 - diatasi/sembuh
12.00 wib R/ klien tampak memahami apa yang disampaikan dan
klien mengatakan memiliki kepercayaan diri bahwa ia
akan sembuh
• Menganjurkan klien untuk mengikuti terapi dengan
teratur.
R/ Klien mengatakan memahami anjuran yang
disampaikan dan klien juga mengatakan sering
melakukan pemeriksaan rutin pada telinganya maupun
kesehatannya.
EVALUASI
No. Hari/ Evaluasi Hasil (SOAP) Mengacu Pada Tujuan Paraf dan
Dx tanggal Nama Jelas

Dx1 Rabu S : Klien mengatakan masih ada sedikit cairan yang keluar
16/11/ dari telinganya dan pendengarannya masih sedikit berkurang.
2016 O : Masih ada sedikit cairan putih didalam telinga nya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi lanjutkan

Rabu S : Klien mengatakan nyeri sudah berkurang dan sudah


16/11/ tidak terlalu dirasakan lagi
2016 O : Wajah klien tampak tenang
A :Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Rabu S : Klien mengatakan tidak lagi malu akan penyakitnya dan


16/11/ klien mengatakan merasa percaya diri bahwa ia pasti akan
2016 sembuh
O : Wajah klien tampak tenang, bersikap kooperatif dan
terbuka kepada perawat dan juga keluarga
A :Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
REFERENSI

Arif Mansjoer, 2001 :82. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC


Arif Mansjoer, 2011. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Fung, K., 2004,Otitis Media Chronic, http://www.medline.com
Efiaty. 2007. Buku Ajar Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika Kusuma
Sylvia A. Price & Lorraine M.W. 2006.Patofisiologi konsep klinis dan proses-proses
penyakit.
Jakarta: EGC
Soepardi, Arsyad, E., 1998, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga-Hidung-Tenggorokan,
FKUI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai