CDC merekomendasikan bahwa diagnosis AIDS ditujukan pada orang yang mengalami infeksi
oportunistik, dimana orang tersebut mengalami penurunan system imun yang mendasar (Sel T
berjumlah 200/kurang) dan memiliki antibody positif terhadap HIV. Kondisi lain yang sering
digambarkan meliputi kondisi demensia progresif, “wasting sindrom”, sarcoma Kaposi (SK)
(pada pasien berusia kurang dari 60 tahun), kanker-kanker khusus lainnya (yaitu kanker serviks
invasive) atau diseminasi dari penyakit yang umumnya mengalami lokalisasi )mis., TB).
Sepsis/Septikemia
Ventilator Mekanis
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala :
Tanda :
Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respons fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung,
pernapasan.
SIRKULASI
Gejala :
Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama pada cedera
(jarang terjadi)
Tanda :
Gejala :
Faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan, mis., dukungan keluarga, hubungan
dengan orang lain, penghasilan, gaya hidup tertentu, dan distress spiritual
Mengkuatirkan penampilan; alopesia, lesi cacat dan menurunnya bb
Mengingkari diagnose, merasa tidak berdaya, putus asa, tidamk berguna, rasa bersalah,
kehilangan control diri, dan depresi
Tanda :
Gejala :
Diare yang intermiten, terus menerus, sering dengan/tanpa disertai kram abdominalis
Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda :
Gejala :
Tanda :
Gejala :
Tanda :
Gejala :
Tanda :
Perubahan status mental dengan rentang antara kacau mental sampai demensia, lupa,
konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis, retardasi psikomotor/respons
melambat
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis
Timbul reflex tidak normal, menurunnya kekuatan otot
Tremor pada motoric kasar/halus, menurunnya motoric fokalis; kejang, hemiparesis
Hematoragi retina dan eksudat (renitis CMV)
NYERI/KENYAMANAN
Gejala :
Tanda :
Gejala :
Tanda :
Gejala :
Perubahan integritas kulit; terpotong, ruam, mis., eczema, eksantem, psoriasis, perubahan
warna, perubahan ukuran/warna mola; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya
Rectum, luka perianal/abses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh/lebih (mis., leher,
ketiak, paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan
SEKSUALITAS
Gejala :
Riwayat perilaku berisiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan pasangan
yang positif HIV, pasangan seksual multiple, aktivitas seksual yang tidan terlindung, seks
anal
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks
Penggunaan kondom yang tidak konsisten
Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus yang
diperkirakan dapat terpajan karena peningkatan kekeringan/friabilitis vagina)
Tanda :
Gejala :
Tanda :
Gejala :
Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku berisiko tinggi (mis.,
seksual ataupun penggunaan obat-obatan IV)
Penggunaan/penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok, penyalahgunaan alkohol
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Infeksi, Risiko Tinggi Terhadap (Progresi Menjadi Sepsis/awitan infeksi
oportunistik
Tindakan/Intervensi Rasional
Mandiri
Cuci tangan sebelum dan sesudah seluruh Mengurangi risiko kontaminasi silang
kontak perawatan dilakukan. Instruksikan
pasien/orang terdekat untuk mencuci tangan
sesuai indikasi.
Berikan lingkungan yang bersih dan Menurangi pathogen pada system imun
berventilasi baik. periksa pengunjung/staf dan mengurangi kemungkinan pasien
terhadap tanda infeksi dan pertahankan mengalami infeksi nasokomial.
kewaspadaan sesuai indikasi.
Diskusikan tingkat dan rasional isolasi Meningkatkan kerja sama dengan cara
pencegahan dan mempertahankan kesehatn hidup dan berusaha mengurangi rasa
pribadi terisolasi.
Pantau TTV, termasuk suhu Memberikan informasi data dasar,
awitan/peningkatan suhu secara berulang
dari demam yang terjadi untuk
menunjukan bahwa tubuh bereaksi pada
proses infeksi.
Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan, Kongesti/distress pernapasan dapat
perhatihan batuk spasmodic kering pada mengindikasi perkembangan PCP
inspirasi dalam, perubahan karakteristik
sputum, dan adanya mengi/ronki. Lakukan
isolasi pernapasan bisa etiologi batuk
produktif tidak diketahui.
Selidiki keluhan sakit kepala, kaku leher, Ketidaknormalan neuroogis umum dan
perubahan penglihatan. Catat perubahan mungkin dihubngkan dengan HIV atau
mental dan tingkah laku. Pantau kekakuan infeksi sekunder.
aktivitas kejang.
Periksa kulit/membrane mukosa oral Kandidis oral , KS, herpes, CMV, adalah
terhadap bercak putih/lesi. penyakit yang umum terjadi dan memberi
efek pada membrane kulit.
Bersihkan kuku setiap hari. Dikikir lebih Mengurangi resiko transmisis bakteri
baik dari pada dipotong dan hindari pathogen melalui kulit.
memotong kartikula.
Pantau keluhan nyeri ulu hati, disfagia, Esophagitis mungkin terjadi sekunder
sakit retrosternal pada waktu menelan, akibat kandidiasis oral ataupun herpes.
peningkatan kejang abdominal, diare hebat.
Periksa adanya luka/alokasi alat invasive, Identifikasi/perawatan awal dari infeksi
perhatikan tanda-tanda inflamasi sekunder dapat mencegah terjadinya
sepsis.
Gunakan sarung tangan dan skort selama Penggunaan masker, skort dan sarung
kontak langsug dengan sekresi/ekskresi tangan dilakukan oleh OSHA (1992)
atau kapanpun
Awasi pembuanan jarum suntik dan mata Mencegah inokulasi tak disengaja dari
pisau secara ketat dengan menggunakan pemberi perawatan.
wadah tersendiri.
Beri label pada tabung darah, wadah cairan Menghindari infeksi silang
tubuh, pembalut/linen yang kotor
dibungkus layak untuk pembuangan setiap
protocol isolasi.
Bersihkan percikan darah/caira tubuh Mengontrol mikroorganisme pada
dengan larutan pemutih (1;10) permukaan keras
Kolaborasi
Pantau studi laboratorim
1. JDL/diferensial Mengidentifikasi proses infeksi
2. Periksa kultur/sensitivitas lesi, Mengidentifikasi penyebab dmam dan
darah, urine, dan sputum menentukan metode perawatan yang
sesuai.
Berikan antibiotic antjamur/agen Menghambat proses infeksi.
antimikroba, mis. Trimetropim (Bactrim,
sepra)
Dx. Kekurangan volume cairan, risiko tinggi terhadap kehilangan yang berlebihan, Diare berat,
berkeringat, muntah
Tindakan/intervensi Rasional
Mandiri
Pantau TTV termasuk CVP bila terpasang. indikator dari volume cairan sirkulasi
Catat peningkatan suhu dan durasi demam. Meningkatkan kebutuhan metbolisme dan
Beri kompres hangan sesuai indikasi diaphoresis yang berlebihan
Kaji turgor kulit, membrane mukosa, dan Indikator tidak langsung status cairan
rasa haus.
Ukur aluaran urin dan berat jenis urin Peningkatan berat jenis urin/penurunan
haluaran urin menunjukan perubahan
perfusi ginjal/volume sirklasi.
Timbang BB sesuai indikasi Dapat mnunjukan penggunaa otot fluktuasi
tiba-tiba menunjukan hidrasi
Pantau pemasukan oral dan memaukan Mempertahankan keseimbangan cairan
cairan sdikitnya 2500ml/hari
Buat cairan mudah diberikan pada pasin Meningkatkan pemasukan cairan.
Hilangkan makanan yang potensial
menyebabkan diare Mungkin dapat mengurangi diare.
Kolaborasi
Berikan cairan/elektrolit melalui Mendukung/memperbesar volume sirkulasi
makanan/IV
Pantau hasil lab
1. Hb/Ht Memperkirakan kebutuhan cairan
2. Elektrolit serum urin Mewaspadai gangguan elektrolit
3. BUN/Kr Mengevaluasi fungsi ginjal
Berikan obat sesuai indikasi
1. Antiemetic Mengurangi insiden muntah
2. Antidiarea Menurunkan jumlah dan keenceran feses
3. Antipiretik Membantu mengurangi demam
Intervensi Rasional
1. Auskultasi bunyi napas, tandai daerah paru 1. Mempersiapkan adanya perkembangan
yang mengalami penurunan/kehilangan komplikasi/infeksi pernapasan, mis.,
ventilasi, dan munculnya bunyi atelectasis/pneumonia.
adventisius, mis., krekels, mengim ronki 2. Takipnea, sianosis, tak dapat beristirahat,
2. Catat kecepatan/kedalaman pernapasan, dan peningkatan napas menunjukan
sianosis, penggunaan otot kesulitan pernapasan dan adanya kebutuhan
aksesori/peningkatan kerja pernapasan dan untuk meningkatkan pengawasan/intervensi
munculnya dyspnea, ansietas. medis.
3. Tinggikan kepala tempat tidur. Usahakan 3. Meningkatkan fungsi pernapasan yang
pasien untuk berbalik, batuk, menarik optimal dan mengurangi aspirasi/infeksi
napas sesuai kebutuhan yang ditimbulkan karena atelectasis
4. Hisap jalan napas sesuai kebutuhan, 4. Membantu membersihkan jalan napas,
gunakan teknik steril dan lakukan tindakan sehingga memungkinkan terjadinya
pencegahan, mis., menggunakan masker, pertukaran gas dan mencegah komplikasi
pelindung mata pernapasan
5. Kaji perubahan tingkat kesadaran 5. Hipoksemia dapat terjadi akibat adanya
6. Selidiki keluhan tentang nyeri dada perubahan tingkat kesadaran mulai dari
7. Berikan periode istirahat yang cukup ansietas dan kekacauan mental sampai
diantara waktu aktivitas perawatan. kondisi tidak responsive
Pertahankan lingkungan yang tenang 6. Nyeri dada pleuritis dapat menggambarkan
Kolaborasi adanya pneumonia nonsepesifik/efusi
8. Pantau/buat kurva hasil pemeriksaan pleura berkenaan dengan keganasan
GDA/nadi oksimetri. 7. Menurunkan konsumsi O2
9. Tinjau ulang sinar x dada 8. Menunjukan status pernapasan, kebutuhan
10. Instruksikan untuk menggunakan perawatan/keefektifan pengobatan
spirometer insentif. Lakukan fisioterapi 9. Adanya ilfiltrasi meluas memungkinkan
dada, mis., perkusi, vibrasi, dan drainase terjadinya pneumonia/PCP, sementara
postural daerah kongesti/konsolidasi menunjukan
11. Berikan tambahan O2 yang dilembabkan komplikasi pernapasan yang lain, mis.,
melalui cara yang sesuai mis., melalui atelectasis/lesi KS
kanula, masker, intubasi/ventilasi mekanis. 10. Mendorong teknik pernapasan yang tepat
12. Berikan obat-obatan sesuai indikasi: dan meningkatkan pengembangan paru.
Antimikroba, mis., trimotoprim Melepaskan sekresi, mengeluarkan mucus
(Bactrim, septra); pentamidin isetionat yang menyumbat untuk meningkatkan
(pentam); bersihan jalan napas.
Bronodilator, ekspektoran, depresan 11. Mempertahankan ventilasi/O2 efektif untuk
batuk mencegah/memperbaiki krisis pernapasan.
Siapkan/bantu pelaksanaan prosedur Pilihan terapi tergantung pada situasi
seperti bronkopi individu/infeksi organisme.
Mungkin diperlukan untuk
meningkatkan/mempertahankan jalan
napas atau untuk membantu
membersihkan sekresi
Mungkin diperlukan untuk
membersihkan mucus penyumbatan,
mengambil specimen untuk
pemeriksaan dalam menegakkan
diagnose (biopsy/lavase).
Hasil yang diharapkan kriteria hasil: menunjukan homeostasis yang ditunjukkandengan tidak
adanya pendarahan mukosa dan bebas dari ekimosis.
Intervensi Rasional
Lakukan pemeriksaan darah pada cairan tubuh Mempercepat deteksi adanya
untuk mengetahi adanya darah pada urine, feses, pendarahan/penentuan awal dari terapi mungkin
dan cairan muntah. dapat mencegah pendarahan kritis.
Hindari injeksi IM, pengukuran suhu Melindungi pasien dari prosedur berkenaan
rektal/supositoria, selang rektal. dengan penyebab pendarahan. Misal, insersi
thermometer, selang rektal, dapatmerusak ataupun
merobek mukosa rektal.
Mempertahankan lingkungan yang aman, misal, Mengurangi cedera yang tidak disengaja, yang
menjaga agar seluruh benda yang diperlukan dan dapat menyebabkan pendarahan.
bek pemanggil berada dalam jangkuan pasien dan
menjaga agar tempat tidur tetap rendah.
Pertahankan istirahat ditempat tidur/kursi apabila Mengurangi kemungkinan cedera, meskipun
trombosit dibawah 10.000 atau sesuai kebutuhan aktivitas harus tetap dipertahankan. Mungkin
perseorangan diperluan untuk menghentikan atau mengurangi
obat-obatan. Mis, AZT. Catatan: pasien mungkin
mengalami jumlah trombosit sangat rendah tanpa
pendarahan.
Kolaborasi
Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium, mis, PT, Mendeteksi gangguan kemampuan pembekuan,
PTT, waktu pembekuan, trombosit, Hb/Ht. mengidentifikasi kebutuhan terapi.
Berikan produk darah sesuai indikasi. Transfusi mungkin diperlukan pada waktu terjadi
pendarahan terus menerus/pendarahan spontan
massif.
Hindari penggunaan produk aspirin. Mengurangi agregasi trombosit,
ketidakseimbangan/perpanjangan proses
koagulasi.
Diagnosa Keperawatan: Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.
Intervensi Rasional
Kaji kemampuan untuk mengunyah, merasakan, Lesi mulut, tenggorokan, dan esophagus dapat
dan menelan. menyebabkan disfagia, penurunan kemampuan
pasien untuk mengolah makanan dan
mengurangi keinginan untuk makan.
Auskultasi bising usus. Hipermotilitas saluran intestinal umum terjadi
dan dihubungkan dengan muntah dan diare,
yang dapat mempengaruhi pilihan diet/cara
makan. Catatan: tidak mampu mentoleransi
latoksa dan malabsobsi berhubungan dengan
terjadinya diare dan mungkin membutuhkan
perubahan pada diet/formula tambahan. (mis,
sumber makanan).
Timbang berat badan sesuai kebutuhan. Evaluasi Indikator kebutuhan nutrisi/pemasukan yang
berat badan dalam hal adanya berat badan yang adekuat
tidak sesuai. Gunakan serangkaian pengukuran
berat adan dan antropmetrik.
Hilangnya rangsang lingkungan yang berbahaya Mengurangi stimulus pusat muntah di medulla.
atau kondisi yang memperburuk reflek gag.
Berikan perawatan mulut yang terus menerus, Mengurangi ketidaknyamanan: yang
awasi tindakan pencegahan sekresi. Hindari obat berhubungan dengan mual/muntah,lesi oral,
kumur yang mengandung alcohol. pengeringan mukosa, dan halitosis. Mulut yang
bersih akan meningkatkan nafsu makan.
Rencanakan diet dengan pasien/orang terdekat; Melibatkan pasieb dalam rencana memberikan
jika memungkinkan, sarankan “makanan dari perasaan kontrol lingkungan dan mungkin
rumah”. Sediakan makanan/kudapan yang sedikit meningkatkan pemasukan. Memenuhi
tapi sering berupa makanan padat nutrisi, tidak kebutuhan akan makanan non-institusional
bersifat asam dan juga minuman dengan pilihan mungkin juga meningkatkan pemasukan.
yang disukai pasien. Mendorong konsumsi
makanan berkalori tinggi, yang dapat
merangsang nafsu makan. Catat waktu, kapan
nafsu makan menjadi baik dan pada waktu itu
usahakan untuk menyajikan porsi makan lebih
besar.
Kaji obat-obatan terhadap efek samping nutrisi. Profilatik dan obat-obatan terapeutik mungkin
memiliki efek samping nutrisi. Misl, AZT
(pengubah rasa, mual/muntah). Bacterium
(perubahan rasa dan aroma, mual/muntah.
Ketidakseimbangan glukosa)
Batasi makanan yang menyebabkan mual/muntah Rasa sakit pada mulut atau ketakutan akan
mungkin kurang ditoleransi oleh pasien karena mengiritasi lesi mulut mungkin akan
luka pada mulut/disfagia. Hindari menyebabkan pasien enggan untuk makan.
menghidangkan cairan/makanan yang sangat Tindakan ini mungkin akan berguna dalam
panas. Sajikan makanan yang mudah untuk meningkatkan pemasukan makanan.
ditelan, mis, telur, eskrim, sayuran yang sudah
dimasak.
Dorong aktivitas fisik sebanyak mungkin. Lambung yang penuh akan mengurangi nafsu
makan dan pemasukan makanan.
Berikan fase istirahat sebelum makan. Hindari Dapat meningkatkan nafsu makan dan perasaan
prosedur yang melelahkan saat mendekati waktu sehat.
makan.
Catat pemasukan kalori Mengurangi rasa lelah, meningkatkan
ketersediaan energy untuk aktivitas makan.
Kolaborasi
Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium. Mengndikasikan status nutrisi dan fungsi
Mis,BUN, glukosa, fungsi hepar, elektrolit, organ, dan mengidentifikasikan kebutuhan
protein, dan albumin. pengganti. Catatan: tes nutrisi dapat diubah
karena proses penyakit demikian juga respon
dari beberapa obat-obatan/terapi.
Pertahankan status puasa jika diindikasikan. Mungkin diperlukan untuk menurunkan
muntah.
Pasang/pertahankan selang NGT sesuai petunjuk Mungkin diperlukan untuk mengurangi
mual/muntah atau pemberian makanan per-
selang. Catatan: iritasi esophagus dari infeksi
yang demikian (candida/herpes atau KS)
mungkin menyediakan lokasi untuk
infeksi/trauma berikutnya, oleh karena itu
selang harus digunakan dengan berhati-hati.
Konsultasikan dengan tim pendukung ahli Menyediakan diet berdasarkan kebutuhan
deit/gizi. individu dengan rute yang tepat.
Berikan NPT ( hiperalimentasi/intralipid) sesuai Kadang-kadang nutrisi parenteral diperlukan
petunjuk. apabila pemberian makanan melalui
oral/enteral tidak mungkin dilakukan.
Berikan obat-obatan sesuai petunjuk: Mengurangi insiden muntah, meningkatkan
Antiemetic, misal, metoklopramid fungsi gaster.
(reglan). Kekurangan vitam terjadi akibat penurunan
Suplemen vitamin pemasukan makanan dan/atau kegagalan
mengunyah dan absorpsi dalam sistem
gastrointestinal.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji pola tidur dan catat perubahan 1. Berbagai factor dapat meningkatkan
dalam proses berpikir/prilaku kelelahan, termasuk kurang tidur,
2. Rencanakan perawatan untuk penyakit SSP, tekanan emosi dan efek
menyediakan fase istirahat atur samping obat-obatan/kemoterapi.
aktifitas pada waktu pasien sangat 2. Periode istirahat yang sering sangat
berenergi. Ikut sertakan pasien/orang dibutuhkan dalam
terdekat pada penyusunan rencana. memperbaiki/menghemat energy.
3. Tetapkan keberhasilan aktivitas yang Perencanaan akan membuat pasien
realistis dengan pasien. menjadi aktif pada waktu dimana
4. Bantu memenuhi kebutuhan tingkat energy lebih tinggi, sehingga
perawatan pribadi, pertahankan tempat dapat memperbaiki perasaan sehat dan
tidur dalam posisi rendah dan tempat control diri.
lalu lalang bebas dari perabotan, bantu 3. Mengusahakn control diri dan
dengan ambulasi perasaan berhasil. Mencegah
5. Dorong pasien untuk melakukan timbulnya persaan frustasi akibat
apapun yang mungkin. Misalnya, kelelahan karena aktivitas berlebihan.
perawatan diri, duduk dikursi, 4. Rasa lemas dapat membuat AKS
berjalan, pergi makan siang. hamper tidak mungkin bagi pasien
Meningkatkan tingkat aktivitas sesuai
untuk menyelesaikannya. Melindungi
petunjuk. pasiendan cedera selama melakukan
6. Pantau respon psikologis erhadap aktivitas.
aktivitas, perubaha TD, frekuensi
5. Memungkinkan penghematan energy,
pernafasan atau jantung. peningkatan stamina, dan
7. Dorong masukan nutrisi. (rujuk pada
mengizinkan pasien untuk lebih aktif
DK: nutrisi, perubahan kurang daritanpa menyebabkan kepenatan dan
kebutuhan tubuh, hal. 844) rasa frustasi.
8. Berikan O2 tambahan sesuai petunjuk.
6. Toleransi bervarisai tergantung pada
9. Rujuk pada terapi fisik/okupasi. status proses penyakit, status nutrisi,
keseimbangan cairan, dan jumlah/tipe
penyakit dimana pasien menjadi
subjeknya.
7. Pemasukan/penggunaan nuttrisi
adekuat sangat penting bagi kebutuhan
energy untuk aktivitas.
8. Adanya anemia/hipoksemia
mengurangi persediaan O2 untuk
ambilan seluler dan menunjang
kelelahan.
9. Latihan setiap hari terprogram dan
aktivitas yang membantu pasien
mempertahankan/meningkatkan
kekuatan dan tonus otot,
meningkatkan rasa sejahtera.
DIAGNOSA KEPERAWATAN : PROSES PIKIR, PERUBAHAN
INTERVENSI RASIONAL
Dapat dihubungkan dengan : ancaman pada konsep pribadi, ancaman kematian, perubahan pada
kesehatan/status sosioekonomi, fungsi peran.
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1. Jamin pasien tentang kerahasiaan dalam 1. Memberikan penentraman hati lebih lanjut
batasan situasi tertentu dan kesempatan bagi pasien untuk
2. Pertahankan hubungan yang sering dengan memecahkan masalh pada situasi yang
pasien. Berbicara dan berhubungan dengan diantisipasi
pasien, batasi penggunaan baju pelindung 2. Menjamin bahwa pasien tidak akan sendiri/
dan masker ditelantarkan; menunjukan rasa menghargai
3. Berikan informasi akurat dan konsisten dan menerima orang tersebut, membantu
mengenai prognosis. Hindari argumentasi meningkatkan rasa percaya.
mengenai persepsi pasien terhadap situasi 3. Dapat mengurangi ansietas dan
tersebut. ketidakmampuan pasien untuk membuat
4. Waspada terhadap tanda-tanda keputusan/pilihan berdasarkan realita.
penolakan/depresi (contoh: menarik diri, 4. Pasien mungkin akan menggunakan
marah, ucapan-ucapan yang tidak tepat). mekanisme bertahan dengan penolakan dan
Tentukan timbulnya ide bunuh diri dan kaji terus berharap bahwa diagnosenya tidak
potensialnya pada skala 1-10 akurat. Rasa bersalah dan tekanan spiritual
5. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien mungkin akan menyebabkan pasien
akan merasa aman untuk mendiskusikan menarik diri dan percaya bahwa bunuh diri
perasaan/menahan diri untuk berbicarz adalah suatu alternative
6. Izinkan pasien untuk mengekspresikan rasa 5. Membantu pasien untuk merasa diterima
marah, takut, putus asa tanpa konfrontasi. pada kondisi sekarang tanpa perasaan
Berikan informasi bahwa perasaannya dihakimi dan meningkatkan perasaan harga
adalah normal dan perlu diekspresikan diri dan control.
7. Kenali dan dukung tahap pasien/keluarga 6. Penerimaan perasaan akan membuat pasien
pada proses berduka. (rujuk pada DK: dapat menerima situasi
Kanker, DK: berduka, Antisipasi, hal 1001) 7. Pilihan intervensi ditentukan oleh tahap
8. Jelaskan prosedur, berikan kesempatan berduka, perilaku koping, misalnya; marah/
untuk bertanya dan jawab dengan jujur. menarik diri, pengingkaran
Tetap berada bersama pasien selama 8. Informasi yang akurat akan membuat
prosedur dan konsultan yang menimbulkan pasien dapat lebih efektif dalam
ansietas menghadapi realita situasi, sehingga dapat
9. Identifikasi dan dorong interaksi pasien mengurangi ansietas dan rasa takut akan
dengan system pendukung. Dorong ketidaktahuan
pengungkapan/interaksi dengan 9. Mengurangi perasaan terisolasi. Jika
keluarga/orang terdekat system pendukung keluarga tidak tersedia,
10. Berikan informasi yang dapat dipercaya bantuan dari luar mungkin dibutuhkan
dan konsisten, juga dukungan untuk orng dengan segera
terdekat 10. Menciptakan interaksi interpersonal yang
11. Libatkan orang terdekat sesuai petunjuk lebih baik dan menurunkan ansietas dan
pada pengambilan keputusan bersifat rasa takut
mayor 11. Menjamin adanya system pendukung bagi
Kolaborasi pasien, dan memberikan kesempatan orang
12. Rujuk pada konseling psikiatri terdekat untuk berpartisipasi dalam
kehidupan pasien.
12. Mungkin diperlukan bantuan lebih lanjut
dalam berhadapan dengan diagnose/
prognosis, terutama jika timbul pikiran
untuk bunuh diri.
DX : ISOLASI SOSIAL
Dapat dihubungkan dengan : Perubahan status kesehatan, perubahan pada penampilan fisik,
perubahan status mental
Kriteria hasil :
10. Rujuk pada sumber-sumber, mis., 9. Indikasi bahwa putus asa dan ide untuk
pelayanan sosial, konselor dan bunuh diri sering muncul; ketika tanda ini
organisasi/proyek AIDS diketahui oleh pemberi perawatan, pasien
umumnya ingin berbicara mengenai
11. Berikan tempat pada komunitas
persaan ingin bunuh diri, terisolasi dan
perlindungan jika diperlukan
putus asa
DX : KETIDAKBERDAYAAN
Dapat dihubungkan dengan : Konfirmasi diagnose sakit terminal, proses berduka yang belum
selesai
Kriteria hasil :
Menyatakan perasaan dan cara yang sehat untuk berhubungan dengan mereka
Mengungkapkan rasa control terhadap situasi sekarang
Membuat keputusan yang berhubungan dengan perawatan dan ikut serta dalam perawatan
diri.
Intervensi Rasional
1. Identifikasi factor yang berhubungan 1. Pasien penderita AIDS umumnya
dengan perasaan tak berdaya, mis., menyadari literature dan prognosis terbaru.
diagnose sakit terminal, kurang system Rasa takut akan AIDS (pada populasi
pendukung, kurangnya pengetahuan umum dan juga pada keluarga pasien/orang
mengenai situasi saat ini. terdekat) adalah kasus paling umum
ditemukan pada isolasi pasien.
2. Kaji tingkat perasaan tidak berdaya, mis.,
ekspresi verbal/non verbal yang 2. Menentukan status individual pasien dan
mengindikasikan kurangnya control, afek mengusahakan intervensi yang sesuai pada
datar, kurangnya komunikasi waktu pasien imobilisasi karena perasaan
depresi.
3. Dorong peran aktif pada perencanaan
aktivitas, menetapkan keberhasilan harian 3. Memungkinkan peningkatan perasaan
yang realistis/dapat dicapai. Dorong control control dan menghargai diri sendiri dan
pasien yang tanggung jawab sebanyak tanggung jawab diri
mungkin. Identifikasi hal-hal yang dapat
4. Banyak factor yang berkenaan dengan
dan tidak dapat dikontrol.
perawatan yang digunakan pada
4. Dorong harapan hidup dan kekuatan ketidakmampuan ini dan sering
bertahan lama dari dokumen pengacara, menempatkan proses penyakit fatal pasien
dengan instruksi khusus dan tepat di dalam kekuasaan personel medis dan
mengenai prosedur-prosedur yang dapat orang lain yang tak dikenal yang mungkin
dan tidak dapat diterima untuk membuat keputusan dan tentang pasien
memperpanjang hidup tanpa menghargai kehilangan kemandirian
pasien
DX : KURANG PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT,
PROGNOSIS, DAN KEBUTUHAN PENGOBATAN
Keterbatasan kognitif
Kriteria hasil :
Mengidentifikasi hubungan antara tanda/gejala pada proses penyakit dan hubungan gejala
dengan factor penyebab
Dengan tepat menunjukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alas an suatu
tindakan
Memulai perubahan gaya hidup yang perlu dan ikut serta dalam aturan perawatan
Intervensi Rasional
1. Tinjau ulang proses penyakit dan apa yang 1. Memberikan pengetahuan dasar dimana
menjadi harapan dimasa depan pasien dapat membuat pilihan berdasarkan
informasi.
2. Tentukan tingkat ketergantungan dan
kondisi fisik. Catat tingkat perawatan dan 2. Membantu merencanakan jumlah
dukungan yang tersedia dari keluarga/orang perawatan dan kebutuhan penatalaksanaan
terdekat dan kebutuhan akan pemberi gejala dan juga kebutuhan akan sumber
perawatan lainnya tambahan
3. Tinjau ulang cara penularan penyakit 3. Mengoreksi mitos dan kesalahan konsepsi,
meningkatkan keamanan bagi pasien/orang
4. Instruksikan pasien dan pemberi perawatan
lain
mengenai control infeks, mis., teknik
membersihkan tangan bagi semua orang; 4. Mengurangi penularan penyakit;
penggunaan sarung tangan pada waktu meningkatkan kesehatan pada masa
memegang bedpan, pakaian kotor; berkurangnya kemampuan system imun
menggunakan masker bila pasien untuk mengontrol tingkat flora
mengalami batuk produktif; menempatkan
5. Kulit yang sehat memberikan barrier
pakaian kotor/basah pada kantong plastic
terhadap infeksi. Tindakan untuk mencegah
dan menempatkannya terpisah dari cucian
gangguan kulit dan komplikasi yang
keluarga.
berhubungan adalah penting.
5. Tekankan perlunya kebutuhan perawatan
6. Mukosa oral dapat dengan cepat
kulit harian, termasuk memeriksa lipatan
menunjukan komplikasi hebat dan
kulit, titik tekanan, dan perineum dan
progresif. Penelitian menunjukan bahwa
menyediakan pembersih serta tindakan
65% dari pasien penderita AIDS memiliki
perlindungan adekuat, mis., salep, bantalan
beberapa gejala oral. Oleh karena itu
6. Pastikan bahwa pasien/orang terdekat dapat pencegahan dan intervensi awal adalah
menunjukan perawatan oral dan gigi yang penting.
baik. Tinjau ulang prosedur sesuai
7. Meningkatkan nutrisi adekuat yang
petunjuk. Dorong perawatan gigi regular
diperlukan untuk penyembuhan dan
7. Tinjau ulang kebutuhan akan diet dan cara mendukung system imun, meningkatkan
untuk meningkatkan pemasukan pada perasaan sehat
waktu anoreksia, diare, lemas, depresi yang
8. Meningkatkan kerjasama dengan/
mengganggu pemasukan
peningkatan kemungkinan untuk sukses
8. Diskusikan aturan obat-obatan, interaksi, dengan aturan terapeutik.
dan efek samping
9. Memberi pasien peningkatan control,
9. Berikan informasi mengenai mengurangi risiko rasa malu dan
penatalaksanaan gejala yang melengkapi meningkatkan kenyamanan.
aturan medis, mis., pada diare intermiten,
10. Mencegah/mengurangi kepenatan,
gunakan lomotil sebelum pergi ke kegiatan
meningkatkan kemampuan
sosial.
11. Merangsang pelepasan endorphin pada
10. Tekankan pentingnya istirahat adekuat
11. Dorong aktivitas/latihan pada tingkat yang otak, meningkatkan rasa sejahtera.
dapat ditoleransi pasien
12. Memberi kesempatan untuk mengubah
12. Tekankan perlunya melanjutkan perawatan aturan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan dan evaluasi perubahan/individual.
13. Anjurkan penghentian merokok 13. Merokok akan meningkatkan risiko infeksi
dan dapat menyebabkan
14. Identifikasi tanda dan gejala yang
ketidakseimbangan system imun
membutuhkan evaluasi medis, mis., demam
(penurunan kekuatan ikatan O2 dengan
yang terus menerus/berkeringat pada
SDM)
malam hari, pembengkakan kelenjar,
penurunan berat, diare, bintik/lesi pada 14. Pengenalan awal akan perkembangan
kulit, sakit kepala, sakit pada dada, komplikasi dan intervensi yang tepat pada
dyspnea. waktunya dapat mencegah perkembangan
ke arah situasi yang dapat membahayakan
15. Identifikasi sumber-sumber komunitas,
jiwa.
mis., rumah sakit/pusat perawatan tempat
tinggal (bila ada). 15. Memudahkan pemindahan dari lingkunga
perawatan akut, mendukung pemulihan dan
kemandirian.