Anda di halaman 1dari 19

TUGAS CMHN

DEPRESI

Disusun Oleh :

KELOMPOK 8 :

1. Olivia Herianandes (2014201071)


2. Vivy Fitrianingsih (2014201088)
3. Wella Vista Edward (2014201089)
4. Oktaviani Putri (2014201070)
5. Sisri Okta Suryani (2014201081)

VI B KEPERAWATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN ALIFAH PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa, karena berkat
rahmat serta karunia-NYA lah Penyusun dapat menyelesaikan tugas membuat makalah
mengenai Depresi ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Yang mana tugas ini
adalah tugas pertama yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Psikologi
kepada Kami sebagai Penulis. Tidak lupa pula Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Flora Song Bong, selaku guru pembimbing mata kuliah Psikologi, yang
telah membimbing Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan
baik.
Makalah ini disusun agar Pembaca serta Penulis sendiri dapat memperluas
pengetahuan dan pemahaman mengenai Depresi. Pengetahuan itu dapat berupa
mengenai apa itu depresi, apa saja penyebab depresi, bagaimana cara penanggulangan
depresi, serta hal-hal penting lainnya yang menyangkut dan yang menunjang
peningkatan pemahaman kita mengenai Depresi dengan lebih baik.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
maupun dapat pula digunakan sebagai bahan belajar dan sebagai prasarana penunjang
tercapainya pemahaman yang baik mengenai depresi itu sendiri. Penulis juga
menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh sebab itu,
Penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran positif yang membangun, agar
makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna dimasa yang akan datang.

Padang, 16 Juni 2023

Penulis kelompok 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orang tentu akan menemukan kesulitan dan cobaan hidup. Mungkin
dia tidak merasa sedemikian berputus asa sehingga bunuh diri, tetapi dia mempunyai
pengalaman depresi sewaktu-waktu. Yang terkadang diaplikasikan atau dicurahkan
dalam beberapa bentuk, dan tak jarang membawa mereka kedalam pemikiran yang
menyulitkan, dan lain sebagainya.Biasanya semua orang tidak mengakui bahwa
mereka telah terpelosok ke dalam kancah penderitaan. Banyak dari mereka berpikir
tentang tingkat-tingkat depresi yang mereka sebut ”perasaan sedih” atau seperti yang
dilakukan oleh wanita dengan menangis. Tapi mereka sadar bahwa sekali waktu
kehidupan mereka tidak bahagia. Jelaslah ada perbedaan antara ketidakbahagiaan
dan penyakit mental. Bagaimanapun juga, bentuk depresi yang paling ringan akan
menumpulkan ketajaman kehidupan yang paling keras. Sehingga beberapa orang
yang terjebak dalam kesedihan ataupun ketidakbahagiaan lainnya, mengambil
langkah berbahaya yang dapat merugikan dirinya, yaitu dengan tindakan bunuh diri
dan sebagainya.
Untuk itu makalah ini disusun sedemikian rupa guna membantu pembaca agar
lebih mudah memahami maksud dari depresi. Selain itu, agar dapat memberikan
pengetahuan atau wawasan bagi para pembaca. Pada zaman modern ini, banyak
manusia yang mengalami stress, kecemasan, dan kegelisahan. Sayangnya, masih
saja ada orang yang berpikir bahwa stress dan depresi bukan benar-benar suatu
penyakit. Padahal, dibandingkan AIDS yang menjadi momok saat ini, stres dan
depresi jauh lebih bertanggung jawab terhadap banyak kematian. Karena, kedua hal
tersebut merupakan sumber dari berbagai penyakit.
Stres dan depresi yang dibiarkan berlarut membebani pikiran dan dapat
mengganggu system kekebalan tubuh. Apabila kita berada dalam emosi yang
negative seperti rasa sedih, benci, iri, putus asa, kecemasan, dan kurang bersyukur
dengan nikmat yang ada, maka system kekebalan kita menjadi lemah.
Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental utama saat ini, yang
mendapat perhatian serius. Dinegara-negara berkembang, WHO memprediksikan
bahwa pada tahun 2020 nanti depresi akan menjadi salah satu penyakit mental yang
banyak dialami dan depresi berat akan menjadi penyebab kedua terbesar kematian
setelah serangan jantung. Berdasarkan data WHO tahun 1980, hampir 20%-30%
dari pasien rumah sakit dinegara berkembang mengalami gangguan mental
emosional seperti depresi.

B. Ruang Lingkup
Makalah ini membahas tentang depresi secara general atau universal. Namun,
sesuai dengan literatur yang kami miliki maka makalah ini dibatasi oleh ruang
lingkup bahasan yang meliputi pengertian depresi dan tanda gejalanya serta ciri-ciri
kepribadian penderita depresi.

C. Tujuan
Adapun tujuan yang inin dicapai dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Memahami tentang pengertian depresi;
2. Faktor penyebab depresi;
3. Memahami tentang gejala depresi;
4. Memahami tentang ciri-ciri kepribadian penderita depresi;
5. Membantu mengurangi timbulnya gejala depresi baik di lingkungan masyarakat
maupun pribadinya;
6. Cara menanggulangi depresi dalam diri;
7. Memperluas wawasan mengenai penyakit pisikis, khusunya depresi, agar dapat
digunakan sebagai dasar pengetahuan untuk berpartisipasi dalam memberikan
informasi bagi masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Depresi

Depresi adalah gangguan mood (kondisi emosional) berkepanjangan yang


mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang
dan kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain seolah ada penghalang yang
tampak atau timbul tanpa alasan yang jelas. Depresi dapat diartikan sebagai suatu
reaksi yang berlebihan terhadap suatu kejadian yang menjadi pemicunya. Depresi
juga dapat diartikan suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen
somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut
nadi sedikit menurun.

Depresi biasanya terjadi saat stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung
reda. Depresi yang dialami ini berkolerasi dengan kejadian dramatis yang baru saja
terjadi atau menimpa seseorang. Pada umumnya, mood yang secara dominan
muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan. Depresi adalah kata
yang memiliki banyak nuansa arti. Sebagian besar diantara kita pernah merasa sedih
atau jengkel, menjalani kehidupan yang penuh masalah, merasa kecewa, kehilangan
dan frustasi, yang dengan mudah menimbulkan ketidakbahagiaan dan keputusasaan.
B. Penyebab depresi

1. Faktor genetik

Seseorang yang dalam keluarganya diketahui menderita depresi berat


memiliki resiko lebih besar menderita gangguan depresi daripada masyarakat
pada umumnya. Gen berpengaruh dalam terjadinya depresi, tetapi ada banyak
gen di dalam tubuh kita dan tidak ada seorangpun peneliti yang mengetahui
secara pasti bagaimana gen bekerja. Dan tidak ada bukti langsung bahwa ada
penyakit depresi yang disebabkan oleh faktor keturunan.
2. Susunan kimia otak dan tubuh

Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memegang peranan yang
besar dalam mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi ditemukan
adanya perubahan dalam jumlah bahan kimia tersebut. Hormon adenalin yang
memegang peranan utama dalam mengendalikan otak dan aktivitas tubuh,
tampaknya berkurang pada mereka yang mengalami depresi. Pada wanita,
perubahan hormon dihubungkan dengan kelahiran anak dan menopause juga
dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi.
3. Faktor usia

Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan usia muda yaitu


remaja dan orang dewasa lebih banyak terkena depresi. Hal ini dapat terjadi
karena pada usia tersebut terdapat tahap-tahap serta tugas perkembangan yang
penting, yaitu peralihan dari masa anak-anak kemasa remaja, remaja ke dewasa,
masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja, serta masa pubertas hingga ke
pernikahan. Namun sekarang ini usia rata-rata penderita depresi semakin
menurun, yang menunjukkan bahwa remaja dan anak-anak semakin banyak
yang terkena depresi. Survei masyarakat terakhir melaporkan adanya prevalensi
yang tinggi dari gejala-gejala depresi pada golongan usia dewasa muda yaitu 18-
44 tahun.

4. Gender
Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita depresi daripada pria. Bukan
berarti wanita lebih mudah terserang depresi, bisa saja karena wanita lebih
sering mengakui adanya depresi daripada pria. Dan dokter lebih dapat mengenali
depresi pada wanita. Bagaimanapun, tekanan pada wanita yang mengarahkan
pada depresi. Misalnya, seorang diri dirumah dengan anak-anak kecil lebih
jarang ditemui pada pria daripada wanita. Ada juga perubahan hormonal dalam
siklus menstruasi yang berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran dan juga
menopause yang membuat wanita lebih rentan menjadi depresi atau menjadi
pemicu penyakit depresi.
5. Gaya hidup

Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat berdampak pada penyakit
misalnya penyakit jantung juga dapat memicu kecemasan dan depresi.
Tingginya tingkat stress dan kecemasan digabung dengan makanan yang tidak
sehat dan kebiasaan tidur serta tidak olahraga untuk jangka waktu yang lama
dapat menjadi faktor beberapa orang yang mengalami depresi penelitian
menunjukkan bahwa kecemasan dan depresi berhubungan dengan gaya hidup
yang tidak sehat pada pasien berisiko penyakit jantung. Gaya hidup yang tidak
sehat misalnya tidur tidak teratur, makan tidak teratur, pengawet dan pewarna
buatan, kurang berolahraga, merokok, dan minum-minuman keras.
6. Penyakit fisik

Penyakit fisik dapat menyebabkan depresi. Perasaan terkejut karena


mengetahui kita memiliki penyakit serius dapat mengarahkan pada hilangnya
kepercayaan diri dan penghargaan diri, juga depresi. Alasan terjadinya depresi
cukup kompleks. Misalnya, depresi sering terjadi setelah serangan jantung,
mungkin karena seseorang merasa mereka baru saja mengalami kejadian yang
dapat menyebabkan kematian atau karena mereka tiba-tiba menjadi orang yang
tidak berdaya. Pada individu lanjut usia, penyakit fisik adalah penyebab yang
paling umum terjadinya depresi.
7. Obat-obatan

Beberapa obat-obatan untuk pengobatan dapat menyebabkan depresi.


Namun bukan berarti obat tersebut menyebabkan depresi, dan menghentikan
pengobatan dapat lebih berbahaya daripada depresi.
8. Obat-obatan terlarang

Marijuana/Ganja, Heroin/ Putauw, Kokain, Ekstasi dan Sabu-sabu.


9. Sinar matahari

Kebanyakan dari kita merasa lebih baik dibawah sinar matahari daripada
mendung, tetapi hal ini sangat berpengaruh pada beberapa individu. Mereka
baik-baik saja ketika musim panas tetapi menjadi depresi ketika musim dingin.
Mereka disebut menderita seasonal affective disorder (SAD).
10. Kepribadian
Aspek-aspek kepribadian ikut pula mempengaruhi tinggi rendahnya
depresi yang dialami serta kerentanan terhadap depresi. Ada individu-individu
yang lebih negative, pesimis, juga tipe kepribadian.

C. Proses Terjadinya Masalah

Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik,
faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi,
faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan
sebagainya.
Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi,
pembedah□an,kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti
kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang
pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai
dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang
bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak
dapat dimengerti oleh orang lain.
Penyebab depresi terbagi menjadi beberapa aspek menurut Beck yaitu :

1. Aspek Yang Dimanifestasikan Secara Emosional


a) Perasaan kesal atau patah hati (dejected mood); perasaan ini
menggambarkan keadaan sedih, bosan dan kesepian yang dialami individu.
Keadaan ini bervariasi dari kesedihan sesaat hingga kesedihan yang terus -
menerus.
b) Perasaan negatif terhadap diri sendiri ; perasaan ini mungkin berhubungan
dengan perasaan sedih yang dijelaskan di atas, hanya bedanya perasaan ini
khusus ditujukan kepada diri sendiri.
c) Hilangnya rasa puas ; maksudnya ialah kehilangan kepuasan atas apa yang
dilakukan. Perasaan ini dapat terjadi pada setiap kegiatan yang dilakukan
termasuk hubungan psikososial, seperti aktivitas yang menuntut adanya
suatu tanggung jawab.
d) Hilangnya keterlibatan emosional dalam melakukan pekerjaan atau
hubungan dengan orang lain ; keadaan ini biasanya disertai dengan
hilangnya kepuasan diatas. Hal ini dimanifestasikan dalam aktivitas tertentu,
kurangnya perhatian atau rasa keterlibatan emosi terhadap orang lain.
e) Kecenderungan untuk menangis diluar kemauan ; gejala ini banyak dialami
oleh penderita depresi, khususnya wanita. Bahkan mereka yang tidak pernah
menangis selama bertahun-tahun dapat bercucuran air mata atau merasa
ingin menangis tetapi tidak dapat menangis.
f) Hilangnya respon terhadap humor ; dalam hal ini penderita tidak kehilangan
kemampuan untuk mempersepsi lelucon, namun kesulitannya terletak pada
kemampuan penderita untuk merespon humor tersebut dengan cara yang
wajar. Penderita tidak terhibur, tertawa atau puas apabila mendengar lelucon.

2. Aspek depresi yang dimanifestasikan secara kognitif


a) Rendahnya evaluasi diri ; hal ini tampak dari bagaimana penderita
memandang dirinya. Biasanya mereka menganggap rendah ciri - ciri yang
sebenarnya penting, seperti kemampuan prestasi, intelegensi, kesehatan,
kekuatan, daya tarik, popularitas, dan sumber keuangannya.
b) Citra tubuh yang terdistorsi ; hal ini lebih sering terjadi pada wanita. Mereka
merasa dirinya jelek dan tidak menarik.
c) Harapan yang negatif ; penderita mengharapkan hal - hal yang terburuk dan
menolak uasaha terapi yang dilakukan.
d) Menyalahkan dan mengkritik diri sendiri ; hal ini muncul dalam bentuk
anggapan penderita bahwa dirinya sebagai penyebab segala kesalahan dan
cenderung mengkritik dirinya untuk segala kekurangannya.
e) Keragu-raguan dalam mengambil keputusan ; ini merupakan karakteristik
depresi yang biasanya menjengkelkan orang lain ataupun diri penderita.
Penderita sulit untuk mengambil keputusan, memilih alternatif yang ada, dan
mengubah keputusan.

3. Aspek yang dimanifestasikan secara motivasional


Meliputi pengalaman yang disadari penderita, yaitu tentang usaha,
dorongan, dan keinginan. Ciri utamanya adalah sifat regresif motivasi penderita,
penderita tampaknya menarik diri dari aktifitas yang menuntut adanya suatu
tanggung jawab, inisiatif bertindak atau adanya energi yang kuat.

4. Aspek depresi yang muncul sebagai gangguan fisik


Meliputi kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, kehilangan libido, dan
kelelahan yang sangat. Individu mengalami depresi jika individu mengalami
gajala-gejala rasa, seperti sedih, pesimis, membenci diri sendiri, kehilangan
energi, kehilangan konsentrasi, dan kehilangan motivasi. Selain itu individu
juga kehilangan nafsu makan, berat badan menurun, insomnia, kehilangan
libido, dan selalu ingin menghindari orang lain.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek depresi adalah


gejala depresi yang dapat dimanifestasikan secara emosional, kognitif,
motivasional, fisik dan pencernaan, raut wajah sedih, retardasi, dan agitasi.
Gejala yang dimanifestasikan secara emosional terdiri dari perasaan kesal atau
patah hati, perasaan negatif terhadap dirinya, hilangnya rasa puas, hilangnya
keterlibatan emosional,kecenderungan untuk menangis diluar kemauan, dan
hilangnya respon terhadap humor. Sedangkan gejala yang dimanifestasikan
secara kognitif meliputi sikap menyimpang penderita, baik terhadap diri,
pengalaman, dan masa depannya. Gejala yang dimanifestasikan secara
motivasional meliputi pengalaman yang
disadari penderita, yaitu tentang usaha, dorongan, dan keinginan , sedangkan gejala
yang muncul sebagai gangguan fisik apabila terjadi gangguan saraf otonom dan
hipotalamus.

POHON MASALAH

Resiko mencederai diri Akibat

Koping maladaptif Penyebab


Gangguan alam perasaan: depresi
Core

D. Gejala-Gejala Depresi

Sebelum mengenali gejala depresi, ada baiknya kita mengenal arti dari
gejala. Gejala adalah sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan yang sering
(namun tidak selalu) muncul pada waktu yang bersamaan. Gejala depresi adalah
kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat dikelompokkan
sebagai depresi. Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala
fisik, gejala psikis, dan gejala sosial yang khas, seperti murung, sedih
berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat kerja,
hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi, dan menurunnya daya tahan,
seperti berikut ini.

1. Gejala Fisik
a. Kelakuan yang aneh pada waktu tidur

b. Kelesuan – apatis – omong kosong


c. Hilangnya nafsu makan
d. Kehilangan nafsu seks
e. Penyakit-penyakit fisik yang ringan
2. Gejala Psikis
a. Kehilangan rasa percaya diri
Orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala
sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Mereka senang
sekali membandingkan antara dirinya dengan orang lain. Orang lain
dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih
berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif
lainnya.

b. Sensitif
Orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala
sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering
peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandang yang berbeda
oleh mereka, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka mudah
tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud orang lain,
mudah sedih, murung, lebih suka menyendiri.

c. Merasa diri tidak berguna


Perasaan ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang
gagal terutama di bidang atau lingkungan yang mereka kuasai.
d. Perasaan bersalah
Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya
sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan
tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Banyak pula yang merasa
dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka atas
situasi tersebut.
e. Perasaan terbebani
Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang
dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani
tanggung jawab yang berat.
3. Gejala Sosial
Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya
mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan atau aktivitas rutin lainnya.
Lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut
yang pada umumnya negatif. Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada
masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan. Masalah ini tidak
hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder,
malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk
berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap
terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada
kesempatan.

E. Ciri-ciri Kepribadian Penderita Depresi


Ada beberapa ciri kepribadian orang-orang tertentu yang mudah terkena
depresi bila dihadapkan pada situasi yang sulit, yaitu:
1. Individu yang sangat perasa dan tidak percaya diri.
2. Merasa diawasi.
3. Cenderung menjadi korban keraguan berat.
4. Cenderung mendramatisir.
5. Jika dihadapkan situasi yang sulit dimana perasaan mereka tak
dipertimbangkan, mereka akan sedih, tidak puas, dan depresi.
6. Kepribadian histeris Antara orang yang normal dan orang yang mengalami
depresi dapat dibedakan satu sama lain melalui tingkah laku mereka atau ciri-
ciri kepribadiannya. Ciri-ciri penderita depresi adalah sebagai berikut:
1. Mood dalam keadaan tertekan, berbeban berat, merasa sedih yang
berkepanjangan, dan adanya perasaan kosong atau hampa.
2. Minat untuk melakukan aktivitas menjadi kurang dan tidak ada semangat
dalam melakukan apapun. Padahal biasanya minat beraktivitas sangat tinggi
dan bersemangat.
3. Berat badan bertambah atau menurun sebanyak 5% dari berat badan semula
(normal).
4. Pola tidur berubah. Bisa juga menderita kesulitan tidur atau insomnia,
bahkan sebaliknya yaitu merasa kebanyakan tidur.
5. Kondisi tubuh jadi cepat merasa lelah dan merasa tidak berenergi.

6. Adanya perasaan menjadi orang yang tak berguna dan tak berharga.
Cenderung untuk meremehkan diri sendiri dan putus asa.
7. Sulit berkonsentrasi dan menjadi lamban dalam berpikir.

8. Muncul keinginan untuk bunuh diri.


F. Tips-Tips Mencegah Depresi

Adapun tips yang disarankan dan juga dianjurkan untuk mencegah


terjadinya depresi antara lain.

1. Terbuka dan jangan suka memendam masalah. Di dunia ini tidak ada orang
yang luput dari masalah. Orang yang tidak mempunyai masalah cenderung
tidak mempunyai pegangan. Sedikit sekali ada orang yang selalu bisa
mengatasi masalahnya sendiri, jadi berbagilah kepada teman dekat.
2. Curhat dan Sharing. Kalau masalah tidak bisa dipecahkan secara sendiri lebih
baik mengajak temam untuk sharing, atau siapa pun orang yang kita percayai.
Karena dengan begitu siapa tahu kita bisa mendapat bantuan solusi untuk
memecahkan masalah. Kalaupun enggak, paling tidak dengan berbagi cerita, perasan
jadi lebih enteng dan pikiran tidak stres. Kalau beginim jadi bisa mikirin solusinya
lagi kan.
3. Kerjakan banyak hal. Saat waktu senggang dan masih muda, banyak cara
untuk menghilangkan beban perasaan. Selain olahraga, membaca buku,
menonton dan istirahat adalah pentung artinya dalam hidup.
4. Mencoba yang belum pernah. Bukan berarti coba-coba sesuatu yang
mengundang risiko, akan tetapi menguji nyali diri untuk melakukan tantangan
yang dapat men-supprt diri.
5. Banyak cara untuk meraih cita-cita, mewujudkan keyakinan dan harapan asal
dengan sungguh dan pantang menyerah. Cara berserah diri dan sabar adalah
pegangan supaya tidak terpeleset ke jurang kebimbangan.
G. Cara Menanggulangi Depresi
1. Obat Antidepresan
Ada beberapa obat antidepresan yaitu:
a. Lithium. Lithium adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan
bipolar.
b. MAOIs
c. Tricyclics.
d. SSRIs

2. CBT
Pendekatan CBT memusatkan perhatian pada proses berpikir klien
yang berhubungan dengan kesulitan emosional dan psikologi klien.
Pendekatan ini akan berupaya membantu klien mengubah pikiran-pikiran atau
pernyataan diri negative dan keyakinan-keyakinan pasien yang tidak rasional.
Jadi fokus teori ini adalah mengganti cara-cara berfikir yang tidak logis
menjadi logis.

3. Terapi Interpersonal

Terapi Interpersonal adalah bantuan psikoterapi jangka pendek yang


berfokus kepada hubungan antara orang-orang dengan perkembangan simtom
penyakit kejiwaan.
4. Konseling kelompok dan dukungan sosial

Konseling secara kelompok adalah pelaksanaan wawancara konseling


yang dilakukan antara seorang konselor professional dengan beberapa pasien
sekaligus dalam kelompok kecil
5. Berolahraga

Keadaan mood yang negative seperti depresi, kecemasan, dan


kebingungan disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang negative pula. Salah
satu cara yang dapat dilakuakan untuk menghasilkan pikiran dan perasaan
positif yang dapat menghalangi munculnya mood negative adalah dengan
berolahraga.
6. Diet (mengatur pola makan)
Simtom depresi dapat diperparah oleh ketidakseimbangan nutrisi di dalam
tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi yang dapat menyebabkan depresi semakin
parah yaitu:
· Konsumsi kafein secara berkala .

· Konsumsi sukrosa (gula )

· Kekurangan biotin, asam folat dan vitamin B, C, kalsium, tembaga,


magnesium 
· Kelebihan magnesium

· Ketidakseimbangan asam amino

· Alergi makanan

7. Terapi Humor
Sudah lama professional medis mengakui bahwa pasien yang
mempertahankan sikap mental yang positif dan berbagai tawa, merespons
lebih baik terhadap pengobatan. Respons psiologis dari tertawa termasuk
meningkatkan pernapasan, sirkulasi, sekresi hormone dan enzim pencernaan
dan peningkatan tekanan darah.
8. Berdoa
Banyak orang mempunyai kecenderungan alami untuk berpaling pada
agama dalam memperoleh kekuatan dan hiburan. Bagi yang percaya,
keyakinan yang kuat dan menjadi anggota aliran agama tertentu serta tujuan
yang sama dapat menanggulangi penderitaan dan depresi.
Berdoa merupakan salah satu cara untuk mengatasi depresi. Mengambil
waktu untuk berdoa memberi kesempatan kepada kita menghentikan kegiatan
kita dan jalan arus hidup kita.
9. Hidroterapi dan Hidrotermal
Hidroterapi adalah penggunaan air untuk pengobatan penyakit terapi.
Hidrotermal adalah penggunaan efek temperature air misalnya mandi air
panas, sauna, dan lain-lain.
Pengobatan dari hidroterapi berdasarkan efek mekanis dan atau termal dari
air. Tubuh bereaksi pada stimulus panas dan dingin. Saraf mengantarkan
rangsangan yang dirasakan kulit kedalam tubuh, dimana merangsang system
imun, memengaruhi hormone stres, meningkatkan aliran tubuh dan
mengurang rasa sakit.

lebih baik terhadap pengobatan. Respons psiologis dari tertawa termasuk


meningkatkan pernapasan, sirkulasi, sekresi hormone dan enzim pencernaan
dan peningkatan tekanan darah.
10. Berdoa
Banyak orang mempunyai kecenderungan alami untuk berpaling pada
agama dalam memperoleh kekuatan dan hiburan. Bagi yang percaya,
keyakinan yang kuat dan menjadi anggota aliran agama tertentu serta tujuan
yang sama dapat menanggulangi penderitaan dan depresi.
Berdoa merupakan salah satu cara untuk mengatasi depresi. Mengambil
waktu untuk berdoa memberi kesempatan kepada kita menghentikan kegiatan
kita dan jalan arus hidup kita.
11. Hidroterapi dan Hidrotermal
Hidroterapi adalah penggunaan air untuk pengobatan penyakit terapi.
Hidrotermal adalah penggunaan efek temperature air misalnya mandi air
panas, sauna, dan lain-lain.
Pengobatan dari hidroterapi berdasarkan efek mekanis dan atau termal dari
air. Tubuh bereaksi pada stimulus panas dan dingin. Saraf mengantarkan
rangsangan yang dirasakan kulit kedalam tubuh, dimana merangsang system
imun, memengaruhi hormone stres, meningkatkan aliran tubuh dan
mengurang rasa sakit.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Depresi adalah gangguan mood (kondisi emosional) berkepanjangan yang
mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan, dan berperilaku) seseorang
dan kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain seolah ada penghalang yang
tampak atau timbul tanpa alasan yang jelas. Individu yang terkena depresi pada
umumnya menunjukkan gejala fisik, gejala psikis, dan gejala sosial yang khas. Orang
yang mudah sekali mengalami depresi biasanya memiliki beberapa kepribadian
tertentu. Penderita depresi memiliki ciri kepribadian yang berbeda dengan orang
normal. Hal ini merupakan pengaruh pikiran dari orang yang mengalami depresi
tersebut terhadap situasi sulit yang sedang dialaminya

B. Saran
Adapun saran dari kami untuk perkembangan profesi keperawatan sebagai berikut:
1. Sebaiknya perawat dapat memberikan motivasi bagi penderita depresi, baik
depresi ringan bahkan depresi berat, tidak menggunakan kata-kata yang
membuat penderita patah semangat.
2. Perawat diharapkan dapat mengontrol pasien/penderita depresi dari tindakan
yang atau hal-hal yang kecil hingga hal yang besar sekalipun untuk mencegah
terjadinya suatu tindakan fatal diluar dugaan.
3. Komunikasi secara kontinyu dengan penderita depresi, agar penderita tersebut
merasa dihargai, dibutuhkan dan dihibur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lumongga Namora. 2009 . Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana
Pranada http://artikelkesmas.blogspot.com/2013/01/makalah-psikologi-
kesehatan-depresi.html Gunarsa, Singgih D. & Gunarsa, Ny. Y Singgih. 1995.
Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia ( hal 89)

2. Maramis. 2012. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga


University Press (hal 94, 131,339, 385)

3. Latipah, Eva. 2012. Pengantar Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pedagogia


(hal 191) Sunaryo. 2004.

4. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC (hal 70, 149)Sadock, Benjamin J..
2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
(hal 189, 630)

5. http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2010/03/tokoh-psikologi-edward-
lee- thorndike.html. Diambil Tanggal 3 Oktober 2013 

Anda mungkin juga menyukai