Anda di halaman 1dari 8

RESENSI BUKU

LOVING THE WOUNDED SOUL


KARYA REGIS MACHDY

Alfi tri hidayanti


XI IPS 1/02

A. Identitas Buku
Judul buku Loving the Wounded Soul
Penulis Regis Machdy
Tahun Terbit 30 September 2019
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Jumlah 324 Halaman
Halaman
ISBN 9786020633701
Bahasa Indonesia
Ukuran 21 cm x 14 cm
Berat 0,284 kg

B. Pendahuluan
Depresi adalah penyakit yang sangat mengganggu, bahkan
dapat memunculkan keinginan untuk mengakhiri hidup bagi yang
mengalaminya. Di tengah pergulatan orang dengan depresi,
banyak stigma yang melabeli sehingga mereka mengalami
kesulitan untuk mendapatkan pertolongan. Regis, sebagai salah
satu penyintas depresi dan akademisi psikologi, akan
mengungkap apa itu depresi dan mengapa depresi rentan dialami
manusia abad ini.
Buku Loving the Wounded Soul membahas depresi secara
komprehensif, mulai dari aspek klinis dan budaya, faktor internal
dan eksternal, serta higher meaning dari kehadiran depresi itu
sendiri. Tak hanya menjadi pedoman bagi orang dengan depresi,
buku ini juga penting bagi pendamping dan siapa saja yang ingin
memahami kompleksitas jiwa sekaligus menemukan makna
sejati kehidupan.
Namun, dari sisi genetik secara umum depresi merupakan
penyakit yang dapat diturunkan. Sebuah penelitian dengan subjek
orang kembar, menemukan sebesar 38% depresi bisa diturunkan.
Apabila salah satu dari anak kembar mengidap depresi, maka
kemungkinan kembarannya juga mengidap depresi.

C. Isi
Pada awal buku ini, dijelaskan tentang pemahaman terkait
dengan stress dan depresi itu sendiri. Menurut studi literatur
psikologi, stress memiliki dua macam jenis, yaitu eustress dan
distress.
Eustress adalah stress yang memiliki dampak positif yang
membuat kita menjadi lebih tangguh, lebih dewasa, dan ahi
dalam bidang tertentu. Sedangkan distress adalah stress negatif
yang bisa menyebabkan kita merasakan emosi sedih dan tidak
berdaya. Sementara depresi itu sendiri adalah sebuah penyakit
nyata yang sama sekali berbeda dengan stress. Orang stress
bukan berarti depresi dan orang yang mengidap depresi tidak
boleh diremehkan.
Depresi sama dengan anxiety disorder dan bipolar disorder
yang termasuk ke dalam kategori penyakit gangguan mental.
Banyak masyarakat yang menyepelekan penyakit gangguan jiwa,
bahkan ada yang tidak menganggap penyakit yang tidak perlu
ditangani.
Lalu, berlanjut dengan pembahasan terkait ciri-ciri
seseorang yang mengidap depresi dan berbagai faktor yang
mempengaruhi keadaan depresi tersebut. Ada banyak fakta dan
kajian yang dibahas menarik mengenai depresi.
Salah satu contohnya adalah bahwa banyak kaum
perempuan lebih rentan mengalami depresi, ini dijelaskan dengan
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut.
Secara umum, perempuan lebih rentan daripada laki-laki
terkait mengidap depresi ini disebabkan karena memiliki
fluktuasi hormon yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki
yang pada akhirnya menyebabkan turbulensi hormon. Perempuan
juga lebih sering berulang-ulang memikirkan sesuatu. Namun,
berdasarkan fakta yang terjadi, meski perempuan lebih rentan
mengidap depresi, tapi lebih banyak laki-laki yang sampai
memutuskan mengakhiri hidupnya.
Faktor yang mendorong banyaknya laki-laki untuk
memutuskan mengakhiri hidupnya dikarenakan pola asuh yang
menekan laki-laki untuk berlaku tegar dengan tidak
memperlihatkan emosinya.
Depresi merupakan salah satu penyakit mental. Orang-orang
yang mengidapnya tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri dan
harus mendapatkan bantuan dari pihak yang profesional untuk
mengembalikan secara normal. Bahkan ada yang sampai harus
mengkonsumsi obat antidepresan, ini malah bisa menyebabkan
masalah baru yaitu ketergantungan terhadap obat-obatan.
Seseorang yang sedang mengidap depresi haru bisa
melepaskan diri dari penjara pikirannya. Tidak seharusnya orang
yang depresi memiliki ketergantungan terhadap obat, karena
berdampak pada seseorang yang akan semakin kebal hingga
dosisnya bisa semakin bertambah.
Meskipun dalam beberapa momen obat antidepresan
berhasil meredakan perasan depresi, namun orang yang
mengidap depresi tetap menekankan betapa pentingnya memiliki
tanggung jawab untuk menghargai diri sendiri.
Memiliki tekad yang kuat untuk bisa melepaskan diri dari
perasaan depresi, dan mengonsumsi makanan sehat adalah
beberapa cara untuk melepaskan diri dari depresi.
Secara biologis, Regis menjelaskan bahwa depresi juga
berkaitan dengan faktor genetik, struktur otak, hormon serotonin
dan zat kimia pada otak, dan mikroba yang terdapat pada usus.
Ada keterkaitan antara kesehatan mental dengan peran mikroba
yang terdapat pada sistem pencernaan.
Ternyata, bakteri baik yang berada dalam sistem pencernaan
merupakan pemasok 95% serotonin dalam tubuh. Serotonin
adalah hormon yang berkaitan dengan kebahagiaan.
Karena itu, asupan makanan juga sangat penting bagi orang
yang mengidap depresi. Selain penting untuk menjaga kesehatan
otak, tentunya perlu untuk menjaga kesehatan dari sistem
pencernaan. Pencernaan ini juga sering disebut sebagai otak
kedua.
Dijelaskan juga terkait informasi penting dimana ada
korelasi antara penyakit-penyakit fisik yang sebenarnya sangat
dipengaruhi oleh faktor emosi dan kestabilan kesehatan mental
yang dirasakan.
Pada dasarnya tubuh, pikiran dan emosi yang ada didalam
tubuh manusia sebenarnya saling terhubung satu sama lain. Ada
beberapa penelitian yang menemukan bahwa orang yang rentan
mengidap depresi sering kali memperlihatkan beberapa pola
tingkah laku dengan ketidaknyamanan fisik.
Louise Hay, seorang terapis holistis faktor depresi bisa
dipengaruhi dari aspek emosi dan spiritual. Contohnya seperti
ketika tiba-tiba ada permasalahan di perut, ini bisa
mengindikasikan bahwa ada trauma dari pengalaman hidupnya
yang belum terselesaikan dengan baik.
Hal itu tanpa disadari pernah dialami oleh semua orang.
Misalnya, ketika masa peralihan dari masa kuliah menuju dunia
kerja, tiba-tiba kita mengalami gangguan di perut dikarenakan
belum mampu untuk percaya terhadap realitas kehidupan yang
berbeda sebagai orang yang dituntut untuk menjadi lebih dewasa.
Beberapa gejala umum yang terjadi pada orang yang
mengidap depresi adalah low mood, worthless-hopeless-helpless,
suicide Ideation & suicide attempt, serta self harm.
Low mood adalah sebuah perasaan tidak ada semangat
untuk hidup, selalu merenung, selalu merasa sepi, merasa tidak
bisa melakukan apa-apa, tidak berharga, mudah lelah dan selalu
memiliki perasaan negatif terhadap diri nya sendiri.
Perasan tersebut seringkali bertahan dalam waktu yang
cukup lama, bahkan bisa bertahan hingga bertahun-tahun. Low
mood bisa menjadi awal dari gejala depresi akut. Selanjutnya
worthless-hopeless-helpless, tiga kata ini menggambarkan isi
pikiran dan suasana hati dari seseorang yang mengidap depresi.
Pikiran mereka mudah dipengaruhi, sehingga mereka
beranggapan bahwa dirinya tidak berharga, selalu merepotkan,
hanya menjadi kendala saja, dan berfikir bahwa kehadiran
dirinya tidak berguna di dunia.
Orang yang mengalami depresi menganggap tidak ada
sesuatu yang bisa membuat suasana hatinya membaik, tidak
memiliki harapan, tidak bisa terselamatkan lagi, dan menganggap
bahwa selama nya akan mengidap depresi. Jika melihat
kehidupan dari sisi yang gelap, mereka menjadi sulit untuk
berpikir jernih dan realistis, serih mudah lelah, dan selalu
memiliki pemikiran negatif.

D. Keunggulan Buku
 Isi buku berisikan pengalaman yang dialami oleh penulis
sendiri. Memberikan penjelasan yang cukup detail terkait
depresi dan memberikan solusi untuk mengatasinya. Ini
bisa menambah nilai lebih dalam buku tersebut, karena
data yang tersaji dan disampaikan dalam buku
merupakan fakta yang sudah terjadi.

 Terdapat istilah-istilah medis yang dijelaskan secara


terperinci, sehingga orang awam yang membaca nya
mudah mengerti apa maksudnya. Selain itu, dengan
adanya istilah-istilah medis tersebut, dapat menambah
ilmu di bidang medis.

 Penjelasan dalam isi buku dijabarkan dengan bahasa


yang mudah dipahami. Jadi pembaca bisa dengan mudah
mengerti dengan konteks isi buku secara keseluruhan. Ini
dikarenakan referensi buku ini dari jurnal-jurnal ilmiah.

E. Kekurangan Buku
Dalam buku ini terdiri dari beberapa bab dan tidak saling
berkaitan satu sama lain. Di awal buku, penulis menyarankan
membaca bisa secara atau sesuai dengan kebutuhan. Ini
dikhawatirkan bagi para pembaca yang awam, akan
menimbulkan kebingungan, dan menjadi sulit untuk memahami
isi buku secara keseluruhan.

F. Kesimpulan
Buku Loving the Wounded Soul memberikan informasi
terkait dengan permasalahan seputar depresi secara
komprehensif. Dengan buku ini kita bisa memahami tentang
kesehatan mental lebih detail dengan penjelasan yang mudah
dimengerti. Ditambah sang penulis sebagai penyintas depresi
dan akademisi di bidang psikolog, jadi kita mendapatkan
pengetahuan tentang depresi dan pentingnya menghargai diri
sendiri.
Hal lain yang kita dapat dari buku ini ialah kita harus lebih
memiliki empati terhadap orang-orang yang mengidap kondisi
depresi dan tidak beranggapan bahwa orang yang mengalami
kondisi itu terlalu berlebihan atau mengada-ada. Jangan juga
menghakimi seseorang yang mengidap depresi, sebab kita tidak
pernah tahu apa yang sudah dialaminya dan situasi sebenarnya
seperti apa yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai