ASUHAN
KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN
GANGGUAN
KECEMASAN
Keperawatan Jiwa I
Kelompok 1
dan ketidakamanan.
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang
Traumatik
Pola Mekanisme
Kecemasan
Frustasi
Medikasi
RENTANG RESPON
PENGKAJIAN KASUS
Berusia 46 pekerjaan Seorang laki-laki wiraswasta. Di rawat dengan diagnosa HIL dextra
direncanakan akan dilakukan operasi herniatomi.. Terdapat benjolan pada inguinal sejak =
10 tahun yang lalu. Sekitar 1 minggu yang lalu klien mengatakan bahwa dirinya merasa nyeri
di daerah inguinalis kanan dan dirasa semakin sakit, kemudian klien berobat ke puskesmas
terdekat dan dianjurkan untuk di periksakan ke rumah sakit dan dianjurkan untuk dilakukan
ditemukan data TD 130/90 mmHg. RR 24 x/menit, Suhu: 36,6 C dan Nadi 88 x/menit. Klien
mengatakan tegang, takut untuk dioperasi. klien mengatakan belum pernah di operasi
sebelumnya, klien bertanya kapan operasinya, klien bertanya tentang bagaimana suasana
di ruang operasi, klien bertanya jam berapa mulai operasinya, berapa lama, sakit atau
tidak, lama atau tidak, dibius atau tidak. Akral dingin, wajah klien tampak tegang, klien
tampak berdoa dan selalu melihat jam, klien tampak melihat sekelilingnya terus menerus,
wajah tegang.
PENGKAJIAN ANSIETAS
Faktor Predisposisi
halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum seseorang mempunyai
mengatasi stresor. Maka sesuai kasus, Klien mengalami benjolan pada inguinal sejak
Faktor Presipitasi
Pada sumber internal, Meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun, regulasi
suhu tubuh, perubahan biologis normal. Maka sesuai kasus klien merasakan nyeri di
daerah inguinalis kanan dan semakin sakit sejak 1 minggu yang lalu
berkerut dan bibir bergetar. Pasien mengalami dan tekanan darah naik, mulut kering, diare
ketegangan otot ringan atau konstipasi, tidak nafsu makan, mual, dan
berkeringat setempat.
individu seringkali tampak tidak dapat duduk tenang, lebih cepat, susah tidur dan tidak aman.
kadang meninggi.
TANDA GEJALA MENURUT STUART
(2016)
Kecemasan
Kecemasan Berat
Berat Panik
kacau.
Respon Kognitif :
sekelilingnya terus-menerus
Klien tampak tegang Respon Fisiologis Klien tampak berdoa dan selalu
melihat jam
atau tidaknya dan apakah perlu
dibius atau tidaknya.
Sumber Koping
Individu dapat mengalami stress dan kecemasan dengan menggerakkan sumber koping tersebut di
lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal ekonomi, kemampuan penyelesaian masalah,
dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman
yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil. Sesuai dengan kasus di
atas maka klien berobat ke puskesmas terdekat dan dianjurkan untuk di periksakan ke rumah sakit
Mekanisme Koping
a. Reaksi berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk
memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau
mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. Menarik diri untuk memindahkan dari sumber stres.
b. Mekanisme pertahanan ego, sesuai dengan kasus maka klien banyak bertanya terkait operasi
Abstrak:
Kecemasan yang sering terjadi pada masa pandemi dapat menyebabkan penurunan kondisi kesehatan, kualitas
hidup dan perasaan tidak nyaman sehingga orang mengalami hambatan dalam proses kehidupan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Perilaku Kognitif terhadap kecemasan selama pandemi. Desain dalam
penelitian ini adalah desain studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. sampel dalam hal
ini penelitian ini adalah Ny. E. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.
Penelitian dilakukan di Wilayah Bogor pada bulan Agustus 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara, observasi, dan dokumentasi studi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan alat bantu berupa
sphygmomanometer, stetoskop, termometer, senter, serta pedoman penilaian dan pedoman Terapi Perilaku Kognitif.
keperawatan pendekatan proses yang dilakukan peneliti meliputi tahapan sebagai berikut: Penilaian Peneliti
mengumpulkan data, baik dari responden/pasien. Diagnosa keperawatan, membuat intervensi keperawatan,
melaksanakan implementasi dan kemudian melakukan evaluasi keperawatan. Setelah 5 kali kunjungan ke rumah
klien, tingkat kecemasan berkurang dengan skor kecemasan dari awal skor 25 (kecemasan sedang) sampai 19
(kecemasan ringan), saat kecemasan datang klien menerapkan apa yang perawat miliki diajarkan yaitu melakukan
nafas dalam dibantu oleh keluarga, menerapkan teknik Cognitive Behavior Therapy, dan klien mampu melakukan
aktivitas di rumah seperti membersihkan rumah, memasak dan saat keluar rumah selalu memperhatikan protokol
kesehatan. Sebagian besar klien yang mendapat masalah gangguan kecemasan dengan Cognitive Behavioral
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa klien telah
diterapkan teori teknik Cognitive Behavior Therapy (CBT) di masyarakat muarasari dengan
gangguan kecemasan dengan diterapkan Cognitive Behavior Therapy (CBT) sebagian besar
Mellani. (2021). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Pada dasarnya
Stuart, G.W., dan Sundden, S.J.2018, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta : EGC
Marisca Agustina, Hari Ghanesia Istiani, Yunia Perdanasari. (2021). Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Jiwa dengan
Kecemasan Pada Orang Dewasa Menerapkan Congnitive Behavior Theraphy (CBT). Jurnal Of Nursing, JNEP Volume
01. No 01 2021.