Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 1

ASUHAN
KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN
GANGGUAN
KECEMASAN
Keperawatan Jiwa I
Kelompok 1

Indriani Ambarita (2010711088)

Kusumawati Briandini S (2010711089)

Abraham Junjungan S (2010711091)

Hanun Nur Afifah (2010711111)


DEFINISI KECEMASAN

Stuart (2016) dan NANDA (2018) menyatakan bahwa kecemasan adalah

perasaan tidak tenang yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau

ketakutan yang disertai dengan ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi,

dan ketidakamanan.

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan

mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan

mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang

tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang

nantinya akan menimbulkan perubahan fisiologis dan psikologis.


ETIOLOGI

Peristiwa Gangguan Fisik

Traumatik


Pola Mekanisme

Konflik Emosional Koping

Konsep diri Riwayat Gangguan

Kecemasan

Frustasi
Medikasi
RENTANG RESPON

Respon ini dapat digambarkan dengan rentang

respon adaptif dan maladaptif.

Reaksi terhadap kecemasan dapat bersifat

konstruktif dan destruktif.


PENGKAJIAN KASUS

Berusia 46 pekerjaan Seorang laki-laki wiraswasta. Di rawat dengan diagnosa HIL dextra

direncanakan akan dilakukan operasi herniatomi.. Terdapat benjolan pada inguinal sejak =

10 tahun yang lalu. Sekitar 1 minggu yang lalu klien mengatakan bahwa dirinya merasa nyeri

di daerah inguinalis kanan dan dirasa semakin sakit, kemudian klien berobat ke puskesmas

terdekat dan dianjurkan untuk di periksakan ke rumah sakit dan dianjurkan untuk dilakukan

operasi Hernia Inguinal. Perawat melakukan pengkajian 6. Intervensi Keperawatan

ditemukan data TD 130/90 mmHg. RR 24 x/menit, Suhu: 36,6 C dan Nadi 88 x/menit. Klien

mengatakan tegang, takut untuk dioperasi. klien mengatakan belum pernah di operasi

sebelumnya, klien bertanya kapan operasinya, klien bertanya tentang bagaimana suasana

di ruang operasi, klien bertanya jam berapa mulai operasinya, berapa lama, sakit atau

tidak, lama atau tidak, dibius atau tidak. Akral dingin, wajah klien tampak tegang, klien

tampak berdoa dan selalu melihat jam, klien tampak melihat sekelilingnya terus menerus,

wajah tegang.
PENGKAJIAN ANSIETAS

Faktor Predisposisi

Pada kajian biologis, Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus

benzodiazepine Gamma neuroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran

utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan sebagaimana

halnya endorfin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum seseorang mempunyai

akibat nyata sebagai predisposisi terhadap kecemasan. kecemasan mungkin disertai

dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk

mengatasi stresor. Maka sesuai kasus, Klien mengalami benjolan pada inguinal sejak

10 tahun yang lalu.

Faktor Presipitasi

Pada sumber internal, Meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun, regulasi

suhu tubuh, perubahan biologis normal. Maka sesuai kasus klien merasakan nyeri di

daerah inguinalis kanan dan semakin sakit sejak 1 minggu yang lalu

TANDA GEJALA MENURUT STUART


(2016)
Kecemasan
Kecemasan Ringan
Ringan
Kecemasan
Kecemasan Sedang
Sedang

Respon fisiologis yang muncul akibat kecemasan ringan

adalah individu sering kali merasakan nafasnya pendek,


Respon fisiologis Sering nafas pendek, nadi
mampu menerima rangsang yang pendek, muka

berkerut dan bibir bergetar. Pasien mengalami dan tekanan darah naik, mulut kering, diare

ketegangan otot ringan atau konstipasi, tidak nafsu makan, mual, dan

berkeringat setempat.

Pada Respon kognitif individu mengatakan kemampuan

menyelesaikan dan memandang masalah sangat baik


Respon kognitif Respon pandang menyempit,
karena individu berada dalam persepsi luas, mampu
rangsangan luas mampu diterima, berfokus
menerima rangsang yang kompleks, konsentrasi pada
pada apa yang menjadi perhatian dan
masalah, dan mampu menyelesaikan masalah.
bingung.

Respon perilaku dan emosi tampak dari


Respon perilaku dan emosi Bicara banyak,
ketidakmampuan individu untuk bersikap tenang,

individu seringkali tampak tidak dapat duduk tenang, lebih cepat, susah tidur dan tidak aman.

mengalami tremor halus pada lengan, dan suara

kadang meninggi.
TANDA GEJALA MENURUT STUART
(2016)

Kecemasan
Kecemasan Berat
Berat Panik

Respon fisiologis Nafas pendek, rasa tercekik dan


Respon fisiologis Nafas pendek, nadi dan tekanan
palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan
darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan
koordinasi motorik rendah.
kabur, dan ketegangan

Lapang kognitif Lapang persepsi sangat sempit,


Respon kognitif Lapang persepsi sangat sempit, dan
dan tidak dapat berfikir logis.
tidak mampu menyelesaikan masalah.

Respon perilaku dan emosi Mengamuk dan


Respon perilaku dan emosi Perasaan terancam
marah- marah, ketakutan, berteriak- teriak,
meningkat, verbalisasi cepat, dan menarik diri dari
menarik diri dari hubungan interpersonal,
hubungan interpersonal.
kehilangan kendali atau kontrol diri dan persepsi

kacau.

TANDA GEJALA MENURUT


STUART (2016)
Respon Perilaku
Klien tampak melihat

Respon Kognitif :
sekelilingnya terus-menerus

Klien tampak tegang Respon Fisiologis Klien tampak berdoa dan selalu



melihat jam

Respon Afektif : TD 130/90

Klien mengatakan takut untuk RR 24x/menit Respon Sosial


dioperasi Suhu 36,6 Klien banyak bertanya terkait

Nadi 88 x/menit kapan operasinya, suasana di

Merasa Nyeri ruang operasi, jam mulai operasi,

Akral dingin berapa lama operasinya, sakit


atau tidaknya dan apakah perlu


dibius atau tidaknya.

Sumber Koping
Individu dapat mengalami stress dan kecemasan dengan menggerakkan sumber koping tersebut di

lingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal ekonomi, kemampuan penyelesaian masalah,

dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman

yang menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil. Sesuai dengan kasus di

atas maka klien berobat ke puskesmas terdekat dan dianjurkan untuk di periksakan ke rumah sakit

dan dianjurkan untuk dilakukan operasi Hernia Inguinal.

Mekanisme Koping
a. Reaksi berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk

memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau

mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. Menarik diri untuk memindahkan dari sumber stres.

Kompromi untuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.

b. Mekanisme pertahanan ego, sesuai dengan kasus maka klien banyak bertanya terkait operasi

yang akan dilakukan


DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kecemasan (SDKI, D.0080, Hal 180)


Gangguan citra tubuh (SDKI, D.0083, Hal. 186)

Defisit pengetahuan (SDKI, D.0111, Hal. 246)

Diagnosa Keperawatan Jiwa :


Kecemasan

Pohon Masalah =>


INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi Pada Pasien :

Kaji tanda dan gejala kecemasan dan kemampuan

pasien dalam mengurangi kecemasan

Jelaskan proses terjadinya kecemasan

Latih cara mengatasi kecemasan, ex : Tarik napas

Distraksi : berbicara hal-hal yang positif

Hipnotis lima jari yang fokus pada hal positif.

Latihan relaksasi otot progresif


ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN KECEMASAN PADA ORANG DEWASA
MENERAPKAN COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT)

Abstrak:
Kecemasan yang sering terjadi pada masa pandemi dapat menyebabkan penurunan kondisi kesehatan, kualitas

hidup dan perasaan tidak nyaman sehingga orang mengalami hambatan dalam proses kehidupan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Perilaku Kognitif terhadap kecemasan selama pandemi. Desain dalam

penelitian ini adalah desain studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. sampel dalam hal

ini penelitian ini adalah Ny. E. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling.

Penelitian dilakukan di Wilayah Bogor pada bulan Agustus 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

wawancara, observasi, dan dokumentasi studi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan alat bantu berupa

sphygmomanometer, stetoskop, termometer, senter, serta pedoman penilaian dan pedoman Terapi Perilaku Kognitif.

keperawatan pendekatan proses yang dilakukan peneliti meliputi tahapan sebagai berikut: Penilaian Peneliti

mengumpulkan data, baik dari responden/pasien. Diagnosa keperawatan, membuat intervensi keperawatan,

melaksanakan implementasi dan kemudian melakukan evaluasi keperawatan. Setelah 5 kali kunjungan ke rumah

klien, tingkat kecemasan berkurang dengan skor kecemasan dari awal skor 25 (kecemasan sedang) sampai 19

(kecemasan ringan), saat kecemasan datang klien menerapkan apa yang perawat miliki diajarkan yaitu melakukan

nafas dalam dibantu oleh keluarga, menerapkan teknik Cognitive Behavior Therapy, dan klien mampu melakukan

aktivitas di rumah seperti membersihkan rumah, memasak dan saat keluar rumah selalu memperhatikan protokol

kesehatan. Sebagian besar klien yang mendapat masalah gangguan kecemasan dengan Cognitive Behavioral

Therapy (CBT) adalah terselesaikan.


ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN KECEMASAN PADA ORANG DEWASA
MENERAPKAN COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT)

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa klien telah

diterapkan teori teknik Cognitive Behavior Therapy (CBT) di masyarakat muarasari dengan

kecemasan menghadapi pandemi Covid-19 responden menyatakan bahwa masalah

gangguan kecemasan dengan diterapkan Cognitive Behavior Therapy (CBT) sebagian besar

teratasi dan sangat membantu.


DAFTAR PUSTAKA

Mellani. (2021). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Pada dasarnya

kecemasan adalah kondisi psikologis seseor. NLPK Mellani, 12–34. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7453/

Stuart, G.W., dan Sundden, S.J.2018, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, Jakarta : EGC

Marisca Agustina, Hari Ghanesia Istiani, Yunia Perdanasari. (2021). Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Jiwa dengan

Kecemasan Pada Orang Dewasa Menerapkan Congnitive Behavior Theraphy (CBT). Jurnal Of Nursing, JNEP Volume

01. No 01 2021.

Anda mungkin juga menyukai