Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ANSIETAS

1. MASALAH UTAMA : Ansietas


a. DEFINISI
 Kecemasan merupakan reaktivitas emosional berlebihan, depresi
yang tumpul, atau konteks sensitif, respon emosional (Clift, 2011).
 Ketegangan atau kecemasan dalam diri tanpa tujuan / obyek
kecemasan tidak disadari dan berkaitan dengan kehilangan self
image (freud).
 Kekuatiran (uneasiness), keprihatinan, (apprehension), ketakutan
(dread) terhadap sesuatu yang akan terjadi yang dihubungkan
dengan sumber yang tidak dikenali dari bahaya yang diantisipasi
(friedman, kaplan, sadock)
 Respon emosional / manifestasi afek yang tidak pasti dan tidak
berdaya
b. TANDA DAN GEJALA
1) Gejala Psikologi
 Ketegangan,
 Kekuatiran,
 Panik,
 Perasaan tak nyata,
 Takut mati
 Takut ”gila”,
 Takut  kehilangan kontrol dan sebagainya.
2) Gejala fisik
 Gemetar,
 Berkeringat,
 Jantung berdebar,
 Kepala terasa ringan,
 Pusing,
 Ketegangan otot,
 Mual,
 Sulit bernafas,
 Baal,
 Diare,
 Gelisah,
 Rasa gatal,
 Gangguan di lambung dan lain-lain.
 Keluhan yang dikemukakan pasien dengan anxietas kronik
seperti: rasa sesak nafas; rasa sakit dada; kadang-kadang
merasa harus menarik nafas dalam; ada sesuatu yang
menekan dada; jantung berdebar; mual; vertigo; tremor; kaki
dan tangan merasa kesemutan; kaki dan tangan tidak dapat
diam ada perasaan harus bergerak terus menerus; kaki
merasa lemah, sehingga berjalan dirasakan berat; kadang-
kadang ada gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak
spesifik untuk penyakit tertentu.
 Keluhan yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada
pasien dengan gangguan anxietas kronik, melainkan
seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa gejala 1
keluhan saja. Tetapi pengalaman penderitaan dan gejata ini
oleh pasien yang bersangkutan biasanya dirasakan cukup
gawat.

c. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI :


1) Faktor Predisposisi
 Teori psikoanalitik (freud) adanya konflik emosional antara id
dan Super Ego untuk mengingatkan Ego tentang sesuatu
bahaya yang perlu diatasi
 Teori interpersonal, adanya kekuatiran akan penolakan
interpersonal, akibat trauma masa pertumbuhan dan
perkembangan (perpisahan, kehilangan) sehingga tidak
berdaya, harga diri rendah
 Teori perilaku, hasil frustrasi dari segala sesuatu yang
menggangu kemampuan untuk mencapai tujuan
 Kajian biologis
a. Otak mengandung reseptor benzodiazepinesmengatur
ansietas.
b. Penghambat asam amino butirik- gama nerureguler
(GABA) berperan dalam mekanisme biologis ansietas.
2) Faktor Presipitasi
 Ancaman integritas diri, ketidakmampuan fisiologis atau
gangguan terhadap kebutuhan dasar (maslow).
 Ancaman sistem diri / keselamatan diri (security of the self)
integritas diri, harga diri, prestige, hubungan interpersonal,
kehilangan dan perubahan peran / status, fungsi sosial yang
terintegrasi

d. RENTANG RESPON

RESPON ADAPTIF RESPON


MALADAPTIF

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik


1) ANSIETAS RINGAN
a. Respon Fisiologis
 Sesekali nafas pendek
 Nadi dan tekanan darah naik
 Gejala ringan pada lambung
 Muka berkerut dan bibir bergetar.
b. Respon Koginitif
 Lapang persepsi meluas
 Mampu menerima rangsang yang komplek
 Konsentrasi pada masalah kecemasannya
 Menyelesaikan masalah secara efektif
c. Respon Perilaku dan Emosi
 Tidak dapat duduk tenang
 Tremor halus pada tangan
 Suara kadang-kadang meninggi

2) ANSIETAS SEDANG
a. Respon Fisiologis
 Sering nafas pendek
 Nadi (extra sistole) dan tekanan darah naik
 Mulut kering
 Anorexia
 Diare / konstipasi
 Gelisah
b. Respon Koqnitif
 Lapang persepsi menyempit
 Rangsang luar tidak mampu diterima
 Berfokus pada aa saja yang menjadi
perhatiannya
c. Respon Perilaku dan emosi.
 Gerakan tersentak-sentak
 Bicara banyak dan lebih cepat
 Susah tidur
 Perasaan tidak aman
3) ANSIETAS BERAT
a. Respon Fisiologis
 Nafas pendek
 Nadi dan tekanan darah naik
 Berkeringat dan sakif kepala
 Penglihatan kabur
 Ketegangan.
b. Respon Koginitif
 Lapang persepsi sangat sempit
 Tidak mau menyelesaikan masalah
c. Respon Perilaku dan Emosi
 Perasaan ancaman meningkat
 Verbalisasi cepat
 Blocking
4) ANSIETAS PANIK.
a. Respon Fisiologis
 Nafas pendek
 Rasa tercekik dan palpitasi
 Sakit dada
 Pucat
 Hipotensi
 Koordinasi motorik rendah.
b. Respon Kognitif
 Lapang persepsi sangat sempit
 Tidak dapat berfikir logis
c. Respon Emosi
 Agitasi, menmgamuk, marah
 Ketakutan, berteriak – teriak, blocking
 Kehilangan kendali / kontrol diri
 Persepsi kacau

e. HAL – HAL YANG PERLU DIKAJI


Secara langsung kecemasan dapat di ekspresikan melalui respon
fisiologis dan psikologis dan secara tidak langsung melalui
pengambangan mekanisme koping sebagai pertahanan melawan
kecemasan.
1) Respon fisiologis.
Mengaktifkan system saraf otonom(simpatis dan parasimpatis)
2) Respon psikologologis.
Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal maupun
personal.
3) Respon kognitif.
Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik
proses pikir maupun isis pikir, diantaranya adalah tidak mampu
memperhatikan, konsentrasi menurun, mudah lupa, menurunya
lapangan persepsi, bingung.
4) Respon afektif.
Klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan
curiga berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan.

2. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


a. Panik yang berhubungan dengan penolakan keluarga karena
bingung dan gagal mengambil keputusan.
b. Kecemasan berat yang berhubungan dengan konflik perkawinan.
c. Kecemasan sedang berhubungan dengan tekanan financial.
d. Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan
kematian saudara kandung.
e. Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan dampak
anak sakit.
f. Ketakutan berhubungan dengan rencana pembedahan.

3. POHON MASALAH

Gangguan Perilaku Kecemasan

Koping Individu Tidak Efektif Core Problem

Stressor

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ansietas
b. Kurang Pengetahuan
5. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Ansietas b/d rencana pembedahan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ansietas
berkurang
Intervensi :
1) Pengurangan Kecemasan
2) Peningkatan Koping
3) Terapi Relaksasi
b. Kurang Pengetahuan b/d prosedur serta prognosis tindakan
pembedahan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
pengetahuan meningkat
Intervensi :
1) Pendidikan Kesehatan
2) Peningkatan Kesadaran
STRATEGI PELAKSANANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan merasa takut bila nantinya setelah dioperasi
matanya tidak bisa kembali seperti semula
Data Objektif :
a. Klien terlihat takut bila membicarakan rencana operasi
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas
3. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien mampu mengenal ansietas
c. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
d. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi
untuk mengatasi ansietas
4. Tujuan Umum
Mengatasi gangguan ansietas klien.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEP.


Fase ORIENTASI
1. Salam Terapeutik :
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi Bu! Saya perawat yang bertugas pada
pagi ini, nama saya F.  Saya adalah mahasiswa dari STIKES
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong. Nama Ibu siapa?”“Ibu senangnya
dipanggil apa?”
2. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? semalam tidurnya nyenyak?”
3. Validasi :
“Oke, Jadi semalam tidurnya nyenyak ya bu..”
4. Kontrak :
Topik/Kegiatan/Tindakan
“Bagaimana jika sekarang  kita berbincang-bincang tentang kecemasan
dan latihan cara mengontrol cemas dengan latihan relaksasi bu? Apa Ibu
bersedia?
Waktu/Lama Kegiatan/Tindakan :
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja”
Tempat/Posisi kegiatan/Tindakan
“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah,
Bagaimana jika diruangan ini saja kita berbincang-bincang”
Tujuan
“Agar ibu dapat mengetahui kecemasan yang ibu rasakan serta cara
mengatasinya”

Fase KERJA/Langkah – langkah dalam tindakan keperawatan.


“Sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini”
“Coba Ibu ceritakan pada saya”
Ouw jadi ibu merasa takut jika pada saat matanya sudah dioperasi
hasilnya tidak sesuai dengan yang ibu harapkan dan akan semakin
buruk.
“Saya mengerti bagaimana perasaan Ibu. Setiap orang akan memiliki
perasaan yang sama jika diposisi Ibu. Tapi saya sangat kagum sama Ibu
Karena Ibu mampu menahan semua cobaan ini. Ibu adalah orang yang
luar biasa. Yang perlu Ibu ketahui adalah Ibu saat ini berada pada tingkat
kecemasan yang sedang. Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi disaat ibu
merasakan perasaan cemas yang berat. Terapi ini akan membantu
menurunkan tingkat kecemasan Ibu. Bagaimana kalau sekarang kita
coba mengatasi kecemasan ibu dengan latihan relaksasi dengan cara
tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara  untuk mengurangi
kecemasan yang ibu rasakan”
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu
perhatikan saya, lalu ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan.
Kita mulai ya bu. Ibu silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-
tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam
hitungan tiga setelah itu ibu hembuskan udara melalui mulut dengan
meniup udara perlahan-lahan. Sekarang coba ibu praktikkan”
“Bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa melakukan
latihan ini selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks atau santai.
Selain cara tersebut untuk mengatasi kecemasan ibu, ibu bisa melakukan
dengan metode pengalihan yaitu dengan ibu melepas kecemasan
dengan tertawa, berolahraga, menulis kecemasan ibu disebuah
kertas,bersantai seperti jalan-jalan atau ibu juga bisa mengatasinya
dengan mendengarkan musik.

Fase TERMINASI/Penutup
1. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan
Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang
ibu rasakan dan latihan relaksasi?”
Evaluasi Obyektif
”Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.”
2. Tindak Lanjut Klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan) :
“Jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini?”
“Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa
cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini”
3. Kontrak yang akan Datang
Topik
“Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit kecemasan
yang ibu rasakan, bagamana jika kita latihan kembali besok bu? Jangan
lupa ibu mencoba teknik yang lain untuk mengurangi kecemasan ibu ya”
Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, dengan jam
yang sama seperti hari ini. Berapa lama ibu punya waktu untuk
berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau 20 menit
saja”

Tempat
“Dimana ibu akan latihan dengan saya besok? Ya sudah, bagaimana
kalau besok kita melakukannya disini saja”
Terima kasih ibu. Assalamualaikum...
DAFTAR PUSTAKA

http://campuskimia17.wordpress.com/2016/06/sp-ansietas.html
https://jurnalis-perawat.blogspot.com/2019/03/asuhan-keperawatan-ansietas-
2019-2020-2021-2022.html

Anda mungkin juga menyukai