Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

NUTRISI UNTUK PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS


Disusun Guna Memenuhi TugasMata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
Dosen Pengampu : Ns. Alfrina Hany, S.Kp.,MNg

Oleh : Kelompok 2
1. Devi Octaviana 195070209111016 8. Dinda Amalia O.P. 195070209111023
2. Nur Ida Lathifah 195070209111016 9. Sunarmi 195070209111023
3. Ahmad Umar M. 195070209111017 10. Dewi Luberty W. 195070209111024
4. Muda Wamah 195070209111018 11. Alvin Fitri Hendika 195070209111025
5. Nindy Claudia A. 195070209111019 12. Inggit Fatharani A. 195070209111026
6. Aulia Putri Atisya 195070209111020 13. Anis Mahruniya 195070209111027
7. Wardatul Ummah 195070209111021 14. Nabilah Alwafi T.S. 195070209111028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema :Osteoporosis

Subtema :mengkonsumsi nutrisi untuk pencegahan osteoporosis

Waktu : 10.00 WIB - selesai


Tempat : BPSTW (Panti Werda)
Hari, tanggal : Selasa, 26 November 2019
Sasaran : Lansia dan keluarga lansia
Penyuluh : kelompok 2 KMB

A. TUJUAN

1. TIU

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit pada lansia,


lansia dapat mengetahui penyakit osteoporosis dengan benar.

2. TIK

Setelah dilakukan penyuluhan tentang osteoporosis selama 30


menit, lansia dapat :

1. Lansia mampu menjelaskan pengertian osteoporosis dengan


benar.

2. Lansia mampu menyebutkan tanda dan gejala osteoporosis


dengan benar.

3. Lansia mampu menyebutkan penyebab atau faktor resiko


osteoporosis dengan benar.
4. Lansia mampu menjelaskan bagaimana cara mencegah
osteoporosis dengan benar.
B. MATERI

1. Pengertian osteoporosis.

2. Tanda dan gejala osteoporosis.

3. Penyebab atau faktor resiko yang mempengaruhi.

4. Pencegahan osteoporosis

C. METODE

1. Ceramah.

2. Tanya jawab

3. diskusi

D. MEDIA

1. Video

2. Laptop

3. Layar proyektor

4. LCD

E. PELAKSANAAN
No. WAKTU KEGIATAN KEGIATAN
PENYULUH PESERTA
1. 3 Menit Pembukaan :
- Membuka Menjawab salam
kegiatan dengan
mengucapkan Mendengarkan
salam. Memperhatikan
- Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan Memperhatikan
dari penyuluhan
- Menyebutkan
materi yang akan
diberikan

2. 20 menit Pelaksanaan :
- Menjelaskan Memperhatikan
tentang pengertian
osteoporosis
Menjelaskan Memperhatikan
tentang tanda dan
gejala
osteoporosis. Memperhtikan
- Menjelaskan
tentang factor
resiko yang
mempengaruhi Memperhatikan
osteoporosis.
- Mencontohkan
bentuk kelainan
tulang yang terjadi
pada osteoporosis. Memperhatikan
- Menjelaskan
makanan yang
dianjurkan untuk
mencegah
osteoporosis.
3. 7 menit Penutup :
- Menanyakan pada Membalas ucapan
audience tentag terimakasi.
materi yang telah
diberikan dan Menjawab salam
reinforcement penutup.
kepada audience
yang telah
menjawab
pertanyaan
- Memberi
kesimpulan
- Mengucapkan
terimakasih atas
peran serta
peserta.
- Mengucapkan salam
penutup.

F. EVALUASI

1. Evaluasi Proses
 Diharapkan 90% lansia datang untuk mengikuti kegiatan
penyuluhan.
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

2. Evaluasi Hasil
 Lansia mengetahui tentang Osteoporosis.
 Diharapkan 70% lansia mengerti tentang penyakit osteoporosis.
G. referensi

Hidayat, A.Aziz Alimul,S.Kep. 2001. Pengantar Dokumentasi Proses


Keperawatan. Jakarta: EGC.
Iyer, Patricia W,Camp H. Nancy.2004. Dokumentasi Keperawatan: suatu
pendekatan
proses keperawatan , Edisi 3. Jakarta: EGC. 3.

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-p2ptm/germas-dalam-pengendalian-
dan-pencegahan-osteoporosis

Materi Penyuluhan
OSTEOPOROSIS

A. Definisi

Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo dan porous,
osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos.
Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang
mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang,
disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas
jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang.
Menurut WHO pada InternationalConsensusDevelopmentConference,
di Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-
sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai perubahan
mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang pada
akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang dengan
resiko terjadinya

patah tulang.

Menurut National Institute of Health (NIH), 2001 Osteoporosis


adalah kelainan kerangka. Ditandai dengan kekuatan tulang
mengkhawatirkan dan dipengaruhi oleh meningkatnya resiko patah
tulang, sedangkan kekuatan tulang merefleksikan gabungan dari
dua faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang.
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh
penurunan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh
dan mudah patah. Pada tahun 2001, National Institute of Health
(NIH) mengajukan definisi baru osteoporosis sebagai penyakit
tulang sistemik yang ditandai oleh compromised bone strength
sehingga tulang mudah patah.
Osteoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan massa
tulang total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostatis
normal, kecepatan resorbsi tulang lebih besar dari kecepatan
pembentukan tulang, mengakibatkan penurunan massa tulang total.
Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah,
tulang menjadi mudah fraktur denngan stress yang tidak akan
menimbulkan pengaruh pada tulang normal.
Osteoporosis adalah penurunan massa tulang yang disebabkan
karena meningkatnyaresorbsi tulang melebihi pembentukan tulang.
Dua penyebab ketidakseimbangan ini yang paling penting adalah
fungsi gonad yang menurun dan proses penuaan normal.

Osteoporosis yang lebih dikenal dengan kerapuhan tulang


menurut WHO adalah penyakit skeletal sistemik dengan
karakteristik massa tulang yang rendah dan perubahan
mikroarsitektur dari jaringan tulang dengan akibat meningkatnya
fragilitas tulang dan meningkatnya kerentanan terhadap patah
tulang. Osteoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan
massa tulang total.

B. Tanda dan gejala

1. Nyeri tulang akut. Nyeri terutama terasa pada tulang


belakang, nyeri dapat dengan atau tanpa fraktur yang nyata
dan nyeri timbul mendadak.
2. Nyeri berkurang pada saat beristirahat.

3. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah bila
melakukan aktivitas.

4. Deformitas tulang. Dapat terjadi fraktur traumatic pada


vertebra dan menyebabkan kifosis angular yang
menyebabkan medulla spinalis tertekan sehingga dapat
terjadi

paraparesis.

5. Gambarana klinis sebelum patah tulang, klien (terutama


wanita tua) biasanya datang dengan nyeri tulang belakang,
bungkuk dan sudah menopause sedangkan gambaran klinis
setelah terjadi patah tulang, klien biasanya datang dengan
keluhan punggung terasa sangat nyeri (nyeri punggung akut),
sakit pada pangkal paha, atau bengkak pada pergelangan
tangan setelah jatuh.
6. Kecenderungan penurunan tinggi badan.

7. Postur tubuh kelihatan memendek akibat dari Deformitas


Vertebra Thorakalis.

C. faktor resiko osteoporosis

Risiko osteoporosis lebih tinggi jika usia lanjut, menopause, keturunan,


amenore, gaya hidup tidak aktif, diet rendah kalsium atau vitamin D,
merokok, terlalu banyak minum alkohol, mengkonsumsi obat tertentu
(termasuk beberapa obat anti-kejang,dan sebagainya. Kondisi hormonal
tertentu juga dapat mempengaruhi penyakit osteoporosis.

Wanita selain memiliki resiko terhadap osteoporosis pada usia tua, namun
resiko ini menjadi meningkat dengan adanya faktor-faktor dibawah ini:
1. Merokok
2. Konsumsi alcohol

3. Diet rendah kalsium

4. Gangguan dalam hal diet: bulimia dan anoreksia

5. Menopause yang lebih awal

Pada usia diatas 30 tahun, di dalam tubuh wanita sudah mulai mengambil
cadangan kalsium yang ada di dalam tulang untuk keperluan metabolisme
lainnya, sehingga pada usia ini pula resiko akan osteoporosis sudah mulai
terjadi. Untuk itu bagi wanita yang sudah berumur 30 tahun dianjurkan
untuk mulai mengkonsumsi suplemen kalsium

D. PENCEGAHAN

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah osteoporosis yaitu :

1. Asupan kalsium cukup

Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang yang dapat dilakukan


dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup.

2. Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore)

Sinar matahari UV B membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan


tubuh dalam pembentukan massa tulang.

3. Melakukan olah raga dengan beban

Selain olah raga menggunakan alat beban, berat badan sendiri juga dapat
berfungsi sebagai beban yang dapat meningkatkan kepadatan tulang.

4. Gaya hidup sehat

Menghindari rokok dan alkohol memberikan efek yang signifikan dalam


menurunkan resiko asteoporosis.

5. Hindari obat-obatan golongan kortikostiroid.

Umumnya steroid ini diberikan untuk penyakit asma, lupus, keganasan.

6. Mengkonsumsi obat.
Cara-cara pencegahan osteoporosis :
 Rajin berolah raga
 Upayakan mencapai berat tubuh yang ideal
 Penuhi kebutuhan nutrisi tulang dengan menambah Kalsium clan
vitamin D
 Hilangkan kebiasaan seperti merokok, mengonsumsi alkohol clan
kafein.
 Berjemur ± 15 menit di bawah sinar matahari pagi atau
sore hari, membantu tubuh untuk mensintesa atau
membuat vitamin D-nya sendiri
 Upayakan menghindari cedera (khususnya jatuh)

E. Makanan yang dianjurkan

 Susu :

Susu merupakan sumber utama kalsium serta vitamin D. Untuk menjaga


kesehatan tubuh, minumlah susu yang rendah lemak agar kebutuhan kalsium
terpenuhi tanpa perlu kawatir tubuh Anda akan menjadi gemuk. Anda pun bisa
mendapatkan asupan kalsium dari produk-produk olahan susu seperti keju, es
krim dan lain-lain.
 Kacang-kacangan

Jenis kacang-kacangan seperti biji labu, almond dan kacang tanah kaya akan
magnesium yang membantu pembentukan kalsium. Walnut, kaya akan asam
lemak omega-3 dan alphalinoleic acid yang membantu menguatkan tulang.
 Wortel

Wortel kaya akan alpha-carotene, beta carotene dan betacryptoxanthin yang baik
untuk mempertahankan kekuatan tulang. Cuci bersih buah wortel dan makanlah
dalam keadaan masih mentah. Wortel mentah punya manfaat lebih baik bila
dibandingkan yang sudah dimasak matang. Anda juga dapat mengonsumsi wortel
sebagai campuran salad.

Usahakan untuk mengonsumsi makanan diatas setiap hari agar Anda


memiliki tulang yang kuat. Jadi, para wanita perlu lebih waspada akan ancaman
penyakit osteoporosis dibandingkan pria. Karena penyakit ini baru muncul setelah
usia lanjut, wanita muda harus sadar dan segera melakukan tindakan pencegahan
sebagai berikut, antara lain:

1. Asupan kalsium cukup

Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dapat dilakukan


dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup. Minum 2 gelas susu dan tambahan
vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah
baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya konsumsi
kalsium setiap hari. Dosis harian yang dianjurkan untuk usia produktif adalah
1000 mg kalsium per hari, sedangkan untuk usia lansia dianjurkan 1200 mg per
hari.
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama
sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Pilihlah
makanan sehari-hari yang kaya kalsium seperti ikan teri, brokoli, tempe, tahu,
keju dan kacang-kacangan.

2. Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore)

Sinar matahari terutama UVB membantu tubuh menghasilkan vitamin D


yang dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan massa tulang. Untungnya,
Indonesia beriklim tropis sehingga sinar matahari berlimpah. Berjemurlah di
bawah sinar matahari selama 30 menit pada pagi hari sebelum jam 09.00 dan sore
hari sesudah jam 16.00.

3. Melakukan olah raga dengan beban

Selain olahraga menggunakan alat beban, berat badan sendiri juga dapat berfungsi
sebagai beban yang dapat meningkatkan kepadatan tulang. Olah raga beban
misalnya berjalan dan menaiki tangga tetapi berenang tidak meningkatkan
kepadatan tulang.

Dr. Ade Tobing, Sp.KO kini mengenalkan yang disebut latihan jasmani yang
baik, benar, terukur dan teratur (BBTT). Latihan BBTT ternyata terbukti
bermanfaat dalam memelihara dan meningkatkan massa tulang. Oleh sebab itu,
latihan fisik (BBTT) dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit
osteoporosis.

4. Gaya hidup sehat


Tidak ada kata terlambat untuk melakukan gaya hidup sehat. Menghindari rokok
dan alkohol memberikan efek yang signifikan dalam menurunkan risiko
osteoporosis. Konsumsi kopi, minuman bersoda, dan daging merah pun dilakukan
secara bijak.
5.Hindari obat-obatan tertentu
Hindari obat-obatan golongan kortikosteroid. Umumnya steroid ini diberikan
untuk penyakit asma, lupus, keganasan. Waspadalah penggunaan obat antikejang.
Jika tidak ada obat lain, maka obat- obatan tersebut dapat dikonsumsi dengan
dipantau oleh dokter.
6. Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)
 Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada
wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi
sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah
menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah
menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan
mengurangi resiko patah tulang.
 Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru,
yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah
kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara
atau rahim.
 Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya
alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi
sulih hormon.

F. PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita,
terutama yang menderita osteoporosis, harus mengonsumsi kalsium dan vitamin
D dalam jumlah yang mencukupi.
Wanita paska menopause yang menderita osteoporosis juga bisa
mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat,
yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga
digunakan untuk mengobati osteoporosis.
Alendronat berfungsi:
 mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita
pasca menopause
 meningkatakan massa tulang di tulang belakang dan tulang
panggul
 mengurangi angka kejadian patah tulang.
Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air
pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau
minum yang lain. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian
atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30
menit sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki
kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.
Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah
tulang belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk
suntikan atau semprot hidung.
Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang
bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak
dianjurkan. Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan
tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar
testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul
biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya
digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai
nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasangsupportive back
brace dan dilakukan terapi fisik.

Anda mungkin juga menyukai