Anda di halaman 1dari 11

SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

OSTEOPOROSIS

Oleh :

1. Desi Tri Hapsari 2017012194


2. Indri Puji Astuti 2017012212
3. Yuni Kartika Sari 2017012234

DIII KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN PKU MUHAMMADIYAH

SURAKARTA

2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

OSTEOPOROSIS

1. Judul : Pengendalian Osteoporosis


2. Latar Belakang
Osteoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini
masih merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di Negara
berkembang. Masyarakat atau populasi osteoporosis yang rentan terhadap fraktur
adalah populasi lanjut usia yang terdapat pada kelompok diatas usia 85 tahun.
Proses terjadinya osteoporosis sudah dimulai sejak usia 40 tahun dan pada wanita
proses ini akan semakin cepat pada masa menopause. Sekitar 80 persen penderita
penyakit osteoporis adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami
penghentian siklus menstruasi.
Meskipun osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, pria tetap memiliki
resiko terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti wanita, penyakit osteoporosis
pada pria juga dipengaruhi oleh esterogen. Bedanya, pria tidak mengalami
menopause sehingga osteoporosis dating lebih lambat.
3. Tujuan
 Tujuan Umum
Lansia mampu mengendalikan osteoporosis dengan sinar UV
 Tujuan Khusus
- Lansia mampu mendefinisikan pengertian osteoporosis dengan
benar
- Lansia mampu menyebutkan penyebab osteoporosis dengan benar
- Lansia mampu menyebutkan tanda dan gejala dari osteoporosis
- Lansia mampu menyebutkan penatalaksanaan dari osteoporosis
- Lansia mampu menyebutkan cara pencegahan dari osteoporosis.
- Lansia mampu mengetahui manfaat sinar UV untuk pengendalian
osteoporosis dengan benar
4. Sasaran : Lansia
5. Waktu :
6. Tempat :
7. Penyuluh : Desi Tri H, Indri Puji L., Yuni Kartika Sari
8. Materi
- Pengertian oseteoporosis
- Penyebab osteoporosis
- Tanda dan gejala osteoporosis
- Penatalaksanaan dari osteoporosis
- Cara pencegahan dari osteoporosis
- Manfaat sinar UV untuk pengendalian osteoporosis
9. PBM
No Fase Pengajar Audien Waktu

1. Pra Interaksi  Persiapan  Mendengarka 5 menit


 Mengucapkan n
salam  Bertanya
 Memperkenalka mengenai
n diri perkenalan
dan tujuan
jika ada yang
kurang jelas
2. Orientasi  Menyatakan  Mendengarka 10 menit
tentang tujuan n dengan
pokok seksama

3. Kerja  Mendefinisikan  Mendengarka 35 menit


pengertian n dengan
oseteoporosis seksama
 Menyebutkan  Bertanya
penyebab apabila ada
osteoporosis penjelasanan
 Menyebutkan yang kurang
tanda dan gejala jelas
osteoporosis
 Menyebutkan
penatalaksanaan
dari osteoporosis
 Menyebutkan
cara pencegahan
dari osteoporosis
 Menjelaskan
manfaat sinar
UV untuk
pengendalian
osteoporosis
 Membuka sesi
Tanya jawab
kepada audience
kemudian
didiskusikan
bersama dan
menjawab
pertanyaan
4. Terminasi  Evaluasi : Mendengarkan 10 menit
memberikan dan menjawab
kepada peserta salam
tentang materi
yang telah
diberikan dan
reinforcement
yang dapat
menjawab
pertanyaan
 Mengakhiri
pertemuan dan
mengucapkan
terimakasih atas
partisipasi
peserta
 Mengucapkan
salam penutup

10. Metode : Ceramah


11. Media : Poster dan leaflet.
12. Rencana evaluasi
1. Evaluasi struktur
- Kesiapan materi
- Kesiapan SAP
- Kesiapan media
- Peserta hadir ditempat penyuluhan
- Penyelenggaraan dilaksanakan di …………….
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
2. Evaluasi proses
- Fase dimulai dengan waktu yang direncanakan
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
- Suasana penyuluhan tertib
3. Evaluasi hasil
- Peserta menjelaskan definisi osteoporosis
- Peserta menjelaskan penyebab osteoporosis
- Peserta menjelaskan tanda dan gejala dari osteoporosis
- Peserta menjelaskan penatalaksanaan dari osteoporosis
- Peserta menjelaskan cara pencegahan dari osteoporosis
- Peserta menjelaskan manfaat sinar UV untuk pengendalian
osteoporosis dengan benar
Pertanyaan:
1. Jelaskan definisi dari osteoporosis?
2. Jelaskan penyebab dari osteoporosis?
3. Jelaskan tanda dan gejala dari osteoporosis?
4. Jelaskan penatalaksanaan dari osteoporosis?
5. Jelaskan cara pencegahan dari osteoporosis?
6. Jelaskan manfaat sinar uv untuk pengendalian osteoporosis dengan
tepat?
MATERI

A. DEFINISI
Osteoporosis adalah suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per unit volume,
sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma
minimal. Secara histopatologis osteoporosis ditandai oleh berkurangnya ketebalan korteks
disertai dengan berkurangnya jumlah maupun ukuran trabekula tulang.(Doengoes, Marilynn
E:2000).
Osteoporosis adalah kondisi terjadinya penurunan densitas/matriks/massa tulang,
peningkatan porositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi disertai dengan kerusakan
arsitektur mikro jaringan tulang yang mengakibatkan penurunan kekokohan tulang sehingga
tulang menjadi mudah patah.( R. Boedhi Darmojo:2000)
osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan
fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat.( Brunner & Suddarth:2002)
Penurunan Massa tulang ini sebagai akibat dari berkurangnya pembentukan, meningkatnya
perusakan (destruksi) atau kombinasi dari keduanya (Corwn elizabeth. 2001.).
Menurut pembagiannya dapat dibedakan atas : (Brunner & Suddarth:2002) :
1. Osteoporosis Primer yang terjadi bukan sebagai akibat penyakit yang lain, yang dibedakan
lagi atas :
a. Osteoporosis tipe I (pasca menopause), yang kehilangan tulang terutama dibagian
trabekula
b. Osteoporosis tipe II (senilis), terutama kehilangan Massa tulang daerah korteks
c. Osteoporosis idiopatik yang terjadi pada usia muda denganpenyebab yang tidak
diketahui
2. Osteoporosis sekunder yang terjadi pada atau akibat penyakit lain, antara lain
hiperparatiroid, gagal ginjal kronis, arthritis rematoid dan lain-lain.
B. ETIOLOGI
1. Determinan Massa Tulang
Massa tulang maksimal pada usia dewasa ditentukan oleh berbagai factor antara lain :
a. Faktor genetic
Perbedaan genetic mempunyai pengaruh terhadap kepadatan tulang
b. Faktor mekanik
Beban mekanik berpengaruh terhadap massa tulang, bertambahnya beban akan
menambah massa tulang dan berkurangnya massa tulang. Ada hubungan langsung dan nyata
antara massa otot dan massa tulang. Kedua hal tersebut menunjukkan respon terhadap kerja
mekanik. Beban mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa
tulang yang besar.
c. Faktor makanan dan hormon
Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup (protein dan
mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetic yang
bersangkutan

2. Determinan pengurangan massa tulang


Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penurunan massa tulang pada usia lanjut yang
dapat mengakibatkan fraktur osteoporosis pada dasarnya sama seperti pada factor-faktor yang
mempengaruhi massa tulang.
a. Faktor genetic
Factor genetic berpengaruh terhadap resiko terjadinya fraktur. Pada seseorang dengan
tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat resiko fraktur dari seseorang denfan tulang
yang besar.
b. Factor mekanis
Pada umumnya aktifitas fisik akan menurun dengan bertambahnya usia dan karena
massa tulang merupakan fungsi beban mekanik, massa tulang tersebut pasti akan menurun
dengan bertambahnya usia.
c. Faktor lain
1.) Kalsium
Kalsium merupakan nutrisi yang penting, dengan masukan kalsium yang rendah dan
absorbsinya tidak baik akan mengakibatkan keseimbangan kalsium yang negatif
begitu sebaliknya.
2.) Protein
Parotein yang berlebihan akan mengakibatkan kecenderungan keseimbangan kalsium
yang negatif
3.) Estrogen
Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan kalsium, karena menurunnya efisiensi absorbsi kalsium dari
makanan dan juga menurunnya konservasi kalsium diginjal.
4.) Rokok dan kopi
Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan mengakibatkan
penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan kalsium yang rendah.
Mekanisme pengaruh rokok terhadap penurunan massa tulang tidak diketahui, akan
tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja.
5.) Alkohol
Individu dengan alkoholisme mempunyai kecenderungan masukan kalsium yang
rendah, disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme yang pasti
belum diketahui.

E. TANDA DAN GEJALA


1. Nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata
2. Nyeri timbul secara mendadadak
3. Nyeri dirasakan ringan pada pagi hari (bangun tidur)
4. Nyeri akan bertambah karena melakukan aktifitas atau pekerjaan sehari-hari atau karena
pergerakan yang salah
5. Rasa sakit karena oleh adanya fraktur pada anggota gerak
6. Rasa sakit karena adanya kompresi fraktur pada vertebra
7. Rasa sakit hebat yang terlokalisasi pada daerah vertebra
8. Rasa sakit akan berkurang apabila pasien istirahat di tempat tidur

G. PENATALAKSANAAN
a. Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi sepanjang hidup, dengan peningkatan
asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan dapat melindungi terhadap
demineralisasi tulang
b. Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti hormone dengan estrogen dan
progesterone untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah
tulang yang diakibatkan.
c. Medical treatment, oabt-obatan dapat diresepkan untuk menangani osteoporosis termasuk
kalsitonin, natrium fluoride, dan natrium etridonat. Efek samping (misal : gangguan
gastrointestinal, aliran panas, frekuensi urin), biasanya ringan dan hanya kadang-kadang
dialami. Natrium florida memperbaiki aktifitas osteoblastik dan pembentukan tulang.
d. Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi nyeri punggung

I. PENCEGAHAN

- Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi


kalsium yang cukup.
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama
sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2
gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang
pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium.
Sebaiknya semua wanita minum tablet kalsium setiap hari, dosis harian yang
dianjurkan adalah 1,5 gram kalsium.
- Melakukan olah raga dengan beban
Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan
kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang.
- Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)
Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan
sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif
dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6
tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan
mengurangi resiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen
yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah
kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk
mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri
atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.

Hindari :
- Makanan tinggi protein
- Minum alkohol
- Merokok
- Minum kopi
- Minum antasida yang mengandung aluminium

Manfaat Sinar UV untuk osteoporosis

Jenis kelamin wanita banyak yang meng-alami osteoporosis, kehilangan massa tulang
paling cepat terjadi setelah menoupause dan hal itu berlanjut terus. Osteoporosis yang
sebagian besar mempengaruhi wanita juga mempengaruhi laki-laki yang akan berkembang
ketika resorpsi tulang terjadi terlalu cepat atau ketika formasi terjadi terlalu lambat.
Osteoporosis kemungkinan akan terjadi jika anda tidak mencapai massa tulang puncak
selama waktu pembentukan tulang. Selama hidup, tulang yang tua dising-kirkan (resorpsi)
dan tulang yang baru dibentuk pada rangka (formasi).

Lansia yang melakukan paparan sinar ultraviolet jam 9 pagi selama 15 menit dengan
frekuensi 3 kali secara langsung terhadap sinar matahari merangsang tubuh memproduksi
vitamin D. Paparan sinar matahari pada wajah, leher, lengan, dan kaki selama 10-15 menit
dapat menghasilkan 1.000 unit internasional (IU) sampai 3.000 IU, tergantung pada jenis
kulit dan kebutuhan vitamin D yang diperlukan oleh tubuh masing-masing dalam satu
hari.Vitamin D berfungsi untuk meningkatkan penyerapan kalsium di dalam usus dan
mentransfer kalsium melintasi membaran sel, sehingga dapat me-nguatkan tulang. Vitamin D
juga dapat memberikan perlindungan terhadap jenis kanker (seperti kanker paru-paru, prostat,
dan kulit), osteoporosis, rakhitis, dan diabetes. Selain itu, vitamin D dapat membantu
menurunkan kadar kolestrol darah sehingga membantu melawan penyakit jantung
(Wiendartun, 2012). Pengaruh sinar UVB terhadap kolesterol darah dapat membantu
penurunan kadar kolesterol melalui proses waktu berkas sinar ultraviolet mengenai kulit
maka sinar ini akan disaring di kulit, di bawah kulit terdapat sejumlah besar simpanan
kolesterol. Sinar ultraviolet mengubah simpanan kolesterol ini menjadi vitamin D (Suheimi,
2008).
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 3. Jakarta: EGC.
Corwn elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Price, S. A & Wilson, L.2001. Patifisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit; alih
bahasa, Brahm U. Pendit..[et. al]. Edisi 6. Jakarta: ECG.
R. Boedhi Darmojo.2000. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai