1. Tujuan Pembelajaran
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang Kanker Tulang atau Osteosarkoma
peserta penyuluhan mampu memahami dan menyadari bahaya Kanker Tulang atau
Osteosarkoma.
2. Sasaran
Mahasiswa prodi S1 3B
3. Materi
a. Definisi Kanker Tulang atau Osteosarkoma
b. Klasifikasi Kanker Tulang atau Osteosarkoma
c. Faktor-faktor penyebab Kanker Tulang atau Osteosarkoma Tanda dan gejala
Diabetes Millitus
d. Patofisiologi Kanker Tulang atau Osteosarkoma
e. WOC (Web Of Cotion) Kanker Tulang atau Osteosarkoma
f. Pencegahan Kanker Tulang atau Osteosarkoma
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
6. Evaluasi Pembelajaran
1) Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.
a. Prosedur : Post Tes
b. Jenis Tes : Lisan
c. Butir Soal :
a) Pengertian Kanker Tulang atau Osteosarkoma
b) Mengetahui tanda dan gejala Kanker Tulang atau Osteosarkoma
c) Cara mencegah terjadinya Kanker Tulang atau Osteosarkoma
2) Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan yang sama dengan pertanyaan
pada tes awal.
7. Proses Penyuluhan
8. Kriteria Evaluasi
1). Evaluasi Struktur
Peserta sasaran hadir dalam kegiatan penyuluhan.
Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di Ruangan kelas L Stikes HangTuah
Surabaya.
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2). Evaluasi Proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan selesai.
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3). Evaluasi Hasil
Pengertian Kanker Tulang atau Osteosarkoma
Megetahui tanda dan gejala Kanker Tulang atau Osteosarkoma
Cara mencegah terjadinya Kanker Tulang atau Osteosarkoma
9. Pengorganisasian
1) MC dan Moderator : Cindy Ayu P
Fungsi :
2) Penyaji : Kharisma
Alria Ajizah D
Larasati Rizky
Fungsi :
1. Definisi
Tumor tulang adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-
sel tersebut tidak pernah menjadi dewasa. Kanker tulang merupakan penyakit yang
relatif langka, dimana sel-sel kanker tumbuh pada jaringan tulang. Kanker tulang
terjadi ketika sel-sel di dalam tulang membelah atau berkembang dengan tidak teratur.
Biasanya sel-sel akan membelah dan berkembang dengan teratur. Jika sel-sel tulang
terus membelah tak teratur, sementara sel-sel baru yang tumbuh itu tidak dibutuhkan
tubuh, maka akan membentuk massa atau jaringan, yang disebut sebagai tumor.
Berbeda dengan tumor jinak yang tidak menyebar, kanker adalah tumor yang ganas
dan cepat penyebarannya. Kanker tulang adalah jenis kanker yang menyerang tulang.
Penyakit ini dapat diidap oleh anak-anak hingga orang dewasa.
Kanker tulang terbagi menjadi dua, yaitu kanker tulang primer dan sekunder.
Dinamakan kanker tulang primer bilamana kanker tersebut muncul dan berkembang
langsung di dalam tulang. Sedangkan kanker tulang sekunder adalah kanker yang
berasal dari bagian tubuh lain yang menjalar ke tulang. Seluruh tulang di dalam tubuh
bisa terserang oleh penyakit ini, namun sebagian besar terjadi pada tulang kaki dan
lengan.
A. Osteokondroma
Osteokondroma (Eksostosis Osteokartilaginous) merupakan tumor
tulang jinak yang paling sering ditemukan. Biasanya menyerang usia 10-20
tahun. Tumor ini tumbuh pada permukaan tulang sebagai benjolan yang keras.
Penderita dapat memiliki satu atau beberapa benjolan.10% dari penderita yang
memiliki beberapa osteokondroma, akan mengalami kelaganasan tulang yang
disebut kondrosarkoma, tetapi penderita yang hanya memiliki satu
osterokondroma, tidak akan menderita kondrosarkoma.
B. Kondroma Jinak
Kondroma Jinak biasanya terjadi pada usia 10-30 tahun, timbul di
bagian tengah tulang. Beberapa jenis kondroma menyebabkan nyeri. Jika tidak
menimbulkan nyeri, tidak perlu diangkat atau diobati. Untuk memantau
perkembangannya, dilakukan foto rontgen. Jika tumor tidak dapat didiagnosis
melalui foto rontgen atau jika menyebabkan nyeri, mungkin perlu dilakukan
biopsi untuk menentukan apakah tumor tersebut bisa berkembang menjadi
kanker atau tidak
C. Kondroblastoma
Kondroblastoma merupakan tumor yang jarang terjadi, yang tumbuh
pada ujung tulang. Biasanya timbul pada usia 10-20 tahun.Tumor ini dapat
menimbulkan nyeri, yang merupakan petunjuk adanya penyakit ini.
Pengobatan terdiri dari pengangkatan melalui pembedahan; kadang setelah
dilakukan pembedahan, tumor bisa tumbuh kembali.
D. Fibroma Kondromiksoid
Fibroma Kondromiksoid merupakan tumor yang sangat jarang, yang
terjadi pada usia kurang dari 30 tahun.Nyeri merupakan gejala yang biasa
dikeluhkan.Tumor ini akan memberikan gambaran yang khas pada foto
rontgen.Pengobatannya adalah pengangkatan melalui pembedahan.
E. Osteoid Osteoma
Osteoid Osteoma adalah tumor yang sangat kecil, yang biasanya
tumbuh di lengan atau tungkai, tetapi dapat terjadi pada semua tulang.
Biasanya akan menimbulkan nyeri yang memburuk pada malam hari dan
berkurang dengan pemberian aspirin dosis rendah.Kadang otot di sekitar tumor
akan mengecil (atrofi) dan keadaan ini akan membaik setelah tumor
diangkat.Skening tulang menggunakan pelacak radioaktif bisa membantu
menentukan lokasi yang tepat dari tumor tersebut. Kadang-kadang tumor sulit
ditentukan lokasinya dan perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti CT
scan dan foto rontgen dengan teknik yang khusus. Pengangkatan tumor
melalui pembedahan merupakan satu-satunya cara untuk mengurangi nyeri
secara permanen. Bila penderita enggan menjalani pembedahan, untuk
mengurangi nyeri bisa diberikan aspirin.
F. Tumor Sel Raksasa
Tumor Sel Raksasa biasanya terjadi pada usia 20 tahun dan 30 tahun.
Tumor ini umumnya tumbuh di ujung tulang dan dapat meluas ke jaringan di
sekitarnya. Biasanya menimbulkan nyeri. Pengobatan tergantung dari ukuran
tumor. Tumor dapat diangkat melalui pembedahan dan lubang yang terbentuk
bisa diisi dengan cangkokan tulang atau semen tulang buatan agar struktur
tulang tetap terjaga. Pada tumor yang sangat luas kadang perlu dilakukan
pengangkatan satu segmen tulang yang terkena. Sekitar 10 % tumor akan
muncul kembali setelah pembedahan. Walaupun jarang, tumor ini bisa tumbuh
menjadi kanker.
5. Faktor Risiko
Faktor risiko adalah sesuatu yang akan meningkatkan risiko seseorang untuk
terkena penyakit atau suatu kondisi kesehatan. Faktor-faktor dibawah ini akan
meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tulang:
Selain itu ada pula beberapa faktor risiko yang spesifik untuk beberapa jenis
kanker tulang, antara lain:
a. Nyeri. Seseorang yang terkena kanker tulang akan merasakan nyeri pada daerah
tulang yang diserang. Nyeri ini biasanya berangsur-angsur meningkat dan memburuk,
terutama ketika tulang digerakkan atau ketika malam hari.
b. Pembengkakan. Daerah sekitar tulang yang terkena kanker akan mengalami
pembengkakan dan berwarna kemerahan. Bahkan jika pembengkakan terjadi di dekat
suatu sendi, maka sendi tersebut akan sulit digerakkan.
c. Pelemahan tulang. Kanker tulang menyebabkan tulang menjadi lemah atau rapuh.
Bahkan jika sudah parah, jatuh biasa atau cedera kecil saja bisa membuat tulang
patah/
d. Tubuh terasa lelah.
e. Penurunan berat badan.
f. Demam.
g. Berkeringat, terutama pada malam hari.
7. Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan
tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.Pada proses osteoblastik, karena adanya sel
tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi,
sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif Adanya tumor tulang
Tumor tulang
WOC Kanker Tulang
8. Manifestasi klinik
Tempat-tempat yang paling sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal
dan humerus proksimal. Tempat yang paling jarang adalah pelvis, kolumna, vertebra,
mandibula, klavikula, skapula, atau tulang-tulang pada tangan dan kaki. Lebih dari
50% kasus terjadi pada daerah lutut.
Nyeri atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin parah
pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit).
Fraktur patologik (patah tulang)
Pembengkakan di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas ( Gale.
1999:245 ).
Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran
vena.
Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun dan malaise.( Smeltzer. 2001: 2347 ).
Ada empat tahapan yang menentukan tingkat keparahan suatu penyakit kanker
tulang, di antaranya:
Stadium 1. Pada tahap ini kanker baru mengenai satu bagian tulang dan belum
menyebar ke bagian lainnya.
Stadium 2. Hampir sama seperti stadium 1, tapi pada tahap ini kanker masih berada
di satu bagian tulang dan belum menyebar. Pada tahap ini, agresivitas kanker sudah
mulai terlihat.
Stadium 3. Pada tahap ini kanker sudah mulai menyebar ke lebih dari satu area pada
tulang yang sama.
Stadium 4. Pada tahap ini, kanker yang menggerogoti tulang telah menyebar ke
bagian-bagian lainnya di dalam tubuh, misalnya paru-paru, hati, atau otak
10. Komplikasi Kanker Tulang
a. Akibat langsung : patah tulang.
b. Akibat tidak langsung : penurunan berat badan, anemia, penurunan kekebalan
tubuh.
c. Akibat pengobatan : gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel darah, kebotakan
pada kemoterapi.
11. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat
didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor,
pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara
maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan
meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau terapi
kombinasi.Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau
radiasi dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi
adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate
dosis tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara
tersendiri atau dalam kombinasi.Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan
meliputi hidrasi dengan pemberian cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi
dan obat-obatan seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid, (Gale,
1999).
2. Tindakan keperawatan
a. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas
dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian
analgetika ).
12. Pencegahan
1. Pencegahan Primer.
Mendeteksi dini bila ada benjolan atau pembekakan di tubuh.
Hindari Radiasi sinar radiologi aktif dosis tinggi.
Hindari bahaya zat kimia.
2. Pencegahan skunder.
Melakukan pengobatan atau therapy.
Pemberian asupan gizi yang adekuat.
Berkolaborasi dengan dokter dalam melakukan pembedahan.
Konsumsi makanan yang mengadung vitamin A,E,D,K.
3. Pencegahan tersier.
Hindari hal-hal yang menimbulkan faktor terjadinya tumor tulang.
Rehabilitasi untuk mencegah faktor resiko terjadinya komplikasi.
Mematuhi prosedur thrapy dari rumah sakit.
Tetap berkonsultasi dengan dokter.
13. Pengobatan
1. Test dan prosedur diagnostik berikut ini harus dilakukan pada semua pasien
yang dicurigai sarcoma Ewing :
a). Pemeriksaan darah rutin.
b). Transaminase hati.
c). Laktat dehidrogenase. Kenaikan kadar enzim ini berhubungan dengan adanya
atau berkembangnya metastase.
2. Pemeriksaan radiologis :
b). CT scan : Pada daerah yang dicurigai neoplasma (misal : pelvis, ekstremitas,
kepala) dan penting untuk mencatat besar dan lokasi massa dan hubunganya
dengan struktur sekitarnya dan adanya metastase pulmoner. Bila ada gejala
neorologis, CT scan kepala juga sebaiknya dilakukan.
3. Pemeriksaan invasif :
a). Biopsi dan aspirasi sumsum tulang. Aspirasi dan biopsi sample sumsum tulang
pada jarak tertentu dari tumor dilakukan untuk menyingkirkan adanya
metastase.
b). Biopsi insisi atau dengan jarum pada massa tumor sangat penting untuk
mendiagnosis Ewing’s Sarkoma. Jika terdapat komponen jaringan lunak,
biopsi pada daerah ini biasanya lebih dimungkinkan.
Terapi radiasi
Terapi radiasi eksternal. Diarahkan pada tumor dengan sumber radiasi dari luar tubuh.
Terapi radiasi internal. Radiasi ditempatkan ke dalam tubuh di dekat sel-sel kanker.
Kemoterapi
Pembedahan
Untuk kanker yang telah menyebar, terapi kemoterapi yang intens terkadang juga
diberikan untuk membunuh sel kanker. Namun terapi ini juga akan merusak sumsum
tulang. Sel induk, yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi sel tipe lain,
kemudian diberikan untuk menggantikan sumsum tulang yang hilang.
Pertimbangan pengobatan khusus untuk jenis kanker tertentu.
A. Tes darah. Tes ini dapat mengetahui adanya kanker tulang melalui perubahan yang
terjadi di dalam darah. Misalnya naiknya kadar enzim alkalin fosfatase akibat
osteosarkoma. Kegunaan lain dari tes darah adalah untuk memastikan bahwa pasien
bukan menderita kondisi lain, misalnya artritis atau radang sendi yang juga dapat
menyebabkan gejala nyeri seperti pada kanker tulang.
B. Biopsi. Selain dapat mendeteksi keberadaan kanker tulang, tes ini juga dapat
menentukan tingkat keparahan penyakit tersebut bila ada. Biopsi dilakukan dengan
cara mengambil sedikit sampel dari tulang untuk selanjutnya diteliti di laboratorium.
Tes ini dianggap sebagai cara paling akurat untuk mendiagnosis kanker tulang.
C. Sinar-X. Melalui tes ini dapat diketahui apakah kerusakan tulang yang dialami oleh
pasien disebabkan oleh kanker atau kondisi lainnya. Selain kerusakan tulang,
pertumbuhan tulang yang tidak wajar akibat kanker juga dapat terdeteksi melalui
pemindaian X-ray.
D. Pemindaian tulang. Tes ini dilakukan dengan cara menyuntikkan sejumlah bahan
radioaktif ke dalam pembuluh vena. Bahan tersebut nantinya akan diserap oleh
tulang. Biasanya tulang yang bermasalah atau tidak normal akan lebih cepat
melakukan penyerapan dibandingkan tulang yang normal. Informasi soal tulang
yang didapat lewat pemindaian tulang biasanya lebih rinci daripada yang didapat
melalui pemeriksaan sinar-X.
E. MRI scan. Melalui metode ini, tingkat keparahan penyebaran kanker di dalam
tulang dapat diketahui. Dengan dibantu gelombang radio dan medan magnetik, MRI
scan dapat menghasilkan gambar tulang secara lebih rinci.
F. CT scan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari tahu apakah kanker tulang telah
menyebar, misalnya ke paru-paru. Pemindaian yang menggunakan rangkaian sinar-X
dan bantuan komputer ini dapat menghasilkan gambar bagian tubuh secara rinci
dalam bentuk 3 dimensi.
DAFTAR PUSTAKA
http://canfakep.blogspot.co.id/2010/12/satuan-acara-penyuluhan-kanker-prostat.html
http://www.medkes.com/2014/03/jenis-penyebab-gejala-dan-pengobatan-kanker-tulang.html
http://sefinzega.blogspot.co.id/2013/06/pendidikan-kesehatan-tumor-tulang_6.html
http://www.alodokter.com/kanker-tulang