Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KANKER TULANG “OSTEOSARKOMA”

Disusun oleh Mahasiswa :

Alria Ajizah D 141.0008 Kharisma 141.0054

Cindy Ayu P 141.0028 Larasati Rizky 141.0056

Denis Arinda P 141.0030 Miftachul Rizal H 141.0064

Dinda Ayu N 141.0036 Sekar Arum 141.00

Ellyna Sari 141.0040

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2016 – 2017


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Kanker Tulang ( Osteosarkoma)


Hari / tanggal : Rabu, 23 November 2016
Waktu : 13.50 WIB
Tempat : Ruang Kelas L Stikes HangTuah Surabaya
Sasaran : Mahasiswa prodi S1 3B

1. Tujuan Pembelajaran
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang Kanker Tulang atau Osteosarkoma
peserta penyuluhan mampu memahami dan menyadari bahaya Kanker Tulang atau
Osteosarkoma.

2) Tujuan Instruksional Khusus


Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan peserta penyuluhan di
Puskesmas Jagir Surabaya mampu :

a. Peserta mengetahui definisi Kanker Tulang atau Osteosarkoma


b. Peserta mengetahui klasifikasi Kanker Tulang atau Osteosarkoma
c. Peserta mengetahui faktor - faktor penyebab Kanker Tulang atau Osteosarkoma
d. Peserta mengetahui tanda dan gejala Kanker Tulang atau Osteosarkoma
e. Peserta mengetahui patofisiologi Kanker Tulang atau Osteosarkoma
f. Peserta mengetahui WOC (Web Of Cotion) Kanker Tulang atau Osteosarkoma
g. Peserta mengetahui pencegahan Kanker Tulang atau Osteosarkoma

2. Sasaran
Mahasiswa prodi S1 3B

3. Materi
a. Definisi Kanker Tulang atau Osteosarkoma
b. Klasifikasi Kanker Tulang atau Osteosarkoma
c. Faktor-faktor penyebab Kanker Tulang atau Osteosarkoma Tanda dan gejala
Diabetes Millitus
d. Patofisiologi Kanker Tulang atau Osteosarkoma
e. WOC (Web Of Cotion) Kanker Tulang atau Osteosarkoma
f. Pencegahan Kanker Tulang atau Osteosarkoma

4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi

5. Media atau Alat Bantu


a. Leaflet

6. Evaluasi Pembelajaran
1) Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.
a. Prosedur : Post Tes
b. Jenis Tes : Lisan
c. Butir Soal :
a) Pengertian Kanker Tulang atau Osteosarkoma
b) Mengetahui tanda dan gejala Kanker Tulang atau Osteosarkoma
c) Cara mencegah terjadinya Kanker Tulang atau Osteosarkoma
2) Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan yang sama dengan pertanyaan
pada tes awal.

7. Proses Penyuluhan

No. Fase Kegiatan Kegiatan Sasaran

1 Pembukaan:  Memberi salam pembuka  Menjawab salam


 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
5 menit
 Menjelaskan pokok  Memperhatikan
bahasan dan tujuan
penyuluhan
 Membagi leafleat  Memperhatikan
2 Pelaksanaan: a. Menjelaskan Definisi  Memperhatikan
Kanker Tulang atau
10 menit
Osteosarkoma
b. Menjelaskan Klasifikasi  Memperhatikan
Kanker Tulang atau
Osteosarkoma
c. Menjelaskan Faktor-faktor  Memperhatikan
penyebab Kanker Tulang
atau Osteosarkoma
d. Menjelaskan tanda dan  Memperhatikan
gejala Kanker Tulang atau
Osteosarkoma
e. Menjelaskan Patofisiologi  Memperhatikan
Kanker Tulang atau
Osteosarkoma
f. Menjelaskan WOC (Web  Memperhatikan

Of Cotion) Kanker Tulang


atau Osteosarkoma
g. Mejelaskan Pencegahan  Memperhatikan
Kanker Tulang atau
Osteosarkoma

3 Evaluasi: Menanyakan kepada peserta  Menjawab


tentang materi yang telah pertanyaan
10 menit
diberikan

4 Terminasi:  Mengucapkan terima kasih  Mendengarkan


atas peran serta peserta
5 menit
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

8. Kriteria Evaluasi
1). Evaluasi Struktur
 Peserta sasaran hadir dalam kegiatan penyuluhan.
 Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di Ruangan kelas L Stikes HangTuah
Surabaya.
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2). Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan selesai.
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3). Evaluasi Hasil
 Pengertian Kanker Tulang atau Osteosarkoma
 Megetahui tanda dan gejala Kanker Tulang atau Osteosarkoma
 Cara mencegah terjadinya Kanker Tulang atau Osteosarkoma

9. Pengorganisasian
1) MC dan Moderator : Cindy Ayu P
Fungsi :

Membuka, mengatur dan menutup jalannya penyuluhan

2) Penyaji : Kharisma
Alria Ajizah D
Larasati Rizky
Fungsi :

Menyajikan materi penyuluhan

3) Notulen : Denis Arinda


Fungsi :

Mendokumentasikan dan menyimpulkan hasil diskusi saat penyuluhan

4) Observer : Sekar Arum


Ellyna Sari
Fungsi :

Mengamati dan memberikan evaluasi terhadap jalannya pendidikan kesehatan


5) Fasilitator : Dinda Ayu N
Fungsi :

Mendampingi pasien dan memfasilitasi pasien saat jalannya penyuluhan

6) Dokumentasi : Miftachul Rizal H


Fungsi :

Mendokumentasikan setiap kegiatan penyuluhan


MATERI PENYULUHAN

KANKER TULANG atau OSTEOSARKOMA

1. Definisi

Tumor tulang adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-
sel tersebut tidak pernah menjadi dewasa. Kanker tulang merupakan penyakit yang
relatif langka, dimana sel-sel kanker tumbuh pada jaringan tulang. Kanker tulang
terjadi ketika sel-sel di dalam tulang membelah atau berkembang dengan tidak teratur.
Biasanya sel-sel akan membelah dan berkembang dengan teratur. Jika sel-sel tulang
terus membelah tak teratur, sementara sel-sel baru yang tumbuh itu tidak dibutuhkan
tubuh, maka akan membentuk massa atau jaringan, yang disebut sebagai tumor.
Berbeda dengan tumor jinak yang tidak menyebar, kanker adalah tumor yang ganas
dan cepat penyebarannya. Kanker tulang adalah jenis kanker yang menyerang tulang.
Penyakit ini dapat diidap oleh anak-anak hingga orang dewasa.

Kanker tulang terbagi menjadi dua, yaitu kanker tulang primer dan sekunder.
Dinamakan kanker tulang primer bilamana kanker tersebut muncul dan berkembang
langsung di dalam tulang. Sedangkan kanker tulang sekunder adalah kanker yang
berasal dari bagian tubuh lain yang menjalar ke tulang. Seluruh tulang di dalam tubuh
bisa terserang oleh penyakit ini, namun sebagian besar terjadi pada tulang kaki dan
lengan.

2. Klasifikasi Diabetes Melitus

A. Osteokondroma
Osteokondroma (Eksostosis Osteokartilaginous) merupakan tumor
tulang jinak yang paling sering ditemukan. Biasanya menyerang usia 10-20
tahun. Tumor ini tumbuh pada permukaan tulang sebagai benjolan yang keras.
Penderita dapat memiliki satu atau beberapa benjolan.10% dari penderita yang
memiliki beberapa osteokondroma, akan mengalami kelaganasan tulang yang
disebut kondrosarkoma, tetapi penderita yang hanya memiliki satu
osterokondroma, tidak akan menderita kondrosarkoma.
B. Kondroma Jinak
Kondroma Jinak biasanya terjadi pada usia 10-30 tahun, timbul di
bagian tengah tulang. Beberapa jenis kondroma menyebabkan nyeri. Jika tidak
menimbulkan nyeri, tidak perlu diangkat atau diobati. Untuk memantau
perkembangannya, dilakukan foto rontgen. Jika tumor tidak dapat didiagnosis
melalui foto rontgen atau jika menyebabkan nyeri, mungkin perlu dilakukan
biopsi untuk menentukan apakah tumor tersebut bisa berkembang menjadi
kanker atau tidak

C. Kondroblastoma
Kondroblastoma merupakan tumor yang jarang terjadi, yang tumbuh
pada ujung tulang. Biasanya timbul pada usia 10-20 tahun.Tumor ini dapat
menimbulkan nyeri, yang merupakan petunjuk adanya penyakit ini.
Pengobatan terdiri dari pengangkatan melalui pembedahan; kadang setelah
dilakukan pembedahan, tumor bisa tumbuh kembali.

D. Fibroma Kondromiksoid
Fibroma Kondromiksoid merupakan tumor yang sangat jarang, yang
terjadi pada usia kurang dari 30 tahun.Nyeri merupakan gejala yang biasa
dikeluhkan.Tumor ini akan memberikan gambaran yang khas pada foto
rontgen.Pengobatannya adalah pengangkatan melalui pembedahan.

E. Osteoid Osteoma
Osteoid Osteoma adalah tumor yang sangat kecil, yang biasanya
tumbuh di lengan atau tungkai, tetapi dapat terjadi pada semua tulang.
Biasanya akan menimbulkan nyeri yang memburuk pada malam hari dan
berkurang dengan pemberian aspirin dosis rendah.Kadang otot di sekitar tumor
akan mengecil (atrofi) dan keadaan ini akan membaik setelah tumor
diangkat.Skening tulang menggunakan pelacak radioaktif bisa membantu
menentukan lokasi yang tepat dari tumor tersebut. Kadang-kadang tumor sulit
ditentukan lokasinya dan perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti CT
scan dan foto rontgen dengan teknik yang khusus. Pengangkatan tumor
melalui pembedahan merupakan satu-satunya cara untuk mengurangi nyeri
secara permanen. Bila penderita enggan menjalani pembedahan, untuk
mengurangi nyeri bisa diberikan aspirin.
F. Tumor Sel Raksasa
Tumor Sel Raksasa biasanya terjadi pada usia 20 tahun dan 30 tahun.
Tumor ini umumnya tumbuh di ujung tulang dan dapat meluas ke jaringan di
sekitarnya. Biasanya menimbulkan nyeri. Pengobatan tergantung dari ukuran
tumor. Tumor dapat diangkat melalui pembedahan dan lubang yang terbentuk
bisa diisi dengan cangkokan tulang atau semen tulang buatan agar struktur
tulang tetap terjaga. Pada tumor yang sangat luas kadang perlu dilakukan
pengangkatan satu segmen tulang yang terkena. Sekitar 10 % tumor akan
muncul kembali setelah pembedahan. Walaupun jarang, tumor ini bisa tumbuh
menjadi kanker.

3. Jenis Kanker Tulang


Kanker tulang terjadi pada tulang atau menyebar ke tulang di bagian tubuh
lain. Ketika kanker tulang terjadi hanya di salah satu jaringan tulang, maka disebut
kanker tulang primer. Sedangkan ketika sel-sel kanker tersebut sudah menyebar ke
tulang lain, maka disebut kanker tulang sekunder.

Terdapat beberapa jenis kanker tulang, antara lain:

 Osteosarcoma - kanker tulang. Biasanya terjadi di lengan, kaki atau panggul.


Osteosarcoma merupakan kanker tulang yang paling umum terjadi.
 Chondrosarcoma - kanker tulang rawan. Jenis kanker kedua dari kanker tulang
yang paling umum terjadi.
 Ewing Sarcoma - tumor yang biasanya berkembang di rongga kaki dan tulang
lengan.
 Fibrosarcoma dan malignant fibrous histiocytoma. Kanker pada jaringan lunak
(misalnya tendon, ligamen, lemak dan otot) dan berpindah ke tulang-tulang
kaki, lengan, hingga tulang rahang.
 Giant cell tumor. Kanker tulang ganas yang paling sering mengenai tulang
lengan atau kaki. Persentasenya mencapai 10% dari kasus kanker tulang.
 Chordoma. Kanker tulang yang biasanya terjadi pada tulang tengkorak atau
tulang belakang.
4. Faktor – faktor penyebab Kanker Tulang

Penyebab pasti terjadinya tumor tulang belum diketahui. Akhir-akhir ini,


penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu C-Fos dapat
meningkatkan kejadian tumor tulang.

a. Faktor genetik atau keturunan tampaknya memainkan peran besar dalam


banyaknya kasus kanker tulang.
b. Peningkatan risiko kerusakan dan regenerasi tulang dalam jangka waktu tertentu
juga meningkatkan risiko berkembangnya tumor tulang.
c. Paparan radiasi tinggi dari suatu pengobatan yang pernah dialami penderita,
misalnya radioterapi.
d. Pernah memiliki riwayat suatu jenis kanker mata yang disebut retinoblastoma
saat kecil.
e. Pertumbuhan tulang yang cepat pada pubertas.
f. Menderita penyakit Paget, yaitu suatu kondisi yang dapat menyebabkan tulang
lemah.
g. Menderita penyakit hernia umbilitikus sejak lahir.

5. Faktor Risiko

Faktor risiko adalah sesuatu yang akan meningkatkan risiko seseorang untuk
terkena penyakit atau suatu kondisi kesehatan. Faktor-faktor dibawah ini akan
meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tulang:

 Penyakit Paget (masalah pada metabolisme tulang - bukan kanker).


 Paparan radiasi.
 Cedera tulang.
 Riwayat keluarga penderita kanker tulang.

Selain itu ada pula beberapa faktor risiko yang spesifik untuk beberapa jenis
kanker tulang, antara lain:

 Osteosarcoma. Laki-laki, usia 10-30 tahun, sindrom kanker warisan, retinoblastoma


(kanker mata langka), transplantasi sumsum tulang.
 Chondrosarcoma. Usia diatas 20 tahun, multiple exostoses (kondisi genetik yang
menyebabkan benjolan pada tulang).
 Ewing sarcoma. Usia dibawah 30 tahun.
 Fibrosarcoma dan malignant fibrous histiocytoma. Umur setengah baya dan lanjut
usia.
 Giant cell tumor. Usia muda hingga setengah baya.

6. Tanda dan gejala Kanker Tulang

a. Nyeri. Seseorang yang terkena kanker tulang akan merasakan nyeri pada daerah
tulang yang diserang. Nyeri ini biasanya berangsur-angsur meningkat dan memburuk,
terutama ketika tulang digerakkan atau ketika malam hari.
b. Pembengkakan. Daerah sekitar tulang yang terkena kanker akan mengalami
pembengkakan dan berwarna kemerahan. Bahkan jika pembengkakan terjadi di dekat
suatu sendi, maka sendi tersebut akan sulit digerakkan.
c. Pelemahan tulang. Kanker tulang menyebabkan tulang menjadi lemah atau rapuh.
Bahkan jika sudah parah, jatuh biasa atau cedera kecil saja bisa membuat tulang
patah/
d. Tubuh terasa lelah.
e. Penurunan berat badan.
f. Demam.
g. Berkeringat, terutama pada malam hari.
7. Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan
tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.Pada proses osteoblastik, karena adanya sel
tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi,
sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif Adanya tumor tulang

Jaringan lunak di invasi oleh tumor

Reaksi tulang normal

Osteolitik (destruksi tulang) Osteoblastik (pembentukan tulang)


destruksi tulang lokal Periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi

Pertumbuhan tulang yang abortif

Tumor tulang
WOC Kanker Tulang
8. Manifestasi klinik

Tempat-tempat yang paling sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal
dan humerus proksimal. Tempat yang paling jarang adalah pelvis, kolumna, vertebra,
mandibula, klavikula, skapula, atau tulang-tulang pada tangan dan kaki. Lebih dari
50% kasus terjadi pada daerah lutut.

 Nyeri atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin parah
pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit).
 Fraktur patologik (patah tulang)
 Pembengkakan di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas ( Gale.
1999:245 ).
 Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran
vena.
 Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun dan malaise.( Smeltzer. 2001: 2347 ).

9. Tahapan perkembangan kanker tulang

Ada empat tahapan yang menentukan tingkat keparahan suatu penyakit kanker
tulang, di antaranya:

 Stadium 1. Pada tahap ini kanker baru mengenai satu bagian tulang dan belum
menyebar ke bagian lainnya.
 Stadium 2. Hampir sama seperti stadium 1, tapi pada tahap ini kanker masih berada
di satu bagian tulang dan belum menyebar. Pada tahap ini, agresivitas kanker sudah
mulai terlihat.
 Stadium 3. Pada tahap ini kanker sudah mulai menyebar ke lebih dari satu area pada
tulang yang sama.
 Stadium 4. Pada tahap ini, kanker yang menggerogoti tulang telah menyebar ke
bagian-bagian lainnya di dalam tubuh, misalnya paru-paru, hati, atau otak
10. Komplikasi Kanker Tulang
a. Akibat langsung : patah tulang.
b. Akibat tidak langsung : penurunan berat badan, anemia, penurunan kekebalan
tubuh.
c. Akibat pengobatan : gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel darah, kebotakan
pada kemoterapi.

11. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat
didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor,
pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara
maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan
meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau terapi
kombinasi.Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau
radiasi dan kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi
adriamycin (doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate
dosis tinggi (MTX) dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara
tersendiri atau dalam kombinasi.Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan
meliputi hidrasi dengan pemberian cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi
dan obat-obatan seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau kortikosteroid, (Gale,
1999).

2. Tindakan keperawatan
a. Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas
dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian
analgetika ).

b. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif


Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka,
dan berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk
berkonsultasi ke ahli psikologi atau rohaniawan.
C. Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek
samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang
adekuat. Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi
gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan
indikasi dokter.
D. Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang
kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan
luka di rumah (Smeltzer. 2001)

12. Pencegahan

1. Pencegahan Primer.
 Mendeteksi dini bila ada benjolan atau pembekakan di tubuh.
 Hindari Radiasi sinar radiologi aktif dosis tinggi.
 Hindari bahaya zat kimia.
2. Pencegahan skunder.
 Melakukan pengobatan atau therapy.
 Pemberian asupan gizi yang adekuat.
 Berkolaborasi dengan dokter dalam melakukan pembedahan.
 Konsumsi makanan yang mengadung vitamin A,E,D,K.
3. Pencegahan tersier.
 Hindari hal-hal yang menimbulkan faktor terjadinya tumor tulang.
 Rehabilitasi untuk mencegah faktor resiko terjadinya komplikasi.
 Mematuhi prosedur thrapy dari rumah sakit.
 Tetap berkonsultasi dengan dokter.

13. Pengobatan
1. Test dan prosedur diagnostik berikut ini harus dilakukan pada semua pasien
yang dicurigai sarcoma Ewing :
a). Pemeriksaan darah rutin.
b). Transaminase hati.

c). Laktat dehidrogenase. Kenaikan kadar enzim ini berhubungan dengan adanya
atau berkembangnya metastase.

2. Pemeriksaan radiologis :

a). Foto rontgen.

b). CT scan : Pada daerah yang dicurigai neoplasma (misal : pelvis, ekstremitas,
kepala) dan penting untuk mencatat besar dan lokasi massa dan hubunganya
dengan struktur sekitarnya dan adanya metastase pulmoner. Bila ada gejala
neorologis, CT scan kepala juga sebaiknya dilakukan.

3. Pemeriksaan invasif :
a). Biopsi dan aspirasi sumsum tulang. Aspirasi dan biopsi sample sumsum tulang
pada jarak tertentu dari tumor dilakukan untuk menyingkirkan adanya
metastase.

b). Biopsi insisi atau dengan jarum pada massa tumor sangat penting untuk
mendiagnosis Ewing’s Sarkoma. Jika terdapat komponen jaringan lunak,
biopsi pada daerah ini biasanya lebih dimungkinkan.

Terapi radiasi

Pengobatan kanker tulang yang menggunakan radiasi untuk membunuh sel-sel


kanker dan menyusutkan tumor. Terapi radiasi terdiri dari 2 teknik, yaitu:

 Terapi radiasi eksternal. Diarahkan pada tumor dengan sumber radiasi dari luar tubuh.
 Terapi radiasi internal. Radiasi ditempatkan ke dalam tubuh di dekat sel-sel kanker.

Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obat untuk membunuh sel-sel kanker.


Kemoterapi sendiri dapat diberikan dalam berbagai bentuk, antara lain pil, suntik dan
melalui kateter. Obat-obat kemoterapi akan memasuki aliran darah dan beredar ke seluruh
tubuh, membunuh sebagian besar sel-sel kanker, tetapi juga membunuh sebagian sel-sel
normal. Obat kemoterapi yang paling umum digunakan untuk mengobati kanker tulang
adalah:

 Methotrexate dengan kalsium


 Leucovorin
 Doxorubicin
 Cisplatin
 Ifosfamide
 Etoposide

Pembedahan

Pembedahan untuk kanker tulang adalah dengan mengangkat tumor kanker,


jaringan sekitarnya, dan mungkin kelenjar getah bening di dekatnya. Mungkin dalam
pembedahan diperlukan amputasi pada ekstremitas yang terkena kanker. Bila mungkin,
dokter akan berusaha mengangkat bagian dari kanker tulang tanpa harus mengamputasi.
Dalam hal ini, pelat logam atau cangkok tulang akan menggantikan jaringan kanker yang
telah dibuang.

Terkadang, dengan menambahkan terapi radiasi atau kemoterapi dapat


menghindari kemungkinan amputasi. Jika tumornya besar dan agresif, atau risiko
menyebarnya tinggi, kemoterapi dan terapi radiasi dapat dikombinasikan untuk
membantu mencegah kekambuhan di lokasi operasi. Hal ini juga dilakukan untuk
mencegah penyebarannya ke organ yang lebih jauh.

Terapi myeloablative dengan stem cell support

Untuk kanker yang telah menyebar, terapi kemoterapi yang intens terkadang juga
diberikan untuk membunuh sel kanker. Namun terapi ini juga akan merusak sumsum
tulang. Sel induk, yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi sel tipe lain,
kemudian diberikan untuk menggantikan sumsum tulang yang hilang.
Pertimbangan pengobatan khusus untuk jenis kanker tertentu.

Osteosarcoma. Kemoterapi yang diberikan sebelum dan sesudah operasi akan


sering menyembuhkan osteosarcoma, dan dapat mengurangi risiko amputasi yang lebih
jauh.
Ewing Sarcoma. Sejak ewing sarcoma diketahui sangat merespon terapi kemoterapi,
pengobatan ewing sarcoma sering didahului dengan terapi kemoterapi untuk selanjutnya
dilakukan operasi pengangkatan atau terapi radiasi, kemudian dilanjutkan lagi dengan
kemoterapi.

Fibrosarcoma dan malignant fibrous histiocytoma. Kondisi kanker tulang yang


satu ini biasanya diobati dengan pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat tumor
kanker dan dengan margin satu inci dari jaringan sehat disekitarnya.

Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita kanker tulang, selain


menanyakan tentang gejala-gejala yang dirasakan, dokter perlu melakukan beberapa tes.
Jenis-jenis tes ini di antaranya adalah:

A. Tes darah. Tes ini dapat mengetahui adanya kanker tulang melalui perubahan yang
terjadi di dalam darah. Misalnya naiknya kadar enzim alkalin fosfatase akibat
osteosarkoma. Kegunaan lain dari tes darah adalah untuk memastikan bahwa pasien
bukan menderita kondisi lain, misalnya artritis atau radang sendi yang juga dapat
menyebabkan gejala nyeri seperti pada kanker tulang.
B. Biopsi. Selain dapat mendeteksi keberadaan kanker tulang, tes ini juga dapat
menentukan tingkat keparahan penyakit tersebut bila ada. Biopsi dilakukan dengan
cara mengambil sedikit sampel dari tulang untuk selanjutnya diteliti di laboratorium.
Tes ini dianggap sebagai cara paling akurat untuk mendiagnosis kanker tulang.
C. Sinar-X. Melalui tes ini dapat diketahui apakah kerusakan tulang yang dialami oleh
pasien disebabkan oleh kanker atau kondisi lainnya. Selain kerusakan tulang,
pertumbuhan tulang yang tidak wajar akibat kanker juga dapat terdeteksi melalui
pemindaian X-ray.
D. Pemindaian tulang. Tes ini dilakukan dengan cara menyuntikkan sejumlah bahan
radioaktif ke dalam pembuluh vena. Bahan tersebut nantinya akan diserap oleh
tulang. Biasanya tulang yang bermasalah atau tidak normal akan lebih cepat
melakukan penyerapan dibandingkan tulang yang normal. Informasi soal tulang
yang didapat lewat pemindaian tulang biasanya lebih rinci daripada yang didapat
melalui pemeriksaan sinar-X.
E. MRI scan. Melalui metode ini, tingkat keparahan penyebaran kanker di dalam
tulang dapat diketahui. Dengan dibantu gelombang radio dan medan magnetik, MRI
scan dapat menghasilkan gambar tulang secara lebih rinci.
F. CT scan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari tahu apakah kanker tulang telah
menyebar, misalnya ke paru-paru. Pemindaian yang menggunakan rangkaian sinar-X
dan bantuan komputer ini dapat menghasilkan gambar bagian tubuh secara rinci
dalam bentuk 3 dimensi.
DAFTAR PUSTAKA

C. smelzer, Suzanne, Brenda g. bare. 2002. Keperawatan medika-bedah vol.3. Jakarta:


penerbit buku kedokteran (EGC)
W.sudoyo, aru, bambang setiyohadi, idrus alwi, Marcellus simadibrata k, siti setiati. 2010.
Ilmu penyakit dalam. Jakarta: internapublishing.
http://fhara-eunhyuk.blogspot.co.id/2014/02/satuan-acara-penyuluhan-sap-kanker.html

http://canfakep.blogspot.co.id/2010/12/satuan-acara-penyuluhan-kanker-prostat.html

http://www.medkes.com/2014/03/jenis-penyebab-gejala-dan-pengobatan-kanker-tulang.html

http://sefinzega.blogspot.co.id/2013/06/pendidikan-kesehatan-tumor-tulang_6.html

http://www.alodokter.com/kanker-tulang

Anda mungkin juga menyukai