A. Latar Belakang
Penuaan sering di ikuti dngan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia
dalam kondisi sehat atau sakit. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap
lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh
untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.Penurunan kemampuan berbagai organ,
fungsi, dan system tubuh ada umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia
45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun.
Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di bawah penyakit
jantung sebagai masalah kesehatan utama dunia. Menurut data internasional
Osteoporosis Foundation, lebih dari 30% wanita diseluruh dunia mengalami resiko
seumur hidup untuk patah tulang akibat osteoporosis, bahkan mendekati 40%.
Sedangkan pada pria, resikonya berada pada angka 13%.
Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita.
Penyebab osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pada individu
bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, kurang gerak/tidak berolah raga
serta pengetahuan mencegah osteoporosis yang kurang akibat kurangnya akibat akti
vitas fisik yang dilakukan sehari-hari mulai anak-anak sampai dewasa, serta
kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan tulang menjadi rendah sampai terjadinya
osteoporosis
Persoalan osteoporosis pada lansia erat sekali hubungannya dengan
kemunduran produksi beberapa hormone pengendali remodeling tulang, seperti
Kalsitonim dan hormone seks. Dengan bertambahnya usia, produksi beberapa
hormone tersebut akan merosot, hanya saja penurunan produksi beberapa osteoblast,
sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan tulang, akan mengendur
aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia ke 50 disusul tahun terakhir adalah
testosterone pada kurun waktu usia 48 – 52. Persoalan besar akan muncul juga jika
terjadi gangguan dalam keseimbangan kedua proses itu, seperti yang terjadi pada
osteoporosis. Dalam osteoporosis proses demineralisasi lebih cepat dan lebih tinggi
dibandingkan dengan proses meneralisasi. Resikonya terjadilah pengeroposan tulang.
Tulang akan kehilangan masa dalam jumlah besar sehingga kekuatannya pun merosot
drastis. Kondisi ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja penurunan sepersepuluh
kepadatan tulang saja menimbulkan resiko patah tulang 2 – 3 kali lebih sering, jika
kondisi ini dibiarkan resiko terjadi patah tulang sulit dihindari. Proses tidak seimbang
bisa muncul secara alamiah seperti akibat pengaruh usia lanjut, menopause, gangguan
hormonal, dan ketidak aktifan tubuh.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang osteoporosis selama 30 menit, para
lansia diharapkan dapat mengetahui mengenai cara mencegah osteoporosis.
2. Tujuan Khusus
3. Setelah dilakukan penyuluhan tentang osteoporosis di harapkan audiens dapat
memahami
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar.
b. Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala menopause dengan benar.
c. Peserta dapat menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan benar.
d. Peserta dapat menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan
benar.
C. Metode Pelaksanaan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
D. Sasaran dan Target
Warga Banjarsarikidul Rt 03 Rw 04
E. Strategi Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal :
b. Tempat :
c. Waktu :
Pemateri
moderator
1. Kepanitiaan
a. Ketua I : Lingga Prida Putra Pratama
b. Ketua II : Wahyuma Agung Kurniawan
c. Sekertaris : Lutfi Setia Ningrum
d. Bendahara : Wahyu S Adi Ningsing
e. Notulen : Tyas Nur Anisa
f. Dokumentasi : Imam Setio Aji
2. Hasil Pelaksanaan
a. Ketua : Lingga Prida Putra Pratama
Tugas : memimpin semua anggotanya
b. Moderator : Wahyuma Agung Kurniawan
Tugas : mengatur atau memandu jalanya acara
c. Pemateri : Lutfi Setia Ningrum
Tugas : menyampaikan materi
d. Notulen : Wahyu S adiningsih
Tugas :membuat catatan singkat tentang jalanya acara
e. Domunetasi : Tyas Nur Anisa
Imam Setio Aji
Tugas : mendokumentasikan kegiatan
I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Pengaturan tempat
- Kesiapan materi
- Mempersiapkan media
2. Evaluasi Proses
- Membaca referensi tentang waspada Osteo Porosis
- Memberi penyuluhan tentang waspada Osteoporosis
3. Evaluasi Hasil
- Peserta dapat menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar.
- Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala menopause dengan benar.
- Peserta dapat menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan benar.
- Peserta dapat menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan
benar
J. Materi
1. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada
pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. sedangkan osteoporosis
sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
a. Kelainan Hepar
b. Kegagalan ginjal kronis
c. Kurang gerak
d. Kebiasaan minuman alcohol
e. Pemakai obat-obatan
f. Kelebihan kafein
g. Merokok
Wanita selain memiliki resiko terhadap osteoporosis pada usia tua, namun
resiko ini menjadi meningkat dengan adanya faktor-faktor dibawah ini :
a. Merokok
b. Konsumsi alcohol
c. Diet rendah kalsium
d. Gangguan dalam hal diet: bulimia dan anoreksi
e. Menopause yang lebih awal
Pada usia diatas 30 tahun, di dalam tubuh wanita sudah mulai mengambil
cadangan kalsium yang ada di dalam tulang untuk keperluan metabolisme lainnya,
sehingga pada usia ini pula resiko akan osteoporosis sudah mulai terjadi. Untuk itu
bagi wanita yang sudah berumur 30 tahun dianjurkan untuk mulai mengkonsumsi
suplemen kalsium.