Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topic Penyuluhan: Oesteophorosis ( Kerapuhan Tulang )

Pokok Bahasan: Askep Komunitas Lansia Dengan Oesteophorosis

Sub PokokBahasan: Askep Komunitas Lansia Dengan Oesteoprosis

Hari /tanggal Penyuluhan: Rabu, 09 November 2021

Tempat Penyuluhan: Poli Lansia RSUD KOTA TANGERANG

Waktu penyuluhan: 10.00-11.30

Sasaran : Seluruh Pasien di Poli Orthopedia Khususnya Para Lansia

Media : Leaflet

Penyaji

Pembawa acara: Mahdiyatul Itqiyah

Penyaji/Tim Ilmiah: Widi Ridhotama

Bambang Arif Harahap

Observer: Rohmat

A. TUJUAN UMUM : klien dan keluarga mengerti dan Memahami Tentang Osteophorosis

B. TUJUAN KHUSUS: Setelah diberikan penyuluhan klien dan keluarga

1.Mengetahui dan mengerti pengertian Osteophorosis

2. Mengetahui dan mengerti penyebab Osteophorosis

3. Mengetahui dan mengerti tanda dan gejala Osteophorosis

4. Mengetahui dan mengerti pencegahan Osteophorosis

5. Mengetahui dan mengerti penatalaksanaan Osteophorosis


C. KEGIATAN

NO TAHAP KEGIATAN PERAWAT KEGIATAN PESERTA MEDIA


KEGIATAN
1. Pendahuluan 1. Mengucapkan 1. Menjawab
Salam pembuka Salam
2. Perkenalkan Diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan 3. Menjawab
latar belakang Pertanyaan
pokok yang diberikan
permasalahan
4. Menggali
pengetahuan
keluarga
tentangpokok
permasalahan
5. Kontrak waktu
penyuluhan
6. Membagikan
Leaflet
2. Penyajian Menjelaskan tentang Mendengarkan Leaflet
1. Definisi Penjelasan
Osteophorosis
2. Penyebab
Osteophorosis
3. Tanda dan
Gejala
Osteophorosis
4. Pencegahan
Osteophorosis
5. Penatalaksanaan
Osteophorosis
3. Evaluasi 1. Mengulang 1. Mendengarkan Leaflet
Materi Yang 2. Bertanya
Telah Dijelaskan 3. Menjawab
2. Menanyakan
hal-hal yang
penting
3. Memberi
Pertanyaan
4. Penutup 1. Memberi Ceramah
Kesimpulan
2. Salam Penutup
D.SETTING TEMPAT

Keterangan:

A= Penyaji

A B B=Observer

C=Audience

E. GARIS BESAR MATERI ( TERLAMPIR)

1. Definisi Osteophorosis

2. Penyebab Osteophorosis

3. Tanda Dan Gejala Osteophorosis

4. Pencegahan Osteophorosis

5. Penatalaksanaan Osteophorosis

F. LAMPIRAN

1. Materi Lengkap

2. Leaflet
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit ketika tulang secara perlahan kehilangan kepadatannya, sehingga
menjadi lemah dan rentan akan fraktur (patah tulang). Osteoporosis paling sering menyebabkan
fraktur di panggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan.

B. Gejala Osteoporosis
Osteoporosis dikenal sebagai penyakit sunyi atau silent disease, sebab pengidap tidak
merasakan gejala apapun sampai kecelakaan seperti terpeleset atau jatuh menyebabkan patah
tulang.

C. Penyebab dan Faktor Risiko Osteoporosis


Faktor risiko osteoporosis meliputi banyak kondisi, di antaranya bisa dimodifikasi dan sebagian
lainnya tidak dapat dimodifikasi.
1. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:
 Hormon seks. Kadar estrogen yang rendah berkaitan dengan siklus menstruasi yang
bolong-bolong maupun menopause dapat menyebabkan osteoporosis pada perempuan.
Sedangkan pada laki-laki, kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan
osteoporosis. Hal ini dapat dimodifikasi dengan perubahan pola makan dan juga terapi
hormonal.
 Anoreksia nervosa. Pada anoreksia nervosa, tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang
seharusnya, sehingga kekurangan komponen yang dibutuhkan untuk menjaga
kepadatan tulang
 Konsumsi kalsium dan vitamin D yang kurang dapat menyebabkan tulang menjadi
rapuh.
 Penggunaan obat-obatan tertentu
 Kurangnya aktivitas fisik
 Merokok
 Alkohol
2. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:
 Jenis kelamin. Perempuan lebih rentan mengalami osteoporosis daripada pria
 Usia. Sebagai penyakit degeneratif, osteoporosis menyerang individu dengan usia lanjut
sekitar 40 tahun ke atas
 Ukuran tubuh yang kecil dan kurus pada perempuan
 Perempuan dengan etnis Kaukasia dan Asia memiliki risiko paling tinggi dibanding
perempuan Hispanik dan kulit hitam
 Riwayat keluarga dengan osteoporosis

D. Diagnosis Osteoporosis
Diagnosis osteoporosis biasanya dilakukan oleh dokter dengan menanyakan riwayat medis
lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik, rontgen tulang, densitometri tulang, dan tes
laboratorium khusus. Jika dokter mendiagnosis massa tulang yang rendah, dia mungkin ingin
melakukan tes tambahan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang dapat
menyebabkan keropos tulang, termasuk osteomalasia (penyakit tulang metabolik yang ditandai
oleh mineralisasi tulang yang abnormal) atau hiperparatiroidisme (aktivitas berlebihan kelenjar
paratiroid).
Densitometri tulang biasanya dilakukan pada wanita yang menginjak usia menopause. Beberapa
jenis densitometri tulang digunakan untuk mendeteksi keropos tulang di berbagai area tubuh.
Dual-energi x-ray absorptiometry (DEXA) adalah salah satu metode yang paling akurat, tetapi
teknik lain juga dapat mengidentifikasi osteoporosis, termasuk photon absorptiometry tunggal
(SPA), computed tomography kuantitatif (QCT), absorptiometri radiografi, dan USG. Dokter
dapat menentukan metode mana yang paling cocok untuk pengidap.

E. Penanganan Osteoporosis
Perawatan untuk osteoporosis meliputi:
 Diet seimbang kaya kalsium dan vitamin D
 Rencana latihan
 Gaya hidup yang sehat
 Obat-obatan, jika diperlukan. (terapi penggantian estrogen, modulator reseptor
estrogen selektif, kalsitonin, dan bifosfonat.)
F. Pencegahan Osteoporosis
 Diet
Diet sehat dengan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup membantu membuat
tulang pengidap kuat. Banyak orang mendapatkan kurang dari setengah kalsium yang
mereka butuhkan. Sumber kalsium yang baik adalah susu rendah lemak, yoghurt, keju,
jus jeruk, sereal, dan roti. Vitamin D juga dibutuhkan untuk tulang yang kuat. Beberapa
pengidap mungkin perlu minum pil vitamin D.
 Olahraga
Jenis-jenis olahraga yang bisa mencegah osteoporosis, yaitu:
- Berjalan
- Mendaki
- Jogging
- Naik tangga
- Angkat beban
- Tenis
- Dansa
 Gaya Hidup
Gaya hidup yang bisa mencegah osteoporosis, yaitu
- Kurangi merokok
- Kurangi alkohol

Anda mungkin juga menyukai