(SAP)
1. Analisa Data
A. Kebutuhan Peserta
Para Lansia di Rt.05 Rw.10 desa Bilalang IV Baru mempunyai karakteristik
yang bervariasi. Berdasarkan survey yang telah dilakukan pada lansia desa
bilalang IV Baru khususnya Rt. 05 Rw. 10 dipandang dari gaya hidup
mempunyai gaya hidup yang tiak sehat, dari 30 KK yang ada di Rt. 5 terdapat 15
lansia yang terdiagnosa mengalami resiko osteoporosis, maka dari itu perlu
diadakan penyuluhan yang penyuluhan itu berfungsi untuk memberi
pengetahuan kepada masyarakat yang belum mengetahui tentang osteoporosis.
B. Karakteristik Peserta
Para lansia desa bilalang IV baru Rt.05 Rw 10 yang rata-rata berpendidikan SD.
V. Metode
Ceramah dan diskusi
VI. Media
Leaflet
VII. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
VIII. Evaluasi
Bentuk tes Tanya jawab lisan diakhir pengajaran yaitu
a. Jelaskan pengertian Osteoporosis
b. Jelaskan penyebab Osteoporosis
c. Jelaskan Faktor Resiko Osteoporosis
d. Jelaskan tanda dan gejala Osteoporosis
e. Jelaskan Pemeriksaan Penunjang Osteoporosis
f. Jelaskan Penanganan Osteoporosis
g. Jelaskan cara mencegah terjadinya Osteoporosis
IX. Referensi
Padila, Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam tahun 2013
http://ismaelstikesperintis.wordpress.com/2010/12/15/asuhan-keperawatan-pada-
klien-dengan-osteoporosis/
http://asuhankeperawatan4u.blogspot.com/2013/02/asuhan-keperawatan-pada-
pasien-dengan.html
http://www.infokeperawatan.com/susu-hanya-efektif-cegah-osteoporosis-sebelum-
usia-30-tahun.html
http://www.klikdokter.com/osteoporosis/read/2010/07/05/114/osteoporosis-pada-
wanita
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi
Osteoporosis adaah suatu penyakit dengan tanda utama berupa berkurangnya
kepadatan massa tulang, yang berakibat meningkatnya kerapuhan tulang dan
meningkatnya resiko patah tulang (WHO, International Consensus Development
Conference, Roma, 1992).
2. Penyebab Osteoporosis
a. Penyebab primer: Menopause, usia lanjut, penyebab lain yang tidak diketahui.
1) Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kurangnya hormon estrogen
(hormon utama pada perempuan) yang membantu pengangkutan kalsium ke-
dalam tulang pada perempuan. Biasanya gejala timbul pada peempuan yang
berusia antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih
lambat. Tidak semua perempuan memiliki risiko yang sama untuk menderita
osteoporosis postmenopausal, perempuan kulit putih dan daerah timur lebih
rentan menderita penyakit ini daripada kulit hitam.
2) Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan
kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan antara
kecepatan hancurnya tulang ( osteoklas ) dan pembentukan tulang baru
( osteoblas ). Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut
yaitu terjadi pada orang – orang berusia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih
sering pada perempuan. Kurang dari 5 % klien osteoporosis juga mengalami
osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lain atau obat-
obatan. Penyakit ini disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan
hormonal (terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal) serta obat-obatan
( misalnya kortikosteroid, barbiturate, antikejang, dan hormone tiroid yang
berlebihan, Pemakaian alcohol yang berlebihan dan merokok dapat
memperburuk keadaan ini.
3) Osteoporosis juvenile idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang
penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa
muda yang memiliki kadar dan fungsi hormone yang normal, kadar vitamin
yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuh yang jelas.
b. Penyebab sekunder
Pemakaian Obat kortikosteroid, gangguan metabolisme, gizi buruk,
penyerapan yang buruk, penyakit tulang sumsum, gangguan fungsi ginjal,
penyakit hepar, penyakit paru kronis, cedera urat saraf belakang, rematik,
transplasi organ.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologis
Gejala radiologis yang khas adalah densitas atau masa tulang yang menurun
yang dapat dilihat pada vertebra spinalis. Dinding dekat korpus vertebra
biasanya merupakan lokasi yang paling berat. Penipisa korteks dan hilangnya
trabekula transfersal merupakan kelainan yang sering ditemukan. Lemahnya
korpus vertebra menyebabkan penonjolan yang menggelembung dari nukleus
pulposus ke dalam ruang intervertebral dan menyebabkan deformitas bikonkaf.
b. CT-Scan
CT-Scan dapat mengukur densitas tulang secara kuantitatif yang mempunyai
nilai penting dalam diagnostik dan terapi follow up. Mineral vertebra diatas 110
mg/cm3 baisanya tidak menimbulkan fraktur vetebra atau penonjolan, sedangkan
mineral vertebra dibawah 65 mg/cm3 ada pada hampir semua klien yang
mengalami fraktur.
c. Pemeriksaan Laboratorium
a) Kadar Ca, P, Fosfatase alkali tidak menunjukkan kelainan yang nyata.
b) Kadar HPT (pada pascamenoupouse kadar HPT meningkat) dan Ct (terapi
ekstrogen merangsang pembentukkan Ct)
c) Kadar 1,25-(OH)2-D3 absorbsi Ca menurun.
d) Eksresi fosfat dan hidroksipolin terganggu sehingga meningkat kadarnya.
6. Penatalaksanaan Osteoporosis
1. Diet tinggi kalsium (sayuran hijau, ikan, brokoli, susu, keju dan lain-lain
2. Olahraga (jogging, berjalan cepat, lebih baik dilakukan dibawah sinar matahari
3. Obat-obat yang membantu pembentukan tulang.
7. Pencegahan Osteoporosis
Pencegahan terjadinya osteoporosis dapat dilakukan sedini mungkin, yaitu sejak
pada massa pertumbuhan/dewasa muda. Pencegahan osteoporosis pada usia muda,
mempunyai tujuan :
1. Mencapai massa tulang dewasa (proses konsolidasi) yang optimal.
2. Mengatur makanan dan kebiasaan gaya hidup yang menjamin seseorang tetap
bugar.
Pencegahannya adalah:
1. Makanan Seimbang dan Asupan Kalsium yang Cukup
Diet yang seimbang terdiri dari berbagai macam makanan dan asupan kalsium
yang cukup adalah suatu tahapan penting dalam membentuk dan menjaga tulang
tetap kuat dan sehat untuk mencegah osteoporosis. Kalsium di dalam darah
memiliki berbagai macam fungsi. Jika kadar kalsium dalam darah tidak cukup,
maka tubuh akan mengambil kalsium dari tulang. Kadar kalsium dalam
makanan yang direkomendasikan adalah 1000 mg/hari. pada wanita yang telah
menopause dan laki-laki yang telah berumur lebih dari 70 tahun membutuhkan
kalsium lebih dari 1300 mg/hari. Pada anak-anak yang sedang mengalami masa
pertumbuhan membutuhkan kalsium lebih dari 1300 mg/hari. Berbagai macam
makanan yang merupakan sumber kalsium adalalah susu, yogurt, keju, bayam,
brokoli, ikan sarden, ikan salmon, kacang almond, sereal, produk kedelai dan
roti.
2. Vitamin D
Vitamin D dan kalsium berperan dalam membentuk kepadatan tulang. Vitamin
D berperan dalam penyerapan kalsium dari makanan. Tanpa vitamin D yang
cukup, tubuh tidak mampu menyerap kalsium dari makanan yang kita makan
sehingga tubuh akan mengambil kalsium dari tulang sehingga tulang menjadi
rapuh dan mudah patah. Vitamin D berasal dari 2 sumber yaitu vitamin D yang
dibentuk di dalam kulit dengan bantuan sinar matahari dan vitamin D yang
didapatkan dari makanan. Agar vitamin D dapat terbentuk di dalam kulit, maka
sangat penting memaparkan tangan, wajah dan kaki pada sinar matahari pagi
selama 6-8 menit tiap hari. Vitamin D juga bisa didapatkan dari berbagai
makanan antara lain: ikan salmon, hati, telur, susu rendah lemak dan mentega.
Kebutuhan vitamin D yang direkomendasikan adalah 800 IU/hari.
3. Olahraga
Olah raga sangat penting untuk mencegah terjadinya osteoporosis. Tulang sama
seperti otot yaitu jaringan tulang berespon terhadap olah raga yaitu menjadi
lebih padat dan kuat. Puncak kepadatan tulang terjadi pada umur 30 tahun. Olah
raga yang paling baik untuk mencegah terjadinya osteoporosis adalah weight
bearing exercise yaitu olah raga yang melibatkan perlawanan terhadap gaya
gravitasi seperti berjalan, mendaki, lari, memanjat, tenis, menari dan melompat.
Jenis olah raga lain yang juga baik untuk mencegah osteoporosis adalah latihan
kekuatan otot yaitu olah raga yang menggunakan kekuatan otot untuk
membangun massa otot dan juga membantu memperkuat tulang, misalnya olah
raga angkat beban. Olah raga sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu
selama 30 menit. Olah raga harus dilakukan secara teratur dan berkelanjutan
untuk dapat mencegah osteoporosis.
4. Stop Merokok
Orang yang merokok memiliki kepadatan tulang yang lebih rendah daripada
orang yang tidak merokok. Merokok tidak baik untuk kesehatan tulang, jantung
dan paru. Pada wanita, nikotin yang terkandung di dalam rokok dapat
menghambat efek perlindungan tulang oleh hormon estrogen. Wanita perokok
lebih cepat mengalami menopause sehingga akan lebih cepat mengalami
osteoporosis karena kepadatan tulang menurun lebih cepat setelah menopause.
5. Kurangi Minuman Berkafein
Minuman berkafein seperti teh, kopi dan cola dapat meningkatkan resiko
terjadinya osteoporosis.
6. Stop minum Alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan resiko terjadinya
osteoporosis. Peminum berat lebih sering mengalami patah tulang karena nutrisi
yang tidak adekuat dan juga alkohol dapat meningkatkan resiko terjatuh yang
menyebabkan terjadinya patah tulang. Patah tulang yang terjadi berulang kali
dapat meningkatkan terjadinya osteoporosis.