Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ OSTEOPOROSIS “

Disusun Oleh :

Kelompok 8

1. Rani Rahmadhani (1914201294)


2. Rully Fadillah (1914201297)
3. Salsabila Mangun (1914201298)

Dosen Pembimbing :

Ns. Muhammad Arief , M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

I. Latar Belakang
Penuaan sering di ikuti dngan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam
kondisi sehat atau sakit. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari
proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stress lingkungan.Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi, dan system tubuh
ada umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan
masalah pada usia sekitar 60 tahun.
Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di bawah penyakit jantung
sebagai masalah kesehatan utama dunia. Menurut data internasional Osteoporosis
Foundation, lebih dari 30% wanita diseluruh dunia mengalami resiko seumur hidup untuk
patah tulang akibat osteoporosis, bahkan mendekati 40%. Sedangkan pada pria, resikonya
berada pada angka 13%.
Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Nugroho,
2000).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian,
memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut
usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan tulang, jaringan pada otot, susunan syaraf,
dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.Penyebab osteoporosis dipengaruhi
oleh berbagai faktor dan pada individu bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat,
kurang gerak/tidak berolah raga serta pengetahuan mencegah osteoporosis yang kurang
akibat kurangnya akibat akti vitas fisik yang dilakukan sehari-hari mulai anak-anak sampai
dewasa, serta kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan tulang menjadi rendah sampai
terjadinya osteoporosis.
Persoalan osteoporosis pada lansia erat sekali hubungannya dengan kemunduran
produksi beberapa hormone pengendali remodeling tulang, seperti Kalsitonim dan hormone
seks. Dengan bertambahnya usia, produksi beberapa hormone tersebut akan merosot, hanya
saja penurunan produksi beberapa osteoblast, sehingga memungkinkan terjadinya
pembentukan tulang, akan mengendur aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia ke 50
disusul tahun terakhir adalah testosterone pada kurun waktu usia 48 – 52. Persoalan besar
akan muncul juga jika terjadi gangguan dalam keseimbangan kedua proses itu, seperti yang
terjadi pada osteoporosis. Dalam osteoporosis proses demineralisasi lebih cepat dan lebih
tinggi dibandingkan dengan proses meneralisasi. Resikonya terjadilah pengeroposan tulang.
Tulang akan kehilangan masa dalam jumlah besar sehingga kekuatannya pun merosot drastis.
Kondisi ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja penurunan sepersepuluh kepadatan tulang
saja menimbulkan resiko patah tulang 2 – 3 kali lebih sering, jika kondisi ini dibiarkan resiko
terjadi patah tulang sulit dihindari. Proses tidak seimbang bisa muncul secara alamiah seperti
akibat pengaruh usia lanjut, menopause, gangguan hormonal, dan ketidak aktifan tubuh.

II. Diagnosa keperawatan


 Deficit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah yang
dihadapi

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, para lansia diharapkan dapat
mengetahui mengenai Osteoporosis.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta dapat menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian Osteoporosis
b. Tanda dan gejala Osteoporosis
c. Faktor dan resiko yang mempengaruhi Osteoporosis
d. Pencegahan Osteoporosis

IV. Rencana kegiatan


a. Topik : Osteoporosis
b. Sasaran : Masyarakat Desa Benteng Hilir
c. Hari / Tanggal : Rabu, 29 April 2020
d. Waktu : 08. 00 s.d 08. 45 wib (45 Menit)
e. Tempat : Desa Benteng Hilir
SETING TEMPAT

V. MATERI
1.      Pengertian osteoporosis.
2.      Tanda dan gejala osteoporosis.
3.      Faktor yang mempengaruhi osteoporosis.
4.      Cara mencegah osteoporosis.
5.      Makanan yang baik untuk mencegah osteoporosis.

VI. Pelaksanaan Kegiatan


1. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
2. Media
a. leaflet
b. alat tulis
c. laptop

VII. KEGIATAN PENYULUHAN


No Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu
1 Pembukaan
 Memberi salam  Menjawab salam 5 menit

 Memberi pertanyaan apersepsi  Memberi salam

 Menjelaskan tujuan penyuluhan  Menyimak


 Menyebutkan materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
2 Pelaksanaan
Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur.
Materi :
 Pengertian Osteoporosis  Menyimak dan 30 menit
 Tanda dan gejala Osteoporosis Memperhatikan
 Faktor dan resiko yang mempengaruhi
Osteoporosis
 Pengelolaan Osteoporosis
3 Evaluasi
 Menyimpulkan inti penyuluhan  Memperhatikan 5 menit
 Menyampaikan secara singkat materi dan Menjawab
penyuluhan
 Memberi kesempatan kepada ibu-ibu
untuk bertanya
 Memberi kesempatan kepada ibu-ibu
untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
4 Penutup :
 Menyimpulkan materi penyuluhan yang  Menyimak dan 5 Menit
telah disampaikan Mendengarkan
 Menyampaikan terima kasih atas  Menjawab salam
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
 Mengucapkan salam

VIII. Kriteria evaluasi


A. Evaluasi Struktur
1. Peserta hadir di tempat penyuluhan
2. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di gulai bancah
3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
B. Evaluasi Proses
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.

C. Evaluasi Hasil
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar.
2. Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala menopause dengan benar.
3. Peserta mampu menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan benar.
4. Peserta mampu menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan
benar.
5. Peserta mampu menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah
osteoporosis denganbenar.
LAMPIRAN MATERI OSTEOPOROSIS

A. Pengertian Osteoporosis

Osteoporosis merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan rendahnya massa


tulang yang disertai dengan mikro arsitektur tulang dan penurunan jaringan kualitas
jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Osteoporosis juga
disefinisikan sebagai penyakit sistematik dengan ciri-ciri rendahnya masa tulang dan
pemburukan mikroarsitektur jaringan tulang dengan konsekuensi meningkatnya
kerapuhan tulang dan kecenderunganterjadinya fraktur (sudoyo, et al. 2007).

Kerja osteoklas ( sel penghancur struktur tulang) melebihi osteoblas (sel


pembentuk struktur tulang). Hal itu menyebabkan kehilangan masa tulang tidak dapat
dihindari dan kepadatan tulang berkurang. Akibatnya tulang menjadi keropos, tipis dan
mudah patah.

Banyak orang berpikir bahwa osteoporosis terjadi secara alami dan tidak dapat
dihindari karena bagian dari penuaan. Meski begitu, ahli medis menyakini kalau
osteoporosis sebenarnya bisa dicegah. Bahkan orang yang sudah menderita
osteoporosis dapat melakukan pencegahan atau memperlambat perkembangan penyakit
tersebut dan menurunkan risiko terjadinya patah tulang kembali.

B. Tanda dan gejala

Osteoporosis hanya menunjukkan gejala apabila ada tulang yang patah.


Menurunnya massa tulang tidak menyebabkan rasa sakit atau gejala lain. Penyakit ini
juga sering disebut “silent disease”, karena dating tiba-tiba, tidak memiiki gejala yang
jelas dan tidak terdeteksi hingga orang tersebut mengalami patah tulang (Nuhonni,
2000).

Akan tetapi, menurut Yatim (2003), biasanya seseorang yang mengalami


osteoporosis akan merasa sakit atau pegal-pegal di bagian punggung dan sekitarannya.
Dalam beberapa hari , rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya dan tidak akan
bertambah sakit dan menyebar jika mendapatkan beban yang berat. biasanya postur
tubh orang yang menderita osteoporosis akan terlihat membungkuk dan terasa nyeri
pada tulang yang mengalami kelainan tersebut (ruas tulang belakang.
C. faktor dan resiko Osteoporosis

Penyebab osteoporosis bersumber dari faktor resiko yang dapat dikelompokkan menjadi
2, yaitu:

1. Faktor yang tidak dapat dikendalikan

a. Jenis Kelamin
Kaum wanita mempunyai faktor risiko terkena osteoporosis lebih besar
dibandingkan kaum pria. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai
menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun.

b. Usia
Semakin tua usia, risiko terkena osteoporosis semakin besar karena secara alamiah
tulang semakin rapuh sejalan dengan bertambahnya usia. Osteoporosis pada usia
lanjut terjadi karena berkurangnya massa tulang yang juga disebabkan menurunnya
kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium.

c. Ras
Semakin terang kulit seseorang, semakin tinggi risiko terkena osteoporosis. Karena
itu, ras Eropa Utara (Swedia, Norwegia, Denmark) dan Asia berisiko lebih tinggi
terkena osteoporosis dibanding ras Afrika hitam. Ras Afrika memiliki massa tulang
lebih padat dibanding ras kulit putih Amerika. Mereka juga mempunyai otot yang
lebih besar sehingga tekanan pada tulang pun besar. Ditambah dengan kadar hormon
estrogen yang lebih tinggi pada ras Afrika.

d. Pigmentasi dan tempat tinggal


Mereka yang berkulit gelap dan tinggal di wilayah khatulistiwa, mempunyai risiko
terkena osteoporosis yang lebih rendah dibandingkan dengan ras kulit putih yang
tinggal di wilayah kutub seperti Norwegia dan Swedia.

e. Riwayat keluarga
Jika ada nenek atau ibu yang mengalami osteoporosis atau mempunyai massa
tulang yang rendah, maka keturunannya cenderung berisiko tinggi terkena
osteoporosis.
f. Postur tubuh
Semakin mungil seseorang, semakin berisiko tinggi terkena osteoporosis.
Demikian juga seseorang yang memiliki tubuh kurus lebih berisiko terkena
osteoporosis dibanding yang bertubuh besar

g. Monopouse
Wanita pada masa menopause kehilangan hormon estrogen karena tubuh tidak lagi
memproduksinya. Padahal hormon estrogen dibutuhkan untuk pembentukan tulang
dan mempertahankan massa tulang. Semakin rendahnya hormon estrogen seiring
dengan bertambahnya usia, akan semakin berkurang kepadatan tulang sehingga terjadi
pengeroposan tulang, dan tulang mudah patah. Menopause dini bisa terjadi jika
pengangkatan ovarium terpaksa dilakukan disebabkan adanya penyakit kandungan
seperti kanker, mioma dan lainnya. Menopause dini juga berakibat meningkatnya
risiko terkena osteoporosis.

2. Faktor yang dapat dikendalikan


a. Akitivitas Fisik
Seseorang yang kurang gerak, kurang beraktivitas, otot-ototnya tidak terlatih dan
menjadi kendor. Otot yang kendor akan mempercepat menurunnya kekuatan tulang.
Untuk menghindarinya, dianjurkan melakukan olahraga teratur.
b. Kurang kalsium
Kalsium penting bagi pembentukan tulang, jika kalsium tubuh kurang maka tubuh
akan mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain,
termasuk yang ada di tulang. Kebutuhan akan kalsium harus disertai dengan asupan
vitamin D yang didapat dari sinar matahari pagi, tanpa vitamin D kalsium tidak
mungkin diserap usus (Suryati, 2006).

c. Merokok
Para perokok berisiko terkena osteoporosis lebih besar dibanding bukan  perokok.
Telah diketahui bahwa wanita perokok mempunyai kadar estrogen lebih rendah dan
mengalami masa menopause 5 tahun lebih cepat dibanding wanita bukan  perokok.
Nikotin yang terkandung dalam rokok berpengaruh buruk pada tubuh dalam hal
penyerapan dan penggunaan kalsium. Akibatnya, pengeroposan tulang/osteoporosis
terjadi lebih cepat.
d. Stress
Kondisi stres akan meningkatkan produksi hormon stres yaitu kortisol yang
diproduksi oleh kelenjar adrenal. Kadar hormon kortisol yang tinggi akan
meningkatkan pelepasan kalsium kedalam peredaran darah dan akan menyebabkan
tulang menjadi rapuh dan keropos sehingga meningkatkan terjadinya osteoporosis.

e. Minuman bersoda
Minuman bersoda (  softdrink ) mengandung fosfor dan kafein (caffein). Fosfor
akan mengikat kalsium dan membawa kalsium keluar dari tulang, sedangkan kafein
meningkatkan pembuangan kalsium lewat urin. Untuk menghindari bahaya
osteoporosis, sebaiknya konsumsi soft drink harus dibarengi dengan minum susu atau
mengonsumsi kalsium ekstra (Tandra, 2009).

D. Pencegahan Osteoporosis

Faktor penting dalam pencegahan osteoporosis adalah mengurangi atau bahkan


menghilangkan faktor risiko antara lain merokok, konsumsi alkohol ,kafien dan
pemakaian obat-obatan yang dapat mempengaruhi kesehatan tulang. Melakukan
olahraga juga dapat membantu mencegah osteoporosis dengan meningkatkan kepadatan
tulang.
Pengaturan pola makan atau nutrisi yang dikonsumsi juga perlu dilakukan untuk
mencegah osteoporosis . Nutrisi utama yang baik untuk menjaga kepadatan tulang
adalah kalsium dan vitamin D. National Academy of Science menyebutkan bahwa
kebutuhan kalsium harian untuk usia 1-3 tahun sebesar 500 mg, usia 4-8 tahun sebesar
800 mg, 9-18 tahun sebesar 1300 mg, 19-50 tahun sebesar 1000 mg, dan usia 51 tahun
atau lebih sebesar 1200 mg. Kebutuhan kalsium dapat diperoleh dari susu kedelai , ikan
terutama tulangnya, dan sayuran seperti brokoli.
Vitamin D merupakan vitamin yang dapat dibuat oleh tubuh ketika tubuh terkena
sinar matahari. Islam et al. (2008) menyebutkan bahwa menghabiskan waktu 10-15
menit untuk berjemur dan terpapar sinar matahari dapat membantu tubuh memproduksi
vitamin D. Waktu yang tepat untuk berjemur adalah pagi hari sebelum pukul 09.00 dan
sore hari sesudah pukul 16.00.

E. Makanan Yang Dianjurkan


a.       Susu
Susu merupakan sumber utama kalsium serta vitamin D. Untuk menjaga
kesehatan tubuh, minumlah susu yang rendah lemak agar kebutuhan kalsium
terpenuhi tanpa perlu kawatir tubuh Anda akan menjadi gemuk. Anda pun bisa
mendapatkan asupan kalsium dari produk-produk olahan susu seperti keju, es krim
dan lain-lain.
b. Kacang-kacangan
Jenis kacang-kacangan seperti biji labu, almond dan kacang tanah kaya
akan magnesium yang membantu pembentukan kalsium. Walnut, kaya akan asam
lemak omega-3 dan alphalinoleic acid yang membantu menguatkan tulang.
c. Wortel
Wortel kaya akan alpha-carotene, beta carotene dan betacryptoxanthin yang baik
untuk mempertahankan kekuatan tulang. Cuci bersih buah wortel dan makanlah
dalam keadaan masih mentah. Wortel mentah punya manfaat lebih baik bila
dibandingkan yang sudah dimasak matang. Anda juga dapat mengonsumsi wortel
sebagai campuran salad. Usahakan untuk mengonsumsi makanan diatas setiap hari
agar Anda memiliki tulang yang kuat.
d. Sayuran yang berdaun hijau
e. Ikan
DAFTAR PUSTAKA
Frost HM, Thomas CC. Bone Remodeling Dynamics. Springfield, IL: 1963.
Riggs, B.L.; Melton, Lj 3.r.d. (2005). "The worldwide problem of osteoporosis: insights
afforded by epidemiology.".

Cauley JA, Hochberg MC, Lui LY et al (2007). "Long-term Risk of Incident Vertebral
Fractures".JAMA 298: 2761–2767.

Anda mungkin juga menyukai