Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan
Hari/ Tanggal
Tempat
Sasaran
Waktu

: Penyuluhan Osteoarthritis pada Lansia


: Kamis, 25 Juni 2015
: Bendul Merisi gang 1 selatan No. 69
: Lansia
: 09.00 09.30 WIB

A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang osteoarthritis diharapkan
lansia mampu memahami, menyadari dan menerapkan perilaku sehat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan lansia mampu:
a. Menjelaskan pengertian Osteoarthritis?
b. Menjelaskan klasifikasi Osteoarthritis?
c. Menjelaskan penyebab Osteoarthritis?
d. Menjelaskan tanda dan gejala Osteoarthritis?
e. Menjelaskan penatalaksanaan Osteoarthritis?
B. Materi
a. Menjelaskan pengertian Osteoarthritis?
b. Menjelaskan klasifikasi Osteoarthritis?
c. Menjelaskan penyebab Osteoarthritis?
d. Menjelaskan tanda dan gejala Osteoarthritis?
e. Menjelaskan penatalaksanaan Osteoarthritis?
C. Metode
a. Seminar
b. Tanya Jawab
D. Media atau alat bantu
Leaflet dan flipchart
E. Evaluasi Pembelajaran
1. Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.
a) Apakah pernah mengenal istilah Osteoarthritis?
b) Apa saja klasifikasi Osteoarthritis?
c) Apa saja penyebab Osteoarthritis?
d) Apa saja tanda dan gejala Osteoarthritis?
e) Apa saja penatalaksanaan Osteoarthritis?
2. Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan dengan pertanyaan yang
sama pada tes awal.
F. Proses pendidikan kesehatan
1. Fase Pembukaan
: 3 menit
1

Kegiatan
:
a. Salam Pembuka
b. Menjelaskan tujuan pokok bahasan dan tujuan penyuluhan.
Kegiatan sasaran
:
a. Menjawab salam
b. Memperhatikan
c. Memperhatikan
2. Fase Pelaksanaan
: 15 menit
Kegiatan
:
a. Menjelaskan pengertian Osteoarthritis.
b. Menjelaskan klasifikasi Osteoarthritis
c. Menjelaskan penyebab Osteoarthritis.
d. Menjelaskan tanda dan gejala Osteoarthritis.
e. Menjelaskan pentalaksanaan Osteoarthritis.

Kegiatan Sasaran
a. Memperhatikan
b. Memperhatikan
c. Memperhatikan
d. Memperhatikan
e. Memperhatikan
3. Evaluasi
Kegiatan
Kegiatan Sasaran

: 12 menit
: Tanya jawab
: Mengajukan pertanyaan jika belum jelas atau
kurang mengerti dan menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh pemberi penyuluhan.


4. Terminasi
: 2 menit
Kegiatan
:
a. Mengucapkan terimakasih atas partisipasi dari peserta penyuluhan.
b. Mengucapkan salam penutup
Kegiatan Sasaran
:
a. Mendengarkan
b. Menjawab salam
G. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
Keluarga pasien hadir
Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di Bendul merisi gang 1 selatan
no 69.
2) Evaluasi Proses
Lansia antusias terhadap materi penyuluhan.
Lansia tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
Lansia mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3) Evaluasi Hasil

Lansia mengerti pengertian Osteoarthritis.


Lansia mengerti klasifikasi Osteoarthritis.
Lansia mengerti penyebab Osteoarthritis.
Lansia mengerti tanda dan gejala Osteoarthritis.
Lansia mengerti penatalaksanaan Osteoarthritis.

H. SETTING TEMPAT

Keterangan :
: Pembawa acara dan moderator

: Observer

: Penyaji

: Audiance

: Fasilitator

I.

PENGORGANISASIAN
a. Pembawa acara dan moderator : Nenda Yusinta
b. Penyaji

: Afissa R. Ayunda

c. Fasilitator

:
1. Dias A. Kemuningtyas
2. Alifia Budi Rosalina
3. Arinda Riskiyatul Laily
4. Aini Hayati

e. Konsumsi

:
1. Farikhatur Rosyidah

2. Avifatul Latifah
3. Ayu Andini Selma
4. Dessy Eka M
f. Dokumentasi

:
1. Febry Apriandari
2. Anggita
3. Angga Jales

g. Perlengkapan

: 1. Adena Rahesti
2. Fachrizal Aulia
3. Dhini Widyaningsih

Surabaya, 25 Juni 2015


Mengetahui,

Penanggung Jawab Kegiatan

Ketua Kelompok

(Dhini Widyaningsih)

(Aini Hayati)

Pembimbing Institus

(Rifka Pahlevi., S.Kep. Ns)

OSTEOARTHRITIS
1. Pengertian Osteoarthritis
Osteoartritis merupakan gangguan degenerative sendi synovial yang sering
dijumpai. Terdapat kerusakan kartilago hialin, disertai sklerosis, pembentukan
kista dan osteofit pada tulang subkondral yang mendasari, dan penyempitan
rongga sendi (David Rubenstein, dkk 2007).
Osteoartritis biasnaya terjadi pada usia di atas 50 tahun. Di Amerika,
dilaporkan bahwa terdapat lebih dari 60.000.000 penderita osteoarthritis,
sampai penyakit ini disebut sebagai penyakit pension. Sekitar 300.000
penderita menjalani operasi tulang panggul, terutama karena menderita
osteoarthritis (dr. Faisal Yatim, 2006).
Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi
yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran
patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta
terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang
membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme,
fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan
subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian (dr. Faisal Yatim,
2006).
2. Klasifikasi Osteoarthritis
Klasifikasi Osteoarthritis menurut dr. Faisal Yatim, 2006 yaitu :
a.

Idiopathic :
1) Lokal
- Tangan (benjolan Herbenden dan Bouchard = Osteoarthritis yang
erosif).
- Kaki (Hallux vagus, hallux rigidus).
- Lutut (platellafemoral).
- Pinggul (Tonjolan tulang punggung).
2) Menyeluruh (Generalized Osteoarthritis).

b.

Sekunder
1) Trauma (akut dan kronis)
2) Kongenital
- Lokal (misalnya penyakit Perthes, pergeseran sendi pangkal paha
yang congenital, kepala tulang paha tergelincir dari rongga sendi).
- Faktor mekanik.
- Dysplasia tulang.
3) Metabolik (misalnya Ochronosis, hemochromatosis, gout).
4) Endokrin (akromegali, diabetes, dan obesitas). Penyakit tulang
persendian lain (osteonekrosis Charcot arthropathi, rheumatoid
arthritis, dan Gout).
5) Penyakit dengan penyebab yang masih belum jelas (penyakit KashinBeck dan penyakit Mselani).

3. Penyebab Osteoarthritis
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi menurut Anne Griffin, 2005 adalah
sebagai berikut:
1. Umur
Perubahan

fisik

dan

biokimia

yang

terjadi

sejalan

dengan

bertambahnya umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan
endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan
sendi melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi
karena bahan yang harus dikandungnya.
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat
badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis
mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah
kegemukan.

4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma
yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik
sendi tersebut.
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang
biasanya ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena
osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang
terkena.
6. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan
reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi
oleh membran sinovial dan sel-sel radang.
7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka sendi
rawan

akan

menebal

dan

menyebabkan

sendi

menjadi

tidak

stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.


8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan
yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat
fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit.

4. Tanda dan Gejala Osteoarthritis


Tanda dan gejala osteoarthritis menurut Diane C. Baughman, 2000 yaitu :
a. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah
apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
b. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 30 menit dan timbul setelah istirahat
atau saat memulai kegiatan fisik.

c. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan
dalam ruang sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan
sampai sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.
d. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama
dan akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya
dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak
berat. Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat
menjalar.
e. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan

sendi

merupakan

reaksi

peradangan

karena

pengumpulan cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa


adanya kemerahan.
f. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
5. Penatalaksanaan Osteoarthritis
Penatalaksanaan Osteoarthritis menurut dr. Faisal Yatim, 2006 yaitu :
a. Tindakan preventif
1. Penurunan berat badan
2. Pencegahan cedera
3. Screening sendi paha
4. Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
5. Menghindari setiap faktor resiko osteoartritis, seperti mencegah
obesitas / kegemukan
6. Berdiri, berjalan, mengangkat barang harus pada posisi yang benar
7. Berhati-hati agar terhindar dari berbagai kecelakaan yang dapat
mengakibatkan sendi rusak
8. Berolah raga harus dengan cara yang benar, sesuai petunjuk

9. Olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan) sebetulnya


dapat

membantu

mempertahankan

kesehatan

tulang

rawan,

meningkatkan daya gerak sendi, dan kekuatan otot-otot di sekitarnya,


sehingga otot dapat menyerap benturan dengan lebih baik.
10. Menjaga nutrisi agar selalu baik dan seimbang, agar pertumbuhan
sendi dan tulang rawan sempurna dan normal
Menjaga berat badan agar ideal
b. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul
1. Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen
artroscopik,
2. Pembedahan; artroplasti
3. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, latihan
gerak sendi.
6. Latihan Fisik Osteoarthritis
Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain program latihan fisik untuk
osteoartritis adalah memahami masalah fungsional yang paling menggangu
pasien. Pada tahap awal program diarahkan pada latihan untuk mengatasi
keluhan yang menimbulkan masalah fungsional seperti nyeri, keterbatasan
ruang gerak sendi, atau kelemahan otot. Latihan fisik disesauikan dengan
kondisi pasien. Apabila ada gejala-gejala seperti nyeri sendi selama aktivitas,
nyeri masih terasa 1-2 jam sesudah latihan, bengkak dan rasa lelah yang
berlebihan, program latihan harus dievaluasi lagi (American geriatric society,
2001). Tujuan latihan fisik yaitu memperbaiki fungsi sendi, proteksi sendi dari
kerusakan dengan mengurangi stres pada sendi, meningkatkan kekuatan sendi,
mencegah disabilitas, mengurangi nyeri dan meningkatkan kebugaran
jasmani.
1. Jenis Latihan Fisik
a) Terapi Manual
Terapi manual adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh
fisioterapis

dengan

tujuan

meningkatkan

gerakan

sendi

dan

mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang dipakai adalah melatih ROM

10

secara pasif, melatih jaringan-jaringan sekitar sendi secara pasif,


meregangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan massage
(Fitzgerald, 2004).
b) Latihan Fleksibilitas (ROM)
Mobilitas sendi sangat penting untuk memaksimalkan ruang gerak
sendi, meningkatkan kinerja otot, mengurangi cidera dan memperbaii
nutrisi kartilago. Latihan fleksibilitas yang dilakukan pada latihan fisik
tahap pertama dapat bmeningkatkan panjang dan elastisitas otot dan
jaringan sekitar sendi. Untuk pasien osteoartritis, latihan fleksibiitas
ditujuakan untuk mengurangi kekakuan, meningkatkan mobilitas
sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak latihan fleksibilitas
sering dilakukan selama periode pemanasan atau tergabung dalam
latihan ketahanan atau aktivitas aerobik (Lee A. Wong, 2005).
Teknik peregangan dilakukan untuk memperbaiki ruang gerak
sendi. Latihan peregangan ini dilakukan dengan menggunakan otototot, sendi-sendi, dan jaringan sekitar sendi. Semua gerakan sebaiknya
menjangkau ruang gerak sendi yang tidak menimbulkan rasa nyeri
aplikasi terapi panas sebelum peregangan dapat mengurangi rasa nyeri
dan meningkatkan gerakan (Rachmah L, 2013).
Latihan fleksibilitas dapat dimulai dari latihan peregangan tiap
kelompok otot, setidaknya tiga kali seminggu. Apabila sudah terbiasa,
latihan ditingkatkan repetisinya per kelompok otot secara bertahap.
Latihan harus melibatkan kelompok otot dan tendon utama pada
ekstremitas atas dan bawah (American society geriatrics, 2001).
c) Latihan Kekuatan
Latihan kekuatan mempunyai efek yang sama dengan latihan
aerobik dalam memperbaiki disabilitas, nyeri dan kinerja. Latihan
kekuatan ada tiga macam, yaitu: latihan isometrik, latihan isotonik, dan
isokinetik yang ketiganya dapat mengurangi nyeri dan disabilitas serta
memperbaiki kecepatan berjalan pada pasien osteoarthritis (Lee A.
Wong, 2005).

11

Latihan isotonik memberikan perbaikan lebih besar dalam


menghilangkan nyeri. Latihan ini dianjurkan untuk latihan kekuatan
awal pada pasien OA dengan nyeri lutut saat latihan. Latihan isokinetik
menghasilkan peningkatan kecepatan berjalan paling besar dan
pengurangan disabilitas sesudah terapi dan saat evaluasi, sehingga
latihan ini disarankan untuk memperbaiki stabilitas sendi atau
ketahanan berjalan (Lee A. Wong, 2005).
Latihan

isometrik

diindikasikan

apabila

sendi

mengalami

peradangan akut atau sendi tidak stabil. Kontraksi isometrik


memberikan tekanan ringan pada sendi dan ditoleransikan baik oleh
penderita osteoatritis dengan pembengkakan dan nyeri sendi latihan ini
dapat memperbaiki kekuatan otot da ketahanan ststis (static endurance)
dengan cara menyiapkan sendi untuk gerakan yang lebih dinamis dan
merupakan titik awal program penguatan. Peningkatan kekuatan terjadi
saat kontraksi isometrik dikenakan pada otot saat panjang otot sama
dengan kondisi istirahat. Perbaikan kekuatan terutama pada sudut otot
yang dilatih apabila instabilitas sendi dan nyeri berkurang program
latihan secara bertahap diubah kelatihan yang dinamis (isotonik) (Lee
A. Wong, 2005).
Kontraksi dipertahankan tidak lebih dari enam detik. Pada awalnya
satu kontraksi untuk tiap kelompok otot, kemudian jumlah
pengulangan

ditingkatkan 8-10, sesuai toleransi pasien. Pasien

diinstuksikan untuk bernapas selama masing-masing kontraksi. Jarak


antar kontraksi dianjurkan 20 detik.latihan dilakukan dua kali sehari
pada periode peradanagan akut. Selanjutnya jumlah latihan secara
bertahap ditingkatkan menjadi 5-10 kali per hari, disesuaikan dengan
kondisi pasien. Hal yang harus diperhatikan adalah adanya resiko
peningkatan tekanan darah bial kontraksi dilakukan lebih dari 10 detik
(Lee A. Wong, 2005).
Kontraksi isotonik digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Latihan
kekutan isotonik memperlihatkan efek positif pada metabolisme energi
kerja insulin, kepadatan tulang dan status fungsional pada orang sehat.

12

Jika tidak terdapat peradangan akut maupun instabilitas sendi, bentuk


latihan ini ditoleransi baik oleh pasien osteoatritis (American geriatics
society, 2001).
d) Latihan Aerobik
Latihan aerobik (berjalan,bersepeda,berenang,senam aerobik dan
latihan aerobik di kolam renang) dapat meningkatkan kapasitas
aerobik, memperkuat otot, meningkatkan ketahanan, mengurangi berat
badan, dan mengurangi konsumsi obat pada pasien osteoatritis. Suatu
systemtic rivew memperlihatkan bahwa latihan aerobik efektif
menghilangkan nyeri dan memperbaiki fungsi sendi (van Baar, 1999).
Pemilihan aktivitas aerobik tergantung pada beberapa faktor, yaitu
status penyakit,stabilitas sendi,sumber daya dan minat pasien latihan
aerobik di kolam air hangat dapat mengurangi nyeri otao dan sendi,
mengurangi beban sendi, meningkatkan

gerakan yang tidak

menimbulkan nyeri, dan memperkuat otot-otot di sekitar sendi yang


sakit (Yohanita P, 2010).

13

DAFTAR PUSTAKA
Anne Griffin Perry, A. Potter. 2005. Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta:
EGC
Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku dari
Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC
Fitzgerald, G.K.2004. Role of physical therapy in management of knee
osteoarthritis. Cur Opin Rhematol; 16:143-7
Lee, A., Wong, W., & Wong, S.2005. Clinical guidelines for managing lower-limb
osteoarthritis in Hongkong primary care setting, Guidlines:1-30
Rachmah L,Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen Terpadu Osteoartritis. FIK
UNY. Yogyakarta, diakses pada 25 desember 2013, filetype:pdf
Rubenstein, David dkk. 2007. Lecture Notes: Kedokteran Klinis. Jakarta: EMS
Yatim, dr Faisal. 2006. Penyakit Tulang dan Persendian (Arthritis atau
Arthralgia). Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Yohanita P.2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Streching) Terhadap
Penururnan Nyeri Sendi Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu
Lansia Sejahtera GBI SETIA BAKTI KEDIRI. Jurnal STIKES RS. Baptis
Volume 3, Edisi 1, Juli 2010

Anda mungkin juga menyukai