Satuan acara penyuluhan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan
keluarga yang diampu oleh Fika Nur Indriasari,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun oleh :
Kelompok 4 / 3A
1. Anisah Devi Sintarini (2520142427)
2. Dwi Kurniawan (2520142433)
3. Fajar Fasiih A (2520142437)
4. Hesti Intan Sari (2520142438)
5. Inung Wahyu L (2520142441)
6. Marisa Eviyani (2520142445)
7. Ratna Ambarsari (2520142454)
8. Sinta Oktarina (2520142459)
A. Latar Belakang
Masalah usia lanjut dan osteoporosis semakin menjadi perhatian dunia
hal ini dilator belakangi oleh meningkatnya usia harapan hidup. Keadaan ini
menyebabkan peningkatan penyakit menua yang menyertainya diantaranya
osteoporosis. Masalah osteoporosis di Indonesia dihubungkan dengan
masalah hormonal pada menopause. Menopause lebih cepat dicapai wanita
Indonesia pada usia 48 tahun dibandingkan wanita barat usia 60 tahun.
Mulai berkurangnya paparan terhadap sinar matahari, kurangnya asupan
kalsium, perubahan gaya hidup seperti merokok, alcohol dan berkurangnya
latihan fisik,penggunaan obat steroid jangka panjang serta risiko
osteoporosis tanpa gejala klinis (Nugroho,2008).
Angka kejadian patah tulang (fraktur) akibat osteoporosis di seluruh
dunia mencapai angka 1,7 juta orang dan diperkirakan angka ini akan terus
meningkat hingga mencapai 6,3 juta orang pada tahun 2050 dan 71%
kejadian ini akan terdapat di negara –negara berkembang. Di Indonesia 19,7
% dari jumlah lansia atau sekitar 3,6 juta orang diantaranya menderita
osteoporosis (klinik medis, 2008). Lima provisi dengan risiko osteoporosis
lebih tinggia adalah Sumatra selatan (27,7%), jawa tengah (24,02%),
Yogyakarta (23,5%), Sumatra utara (22,82%), jawa timur (21,42%),
Kalimantan timur (10,5%) (depkes,2005). Patah tulang osteoporosis telah
hampir 24% dari ansia yang mengalami patah tulang pinggul meninggal
dunia pada tahun pertama sedangkan 50% mempunyai risiko tidak bias
melakukan aktivitas seumur hidup dan 25% memerlukan perawatan jangka
panjang dan butuh dana yang besar serta tidak akan bias hidup tanpa bantuan
orang lain (WHO, 2005 dalam Nugroho, 2008).
Osteoporosis sebenarnya dapat dicegah sejak dini atau paling sedikit
ditunda kejadiannya dengan membudayakan perilaku hidup sehat yang
intinya mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang memenuhi
kebutuhan nutrisi dengan unsure kaya serat, rendah lemak dan kaya kalsium
(1000-1200 mg kalsium per hari), berolahraga secara teratur, tidak
merokok,dan tidak mengkonsumsi alkohol karena rokok dan alcohol
meningkatkan risiko osteoporosis dua kali lipat, namun kurangnya
pengetahuan masyarakat yang memadai tentang osteoporosis dan
pencegahannya sejak dini cenderung meningkat angka kejadian osteoporosis
(Depkes, 2004 dalam Nugroho, 2008).
B. Pengantar
Pokok Pembahasan : Senam Osteoporosis
Sasaran : Lansia dengan penyakit osteoporosis dan
beresiko osteoporosis
Hari/Tanggal : Rabu, 14 Juni 2017
Waktu : 30 Menit
Penyuluh : Mahasiswa Akper Notokusumo
C. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x 30 menit
diharapakan para lansia mampu memahami pentingnya olahraga bagi lansia
khususnya senam osteoporosis.
A. Pengertian Osteoporosis
World Health Organisation (WHO, 2005 dalam Nugroho, 2008)
mendefinisikan osteoporosis menjadi penyakit yang ditandai dengan
rendahnya massa tulang dan memburuknya mikrostruktural jaringan tulang,
yang menyebabakan kerapuhan tulang sehingga meningkatkan risiko
terjadinya fraktur. Dimana keadaan tersebut tidak memberikan keluhan klinis,
kecuali apabila telah terjadi fraktur (tief in the night)