PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
2
B. Rumusan masalah
Politeknik Yakpermas
3
Politeknik Yakpermas
4
Manfaat dari hasil studi kasus ini, diharapkan dapat menjadi bahan
pengetahuan dan menambah wawasan dalam melakukan asuhan
keperawatan dengan kasus gout arthritis.
1. Manfaat teoritis
Menjadi tambahan ilmu dibidang keperawatan dalam mengembangkan
penelitian tentang senam ergonomis terhadap nyeri penderita gout
arthritis.
2. Manfaat praktis
a) Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan terhadap masyarakat tentang
pentingnya senam ergonomis untuk mengurangi nyeri pada
penderita gout arthritis.
b) Penulis
Mempunyai pengalaman dalam mengaplikasikan hasil senam
ergonomis pada penderita gout arthritis.
Politeknik Yakpermas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Menurut Widiastuti dan Aderita (2022), pengkajian merupakan tahap
awal dalam proses keperawatan. Melakukan kegiatan pengumpulan
dokumentasi atau memperoleh data yang valid agar dapat ditemukan
berbagai masalah.
a. Data Umum
1) Identitas keluarga
Identitas keluarga berisi nama kepala keluarga, anggota
keluarga, alamat, jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan
dan silsilah keluarga. Pada pengkajian, usia, pekerjaan dan jenis
kelamin dilakukan agar mengetahui resiko gout arthritis
terhadap anggota keluarga lain.
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga.
3) Suku bangsa
Identifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan dalam keluarga. Misalnya, mengkonsumsi makanan
yang mengandung banyak purin. Makanan yang mengandung
purin yaitu makanan yang kaya protein.
5
6
4) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
5) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun dari anggota keluarga lainnya.
6) Aktivitas rekreasi
Mengkaji kebersamaan keluarga dalam waktu senggang, tidak
hanya saat keluarga pergi ke suatu tempat hiburan.
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,
jumlah ruangan, tipe rumah, jumlah jendela, jarak septictank
Politeknik Yakpermas
7
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan tentang cara keluarga berkomunikasi pada
kehidupan sehari-hari.
2) Struktur kekuasaan keluarga
Menjelaskan kekuasaan keluarga untuk mengambil suatu
keputusan.
3) Struktur dan peran keluarga
Peran anggota keluarga dalam formal maupun informal.
4) Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan terkait nilai dan norma yang dianut keluarga.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
Politeknik Yakpermas
8
Politeknik Yakpermas
9
h. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan pada semua anggota keluarga,
pemeriksaan yang dilakukan ialah
1) Status kesehatan umum
Mencakup keadaan klien, kesadaran, tinggi badan, berat badan
dan tanda-tanda vital.
2) Pemeriksaan fisik
Dilakukan pada anggota keluarga yang ada di rumah. Metode
pemeriksaan head to toe yaitu sistem pernafasan, sistem
kardiovaskuler, sistem muskuloskeletal, sistem urinaria, sistem
neurologis dan sistem reproduksi.
2. Diagnosa
Tahap ini merupakan tahap dimana diambilnya sebuah keputusan
terhadap individu, keluarga, dan masyarakat yang menjadi dampak
dari masalah kesehatan (Widiastuti & Aderita, 2022).
Politeknik Yakpermas
1
Politeknik Yakpermas
1
Menonjolnya masalah:
- Segera 2
- Tidak perlu 1 1
- Tidak dirasakan 0
Jumlah skor
Sumber: Maglaya (2009)
Politeknik Yakpermas
1
3. Intervensi
Intervensi keperawatan ialah sebuah metode penyusun berbagai
rencana keperawatan yang diperlukan untuk menghindari, mengurangi
atau menurunkan kejadian pada klien (Widiastuti & Aderita, 2022).
Perencanaan pada diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada
penderita gout arthritis yaitu:
Tabel 2. 2. Rencana Asuhan Keperawatan
Politeknik Yakpermas
1
Upaya mencari 1 5 -
Identifikasi hambatan untuk
dukungan sesuai berolahraga.
kebutuhan - Monitor kepatuhan
menjalankan program
Harga diri positif 1 5 latihan.
Keyakinan positif 1 5 - Monitor respons terhadap
program latihan.
Terapeutik:
Keteranngan : - Motivasi mengungkapkan
1 : Menurun perasaan tentang olahraga
2 : Cukup kebutuhan berolahraga.
menurun 3 : - Motivasi memulai atau
Sedang melanjutkan olahraga.
4 : Cukup meningkat - Fasilitasi dalam menetapkan
5 : Meningkat tujuan jangka pendek dan
panjang program latihan
- Berikan umpan balik positif
terhadap setiap upaya yang
dijalankan pasien
Edukasi :
- Jelaskan manfaat kesehatan
dan efek fisiologis olahraga.
- Jelaskan jenis latihan yang
sesuai dengan kondisi
kesehatan.
- Ajrakan teknik menghindari
cedera pada saat
berolahraga.
- Ajarkan teknik pernapasan
yang tepat untuk
memaksimalkan penyerapan
oksigen selama latihan fisik.
Dukungan mobilisasi (I.05173)
Keluarga mampu merawat Tindakan :
pergerakan sendi, dengan kriteria Observasi:
hasil: - Identifikasi adanya nyeri
atau keluhan fisik lainnya.
Koordinasi
Kriteria pergerakan (L.05041)
awal akhir
- Monitor frekuensi jantung
Kekuatan otot 1 5 dan tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi.
Keterangan: - Monitor kondisi umum
1 : Menurun selama melakukan
2 : Cukup mobilisasi.
menurun 3 : Terapeutik
Sedang - Fasilitasi aktivitas
4 : Cukup mobilisasi dengan alat bantu
meningkat 5 : (misalnya, pagar tempat
Meningkat tidur)
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi.
Politeknik Yakpermas
1
- Anjurkan melakukan
mobilisasi dini.
Politeknik Yakpermas
1
Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan
prosedur rujukan
- Informasikan rencana
merujuk kepada pasien
dan
keluarga.
4. Implementasi
Implementasi dilakukan dengan indikator perencanaan yang sudah
diputuskan sebelumnya. Implementasi keperawatan yang dilakukan
sesuai dengan intervensi yang diambil, akan tetapi akan ada tindakan
yang tidak dilakukan seluruhnya (Gusmiarti, Novitasari, & Maryoto,
2021). Dalam hal ini peneliti akan melakukan pemberian senam
ergonomis dan memberikan pengetahuan mengenai gout arthritis pada
lansia, karena dapat menurunkan nyeri bagi penderita gout arthritis.
Diagnosa Implementasi
Nyeri akut - Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
- Menjadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
- Memberikan kesempatan untuk bertanya
- Menjelaskan penyebab, periode, dan strategi
meredakan nyeri
- Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
- Mengidentifikasi keyakinan kesehatan tentang
15atihan fisik.
- Mengidentifikasi pengalaman olahraga
sebelumnya.
- Mengidentifikasi motivasi individu untuk
memulai atau melanjutkan program olahraga.
- Mengidentifikasi hambatan untuk berolahraga.
- Memonitor kepatuhan menjalankan program
latihan.
- Memonitor respons terhadap program latihan.
- Memotivasi mengungkapkan perasaan tentang
olahraga kebutuhan berolahraga.
- Memotivasi memulai atau melanjutkan olahraga.
Politeknik Yakpermas
1
5. Evaluasi
Proses keperawatan dengan upaya melaksanakan intervensi sampai
sejauh mana hasil yang akan dicapai dan merupakan langkah terakhir
(Widiastuti & Aderita, 2022).
Setelah dilakukan senam ergonomis diharapkan dapat mengatasi nyeri
akut yang terjadi pada ibu W. Gangguan mobilitas fisik dapat teratasi,
dan keluarga mengetahui secara umum mengenai gout arthritis.
Evaluasi dilakukan dengan memakai SOAP (subjective, objective,
assessment, planning).
Tabel 2. 4. Evaluasi Asuhan Keperawatan
Diagnosa Evaluasi
Nyeri akut - Diharapkan nyeri pada klien berkurang
- Diharakan klien mengetahui penyakit yang
dialami dan mengetahui penyebab, periode,
Politeknik Yakpermas
1
B. Gout Arthritis
1. Definisi
Gout arthritis yaitu penyakit yang menyerang sendi dapat ditandai
dengan menumpuknya kristal monosodium di sekitar sendi.
Hiperurisemia dan supersaturasi jaringan tubuh merupakan hal yang
dapat mempengaruhi penumpukan kristal urat (Zahara, 2013).
Gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh
tingginya asam urat yang ada dalam darah. Hal ini yang dapat
membuat sendi sakit, nyeri dan meradang pada persendian (Susanto,
2015).
Gout arthritis adalah penyakit yang diakibatkan gangguan
metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurisemi dan serangan
sinopitis akut berulang. Pria usia pertengahan sampai lanjut usia dan
wanita pasca menopause biasanya lebih rentan terkena penyakit ini
(Nurarif, 2015).
2. Etiologi
Menurut Rahmatul (2015) Etiologi dari gout arthritis meliputi usia,
riwayat penggunaan obat, jenis kelamin, obesitas, konsumsi purin dan
alkohol.
a. Usia
Bertambahnya usia dapat menimbulkan banyak faktor resiko
seperti meningkatnya kadar asam urat serum. Penurunan fungsi
ginjal adalah penyebab kadar asam urat meningkat.
b. Riwayat penggunaan obat
Politeknik Yakpermas
1
3. Patofisiologi
Gout Artritis adalah bentuk dari pemecahan metabolisme purin.
Metabolisme purin tersebut akan keluar melalui feses dan juga ginjal.
Kadar asam urat serum pada pria sekitar 3,5-7,2 mg/dL dan pada
wanita yaitu 2,6-6,0 mg/dL. Pada saat terjadi peningkatan zat, resiko
pembentukan kristal monosodium urat akan tercipta dari plasma yang
sudah tersupersaturasi. Sekitar 10% individu akan mengalami produksi
berlebih yang terjadi dalam hiperurisemia. Hiperurisemia terjadi
karena ginjal kurang mengsekresi asam urat yang ada dalam tubuh.
Politeknik Yakpermas
1
4. Manifestasi klinis
Tanda gejala yang biasanya terjadi pada penderita gout arthritis yaitu:
a. Nyeri pada bagian persendian terutama pada malam hari dan saat
bangun tidur
b. Kesemutan dan linu
c. Sendi yang terkena gout arthritis terlihat bengkak dan berwarna
merah
d. Awalnya hanya menyerang satu sendi dan akan terjadi selama
beberapa hari, sendi akan kembali berfungsi secara bertahap dan
gejala tidak akan muncul kembali sampai serangan berikutnya
e. Akan ada benjolan kristal asam urat di daun telinga.
f. Sendi yang terkena gout arthritis akan terasa nyeri dalam beberapa
hari dan akan hilang dalam waktu sekitar satu minggu.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan yaitu
pemeriksaan hematologi lengkap untuk mengetahui komponen
dalam darah.
Politeknik Yakpermas
2
6. Penatalaksanaan
Terapi non farmakologi
a. Diet
Diet yang dapat dilakukan pada penderita gout arthritis yaitu
berupa pembatasan makanan yang banyak mengandung purin,
membatasi kalori yang masuk dalam tubuh disesuaikan dengan
indeks masa tubuh, memakan makanan yang tinggi karbohidrat,
mengkonsumsi makanan rendah protein dan rendah lemak.
b. Tinggi cairan
Mengkonsumsi cairan yang cukup akan mengeluarkan asam urat
dalam tubuh melalui urin. Pada penderita gout arthritis disarankan
untuk meminum cairan sebanyak 10 gelas perhari.
c. Latihan fisik
Olahraga memiliki banyak manfaat untuk tubuh manusia, salah
satunya untuk penderita asam urat. Pada penderita gout arthritis,
latihan fisik berguna untuk mengatasi nyeri yang terjadi karena
gout arthritis. Senam merupakan salah satu olahraga yang
dapat
Politeknik Yakpermas
2
7. Komplikasi
Komplikasi yang akan muncul jika gout arthritis tidak ditangani:
a. Munculnya benjolan (tofus)
Tofus akan terasa nyeri dan terjadi pembengkakan. Benjolan keras
dapat muncul di sekitar tubuh, hal ini terjadi akibat menumpuknya
kristal asam urat di bawah kulit. Area tubuh yang sering terdapat
benjolan yaitu jari tangan, siku, kaki dan sekitar mata kaki.
b. Kerusakan sendi permanen
Gout arthritis bisa saja menyerang dalam beberapa kali dalam
setahun. Apabila tidak ditangani kondisi tersebut akan
menyebabkan kerusakan pada sendi dan pengeroposan.
Politeknik Yakpermas
2
8. Pathway
Politeknik Yakpermas
2
C. Senam ergonomis
1. Pengertian
Senam ergonomis ialah suatu teknik yang dapat menjaga kesehatan
tubuh. Gerakan senam ergonomis sangat efektif dan efisien dan
susunan gerakannya merupakan gerak yang dapat dilakukan oleh
semua orang. Gerak senam ergonomis dibentuk dengan kreasi tubuh
dan merupakan gerak yang terinspirasi dari gerak dalam sholat. Sistem
tubuh seperti sistem kardiovaskuler, reproduksi dan kemih akan
langsung terbuka dan aktif saat melakukan senam ergonomis
(Wratsongko, 2015).
2. Tujuan senam ergonomis
Senam ergonomis bertujuan mengembalikan sistem tubuh dan aliran
darah serta mampu menjaga kesegaran tubuh, mengatasi nyeri pada
persendian dan membuang energi negatif yang ada pada tubuh.
3. Manfaat senam ergonomis
Manfaat dari senam ergonomis yaitu untuk perawatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
4. Gerakan senam ergonomis
a. Gerakan
pembuka Berdiri
tegak
Gerakan dimulai dengan berdiri tegak dengan kedua telapak kaki
menapak keseluruh lantai. Tarik nafas dalam dan telapak tangan
kanan dan kiri menyatu kedepan dada. Tahan nafas selama 3 detik,
lepaskan kedua tangan kesamping dan menghembuskan nafas
melalui mulut (Wratsongko, 2015).
Politeknik Yakpermas
2
b. Gerakan pertama
Gerakan lapang dada
Kedua lengan di atas kepala, jari kaki jinjit kemudian turunkan
lengan sampai sejajar dengan bahu. Pada saat lengan turun, telapak
kaki menapak ke lantai. Semaksimal mungkin agar rileks dan
merasakan udara yang masuk keluar dalam tubuh. Gerakan ini
memiliki manfaat mengoptimalkan fungsi saraf, jantung, ginjal,
lambung dan usus sehingga metabolisme berjalan dengan baik.
Putaran pada bahu dapat menstimulus tarikan pada cabang besar
saraf bahu. Gerak pada kaki dijinjit dapat menstimulus sensor
saraf (Wratsongko, 2015).
Politeknik Yakpermas
2
c. Gerakan kedua
Gerakan tunduk syukur
Gerakan ini merupakan gerakan yang ada pada gerak sholat yaitu
rukuk. Pada saat melakukan gerakan tunduk syukur lakukan
dengan sebisanya. Menahan nafas saat membungkukkan badan
dan tangan berpegangan pada pergelangan kaki. Punggung akan
merasakan tertarik dan terenggang. Kemudian wajah menghadap
ke arah depan dan melepaskan nafas secara perlahan. Gerakan ini
menguatkan struktur fungsi otot, ligament dan tulang belakang.
Manfaat gerakan tunduk syukur yaitu pada saat membungkuk
dapat menghindari risiko jepitan syaraf. Pada saat wajah
menghadap atas mengoptimalkan oksigenisasi otak dan
meningkatkan suplai darah. Gerakan tunduk syukur juga memiliki
fungsi untuk melonggarkan otot punggung bagian bawah dan perut
(Wratsongko, 2015).
Politeknik Yakpermas
2
d. Gerakan ketiga
Gerakan duduk perkasa
Tahapan gerakan ini dimulai dari posisi duduk jari kaki sebagai
tumpuan. Apabila kaki tidak bisa ditekuk, kaki bisa diluruskan.
Kemudian, menarik nafas dalam dan membungkukan badan ke
depan sampai pantat menungging, tangan berada di atas paha,
wajah menghadap lurus kedepan. Gerakan ini bermanfaat
meningkatkan tekanan dalam rongga dada, sirkulasi dan
oksigenasi otak, dan jari kaki sebagai tumpuan memberikan
stimulator akan fungsi vital tubuh (Wratsongko, 2015).
Politeknik Yakpermas
2
e. Gerakan keempat
Gerakan berbaring pasrah
Tahapan gerakan ini dilakukan dengan posisi duduk lalu berbaring
ke lantai. Pada saat berbaring dilantai dan kaki tidak dapat ditekuk,
kaki diluruskan. Kedua lengan berada diatas kepala dengan lurus,
atur nafas agar tetap rileks. Manfaatnya memberikan relaksasi
saraf tulang belakang dan dapat mengatur fungsi optimal organ
dalam (Wratsongko, 2015).
Politeknik Yakpermas
2
f. Gerakan keenam
Gerakan putaran energi inti
Pada saat melakukan gerakan ini, tahapan dimulai dengan duduk
dan punggung kaki sebagai alas. Kaki bisa diluruskan dalam
gerakan ini, kedua lengan lurus kedepan dan diputar kebelakang
sampai atas kepala sebanyak 10 kali. Pada saat berakhirnya
putaran tarik nafas dalam dan menahan nafas. Badan
membungkuk ke depan, kemudian menahan lengan kebelakang,
wajah menghadap ke arah depan, dan hembuskan napas dengan
perlahan. Gerakan putaran energi memiliki manfaat meningkatkan
tekanan pada saluran saraf tulang belakang dan memaksimalkan
suplai darah serta fungsi organ dalam tubuh (Wratsongko, 2015).
D. Keluarga
Politeknik Yakpermas
2
1. Konsep keluarga
Konsep keluarga masa kini dibentuk berdasarkan ikatan perasaan yang
dibangun antar anggota dalam keluarga itu tanpa mewajibkan
kehadiran fisik mereka pada tempat dan waktu yang sama.
2. Pengertian keluarga
Keluarga merupakan kumpulan orang yang mempunyai ikatan dalam
perkawinan dan kelahiran, dalam setiap anggota keluarga memiliki
tujuan untuk menciptakan dan meningkatkan perkembangan
psikologis, emosional dan sosialnya (Yahya. S, 2021).
3. Fungsi keluarga
Menurut Setyowati dan Murwani (2018) terdapat 5 fungsi dasar dalam
keluarga yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi emosional yang dimana keluarga
memberikan kasih sayang dan saling memberikan cinta agar
kebutuhan psikososial terpenuhi dengan baik. Terwujudnya fungsi
emosional dilihat dari kebahagiaan dan kegembiraan dalam setiap
anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi dimulai dari manusia lahir dan keluarga yang menjadi
tempat untuk belajar bersosialisasi di sekitarnya. Keberhasilan
perkembangan manusia diperoleh dari hubungan dari keluarganya.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi bertujuan untuk melanjutkan generasi penerus
dalam keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi dalam keluarga mencangkup semua kebutuhan
yang dibutuhkan dalam setiap anggota keluarga.
e. Fungsi perawatan keluarga
Keluarga saling menjaga kesehatan anggota keluarganya dan
mengurus masalah kesehatan yang dialami. Pada saat ada anggota
Politeknik Yakpermas
3
4. Peran keluarga
Peran keluarga untuk membimbing dan membina anggota keluarganya
untuk beradaptasi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan budaya
yang berada disekitarnya. Peran keluarga berkaitan erat dengan
perkembangan setiap individu dalam keluarga.
Politeknik Yakpermas
BAB III
1. Kriteria inklusi
a. Usia lansia lebih dari 60 tahun
b. Klien dengan diagnosa medis gout arthritis
c. Klien tidak dengan masa perawatan di rumah sakit
d. Klien tidak dengan komplikasi penyakit lain
e. Klien wanita yang sudah menopause
2. Kriteria eksklusi
a. Klien dengan indikasi penyakit jantung
b. Klien dalam masa perawatan dirumah sakit
c. Klien saat gout arthritis menyerang
d. Klien yang tidak kooperatif
3
3
C. Fokus studi
Politeknik Yakpermas
3
Politeknik Yakpermas
3
3. Lembar wawancara
Lembar wawancara merupakan alat yang digunakan untuk
melakukan tanya jawab dengan klien bertujuan untuk
mengetahui apa yang dirasakan klien saat ini.
1. Lokasi
Pada studi kasus ini sasarannya adalah klien Ibu W di keluarga Bapak
S, hal ini membuat peneliti mengambil lokasi di rumah klien yaitu
Dukuh Karang Jati, Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten
Brebes.
2. Waktu
Pelaksanaan senam ergonomis akan di jadwalkan selama seminggu
dan dilakukan 3 kali. Satu implementasi dengan waktu 15 menit.
Politeknik Yakpermas
3
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik wawancara,
observasi dan dokumentasi.
2. Memilih data
Data dari hasil wawancara akan di jadikan rangkuman lalu
selanjutnya ditandai oleh peneliti yang memiliki arti tertentu sesuai
dengan topik penelitian.
3. Penyajian data
Penyajian data akan dilakukan dengan tabel dan teks naratif.
Kerahasiaan responden akan terjaga dengan baik dan aman.
4. Kesimpulan
Penarikan kesimpulan akan dilakukan dengan membuat pernyataan
yang diambil secara ringkas dari keseluruhan hasil pembahasan.
Politeknik Yakpermas
3
Politeknik Yakpermas