Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN GOUT ARTHRITIS PADA
LANSIA

Clinical Teacher Clinical Instructure

( ) ( )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN GOUT ARTHRITIS PADA
LANSIA

DISUSUN OLEH :
NAMA : MEISI ARISANDI
NIM : P05120421031

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Bahasan : Gout Arthritis


Sasaran : Pasien di ruang Sakura
Tempat : Ruang Sakura Panti Sosial Tresna Werdha Kota
Hari, Tanggal : Rabu, 20 Oktober 2021
Waktu : 30 Menit

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta penyuluhan diharapkan dapat memahami dan mengetahui tentang Gout
Artritis
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian Gout Artritis
2. Menyebutkan penyebab gout artritis
3. Menyebutkan tanda dan gejala gout artritis
4. Menjelaskan cara pencegahan gout artritis
B. Latar Belakang
Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari
orang ke orang. Penyakit tidak menular mempunyai durasi yang panjang,
umumnya berkembang lama . Salah satu penyakit tidak menular yaitu gout
arthritis atau masyarakat biasa mengenalnya dengan penyakit asam urat. Gout
Arthritis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang ditandai dengan adanya
peningkatan kadar asam urat dalam darah atau hiperurisemia. Seseorang
mengalami hiperuisemia apabila kadar asam urat melebihi 6,8 mg/dL baik pada
laki-laki maupun perempuan (Oliver, 2013). Pencegahan penyakit gout arthritis
dapat dilakukan dengan cara menjaga pola makan dan gizi seimbang. Mengurangi
komsumsi makanan tinggi purin, olahraga teratur , cukup minum air putih setiap
hari. Pencegahan terhadap suatu penyakit akan lebih diperhatikan seseorang yang
66 mempunyai pengetahuan. Masalah keluarga yang sering terjadi dalam
perawatan gout arthritis adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit
asam urat, oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan peran
keluarga dalam meningkatkan kesehatan pada pasien asam urat (Kurniawati et al.,
2014)
C. Jadwal Kegiatan
1. Tempat pelaksanaan penyuluhan pendidikan kesehatan
Kegiatan penyuluhan kesehatan ini akan dilakukan di Ruang Sakura Provinsi
Bengkulu
2. Lama pelaksanaan pendidikan kesehatan
Kegiatan penyuluhan kesehatan akan dilaksanakan selama 30 menit
3. Waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan
Kegiatan pendidikan kesehatan akan dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober
2021, pukul 09.00 WIB
D. Media : leaflet.
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
F. Pengorganisasian
1. Penyaji : Meisi Arisandi
2. Fasilitator : Adelia Putri & Reka Oktadiana
G. Setting Tempat

Penyaji

Peserata

Vasilitator
H. Langkah Kegiatan Pendidikan Kesehatan
NO TAHAP KEGIATAN WAKTU
1 Persiapan 1. Menyiapkan Audience/peserta 5 menit
2. Menyiapkan Alat dan Media
2 Orientasi 1. Perkenalan 5 menit
2. Menjelaskan tujuan
3. Kontrak waktu
4. Apersepsi dengan cara menggali
pengetahuan tentang cara mengontrol
halusinasi
3. Kerja 1. Menjelaskan materi sesuai topik 10 menit
4. Terminasi 1. Melakukan evaluasi secara subjektif 10 menit
(perasaan keluarga setelah mengikuti
pendidikan kesehatan)
2. Penyaji melakukan evaluasi secara
objektif (perasaan keluarga dan klien
setelah mengikuti pendidikan kesehatan)
3. Penyaji bersama keluarga membuat
rencana tindak lanjut terkait topic
pendidikan kesehatan untuk
mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari
Jumlah 30 menit
waktu

I. Evaluasi Proses
1. Standart Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan
b. Menyiapkan satuan acara penyuluhan
c. Menyiapkan tempat pelaksanaan kegiatan
d. Menyiapkan leaflet

2. Standar Proses
Pasien dapat bekerja sama saat dilakukan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Menjelaskan pengertian Gout Artritis
b. Menyebutkan penyebab gout artritis
c. Menyebutkan tanda dan gejala gout artritis
d. Menjelaskan cara pencegahan gout artritis

Lampiran : Materi
PENYULUHAN KESEHATAN GOUT ARTHRITIS PADA LANSIA

A. Definisi Asam Urat


Gangguan metabolism yang mendasarkan arthritis gout adalah hipeuresemia
yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl untuk pria
dan 6,0 ml/dl untuk wanita (Tehupelory, 2006). Asam urat adalah asam yang
berbentuk. Kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolism purin
(berbentuk turunan nucleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat
yang terdapat pada inti sel-sel tubuh (Suryo Wibowo, 2006).
B. Penyebab Asam Urat
1. Penyakit gout primer
Penyebabnya belum diketahui, diduga berkaitan dengan kombinasi factor
genetik dan factor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme
yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bias juga
diakibatkan karena berkurangnya produksi asam urat dari tubuh.
2. Penyakit gout sekunder
Disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena
nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin
adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam
inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsure pembentuk
protein.
Adapun penyebab yang lainnya, antara lain :
1. Faktor genetik dan hormonal
Hal ini dapat menyebabkan gangguan metabolism yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
2. Jenis kelamin dan umur
Presentase pria dan wanita. Pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu
umur 30 tahun ke atas, sedangkan wanita terjadi pada usia menopause
sekitar umur 50-60 tahun.
3. Berat badan
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko hiperuresemia dan gout
berkembang karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan,
yang menyebabkan kelebihan asam urat.
4. Konsumsi alcohol
Minum terlalu banyak alcohol dapat menyebabkan hiperuresemia, karena
alkohol menganggu penghapusan asam urat dari tubuh.
5. Diet
Makan-makanan yang mengandung tinggi purin dapat menyebabkan atau
memperburuk asam urat.
6. Obat-obatan tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan seseorang pada resiko untuk
mengembangkan hiperuresemia dan gout.
C. Tanda dan Gejala Asam Urat
1. Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut biasanya bersifat
monoartikular (menyerang satu sendi saja) dengan gejala pembengkakan,
kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang
yang terjadi mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam.
2. Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi pangkal ibu
jari kaki. Hampi pada semua kasus, lokasi artritis terutama pada sendi perifer
dan jarang pada sendi sentral.
Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan.
a. Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap ini penderita
akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut
akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5–7 hari. Setelah
serangan pertama, penderita akan masuk pada gout interkritikal. Pada
keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu
tertentu.
b. Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten yang
ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita
akan sering mendapa serangan (kambuh) yang jarak antara serangan
yang satu dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama,
serangan makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang
makin banyak.
c. Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap
ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau
lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi
yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa
benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit
dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan
kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya

Daftar Pustaka
Sandjaya, H. (2014). Buku Sakit Pencegah & Penangkal Asam Urat.Edisi
1.Yogyakarta: Mantra Books.
Setiabudi, H. (2012). Deteksi Dini, Pencegahan, dan Pengobatan Asam Urat. Edisi
2.Yogyakarta: Merdpress.
Wahyuningsih Retno. (2013). Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Edisi 1.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widyanto, F. W. (2014). Artritis gout dan perkembangannya. Jurnal Kesehatan.
Volume 10 Nomor 2, Halaman 146-147.

Anda mungkin juga menyukai