Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“TERAPI NUTRISI PADA GOUT “

OLEH :
Ni Putu Pramitha Mas Agustina
P07131214035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIV GIZI
2017

GOUT ATAU ASAM URAT

 Topik : Terapi Nutrisi Pada Gout


 Sasaran : Lansia dan pasien penderita gout
 Tempat : Poli Gizi
 Waktu : 30 Menit
 Hari/Tanggal : Jumat, 24 Nopember 2017

1
A. Latar Belakang

Asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan yang berhubungan dengan
persendian dan pergerakan. Oleh karenanya apabila persendian terkena asam urat
maka pergerakan menjadi terbatas, dan lama-lama bila dibiarkan akan menjadi tofi
dimana terjadi penumpukan kristal-kristal disekitar jaringan sehingga jika dilihat dari
luar seperti ada daging yang menonjol terutama pada daerah persendian . Asam urat
merupakan hasil samping dari peecahan sel yang terdapat didalam darah, karena
tubuh secara berkesinambungan memecah dan membentuk sel yang baru. Kadar asam
urat meningkat ketika ginjal tidak mampu mengeluarkanya melalui feces (Efendi,
Makhfudli, 2009).

Kejadian asam urat baik di negara maju ataupun negara berkembang semakin
meningkat terutama pada pria usia 40- 50 tahun. Umumnya yang terserang asam urat
adalah pria yang telah lanjut usia, sedangkan pada perempuan didapati hingga
memasuki menopause. Hal ini terjadi karena pria tidak memiliki hormon estrogen
yang dapat membantu membuang asam urat sedagkan perempuan memiliki hormon
estrogen yang ikut membantu membuang asam urat lewat urin. Perjalanan penyakit
biasanya mulai dengan suatu serangan atau seseorang memiliki riwayat pernah
memeriksakan kadar asam uratnya yang nilai kadar asam urat darahnya lebih dari 7
mg/dl, dan makin lama makin tinggi (Tamher,Noorkasiani, 2009).

Faktor yang menyebabkan penyakit asam urat yaitu pola makan, faktor
kegemukan dan lain lain. Hasil survei WHO-ILAR Copcord (World Health
Organization–International League of Associations for Rheumatology Community
Oriented Program for Control of Rheumatic Disease) di pedesaan Sulawesi Utara dan
Manado menemukan hubungan asam urat menahun dengan pola konsumsi dan gaya
hidup, diantaranya konsumsi alkohol dan kebiasaan makan makanan kaya purin.
Selain itu, kebiasaan minum obat jenis diuretika (hidroklorotiazide), yaitu obat untuk
menurunkan tekanan darah tinggi dapat meningkatkan kadar asam urat serum
(Muniroh et al, 2010). Jumlah kejadian artritis gout di Indonesia masih belum jelas
karena data yang masih sedikit. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki
berbagai macam jenis etnis dan kebudayaan, jadi sangat memungkinkan jika
Indonesia memiliki lebih banyak variasi jumlah kejadian artritis gout (Talarima et al,
2012). Pada tahun 2009 di Maluku Tengah ditemukan 132 kasus, dan terbanyak ada di
2
Kota Masohi berjumlah 54 kasus (Talarima et al, 2012). Prevalensi artritis gout di
Desa Sembiran, Bali sekitar 18,9%, sedangkan di Kota Denpasar sekitar 18,2%.
Tingginya prevalensi artritis gout di masyarakat Bali berkaitan dengan kebiasaan
makan makanan tinggi purin seperti lawar babi yang diolah dari daging babi, betutu
ayam/itik, pepes ayam/babi, sate babi, dan babi guling (Hensen, 2007).

Menurut Kristina (2008) Penatalaksanaan diet asam urat dapat diatasi selain
melalui pemberian obat juga dengan pengaturan makanan yang dapat mengurangi
asam urat didalam darah. Pengaturan makanan sangat perlu dilakukan oleh penderita
gout. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan nukleotida
purin akan meningkatkan produksi asam urat. Sebaliknya, mengurangi makanan
dengan kandungan nukleotida purin tinggi dan memperbanyak konsumsi makanan
dengan kandungan nukloetida purin rendah akan dapat mengurangi resiko
hiperurisemia atau gout, untuk itu untuk mengurangi penumpukan protein dibutuhkan
suatu terapi diit asam urat yang baik dan benar. Pola makan yang baik mengandung
makanan sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur, karena
semua zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan pemiliharaan tubuh serta
perkembangan otak dan produktifitas kerja, serta dimakan dalam jumlah cukup sesuai
dengan kebutuhan Almatsier dan Susinta (2007). Berdasarkan hasil uraian di atas
perlu dilakukan promosi kesehatan berupa penyuluhan khususnya pada orang tua dan
masyarakat .

B. Tujuan Penyuluhan

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan, sasaran diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuannya mengenai cara mencegah dan penatalaksanaan gout.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami pengertian gout
b. Mengetahui dan memahami faktor dan penyebab gout
c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala gout
d. Mengetahui dan memahami cara pencegahan gout atau asam urat.
e. Mengetahui dan memahami tentang terapi diet untuk gout.
3
C. Tempat dan Waktu Penyuluhan
1. Tempat
Tempat penyuluhan dilaksanakan di Poliklinik Gizi RSUP Sanglah
2. Waktu
D. Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan terapi nutrisi pada gout adalah lansia atau orang dewasa
menderita asam urat atau gout.
E. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan yang digunakan yaitu :
1. Ceramah
2. Diskusi ( Tanya Jawab )
F. Materi
Sub materi yang disampaikan yaitu :
1. Pengertian Gout / asam urat
2. Faktor dan Penyebab Gout / asam urat
3. Tanda dan gejala penderita gout/Asam Urat
4. Cara mencegah gout/ Asam Urat
5. Terapi diet untuk gout
G. Media Penyuluhan
Media penyuluhan yang digunakan :
1. Alat :
a. LCD
b. Laptop
2. Media :
a. Leaflet
b. Power Point
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur Penyuluhan :
a. Kesiapan materi yang akan disampaikan saat penyuluhan
b. Kelengkapan media yang akan digunakan saat penyuluhan
c. Kelengkapan alat yang akan digunakan saat penyuluhan
d. Setting tempat pada saat penyuluhan
e. Jumlah peserta yang hadir saat penyuluhan.
2. Evaluasi Proses Penyuluhan :
Proses penyuluhan dilihat memalui keaktifan dan interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
3. Evaluasi Hasil Penyuluhan :
Evaluasi yang dilakukan secara lisan dengan menyampaikan pertanyaan langsung
kepada sasaran
a. Apa pengertian dari gout ?
b. Apa saja faktor dan penyebab gout ?
c. Bagaimana tanda dan gejala gout ?
d. Bagaimana cara mencegah terjadinya gout?
e. Bagaimana terapi diet pada gout ?
I. Kegiatan Pembelajaran Penyuluhan

Kegiatan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu Media
Penyuluahn
4
1 Pembukaan - Memberi salam - Menjawab salam 5 menit
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan
2 Kegiatan Inti - Menjelaskan materi - Mendengarkan 20 menit Power
penyuluhan : point dan
- Bertanya
1. Pengertian Gout
leaflet
2. Faktor dan Penyebab
Terjadinya Gout
3. Tanda dan Gejala Gout
4. Pencegahan Penyakit
Gout.
5. Terapi diet pada gout
- Membuka sesi tanya
jawab
3 Penutup - Evaluasi - Mendengarkan 5 menit Power
- Menyimpulkan isi materi
point
- Menutup penyuluhan
- Pengucapkan terimakasih

MATERI TERAPI NUTRISI PADA GOUT

A. Pengertian Gout
Gout dikenal sejak masa Hippocrates, sering dinamakan sebagai "penyakit
para raja dan raja dari penyakit“. Gout bahasa Latin, yaitu gutta (tetesan) karena
kepercayaan kuno bahwa penyakit ini disebabkan oleh luka yang jatuh tetes demi
5
tetes ke dalam sendi. Penyakit gout atau athirtis gout adalah penyakit yang disebabkan
oleh tumpukan asam urat/kristal urat pada jaringan, terutama pada jaringan sendi
Junaidi (2012). Gout berhubungan erat dengan gangguan metabolisme purin yang
memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), yaitu jika kadar
asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl. Hiperurisemia telah lama ditetapkan
sebagai faktor etiologi utama dalam gout (Gliozzi, 2015). Asam urat adalah produk
akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari metabolisme/pemecahan purin. Asam
urat sebenarnya merupakan antioksidan dari manusia dan hewan, tetapi bila dalam
jumlah berlebihan dalam darah akan mengalami pengkristalan dan dapat
menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran sebagai antioksidan bila kadarnya
tidak berlebihan dalam darah, namun bila kadarnya berlebih asam urat akan berperan
sebagai prooksidan (McCrudden Francis H. 2000).
Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang
ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan
ini berkaitan dengan penimbunan kristal urat monohidrat monosidium dan pada tahap
yang lebih lanjut terjadi degenerasi tulang rawan sendi. Insiden penyakit gout sebesar
1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria
daripada wanita. Penyakit ini menyerang sendi tangan dan bagian metatarsofalangeal
kaki (Muttaqin, 2008). Jadi dapat disimpulkan Gout Artritis (asam urat)adalah suatu
penyakit gangguanmetabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat
sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang
dan sendi.

B. Faktor dan Penyebab Gout


Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang berhubungan dengan
hiperurisemia (pengeluaran asam urat melalui urin yang berlebihan).

Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:


1. Faktor keturunan
2. Penyakit Diabetes Melitus
3. Adanya gangguan ginjal dan hipertensi
4. Tingginya asupan makanan yang mengandung purin.
5. Berat badan yang berlebih (obesitas)
6. Jumlah alkohol yang dikonsumsi
6
7. Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam waktu lama.
Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :
1. Faktor dari luar
Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar.
Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi dan
konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.
2. Faktor dari dalam
Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan
metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40
tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa
disebabkan oleh penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia,
konsumsi obat-obatan, alkohol, obesitas, diabetes mellitus juga bisa menyebabkan
asam urat.
 Makanan penyebab asam urat dan pantangan bagi penderita asam urat:
a. Makanan jeroan: hati, otak, babat, ginjal, limpa, usus,dan paru.
b. Daging: daging sapi, daging kuda dan daging kambing.
c. Ekstrak daging: dendeng dan abon.
d. Seafood: kepiting, cumi-cumi, kerang, sotong, remis, ikan sarden, ikan
teri,tiram, udang.
e. Bebek: kalkun dan angsa.
f. Makanan kaleng: sarden, kornet sapi dll.
g. Buah-buahan: nanas dan durian.
h. Sayuran: bayam, buncis, kembang kol, jamur kuping, daun pepaya, daun
singkong, kangkung dan asparagus.
i. Kacang-kacangan: kacang tanah, tauge, kacang hijau, melinjo, emping,
kacang kedelai termasuk kedelai olahan seperti tempe, susu kedelai, oncom
dan tauco.
j. Makanan gorengan, makanan yang dimasak dengan mentega atau margarin,
makanan bersantan.
k. Makanan yang mengandung lemak dan protein tinggi.
l. Keju, kaldu, kuah daging yang kental, es krim, air kelapa dan telur.

C. Tanda dan Gejala Gout


Biasanya asam urat mengenai sendi ibu jari, tetapi bisa juga pada tumit,
pergelangan kaki dan tangan atau sikut. Kebanyakan asam urat muncul sebagai
serangan kambuhan. Penyakit ini timbul dari kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan di
mana kadar asam urat dalam darah di atas normal (Sari, 2010). Kadar asam urat
normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan pada wanita 2,6 - 6 mg/dL.
Serangan asam urat biasanya timbul secara mendadak/akut, kebanyakan menyerang
pada malam hari. Jika asam urat menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak

7
merah, mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang
sangat hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat pada
umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki, dan seringkali
hanya satu sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada
sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku dan lain-lain.
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita pun sering merasa nyeri
atau pegal-pegal dan sejenisnya. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
a. Kesemutan dan linu.
b. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
c. Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri
luar biasa pada malam dan pagi.
d. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
e. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit, pergelangan
tangan serta siku.
f. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat akan
bergerak.
g. Selain nyeri sendi, asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu ginjal serta
dalam jangka waktu lama, akan merusak ginjal secara permanen hingga
diperlukan cuci darah seumur hidup. Kadar asam urat yang tinggi ternyata juga
berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus (kencing manis) dan hipertensi.
h. Selain itu, gejala asam urat juga bisa terlihat dari keadaan tubuh tidak sehat
seperti demam, menggigil, dan rasa tidak enak badan.
i. Gejala asam urat lain seperti denyut jantung yang sangat cepat bisa juga terjadi.

D. Pencegahan Gout
1. Pembatasan purin
Hindari makanan yang mengandung purin yaitu : Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal,
usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun
melinjo.
2. Kalori sesuai kebutuhan
Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan
pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat
badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah
konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar
asam urat karena adanya badan keton yang akan mengurangi pengeluaran asam urat
melalui urine.
3. Tinggi karbohidrat

8
Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik dikonsumsi
oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam
urat melalui urine.
4. Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah
yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa.

5. Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang digoreng,
bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak
sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
6. Tinggi cairan
Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang
mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon,
blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-
buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit
mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan
durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
7. Tanpa alcohol
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengonsumsi
alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini
adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan
menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
8. Olahraga ringan
Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi serta
memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi. Selain itu,
olahraga memberi efek menghangatkan tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan
mencegah pengendapan asam urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin karena kurang
pasokan darah. Jalan kaki, bersepeda, dan joging bisa dijadikan alternatif olahraga
untuk mengatasi rematik dan asam urat. Selain itu, olahraga yang cukup dan teratur
memperkuat sirkulasi darah dalam tubuh.

E. Penatalaksanaan Diet Gout


1. Diet asam urat diberikan kepada pasien dengan kadar asam urat >7,5 mg/dl.
a. Diet Purin Rendah I (1500 kkal)
b. Diet Purin Rendah II (1700 kkal)
2. Tujuan diet

9
Tujuan diet adalah menurunkan kadar asam urat dan membantu memperlancar
pengeluaran asam urat.
3. Pengelompokkan bahan makanan menurut kadar urin dan anjuran makannya
Kelompok 1 : Kandungan purin tinggi
( 100-1000 mg purin/100 g bahan makanan ) dihindari.
Otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldui, bebek, ikan, makarel,
remis, kerang.
Kelompok 2 : Kandungan purin sedang ( 9-100 mg purin/100 g bahan makanan )
dibatasi, maksimal 50-75 g ( 1-1 ½ ptg) daging, ikan atau ungas, atau 1
mangkok (100 g) sayuran sehari.
Daging sapi dan ikan ( kecuali yang terdapat pada kelompok 1 ), ayam, udang,
kacang kering dan hasil olah, seperti tahu dan tempe, asparagus, bayam, daun
singkong, kangkung, daun dan biji melinjo.
Kelompok 3 : Kandungan purin rendah ( dapat diabaikan ), dapat dimakan setiap hari.
Nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie, bihun, tepung beras, cake, kue kering,
pudding, susu, keju, telur, lemak dan minyak, gula, sayuran dan buah-buahan (
kecuali sayuran dalam kelompok 2 ).

DAFTAR PUSTAKA

Almazter dan Susinta, 2007. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gliozzi, M. Malara, N, Muscoli, S, Mollace,V. The treatment of hyperuricemia. J
International Journal of Cardiology 213;2016:23 –27
Junaidi, I. 2012. Rematik dan Asam Urat. Jakarta: PT Bhuna Ilmu Populer.
Krisnatuti dan Diah,. 2008. Perencanan Menu Untuk Penderita Asam Urat. Jakarta: Penebar
Swadaya.

10
Namitha 2016, Makalah Gout, terdapat di:
http://namithanurmala.blogspot.co.id/2015/01/makalah-askep-gout-athritis.html (diakses pada
tanggal 8 Nopember 2017)
Talarima et al. 2012, Faktor Risiko Gouty Athritis di Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah
Tahun 2010, Makara-Kesehatan, Vol. 16, No. 2 pp. 90

Hensen, TRP 2007, Hubungan Konsumsi Purin Dengan Hiperurisemia Pada Suku Bali di
Daerah Pariwisata Pedesaan, Jurnal Penyakit Dalam, Vol. 8, No. 1, pp. 38

11

Anda mungkin juga menyukai