Disusun Oleh:
Kelompok Agregat Dewasa – Kelas 3/C
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksi Umum (TIU) : Setelah mengikuti penyuluhan selama
15 menit diharapkan peserta dapat memahami mengenai diit sehat
pada dewasa.
2. Tujuan Instruksi Khusu (TIK) : Setelah mengikuti penyuluhan
pendidikan kesehatan terkait diit sehat pada dewasa, peserta mampu
untuk:
1) Menjelaskan pengertian diit sehat ?
2) Menjelaskan manfaat diit sehat ?
3) Menjelaskan metode-metode diit sehat ?
4) Menyebutkan faktor-faktor mempengaruhi diit sehat ?
5) Menjelaskan jenis-jenis nutrisi/makanan diit sehat ?
6) Menjelaskan dampak ketidakpatuhan diit sehat ?
B. Pokok Materi
1. Definsi diit sehat
2. Manfaat diit sehat
3. Metode-metode sehat
4. Faktor-faktor diit sehat
5. Jenis-jenis diit sehat
6. Dampak ketidakpatuhan diit sehat
C. Kegiatan Penyuluhan :
D. Evaluasi :
a. Evaluasi Proses
1. Pemateri menjelaskan jalannya penkes dengan jelas
2. Fasilitator/moderator menempatkan diri dengan tepat dan ikut
mengawasi jalannya penkes.
3. Seluruh peserta yang mengikuti penkes dapat mengikutinya dengan
aktif dari awal sampai selesai .
b. Evaluasi Hasil
Setelah mengadakan penkes, hasil yang diharapkan antara lain:
1. Seluruh peserta mampu mengikuti penkes dengan baik sesuai yang
direncanakan.
2. Seluruh peserta mampu memahami dan menjawab pertanyaan yang
diberikan saat penkes.
E. Materi
1. Pengertian diit sehat ?
Diet sering dimaknai dengan menahan lapar ataupun tidak memakan
makanan sama sekali agar terhindar dari kegemukan dan
menginginkan berat badan turun dengan waktu yang singkat. Jika pola
penerapannya saja sudah salah maka hasilnya pun tak akan berjalan
dengan apa yang diharapkan justru akan berdampak negatif pada
tubuh.
Menurut Alamsyah, “Pola diet yang tidak mengandung keseimbangan
gizi dapat menyebabkan seseorang kekurangan vitamin dan mineral
yang penting. Akibat kekurangan gizi tersebut seseorang bisa
mengalami malnutrisi dan muncul beragam gejala lainnya.” Lia K.
Gamal dan Dayu Pratyahara (2015) juga menjelaskan bahwa “diet
untuk menurunkan berat badan dengan mengurangi asupan karbohidrat
atau lemak tidak begitu saja dapat dilakukan. Mengurangi salah satu
makronutrien (karbohidrat atau lemak) harus disesuaikan dengan
asupan sehari-hari.
Diet sehat adalah cara bagaimana mengatur asupan makanan dengan
jumlah yang telah diatur dan ditetapkan bagi tubuh, kalori dan gizi
yang masuk harus seimbang agar metabolisme tubuh bisa berjalan
dengan sebagaimana mestinya. Seperti yang dikatakan Orchidifah
dalam wawancara, mengatakan bahwa “diet adalah mengatur pola
makan agar asupan yang masuk pada tubuh itu balance dengan asupan
kalori pada tubuh kita dan itupun harus memperhatikan nilai-nilai gizi
seperti karbohidrat, protein, dan lemak.
2. Manfaat- manfaat diit sehat ?
Manfaat Diet
Adapun manfaat-manfaat dari diet tersebut :
a. Diet dapat menurunkan dan menaikkan berat badan, banyak orang
yang salah pengertian akan diet. banyak yang mengganggap diet
hanyalah program untuk menurunkan berat badan, namun nyatanya
diet dapat di lakukan untuk menaikkan berat badan hingga
mendapatkan berat badan yang ideal .
b. Diet dapat meningkatkan metabolisme Tubuh
c. Diet berguna untuk menyeimbangkan pola makan sehari – hari
d. Diet dapat mengguatkan tulang. Seringnya kegemaran orang dalam
mengkonsumsi daging tanpa menyeimbangkannya dengan buah dan
sayuran mengakibatkan kadar protein berlebihan yang dapat
mengganggu ginjal, akibatnya penyerapan kalsium terganggu dan
memaksa tubuh mengambil kalsium dari tulang. Namun saat seseorang
melakukan diet, hal ini tidak terjadi.
e. Memperlancar pencernaan. Pada saat melakukan diet, karbohidrat
kompleks dalam tubuh seseorang dicerna secara berangsur-angsur dan
teratur sehingga menyediakan sumber glukosa tetap. Inilah yang
akhirnya memperlancar pencernaan seseorang.
f. Diet dapat menyehatkan kulit saat seseorang melakukan diet yang
mana lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan , membuat
banyaknya vitamin alami yang masuk ketubuh . Itulah yang akhirnya
membuat kulit menjadi sehat . Bahkan pada beberapa buah yang
kulitnya dapat di konsumsi dapat membuat kulit tampah lebih cerah .
g. Diet dapat melindungi gigi Pada pelaku diet seringnya gigi
mengunyah padi-padian dan sayur-sayuran daripada memotong daging
membuat gigi lebih terlindungi . Dan air liur pada manusia yang
mengandung
h. Diet dapat mencegah berbagai penyakit Karena pola makan yang
teratur dan memenuhi asupan gizi yang baik diet dapat mencegah
3. Metode-metode diit sehat
a) Diet Mediterania
Diet Mediterania didasarkan pada makanan tradisional di wilayah
Mediterania Selatan. Makanan yang dikonsumsi adalah karbohidrat
kompleks, seperti biji-bijian, pasta, buah dan sayuran, serta sejumlah
ikan, unggas, telur, minyak zaitun, sedikit daging merah dan anggur
wine. Penduduk Mediterania Selatan memiliki kasus penyakit jantung
dan angka kematian terendah dibanding negara-negara barat lainnya.
Rahasianya adalah antioksidan dalam buah dan sayur. Minyak ikan
mengandung asam lemak omega 3 dan minyak zaitun merupakan
sumber antioksidan serta vitamin E. Diet ini juga baik untuk pengidap
diabetes tipe 2(adya ria ,2011).
b) Diet Vegan
Diet Vegan tidak mengonsumsi daging, telur, produk susu dan semua
turunan produk hewani. Beberapa penelitian menunjukkan kaum vegan
cenderung mengonsumsi sedikit kalori sehingga memiliki berat badan
dan indeks massa tubuh yang lebih rendah dengan lemak yang sedikit.
Jika dilakukan dengan benar, kebutuhan kalori bisa diperoleh dari
mengkonsumsi banyak buah, sayuran dan biji-bijian. Pola makan
vegan mencakup semua biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran dan
buah-buahan serta kombinasinya (adya ria ,2011).
c) Diet TLC (Therapeutic Lifestyle Changes)
Diet TLC dilakukan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol
jahat dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Kuncinya adalah
mengurangi asupan lemak, khususnya lemak jenuh serta memakan
lebih banyak serat.
Para ahli mengungkapkan diet ini baik untuk membuat jantung sehat
karena pola makannya menekankan buah, sayuran dan whole grain tapi
cenderung sedikit lemak jenuh dan garam. Metode ini baik untuk
menjaga kolesterol dan tekanan darah tetap normal sehingga resiko
gangguan jantung menurun(adya ria ,2011).
d) Diet Golongan Darah
Diet Golongan darah mendasarkan pola makan dan gizi yang
dibutuhkan sesuai Golongan darah seseorang. Golongan darah O
cenderung memiliki tingkat asam lambung tinggi sehingga harus
banyak makan daging, hewan dan sayuran. Golongan darah A harus
menghindari makanan seperti daging dan susu lalu beralih
mengkonsumsi makanan kaya karbohidrat namun rendah lemak. Jika
memiliki darah tipe B, sebaiknya makan makanan laut, daging sapi,
domba, produk susu, gandum, sayuran hijau dan buah-buahan. Untuk
darah AB, makanan yang diperbolehkan adalah perpaduan antara A
dan B (adya ria ,2011).
e) Diet Food Combining
Metode food combining tidak membatasi jumlah makanan yang
masuk, sehingga pelakunya tidak akan tersiksa dan menahan lapar.
Food combining lebih berfokus pada kondisi pH dalam darah yang
harus netral dengan bantuan makanan Metode ini sangat menyarankan
makanan alami, seperti buah segar dan sayur yang sebisa mungkin
tidak mengalami proses. Sayur yang mengalami proses sudah
kehilangan nutrisinya. Pola food combining juga menyarankan agar
pelakunya memadukan protein hewani dan sayur saat makan.
Sedangkan makanan protein dan karbohidrat sebisa mungkin tidak
dimakan bersamaan(adya ria ,2011).
f) Diet OCD
Diet OCD merupakan diet yang sedang marak di Indonesia, terutama
di kalangan remaja. Diet ini diperkenalkan oleh Deddy Corbuzier,
seorang mentalis yang namanya pasti Anda kenal. Dulu, Deddy
memiliki tubuh gemuk, sekarang dia memiliki tubuh berotot dan lebih
tirus. Rahasinya adalah OCD atau Obsessive Corbuzier's Diet.
Diet OCD tidak melarang makanan apapun. Anda bisa makan apa saja
yang biasa Anda makan sehari-hari. Kuncinya satu, tidak boleh rakus.
Diet OCD memperkenalkan sistem puasa, Anda boleh makan selama 8
jam, 6 jam, atau 4 jam. Sisanya, tidak boleh makan, minum air putih
diperbolehkan (adya ria ,2011).
4. Faktor-faktor mempengaruhi diit sehat ?
Secara umum, faktor-faktor yang beresiko mengembangkan perilaku
diet remaja adalah (Kast dan Rosenzweig, dalam Hartantri, 1998):
1. Faktor internal, yang meliputi:
a. Kemasakan fisik dan usia Fase remaja awal merupakan saat
terjadinya perubahan segi fisik. Umumnya perubahan ini akan
dialami pada usia 11-14 tahun bagi remaja putri dan 11-15 tahun
bagi remaja putra. Peningkatan lemak tubuh selama masa pubertas
ini berkaitan dengan keinginan kuat bertubuh lebih kurus (Attie
dkk, 1989). Penelitian Crisp (dalam Hartantri, 1998) menunjukkan
perubahan pubertas seperti pada waktu perkembangan payudara
ternyata berhubungan dengan usaha untuk mengontrol asupan
makanan, khususnya pada remaja putri yang memiliki latar
belakang kelas sosial tinggi. Hasil riset lainnya menujukkan
kemasakan fisik yang lebih awal memiliki resiko problem makan
yang lebih besar, karena mereka tampaknya lebih berat dibanding
remaja lain yang kemasakan fisiknya lebih terlambat (Blyth dkk,
1985). Hal tersebut menunjukkan bahwa kemasakan fisik
berhubungan dengan meningkatnya perilaku diet remaja dan
perilaku beresiko terhadap kesehatan lainnya (Killen dkk, dalam
Graber dkk, 1994).
b. Berat badan Sebagian remaja, khususnya remaja putri, cemas
dan khawatir akan peningkatan berat tubuhnya. Berat tubuh yang
bisa diukur secara obyektif maupun subyektif, merupakan indikator
yang mudah bagi remaja untuk melakukan usaha penurunan berat
badan.
c. Health belief Usaha penurunan berat tubuh selain dipengaruhi
oleh perhatian terhadap penampilan fisik atau citra raganya, juga
dipengaruhi oleh perhatian individu terhadap kesehatan dirinya.
Perhatian ini berasal dari keyakinan individu akan nilai kesehatan
{health belief). Apabila berat badan meningkat, individu yang
memiliki health belief tinggi cenderung akan mempertimbangkan
lebih dahulu apakah perlu untuk menurunkan berat badannya. Jika
usaha penurunan berat badan dianggap perlu maka yang akan
dipilih adalah metode yang sehat. Sebaliknya bagi individu dengan
health belief rendah cenderung melakukan tindakan apa saja untuk
menurunkan berat badannya, apakah itu termasuk metode yang
sehat atau bukan.
d. Kepribadian Karakteristik kepribadian yang seringtampak dari
penderita gangguan makan antara lain perfeksionis, memiliki
simptom depresif (Garner dkk, dalam Graber dkk, 1994), merasa
tidak efektif dan kurangnya pengaturan diri (Attie dkk , 1989).
Bukti yang ada mengungkapkan adanya peningkatan.