AGREGAT DEWASA
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan di bawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, sekelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Adapun menurut Sumijatun (2006) komunitas merupakan sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok
khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga. Misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu
menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada
masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan
sebagainya (Sumijatun, 2006).
Data-data yang kami peroleh dari beberapa kelompok ialah sebagai berikut: hasil
observasi dan wawancara dengan masyarakat di Desa Kadilangu mayoritas bermata
pencaharian sebagai ibu rumah tangga dengan status pendidikan terakhir SD. Hasil
pengkajian dari 400 KK di desa Kadilangu terdapat jumlah PUS sebanyak dari diagram
menunjukkan bahwa sebanyak 193 (73%) KK memiliki anggota kelaurga dengan
pasangan usia subur, sedangkan sebanyak 73 (27%) KK tidak memiliki anggota keluarga
dengan pasangan usia subur. Dari hasil pengkajian yang dilakukan selama 7 hari
didaptkan data bahwa di desa Kadilangu banyak pasangan usia subur yang tidak
menggunakan KB. Menurut data serta hasil wawancara dengan ibu bidan desa Kadilangu
didapatkan hasil sebanyak 3 (1%), ibu hamil sedangkan yang tidak hamil terdapat 396
(89%).
Dari pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa terdapat 33 balita (18%),
dari 400 keala keluarga masyarakat Desa Kadilangu. Balita yang saat ini menderita sakit
sebanyak 5 (7%), dengan jenis penyakit yang diderita antara lain ISPA yaitu 4 (80%)
balita, dan 1 (20%) balita menderita diare, dan tidak terdapat balita yang beresiko tinggi
terhadap penyakit. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap 10 (20%) dari 35
siswa di SD 1 Kadilangu tidak cuci tangan setelah bermain dan sebelum makan.
Pengkajian dilakukan terhadap masyarakat di Desa Kadilangu dengan mengambil total
400 KK. Penyampaian pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan dan pemahaman dari
isi pertanyaan yang kami berikan serta jawaban berupa tulisan, untuk masyarakat berupa
pertanyaan dengan jawaban verbal berupa apa yang disampaiakn masyarakat. Di Desa
Kadilangu pada usia dewasa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dimulai usia 18-40
tahun sebanyak 356 (28%) orang usia 41-60 tahun sebanyak 183 orang (14%), ini masuk
dalam kriteria intervensi mahasiswa Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surakarta,
yang mana dalam jumlah itu banyak nya kasus kesehatan yang terjadi pada usia dewasa.
Dari pengkajian awal tahap satu yang dilakukan pada masyarakat usia dewasa di desa
Kadilangu yang diambil secara acak didapatkan jumlah penderita dengan peyakit 2 besar
yaiut tertinggi penyakit dewasa adalah Hipertensi dan ISPA, sedangkan pada lansia
adalah Diabetes Melitus dan Asam Urat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setalah dilaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat, diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat
pada tingkat komunitas dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat, diharapkan
mahasiwa mampu:
a) Melakukan pengkajian keperawatn komunitas
b) Mengidentifikasi masalah kesehatan komunitas berdasarkan data yang diperoleh.
c) Menyusun perencanaan keperawatan komunitas, meliputi memprioritaskan
masalah, perumusan tujuan dan intrvensi.
d) Melaksanakan perencanaan dengan kesepakatan masyarakat.
e) Mengimplementasikan rencana yang telah dibuat sesuai dengan agregat.
f) Melakukan evaluasi terhadap pemcapain tujuan sesuai waktu yang telah di
tetapkan.
C. MANFAAT
1. Masyarakat Desa Kadilangu
Memberikan informasi mengenai demografi, jumlah populasi prnduduk,
kesehatan lingkungan perumahanm pendidikan, keselamatan dan permasalahan
kesehayan yang ada serta pelayanan sosial yang ada atau kegiatan sosial
kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan informasi mengenai status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat Desa Kadilangu ,
Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
3. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan
asuhan keperawatan baik individu, keluarga, kelompok dan komunitas di Desa
Kadilangu, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
4. STRATEGI
Beberapa strategi yang dilakukan dalam penerapan asuhan keperawatan
komunitas, dapat duraikan sebagai berikut :
1. Penjajakan umum ( MMD 1)
a) Pendekatan dan penjelasan program Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat
kepda pihak berwenang dan yang terkait diantaranya tokoh masyarakat
meliputi seluruh perangat desa dan puskesmas. Kegiatan ini dilaksanakan
dalam musyawarah masyarakat desa 1 (MMD 1).
b) Orientasi wilayah
Mahasiswa melakukan survey batas-batas wilayah Desa Kadilangu,
Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
c) Pengambilan data dan sampel
Pertemuan dengan masyarakat dengan tujuan menganalisa hasil pendataan
untuk menentukan permasalahan kesehatan yang ada serta mencari solusi
atas temuan yang ada. Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan tokoh
masyarakat dan pihak puskesmas untuk menyamakan persepsi terhadap
permasalahan yang ada. Menetapkan prioritas pemecahan masalah yang
ditemukan. Pada MMD ini diharapkan ada kesepakatan tentang rencana
tindakan yang akan dilakukan. Pengumpulan data dilakukan melalui:
1) Wawancara dan observasi lingkungan pemukiman penduduk secara
keseluruhan dnegan cara mendatangi setiap rumah warag di semua
RW.
2) Wawancara dengan para tokoh masyarakat dan pencarian data
sekunder di Puskesmas Baki di Desa Kadilangu.
2. Melaksanakan kegitan (MMD 2)
Kegiatan musyawarah mufakat desa yang ke-2 ini memaparkan hasil dari
proses pengkajian dan pengolahan data yang sudah didapatkan, serta rencana
yang akan di implementasikan untuk menyelesaikan maslaah tersebut.
Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi terhadap masalah yang sudah
dipaparkan.
3. Evaluasi (MMD 3)
Pertemuan dengan masyarakat untuk mengevaluasi pencapaian tindakan dan
pemecahan masalah sesuai tujuan dan waktu yang telah ditentukan. Penting
dalam tahap ini adalah follow up terhadap maslaah atau perencanaan yang
belum terlaksanakan atau terselesaikan untuk selanjutnya dikoordinasikan
dengan instalasi kesehatan terkait.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Praktik Keperawatan komunitas ini berada di wilayah Desa
Kadilangu, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
E. WAKTU
Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat dilaksanakan di Desa Kadilangu, Kecamatan
Baki, Kabupaten Sukoharjo dengan periode waktu dari tanggal 04 November 2019
sampai 01 Februari 2020.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Menurut Azwar (2000) dalam Fallen dan Dwi (2010) keperawatan kesehatan
koniunitas terdiri dari tiga kata .yaitu keperawatan, kesehatan, dan komunitas, ditnana
setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Keperawatan dalah ilmu yang mempelajari
penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat
mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal
setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu,
keluarga, ataupu masyarakat dan ekosistem. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari
masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta
perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub
sampai dengan tingkat sistem tubuh. Komunitas adalah sekelompok manusia yang
saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada
diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenluhi keperluan dan jasa yang
penting untuk penunjang kehidupan sehari-hati.
Menurut riyadi (2007) komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam
suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai
minat dan interest yang sama.
Sedangkan menurut Sumijatun dkk, (2006) komunitas (community) adalah
sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian
(interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,
dengan norma dan nilai yang telah melembaga Misalnya di dalam kesehatan di kenal
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok
lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mainpu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2012). Proses
keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistentatis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010). Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditganan
pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunikasi secant aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut
American Nurses Assicoation (ANA, 2004) dal4m Mahfudli (2009) didasarkan pada
asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatin bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan prin*, sekunder dan tersier merupakan komponen pelayanan
kesehatan
3. Keperawatan merupakan ;sub system pelayanan kesehatan, dimana basil
pendidikan dan penelitian inelandasi praktek
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan kesehatan utama
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama
yang ditujukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan acuhan atau landasan
teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas, salah
satunya adalah konsep keperawatan dikarakteristikan oleh 4 (empat) konsep pokok,
yang meliputi konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan keperawatan.
MANUSIA
KESEHATAN KEPERAWATAN
MASYARAKAT
4. Tingkat komunitas
Sesuai dengan teor Neuman dalam fallen dan Dwi (2010), kelompok atau
komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor utama yaitu
komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan, yang terdiri dari lima tahapan.
1. Pengkajian
a. Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur;
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai¬nilai, keyakinan serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neumen)
1) Perumahan: rumah yang diuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi, dan
kepadatan
2) Pendidikan: apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuklmeningkatkan pengetahuan
3) Keamanan dan keselamatan dilingkungan tempat tinggal: apakah dapat
meOnbulkan stress
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: apakah cukup
inenunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan
diberbagai bidang tennasuk kesehatan
5) Pelayanan kesehitan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi
6) Sistim komunikas : sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan
di komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
gangguan nutrisi misalnya televisi, radio
, koran atau lieflet yang diberikan kepada komunitas.
a. Pencegahan primer.
Pencegahan sebeluni sakit dan difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada
kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap penykit.
b. Pencegahan selumder
Kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan
masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.
c. Pencegahan tersier
Kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya
secara optimal dr kemampuan keluarga.
5. Tahap evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibanding
dengan tujuan semula • dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana
berikutnya. Penilaian dapat dilakukan secara penilaian formatif (Selama
pelaksanaan kegiatan)dan penilaian sumatif (setelah pelaksanaan kegiatan)
Sedangkan fokus dan evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah:
a. Relevaansi atau hubtmgan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses
a. Agregat dewasa
1. Pengertian dewasa
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata
adultus yang mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai
pada umur 18 tahun – 40 tahun, saat perubahan fisik dan
psikologis yang perubahan menyertai berkurangnya kemampuan
reproduktif. Santrock (2002) mengatakan bahwa masa dewasa
awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan
lawan jenis, terkadang menyisakan waktu untuk hal lainnya.
2) Etlologi
ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi
pada setiap bagian saluran pernafasan baik atas maupun bawah yang
disebabkan oleh jasad remik atau bakteri, virus maupun riketsin tanpa atau
disetai radang dari parenkim. ( Whaley dan Wong, 2004).
2) Etiologi
Terjadinya ISPA disebabkan oleh :
a) Kuman
Kuman penyebab ISPA kadang-kadang dapat dijumpai pada orang
sehat.Kuman seperti ini bisa menimbulkan penyakit jika daya tahan
tubuh orang tersebut lemah.Penularan ISPA terjadi melalui
pernafasan. Kuman masuk kedalam tubuh penderita jika kuman
tersebut terhisap ke jalan nafas kuman ditularkan dari penderita ke
orang lain melalui udara pernafasan atau percikan ludah.
b) Daya tahan tubuh menurun
Daya tahan tubuh lemah adalah kemampuan tubuh untuk mencegah
masuk dan berkembang biaknya kuman-kuman didalam tubuh, daya
tahan tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain Keadaan
gizi : Kurang gizi dan Keadaan kekebalan : Imunisasi tidak lengkap
c) Keadaan lingkungan yang buruk
Lingkungan perumahan sangat berpengaruh pada terjadinya dan
tersebarnya ISPA, Rumah yang kurang mempunyai jendela
menyebabkan pertukaran udara tidak dapat berlangsung dengan baik
misalnya : asap rokok, asap kompor, dapat terkumpul didalam
rumah, Rumah yang lembab dan basah karena banyak air yang
terserap didinding tembok dan matahari pagi sukar masuk kedalam
rumah, dan Rumah yang padat dan perkampungan yang padat
menyebabkan berkembang biaknya berbagai kuman
3) Tanda dan Gejala
a) ISPA Ringan
Seseorang dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan tanda
dan gejalanya adalah Batuk, pilek, demam, Seorang anak dinyatakan
menderita ISPA ringan jika ditemukan gejala sebagai berikut:
Batuk
Serak, yaitu bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara
(misalnya pada waktu berbicara atau menangis).
Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.
Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37oC atau jika
dahi anak diraba dengan punggung tangan terasa panas.
tidak ada nafas cepat, 40x / menit tidak ada tarikan dinding
dada kedalam
b) ISPA Sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai
gejala ISPA ringan dengan disertai gejala sebagai berikut :
Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang
dari satu tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak satu
tahun atau lebih.
A. PENGKAJIAN
1. DATA PRIMER
a. Geografi
1) Keadaan Tanah
Keadaan tanah Desa Kadilangu termasuk dalam kategori subur karena,
sebagian besar tanah digunakan sebagai tempat tinggal dan persawahan.
2) Luas Daerah
Luas Desa Kadilangu 1.342.512 Ha/m2 . Luas tanah tersebut digunakan untuk
jalan, sawah/ ladang, bangunan umum, pemukiman, dan lain lain.
3) Perbatasan Daerah
Desa Kadilangu berbatasan dengan daerah lain di sekitarnya. Berikut ini
wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Desa Kadilangu :
Utara : Berbatasan dengan Desa Manang
Selatan : Berbatasan dengan Desa Kudu
Timur : Berbatasan dengan Desa Gedangan
Barat : Berbatasan dengan Desa Baki Pandeyan
4) Jaringan Transportasi
Secara umum jalan Desa Kadilangu sebagaian besar sudah beraspal. Sarana
Transportasi pribadi di Desa Kadilangu antara lain sepeda, sepeda motor dan
mobil.
b. Demografi
1) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Desa Kadilangu adalah 3015 jiwa penduduk dengan
jumlah penduduk laki-laki 1510 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 1505
jiwa. Agama/Kepercayaan jumlah penduduk menurut agama di Desa
Kadilangu pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Tabel Persebaran Agama
2) Pekerjaan Masyarakat
Jumlah penduduk usia produktif di Desa Kadilangu sebanyak 758 jiwa.
Berdasarkan mata pencaharian sebagian masyarakat desa Kadilangu memiliki
pekerjaan sebagai PNS 85 jiwa, TNI-Polri 6 jiwa, Swasta/BUMN 431 jiwa,
Pedagang 38 jiwa, Petani 52 jiwa, Buruh Tani 79 jiwa, peternak 16 jiwa, Jasa
6 jiwa dan Pensiunan 45 jiwa.
c. Struktur Pemerintahan
1) Perangkat Desa Kelurahan Kadilangu
Ketua RW 01 : Sriyono
Ketua RT 01 RW 01 : Suyana
Ketua RT 02 RW 01 : Mursidi
Ketua RW 02 : Sutarno
Ketua RT 01 RW 02 : Mardi
Ketua RT 02 RW 02 : Kasiman Suyatno
Ketua RW 03 : H. Siswanto
Ketua RT 01 RW 03 : Sumarno
Ketua RT 02 RW 03 : Budiyono
Ketua RT 03 RW 03 : Sarjono
Ketua RT 04 RW 03 : Heni Purwanta
Ketua RW 04 : Walimin
Ketua RT 01 RW 04 : Surono
Ketua RT 02 RW 04 : Dahono
Ketua RT 03 RW 04 : Haryono
2) Jumlah RT dan RW
Banyaknya RT dan RW adalah sebagai berikut
Tabel 3.1 Persebaran RT dan RW
Jumlah RT Jumlah RW
11 4
LURAH DESA
Suharto
KAUR
KAUR KEUANGAN
PEMBANGUN SEKRETARIS DESA
AN Nanik Widyawati
Leonardo Harjanto
Arvi Eko
KADUS II
KADUS I
Budi Christiawan
Sutarto
d. Organisasi Masyarakat
Tabel Organisasi
f. Sarana / Fasilitas
1) Fasilitas Kesehatan
Bidan : 1 orang
Perawat : 3 orang
Dokter Praktik : 2 orang
2) Tempat Ibadah
Jumlah Majid : 5 unit
Jumlah Mushola : 2 unit
Jumlah Gereja Kristen : - unit
Jumlah Gerja Katholik : - unit
Jumlah Vihara Budha : - unit
Jumlah Pura Hindu : - unit
3) Sekolah
Di Desa Kadilangui memiliki 1 SD milik Pemerintah,
4) Kantor atau Gedung
Desa Kadilangu memiliki 1 kantor Kelurahan baik dari bangunan kantor
fungsional, gedung atau aula pertemuan yang dapat disewakan, balai desa, dan
gedung olahraga indoor.
5) Pasar
Desa kadilangu memiliki 1 pasar tradisional.
6) Tempat Pertemuan
Tempat pertemuan disesuaikan dengan jenis kegiatan yang akan diadakan
dimasing-masing RT maupun RW, seperti kegiatan PKK RT, DASIAT atau
Karang taruna, dan perkumpulan bapak-bapak ditempatkan secara bergilir di
rumah masyarakat.
2. DATA SEKUNDER
Data sekunder pengkajian diperoleh melalui kuesioner dan wawancara langsung ke
penduduk yang menjadi sampel. Metode pengambilan sampel adalah proses dalam
menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi, teknik pengambilan
sampel dilakukan secara acak (propotional random sampling) kepada masyarakat
melalui wawancara (Sugiyono, 2013).
Pengkajian subsistem masyarakat 5 komponen :
a) Physical Environment
Lingkungan disekitar rumah masyarakat Desa Kadilangu sebagian besar sudah
cukup bersih, namun ada beberapa area yang masih terlihat kotor seperti
saluran sanitasi atau selokan yang masih terdapat genangan air limbah RT
(terseumbat), dan beberapa sampah yang masih berserakan disekitar
masyarakat karena ada penimbunan baru kemudian di bakar disuatu tempat.
b) Educational
Latar Belakang masyarakat Desa Kadilangu sebagian besar adalah tamat
Sd/sederajat sebanyak 988 orang (46%), Kemudian tingkat SMA/sederajat
sebanyak 466 orang (21%), dilanjut tingkat SMP/sederajat sebanyak 456
orang (21%), Perguruan tinggi sebanyak 137 orang (6%) dan warga yang
tidak bersekolah sebanyak 125 orang (6%).
c) Safety & Transportation
Secara umum jalan di Desa Kadilangu sebagian besar dalam kondisi baik dan
sudah beraspal sejumlah 46,00 km/unit yang dapat dilalui oleh kendaraan
besar baik truk atau mobil, serta sepeda motor, dan pejalan kaki. Untuk
transportasi umum di Desa Kadilangu sendiri tidak ada.Mayarakat Desa
Kadilangu memiliki transportasi pribadi yang digunakan untuk bepergian baik
ke pusat pelayanan kesehatan maupun sehari-hari.
d) Health & Social Service
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa masyarakat Desa Kadilangu
memilik permasalahan kesehatan yang berbeda-beda dimasing-masing
kelompok umur dimana sebagian besar masyarakt belum mengatahui dan
dapat melakukan perawatan secara mandiri. Hal ini ditunjukan bahwa sampel
5 dari 6 orang masyarakat yang memiliki hipertensi belum mengerti cara
pencegahan maupun perawatan secara mandiri bagi diri dan keluarganya.
Berdasarkan 5 dari 6 masyarakat yang diwawancara mengatakan mengetahui
penyakitnya namun belum mampu untuk melakukan pencegahan dan
perawatan secara mandiri kepada diri dan keluarganya, 5 dari 6 masyarakat
juga mengatakan belum mengetahui bahwa membakar sampah dan limbah
cair rumah tangga perlu ditangani, seperti tidak boleh membakar sampah, dan
rutin membersihkan aliran selokan.Informasi tambahan 5 dari 6 orang yang
menderita ISPA atau masalah saluran pernapasan mengatakan belum tahu
terapi yang dapat mengatasinya dimana dapat dilakukan secara mandiri
dirumah karena sederhana dan aman.
e) Economics
Berdasarkan hasil pengkajian di Desa Kadilangu sebagian besar masyarakat
Desa Kadilangu memiliki pekerjaan sebagai PNS 85 orang (11%) , TNI-Polri
6 orang (1%), Swasta/BUMN 431 orang (57%), Pedagang 38 orang (5%),
Petani 52 orang(7%), Buruh Tani 79 (10%), peternak 16 (2%), Jasa 6 orang
(1%).
3. HASIL PENGKAJIAN
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
38% 55 Th ke Atas
59%
PENDUDUK BERDASARKAN
PENDIDIKAN
6%6% SD
SMP
SMA
21% PT
45% Tidak Bersekolah
21%
DIAGRAM 3Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Warga terbesar berpendidikan terakhir SD yaitu sejumlah 988 orang, kemudian
466 orang SMA, 456 orang SMP, Perguruan tinggi 137 orang dan warga yang
tidak bersekolah sebanyak 125 orang.
d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata Pencaharian
PNS
2% 1% 6% 11% TNI/POLRI
Swasta/BUMN
10% 1% Pedagang
Petani
7% Buruh Tani
Peternak
5% 57% Jasa
Pensiunan
Hipertensi
ISPA 39%
TBC 17%
1%
ODGJ
2%
DM Penyakit Paru
11% 6%
Stroke Kanker
12% 5%
Sumur
Gali
77%
h. Sanitasi
Sanitasi
MCK Umum
1%
Jamba
n
99%
DIAGRAM 7 Sanitasi
Dikadilngu pemilik jamban sehat keluarga adalah sejumlah 526, dan jumlah
yang mengunakan MCK umum adalah sejumlah 3 unit.
i. Cara Pengobatan Penyakit
PENGOBATAN
Diobati sendiri Dibiarkan
2% 1%
Perawat/bidan
15% Puskesmas
42%
Dokter spesialis
3%
Dokter umum RS
16% 20%
Tau, belum
mampu
24%
Tau, belum
mampu
44%
Belum tau,
belum mampu
56%
Ditimbu
n Dibakar
40% 57%
DS DO Masalah Etiologi
Hasil wawancara dengan Ketua Kader mengatakan : - Data sekunder yang Risiko Kurangnya
- Sebagian besar warga (>50%) kelompok umur dewasa dan didapatkan penderita peningkatan sikap dan
lansia yang memiliki permasalahan Hipertensi dan DM Hipertensi di Desa penyakit tidak kognitif
- Sebagian besar masyarakat belum mengetahui pentingnya Kadilangu dengan menular masyarakat
pencegahan dari penyakit tidak menular seperti hipertensi prosentase 39% (hipertensi, dalam
- Kegiatan seperti senam hipertensi belum berjalan secara - Sudah terjadi 3 anggota rheumatoid mengontrol
optimal (baru 1x diadakan ± 1 tahun yang lalu) keluarga yang mengalami arthritis, kesehatan
- Masyarakat masih kurang aktif dalam terlibat kegiatan seperti komplikasi hipertensi yang dispepsia, diri
posyandu lansia, UPPKS, mapun kegiatan warga lainnya berakibat menjadi stroke gastritis dan
Hasil wawancara dengan ketua RT mengatakan : - Sebanyak 72% penderita diabetes mellitus)
- Rata-rata mata pencaharian warga adalah buruh hipertepnsi belum
- Pendidikan terakhir SD/ sederajat mengetahui dan belum
- Perekonomian yang kurang mendukung untuk melakukan mampu melakukan
pengobatan rutin pencegahan daan perawatan
hipertensi
Hasil wawancara dengan penderita hipertensi dewasa
mengatakan :
- Sudah mengetahui cara pencegahan hipertensi tetapi belum
mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
- Perlu dilakukan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi
dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum tau dan
belum mampu melakukan pencegahan hipertensi
Hasil wawancara dengan ketua RT dan kader mengatakan : - Sampah terlihat masih Risiko Kurangnya
menumpuk dan beberapa peningkatan kesadaran
- Sebagian masyarakat masih banyak yang belum sadar akan berserakan penyakit saluran masyarakat
pentingnya kebersihan untuk kesehatan - Area selokan tidak mengalir pernapasan dalam
- Masyarakat masih kurang aktif ikut serta dalam kegiatan- - Beberapa warga terlihat (pneumonia, menjaga
kegiatan kesehatan masih membakar sampah ISPA, TBC, kesehatan
- Rutinan agenda kebersihan lingkungan belum rumah tangga bronchitis) diri dan
dilaksanakan secara maksimal (berhenti) - Sebanyak 56% penderita lingkungan
hipertensi belum mengetahui
dan belum mampu
melakukan pencegahan dan
perawatan ISPA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tingginya penyakit hipertensi dengan prosentase 37% b.d Kurangnya sikap dan kognitif masyarakat dalam mengontrol
kesehtan diri.
2. Gangguan saluran pernapasan ISPA 17%, Asma 7%, Penyakit paru 6%, TBC 1%, yang terbilang cukup tinggi b.d
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan.
D. SKORING
TBC 1%
Keterangan pembobotan
Yang terbilang cukup tinggi
1. Sangat Rendah
b.d Kurangnya kesadaran
2. Rendah
masyarakat dalam menjaga
3. Cukup
kesehatan diri dan lingkungan.
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
E. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tingginya penyakit hipertensi dengan prosentase 37% b.d Kurangnya sikap dan
kognitif masyarakat dalam mengontrol kesehtan diri.
2. Gangguan saluran pernapasanISPA 17%, Asma 7%, Penyakit paru 6%, TBC 1%,
yang terbilang cukup tinggib.d Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
kesehatan diri dan lingkungan.
F. RENCANA KEGIATAN
A. RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KERJA (PLANNING OF ACTION)
DI DESA KADILANGU
BETE (09.00-11.00)
Masyarakat 1. Posyandu 2. Senin 18 November 1. Posyandu
(Berani Tensi)
Tingginya mengetahui Ekasari 2019 Ekasari
Pemeriksaan tensi 1. Eko
penyakit tentang 2. Posyandu (09.00-11.00) 2. Posyandu
pada masyarakat 2. Baiq Nurul F
hipertensi status Trisari 3. Selasa, 19 November Trisari
untuk mengetahui 3. Bapak Dahono
dengan kesehatan 3. Masyarakat 2019 3. Rumah Bpk
status kesehatan
saat ini RT 1/3 (18.00-20.00) Iswanto
prosentase
1. masyarakat memiliki
4. Posbindu 4. Rabu, 20 November 4. Balai Desa
37% pada
hipertensi atau tidak 2019
masyarakat di
(09.00-11.00)
Desa
Kadilangu
Masyarakat EKSISTENSI
Masyarakat Senin Rumah B.
paham (Edukasi Kesehatan 1. Bintang
RT I/II 18 November 2019 Alies (PKK-
tentang Tentang Hipertensi) 2. Bapak Dahono
(16.30-17.15) RT)
penyakit Penyuluhan kesehatan
yang mendukung
hipertensi pencegahan penyakit
hipertensi
Menggerak
kan dan SAPER
memotivasi (Senam Hipertensi)
Masyarakat Rabu,
masyarakat Melakukan senam
Posbindu 20 November 2019 1. Dewinta
untuk hipertensi bersama Balai Desa
(08.30-09.30) 2. Bapak Dahono
melakukan masyarakat
senam
hipertensi
Masyarakat PEMENDAGDRI
mengerti (Pemberdayaan Warga
tentang dengan seledri)
Senin 1. Novita
pembuatan Pelatihan kepada Masyarakat Rumah B.
18 November 2019 2. Bapak Mursidi
jus seledri masyarakat tentang RT I/II Alies (PKK-
(17.15-18.00)
penurun terapi modalitas RT)
NOVEMBER 2019
Minggu ke- 1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
Kegiatan
1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
4 5 6 7 8 9 11 13 15 16 18 20 22 24 26 28 30
0 2 4 7 9 1 3 5 7 9
Bete
Eksistensi
Saper
Pemendagri
Tumpul
Gebrakmugi
Gentong loker basah
Pendispa
Ricis
Sikentang
Gerbahahi/gertakmas!
Miksusu
Estisah
Keterangan
Jjjjjjjj : Standby di basecamp dan kegiatan agregat lain
: Kegiatan
: Minggu
BAB IV
PEMBAHASAN
Kesehatan dipandang sesuatu yang sangat penting dari berbagai usia, tidak terkecuali
usia dewasa. Orang dewasa memiliki banyak rutinitas yang dilakukan dari bekerja, mengurus
rumah, pergi bersama teman, sampai mengurus anak. Dalam penyakit yang sering terjadi
pada orang dewasa biasanya sangat rentan dengan penyakit pegal, kurang darah, sakit kepala
dan juga demam. Di Desa Kadilangu berdasarkan hasil survey yang dilakukan tanggal 6
November 2019 sampai tanggal 9 November 2019 diperoleh data penyakit terbanyak dan
perlu dilakukan usaha pencegahan seperti ISPA dan Hipertensi.
1. Pengetahuan Kelompok Dewasa Tentang ISPA
GARBA HAHI
(Gerakan Lomba
Hand Hygiene)
Menyelenggarakan
perlombaan tiap
kelompok baik dari Seluruh 27November 2019
Lingkungan
masing-masing RT Masyarakat (dihadiri 26 peserta
Masyarakat
untuk menampilkan Desa dan 15 penonton)
Kadilangu
kekompakannya Kadilangu
dalam gerakan cuci
tangan serta ada
pengadaan hadiah atau
doorprise untuk
mencari pemenangnya
7. Rabu 20 November
2019
(09.00-11.00)
8. Masyarakat
(dihadiri 10 peserta)
RT ½
8. Sabtu 16 November
2019
(13.00-15.00)
(dihadiri 30 peserta)
9. Masyarakat
9. Selasa 19
RT 1/3
November 2019
(18.00-20.00)
(dihadiri 42 peserta)
EKSISTENSI
(Edukasi Kesehatan Senin
Tentang Hipertensi) Masyarakat 18 November 2019 Rumah B.
Penyuluhan kesehatan RT I/II (16.30-17.15) Alies (PKK-
yang mendukung (dihadiri 17 peserta) RT)
pencegahan penyakit
hipertensi
SAPER
Rabu,
(Senam Hipertensi)
Masyarakat 20 November 2019
Melakukan senam
Posbindu (08.30-09.30) Balai Desa
hipertensi bersama
(dihadiri 10 peserta)
masyarakat
PEMENDAGDRI
(Pemberdayaan Warga
Senin
dengan seledri)
18 November 2019 Rumah B.
Pelatihan kepada Masyarakat
(17.15-18.00) Alies (PKK-
masyarakat tentang RT I/II
(dihadiri 17 peserta) RT)
terapi modalitas
hipertensi (jus seledri)
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Telah dilaksanakan kegiatan komunotas dalam bidang keperawatan yang menyasar
kelompok usia dewasa di desa Kadilanggu kecamatan Baki, Sukoharjo Jawa tengah pada
tanggal 04 November sampai dengan 30 November 2019. Berdasarkan pengkajian yang
telah dilaksanakan di desa Kadilanggu kecamatan Baki, Sukoharjo Jawa tengah
diputuskan kelompok agregat dewaasa mengusung 2 diagnosa utama sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan yaitu masalah Hipertensi dan ISPA dengan diagnosa:
1. Tingginya penyakit hipertensi dengan prosentase 37% b.d Kurangnya sikap dan
kognitif masyarakat dalam mengontrol kesehtan diri.
2. Gangguan saluran pernapasanISPA 17% Asma 7% Penyakit paru 6% TBC 1% Yang
terbilang cukup tinggi b.d Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
kesehatan diri dan lingkungan.
Kegiatan yang dilaksanakan kelompok berdasarkan kedua diagnosa yang
ditetapkan adalah Bete, Eksistensi, Saper, Pemendagri, Tumpul, Gebrakmugi , Gentong
loker basah, Pendispa, Ricis, Sikentang, Gerbahahi/gertakmas!. Selain kegiatan –
kegiatan yang telah disebutkan terdapat pula beberapa kegiatan tambahan baik yang
disarankan oleh warga maupun inisiatif dari kelompok yaitu Miksusu , Estisah. Dari
kegiatan yang telah dilaksanakan pada tanggal 04 November sampai dengan 30 November
2019 seluruh kegiatan berjalan dengan lancar dengan partisipasi warga maupun kader
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, T.E., McFarlane,J. 2007. Buku ajar keperawatan komunitas teori dan praktik:
Edisi 3. Jakarta: EGC.
Dalimartha, S. 2008. Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penerbit Plus Jakarta.
DepKes RI. 2007. Direktorat Jendral PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta.
Hidayat. A. 2006. Pengantar ilmu keprawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Harnilawati. 2013. Konsep dan proses Keperawatann Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As
Salamm.
Prince, Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Kliniis Propes Penyakit. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.