Anda di halaman 1dari 88

LAPORAN AKHIR STASE KOMUNITAS

AGREGAT DEWASA

Disusun Oleh :

HERLAMBANG R.D(J230195020) EKO SAPUTRO (J230195040)


LUTHFAN HIDI .P (J230195021) BAIQ NURUL FARIDA (J230195050)
INTAN PRASETYO (J230195030) ANNNISA NURUL F (J230195019)
SARWEDI DWI .A (J230195034) WULAN AGUSTINA S (J230195008)
DEWINTA I (J230195036) WULANDARI RISTYO (J230195056)
NOVITA TYAS W (J230195046) YUASTI NINGSIH (J230195052)
BINTANG FAUZIA (J230195057) RANDA ABDI M (J230195038)
ARIESDA ISMI J (J230195063)

PROGRAM PROFESI NERS XXI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan di bawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, sekelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Adapun menurut Sumijatun (2006) komunitas merupakan sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok
khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga. Misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu
menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada
masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan
sebagainya (Sumijatun, 2006).

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral


pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual serta
komprehensif, ditunjukkan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007) sementara keperawatan komunitas
menurut WHO (1947) mencakup perawatan kesehatan keluarga (Nurse Health Family)
juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat
mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, seta memecahkan masalah kesehatan
tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta
bantuan kepada orang lain.

Menurut Harnilawati (2013) tujuan keperawatan komunitas adalah untuk


pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya seperti layanan
secara langsung (Direct Care ) terhadap individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks
komunitas. Adapun perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (Health
General Commnity ) dengan pertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat
yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok. Selanjutnya, secara spesifik
diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan a)
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami, b) menetapkan masalah kesehatan dan
memprioritaskan masalah tersebut c) merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d) menanggulangi masaah kesehatan yang mereka hadapi e) mengevaluasi sejauh mana
pemecahan masalah yang mereka hadapi. Adapun 4 fungsi keperawatan komunitas
menurut Mubarak, (2006) yakni a) memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis
dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan b) agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang
optial sesuai dengan kebutuhannya dibidang kesehatan. c) memberikan asuhan
keperawatan melalui pendekatan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta
melibatkan peran serta masyarakat. d) agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat
berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapat penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan.

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang


bersifat alamiah, sistematis, dinais, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyakarat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi
keperawatan (Anderson, 2007).

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dnegan individu, keluarga dan


kelompok diatanamkan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep
kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga
perawat profesional dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai
kompetensi yang harus dicapai maka mahasiswa Ners XXI Universitas Muhammadiyah
Surakarta melaksanakan Praktik Klinik Keperawtaan Komunitas di Desa Kadilangu
Wilayah Puskesmas Baki Kabupaten Sukoharjo dengan menggunakan 3 pendekatan yaitu
pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat. Pendekatan keluarga dilakukan dengan
cara setiap mahasiswa mempunyai satu keluarga binaan dengan resiko tinggi kasus
keluarga tersebut di Desa Kadilangu.
Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara pembentukan kelompok bayi
dan balita, kelompok usia sekolah, kelompok remaja, kelompok dewasa dan kelompok
lansia yang akan diperdayagunakan. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen
diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat, sedangkan
pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi
terkait, puskesmas dan seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga dalam
upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang di monitori oleh
puskesmas diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi diwilayahnya,
membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga atau masyarakat, mampu
memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada dimasyarakat. Selain itu selama proses belajar klinik dikomunitas,
mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia
untuk bekerjasama dengan komuitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan
pengorganisasian komunitas. Harapannya masyarakat akan mandiri dalam upaya
meningkatkan status kesehatannya.

Data-data yang kami peroleh dari beberapa kelompok ialah sebagai berikut: hasil
observasi dan wawancara dengan masyarakat di Desa Kadilangu mayoritas bermata
pencaharian sebagai ibu rumah tangga dengan status pendidikan terakhir SD. Hasil
pengkajian dari 400 KK di desa Kadilangu terdapat jumlah PUS sebanyak dari diagram
menunjukkan bahwa sebanyak 193 (73%) KK memiliki anggota kelaurga dengan
pasangan usia subur, sedangkan sebanyak 73 (27%) KK tidak memiliki anggota keluarga
dengan pasangan usia subur. Dari hasil pengkajian yang dilakukan selama 7 hari
didaptkan data bahwa di desa Kadilangu banyak pasangan usia subur yang tidak
menggunakan KB. Menurut data serta hasil wawancara dengan ibu bidan desa Kadilangu
didapatkan hasil sebanyak 3 (1%), ibu hamil sedangkan yang tidak hamil terdapat 396
(89%).

Dari pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa terdapat 33 balita (18%),
dari 400 keala keluarga masyarakat Desa Kadilangu. Balita yang saat ini menderita sakit
sebanyak 5 (7%), dengan jenis penyakit yang diderita antara lain ISPA yaitu 4 (80%)
balita, dan 1 (20%) balita menderita diare, dan tidak terdapat balita yang beresiko tinggi
terhadap penyakit. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap 10 (20%) dari 35
siswa di SD 1 Kadilangu tidak cuci tangan setelah bermain dan sebelum makan.
Pengkajian dilakukan terhadap masyarakat di Desa Kadilangu dengan mengambil total
400 KK. Penyampaian pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan dan pemahaman dari
isi pertanyaan yang kami berikan serta jawaban berupa tulisan, untuk masyarakat berupa
pertanyaan dengan jawaban verbal berupa apa yang disampaiakn masyarakat. Di Desa
Kadilangu pada usia dewasa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dimulai usia 18-40
tahun sebanyak 356 (28%) orang usia 41-60 tahun sebanyak 183 orang (14%), ini masuk
dalam kriteria intervensi mahasiswa Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surakarta,
yang mana dalam jumlah itu banyak nya kasus kesehatan yang terjadi pada usia dewasa.
Dari pengkajian awal tahap satu yang dilakukan pada masyarakat usia dewasa di desa
Kadilangu yang diambil secara acak didapatkan jumlah penderita dengan peyakit 2 besar
yaiut tertinggi penyakit dewasa adalah Hipertensi dan ISPA, sedangkan pada lansia
adalah Diabetes Melitus dan Asam Urat.

Dari data pengkajian yang dilakukan didapatkan jumlah penyakit Hipertensi


72orang (39%), Penyakit Paru 11orang (6%), Kanker 9orang (5%), Stroke 23orang
(12%), DM 21orang (11%), ODGJ 3orang (2%), TBC 2orang (1 %), ISPA 32orang
(17%), ASMA 13orang (8%). Oleh karena itu diperlukan tindakan dalam asuhan
keperawatan komunitas untuk memberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan khususnya masyarakat di Desa Kadilangu Kabupaten Sukoharjo.

B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setalah dilaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat, diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat
pada tingkat komunitas dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat, diharapkan
mahasiwa mampu:
a) Melakukan pengkajian keperawatn komunitas
b) Mengidentifikasi masalah kesehatan komunitas berdasarkan data yang diperoleh.
c) Menyusun perencanaan keperawatan komunitas, meliputi memprioritaskan
masalah, perumusan tujuan dan intrvensi.
d) Melaksanakan perencanaan dengan kesepakatan masyarakat.
e) Mengimplementasikan rencana yang telah dibuat sesuai dengan agregat.
f) Melakukan evaluasi terhadap pemcapain tujuan sesuai waktu yang telah di
tetapkan.

C. MANFAAT
1. Masyarakat Desa Kadilangu
Memberikan informasi mengenai demografi, jumlah populasi prnduduk,
kesehatan lingkungan perumahanm pendidikan, keselamatan dan permasalahan
kesehayan yang ada serta pelayanan sosial yang ada atau kegiatan sosial
kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan informasi mengenai status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat Desa Kadilangu ,
Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
3. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan
asuhan keperawatan baik individu, keluarga, kelompok dan komunitas di Desa
Kadilangu, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
4. STRATEGI
Beberapa strategi yang dilakukan dalam penerapan asuhan keperawatan
komunitas, dapat duraikan sebagai berikut :
1. Penjajakan umum ( MMD 1)
a) Pendekatan dan penjelasan program Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat
kepda pihak berwenang dan yang terkait diantaranya tokoh masyarakat
meliputi seluruh perangat desa dan puskesmas. Kegiatan ini dilaksanakan
dalam musyawarah masyarakat desa 1 (MMD 1).
b) Orientasi wilayah
Mahasiswa melakukan survey batas-batas wilayah Desa Kadilangu,
Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
c) Pengambilan data dan sampel
Pertemuan dengan masyarakat dengan tujuan menganalisa hasil pendataan
untuk menentukan permasalahan kesehatan yang ada serta mencari solusi
atas temuan yang ada. Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan tokoh
masyarakat dan pihak puskesmas untuk menyamakan persepsi terhadap
permasalahan yang ada. Menetapkan prioritas pemecahan masalah yang
ditemukan. Pada MMD ini diharapkan ada kesepakatan tentang rencana
tindakan yang akan dilakukan. Pengumpulan data dilakukan melalui:
1) Wawancara dan observasi lingkungan pemukiman penduduk secara
keseluruhan dnegan cara mendatangi setiap rumah warag di semua
RW.
2) Wawancara dengan para tokoh masyarakat dan pencarian data
sekunder di Puskesmas Baki di Desa Kadilangu.
2. Melaksanakan kegitan (MMD 2)
Kegiatan musyawarah mufakat desa yang ke-2 ini memaparkan hasil dari
proses pengkajian dan pengolahan data yang sudah didapatkan, serta rencana
yang akan di implementasikan untuk menyelesaikan maslaah tersebut.
Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi terhadap masalah yang sudah
dipaparkan.
3. Evaluasi (MMD 3)
Pertemuan dengan masyarakat untuk mengevaluasi pencapaian tindakan dan
pemecahan masalah sesuai tujuan dan waktu yang telah ditentukan. Penting
dalam tahap ini adalah follow up terhadap maslaah atau perencanaan yang
belum terlaksanakan atau terselesaikan untuk selanjutnya dikoordinasikan
dengan instalasi kesehatan terkait.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Praktik Keperawatan komunitas ini berada di wilayah Desa
Kadilangu, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
E. WAKTU
Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat dilaksanakan di Desa Kadilangu, Kecamatan
Baki, Kabupaten Sukoharjo dengan periode waktu dari tanggal 04 November 2019
sampai 01 Februari 2020.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PELAYANAN KESEHATAN UTAMA


Pelayanan Kesehatan Utama atau Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan
kesehatan pokok yang berdasarkan metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang
dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat
melalui partisipasi mereka sepenuhnya, dan dengan biaya yang terjangkau 'oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan tnereka dalam
semangat untuk hidup secara mandiri ( self reliance) dan menentukan nasib sendiri ( self
determination ) (Mubarak, 2012).
Tanggung jawab tenagia kesehatan dalam PHC lebih dititik beratkan kepada hal-
hal sebagai berikut:
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan keSehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerja sama dengan masyarikat, keluarga dan individu
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan dirt sendiri pada
masyarakat
4. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan
kepada masyarakat
5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat

Adapun tujuan umum dari pelayanan kesehatan utama adalah mencoba


menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan,
sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
Sedangkan tujuan Khususnya adalah ;

1. Pelayanan hams mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani


2. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
3. Pelayanan hams berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
4. Pelayanan harus secara maksimum menggunkan tenaga dan stunber-sumber Jaya
lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Fungsi Bari Pelayanan Kesehatan Utama/ Primary Health Care ( PHC )


meliputi; pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis dan pengobatan,
pelayanan tindak lanjut, pemberian sertifikat. Adapun prinsip dasar dari Pelayanan
Kesehatan Utama ada lima yaitu pemerataan upaya kesehatan, penekanan pada upaya
preventif, menggunakan teknologi tepat guna, melibatkan peran serta masyarakat,
melibatkan kerjasama lintas sektoral. Kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan Utama
meliputi; penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang pokok, cara
penanggulangan dan ,engobatan serta pencegahannya, imunisasi, kesehatan ibu dan
anak, KB,; perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular, pengadaan obat essensial,
sanitasi dan pengadaan air bersih serta perawatan lanjut usia.
Strategi Pelayanan K6sehatan Utama adalah memotivasi masyarakat agar
dapat merawat dan mengatur din sendiri serta memelihara kesehatan, peningkatan gizi
masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air yang memenuhi
syarat kesehatan, sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan preventif, kontrol terhadap
penyakit endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap penyakit endemik lokal,
tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan penggunaan obat tradisional
dalam masyarakat.
Hubungan antara Pelayanan Kesehatan Utama dan Komunitas adalah untuk
melaksanakan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan
menjadi tingkat rumah tangga (individu dan keluarga), tingkat masyarakat (pimpinan
atau tokoh), tingkat rujukan pertama serta menyelenggarakan kerja sama lintas
sektoral dan lintas program yang melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta
masyarakat diperlukan dalam hal kesehatan perorangan.Komunitas sebagai subjek
sekaligus objek dalam PKU (Pelayanan Kesehatan Utama) dihampkan mampu
mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagai akhir dari
tujuan PKU diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan melayani
status kesehatan komunitas dimana masyarakat tinggal.
B. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Menurut Azwar (2000) dalam Fallen dan Dwi (2010) keperawatan kesehatan
koniunitas terdiri dari tiga kata .yaitu keperawatan, kesehatan, dan komunitas, ditnana
setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Keperawatan dalah ilmu yang mempelajari
penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat
mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal
setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu,
keluarga, ataupu masyarakat dan ekosistem. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari
masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta
perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub
sampai dengan tingkat sistem tubuh. Komunitas adalah sekelompok manusia yang
saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada
diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenluhi keperluan dan jasa yang
penting untuk penunjang kehidupan sehari-hati.
Menurut riyadi (2007) komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam
suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai
minat dan interest yang sama.
Sedangkan menurut Sumijatun dkk, (2006) komunitas (community) adalah
sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian
(interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,
dengan norma dan nilai yang telah melembaga Misalnya di dalam kesehatan di kenal
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok
lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mainpu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2012). Proses
keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistentatis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010). Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditganan
pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan komunikasi secant aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut
American Nurses Assicoation (ANA, 2004) dal4m Mahfudli (2009) didasarkan pada
asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatin bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan prin*, sekunder dan tersier merupakan komponen pelayanan
kesehatan
3. Keperawatan merupakan ;sub system pelayanan kesehatan, dimana basil
pendidikan dan penelitian inelandasi praktek
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan kesehatan utama
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama
yang ditujukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan acuhan atau landasan
teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas, salah
satunya adalah konsep keperawatan dikarakteristikan oleh 4 (empat) konsep pokok,
yang meliputi konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan keperawatan.
MANUSIA

KESEHATAN KEPERAWATAN

MASYARAKAT

Gambar 1. Paradigma Keperawatan

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem terbuka


yang mempunyai sumber energi (infra struktur) dan mempunyai 5 variable yang
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnyadalam komunitas yaitu: biologis,
psikologis, sosiokultural, prekembangan dan spiritual.
Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari individu,
keluarga atau keloinpok dan komunitas yang merupakan target pelayanan komunitas.
Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interalcsi yang dinamis antara komunitas
dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga tingkat pencegahan
yaitu: pencegahan primer, sekunder, dan. tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dari arti sebenarnya terjadi sebelum sakit atau
diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya.Pencegahan primer ini
mencakup kegiatan mengidentifikasi faktor resiko yang terjadinya penyakit,
mengkaji kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan dalam
komunitas.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat yang ditentukannya masalah
kesehatan.Pencegahan sekunder menekankan pada diognosa dini intervensi yang
tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit.
3. Pencegahan tersier

Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah


terjadinya gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan
pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses penyakitnya, tetapi juga
mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuan.
Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan masyarakat.
Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972) dalam
Anderson (2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien
dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat
sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti
namanya menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi
pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya. Berikut adalah komponen
dari keperawatan komunitas, yaitu:
1. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga, apabila individu tersebut


mempunyai masalah kesehatan/ keperawatan karena ketidakmampuan merawat
dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi
anggota kelurga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri dari atas


keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan
yang lainnya saling tergantung dan saling berinteraksi. Bila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/ keperawatan, maka
akan berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga lain, dan keluarga-keluarga
yang ada disekitamya.
3. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan


jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan dan termasuk diantaranya adalah;
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan seperti: Ibu hamil, bayi ban' lahir, anak
balita, anak usia sekolah, usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan diantaranya adalah: penderita penyakit
menular seperti: TBC, AIDS, penyakit kelamin dan lainnya. Penderita yang
menderita penyakit tidak menular, seperti: diabetes militus, jantung koroner,
cacat fisik, gangguan mental dan lainnya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantarannya: WTS,
pengguna narkoba, pekerjaan tertentu, dan lainnya.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi diantarannya adalah: panti
Werdha, panti asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental, sosial dan
lainnya), penitipan anak balita.

4. Tingkat komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat


sebagai satu kesatuan dalam komunitas.Asuhan ini diberikan untuk kelompok
beresiko atau masyarakat wilayah binaan.Pada tingkat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
memandang komunitas sebagai klien.
C. PERAN PERAWAT KOMUNITAS ( PROVIDER OF NURSING CARE)
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesahatan masyarakat adalah
( Mubarak, 2012) :
1. Sebagai Pendidik dan konsultan(Halth Education and counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat baik di rumah, puskesmas dan di masyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti
yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konseling
adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan dan
psikologi atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang
baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan
dukungan emosional dan intelektual.
2. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi


pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menyangkut masalah-
maSalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, obbervasi dan
pengumpulan data
3. Koordinator Pelayanam Kesehatan (Coordinator of Services)

Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya, pelayanan kesehatan masyarakat


dan puskesnias dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team
kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan
kesehatan. Dengan demikian pelayanan kesehatan yang diberikan merupakan
suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu dengan yang
lainnya.
4. Sebagai Pembaharuan (Inovator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu


terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah
perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan
5. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (Organizator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam memberikan
motivasi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat, individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat misalnya: kegiatan posyandu, dana sehat, mulai dan
tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap penilaian, sehingga ikut
dalam berpartisipasi dalam kegiatan pengembanagan pengorganisasian masyarakat
dalam bidang kesehatan.
6. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik


dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan di contoh oleh
masyarakat.
7. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh


individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai
permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi sehari-
hari.Dan perawat kesehatan diharapkan dapat membantu memberikan jalan keluar
dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
8. Sebagai Pengelola kasus (Case Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai


kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

D. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Sesuai dengan teor Neuman dalam fallen dan Dwi (2010), kelompok atau
komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor utama yaitu
komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan, yang terdiri dari lima tahapan.
1. Pengkajian

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis


terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
diahadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang
menyangkut permasalahan pada fisiologi, psikologis, sosial ekonomi, maupun
spiritual dapat di tentukan. (Mubarak, 2012). Pada tahap pengkajian, perawat
melakukan pengumpulan data yang bertujuan mengidentifikasi data yang penting
mengenai klien.
Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah:

a. Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur;
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai¬nilai, keyakinan serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neumen)
1) Perumahan: rumah yang diuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi, dan
kepadatan
2) Pendidikan: apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan
untuklmeningkatkan pengetahuan
3) Keamanan dan keselamatan dilingkungan tempat tinggal: apakah dapat
meOnbulkan stress
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: apakah cukup
inenunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan
diberbagai bidang tennasuk kesehatan
5) Pelayanan kesehitan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi
6) Sistim komunikas : sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan
di komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
gangguan nutrisi misalnya televisi, radio
, koran atau lieflet yang diberikan kepada komunitas.

7) Ekonomi : tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah


sesuai dengan UMR ( Upah Menimum Regional ), dibawah UMR atau
diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status
ekonomi tersebut.
8) Rekreasi : Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah
biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas untuk mengurangi stres.
c. Status kesehatan komunitas

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dan biostatistik dan vital


statistik, antara lain angka murtalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta
cakupan imunisasi.
Sedangkan menurut menurut Anderson dan Mc. Forlace (1985) pengkajian
komunitas yaitu terdiri dari inti komunitas yang meliputi demografi, populasi,
nilai-nilai keyakinan, riwayat individu, termasuk riwayat kesehatan, faktot-faktor
lingkungan : adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi,
politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan aosial, komunitas dan reaksi.
Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan data
statistik, angket, wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparat
pemerintah.
Dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui pendekatan sosial dengan
iangkah-langkah sebagai berikut ;
a. Pengenalan Masyarakat
1) Pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakt Formal Leader seperti
(camat, kepala desa, dip, Informal Leader seperti tokoh masyarakat, tokoh
agama, Sesepuh.
2) Mengenal struktur pemerintahan desa.
3) Mengenal organisasi sosial di masyarakat (BPD, PKK, Karang Taruna).
4) Pemetaan wilayah binaan.
b. Pengenalan Masalah

Pengenalan masalah dilakukan dengan melalui pengumpulan data


(survey) atau yang lebih dikenal dengan Survei Mawas Diri dengan
menggunkan instrument pengumpulan data, Contoh :wawancara, observasi,
studi dokumentasi dan pemerikasaan fisik terhadap masyarakat, serta pihak
yang terkait, meliputi : Keadaan Geografis, demografi, data kultural, data
kesehatan, sarana dan prasarana.
2. Diagnosa Keperawatan Kotnunitas atau Kelompok dan Analisa Data Setelah
dilakukan pengkajian yang sesuai data-data yang dicari,
maka kemudian dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stresor yang
mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul pada masyarakat
tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disusun diagnosa keperawatan
komunitas dimana, terdiri dari : masalah kesehatan, karakteristik populasi,
karakteristik lingkungan.
3. Perencanaan ( Intervensi )

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan


keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Mubarak, 2012) Tahap ke dua dari proses keperawatan
merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu
sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah
pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan
untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis
keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan
kegiatan maka ada dua faktor yang mempenganihi dan dipertimbangkan dalam
menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber atau potensi
masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :
a) Tahap persiapan

Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara


untuk berhubtmgan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerja sama
dengan masyarakat.
b) Tahap pengorganisasian

Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk


menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok
kerj a masyarakat ( pokjakes ) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk
oleh masyarakat secara bergotong royong untuk menolong din mereka sendiri
dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan
kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakit berperan serta dalam
pembangunan kesehatan di wilayahnya.
c) Tahap pendidikan dan latihan
1) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
2) Melakukan pengkajian
3) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnosa keperawatan
4) Melatih kader
5) Kepatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
d) Tahap formasi dan kepemimpinan
e) Tahap koordinasi intersektoral
f) Tahap akhir

Perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai berikut:

1) Pendidikan kesehatan ten-tang gangguan nutrisi


2) Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang balk
3) Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
4) Berkerjasama dengan aparat pemda setempat untuk mengamankan lingkungan
atau komunitas bila stressor dan lingkungan
5) Rujukan ke rumah sakit bila diperlu
4. Tahap pelaksanaan
Perawat bertanggling jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang
silatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankart kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi
c. Sebagai advocad komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi
terpenuhinya kebutuhan komunitas

Pada kegitan praktek komunitas berfokus pada tingkat pencegahan yaitu:

a. Pencegahan primer.
Pencegahan sebeluni sakit dan difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada
kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap penykit.

b. Pencegahan selumder
Kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan
masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.
c. Pencegahan tersier
Kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada tingkat berfungsinya
secara optimal dr kemampuan keluarga.
5. Tahap evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan dibanding
dengan tujuan semula • dan dijadikan dasar untuk memodifikasi rencana
berikutnya. Penilaian dapat dilakukan secara penilaian formatif (Selama
pelaksanaan kegiatan)dan penilaian sumatif (setelah pelaksanaan kegiatan)
Sedangkan fokus dan evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah:
a. Relevaansi atau hubtmgan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses

Kesesuaian dengan perencanaan, peran staf atau pelaksana tindakan,


fasili dan jmnlah peserta
c. Evisiensi biaya

Bagaimanakah pencarian sumber dana clan penggunaanya serta


keun gan program
d. Efekti tas kerja

Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat puas


terhadap tindakah yang dilaksanakan
e. Dampak

Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan,


apa perubahan yang terjadi dalam enam bulan atau satu tahun.

Penilain dan pemantauan penting artinya untuk mengkaji ulang


perencanan pembinaan dalam pelaksanaan perawatan kesehatan
yang telah disusun mencapai sasaran atau tidak,selain itu penting
juga untuk pengembangan perencanaan selanjutnya, termasuk
perluasan kegiatan dari segi kualitatif apabila kegiatan tersebut
mendatangkan manfaat yang besar bagi masyarakat dan perluasan
kegiatan bila dilihat dari segi kuantitati bila kegiatan tersebut
dipandang perlu untuk ditambah setelah melihat hasil yang telah
dicapai.

E. ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT DIKOMUNITAS

a. Agregat dewasa

1. Pengertian dewasa

Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata
adultus yang mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai
pada umur 18 tahun – 40 tahun, saat perubahan fisik dan
psikologis yang perubahan menyertai berkurangnya kemampuan
reproduktif. Santrock (2002) mengatakan bahwa masa dewasa
awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan
lawan jenis, terkadang menyisakan waktu untuk hal lainnya.

Kenniston (dalam Santrock, 2002) mengemukakan masa muda


(youth) adalah periode kesementaraan ekonomi dan pribadi dan
perjuangan antara ketertarikan pada kemandirian menjadi
terlibat secara sosial. Periode masa muda rata-rata terjadi 2-8
tahun tetapi dapat juga lebih lama. Dua kriteria yang diajukan
untuk menunjukan akhir masa muda dan permulaan dari masa
dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian
dalam membuat keputusan,. Mungkin yang paling luas diakui
sebangai tanda termasuk masa dewasa adalah ketika seseorang
mendapatkan pekerjaan penuh waktu yang kurang lebih tetap
(Santrock, 2002).

Sementara itu, Dariyo (2003) mengatakan bahwa


secara umum mereka yang tergolong dewasa muda (young
adulthood) ialah mereka yang berusia antara 20- 40 tahun
dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri
individu yang disertai berkurangnya kemampuan reproduktif,
merupakan masa dimana individu tidak lagi harus bergatung
secara ekonomis, sosoilogis, maupun psikologis pada orang
tuanya serta masa bekerja, terlibat dalam hubungan
masyarakat dan menjalin hubungan dengan lawan jenis.

a. Tugas perkembangan dewasa awal

Harlock (2012) mebagi tugas perkembangan pada individu


dewasa awal, antara lain :
1) Mulai bekerja
2) Memilih pasangan
3) Mulai membina keluarga
4) Mengasuh anak
5) Mengelola rumah tangga
6) Mengambil tanggungjawab sebagai warga negara
7) Mencari kelompok awal sosial yang menyenangkan
b. Tugas perkembangan dewasa tengah
1) Memperoleh tanggungjawab sebagai orang dewasa
yang berwarganegara dan hidup bermasyarakat
2) Menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan ekonomi bagi
kehidupannya
3) Membantu anak-anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggungjawab dan bahagia
4) Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yag
sesuai dengan orang dewasa
5) Meyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia
c. Tugas perkembangan dewasa akhir
1) Meyesuaikan diri pada keadaan berkurangnya kekuatan fisik dan
kesehatan
2) Menyesuaikan diri dalam keadaan yang berkurang
3) Menyesuaikan diri dalam keadaan dan pendapatan yang berkurang
4) Menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami atau istri
5) Menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman seusia
6) Memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan kewajiban dalam
hidup bermasyarakat
7) Menyusun keadaan hidup yang memuaskan dalam hal fisik
d. Tugas perkembangan dewasa tengah
1) Memperoleh tanggungjawab sebagai orang dewasa
yang berwarganegara dan hidup bermasyarakat
2) Menetapkan dan memelihara suatu standar kehidupan ekonomi bagi
kehidupannya
3) Membantu anak-anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggungjawab dan bahagia
4) Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yag
sesuai dengan orang dewasa
5) Meyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia
e. Tugas perkembangan dewasa akhir
1) Meyesuaikan diri pada keadaan berkurangnya kekuatan fisik dan
kesehatan
2) Menyesuaikan diri dalam keadaan yang berkurang
3) Menyesuaikan diri dalam keadaan dan pendapatan yang berkurang
4) Menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami atau istri
5) Menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman seusia
6) Memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan kewajiban dalam
hidup bermasyarakat
7) Menyusun keadaan hidup yang memuaskan dalam hal fisik
1. Penyakit dewasa
a. Hipertensi
1) Pengertian Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah


sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic 90 mmHg
(Price & Wilson, 2006). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi
lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dann tekanan diastollk 90 mmHg (Muttaqin, 2009)

2) Etlologi

Menurut Dalimartha (2008) berdasarkan penyebab


hpertensi dibagi menjadi 2 golongan. Yaitu :
a) Hiprtensi esensial atau HT primer

Hipertensi dimana tidak diketahui penyebabnya


(idiopatik) dan merupakan bagian terbesar (± 90%) dari
seluruh kasus HT. Faktor-faktor yang mempengaruhi pada
HT primer adalah :
(1) Genetik

Kenyataan yang dijumpai adanya bukti peran


faktor genetik terhadap HT esensial dibuktikan
dengan berbagai kejadian bahwa HT lebih banyak
dijumpai pada penderita kembar monozigot apabila
salah satunya menderita HT.
(2) Ras
HT pada orang berkulit hitam paling sedikit 2
kalinya pada orang yang berkulit putih. Akibat
penyakit ini umumya lebih berat pada ras yang
berkulit hitam. Misalnya mortalitas pasien pria hitam
dengan sistolik 115 atau lebih 3,3 kali tinggi pada pria
berkulit putih 5,6 kali bagi warm putih.
(3) Usia

lnsiden HT semakin meningkat dengan


meningkatnya usia. Hipertensi pada usia kurang dari
35 tahun dengan jelas nalknya insiden penyakit akibat
arteri koroner dan kematian premature
(4) Jenis kelamin

Pada umunya insiden pada pria lebih tinggi dari


wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua,
wanita mulai meningkat. Sehingga usia diatas 65
tahun insiden wanita lebih tinggi.
(5) Asupan garam yang berlebihan

Asupan garam yang meningkat menyebabkan


tubuh meretensi cairan yang meningkatkan volume
darah, curah jantung, dan tekanan darah.
(6) Obesitas

Curah jantung dan sirkulasi volume darah pada


obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan
dengan orang yang mempunyai berat badan normal.
Aktifltas saraf simpatis meningkat dengan aktifltas
renin plasma yang mudah dan tahanan perifer
berkurang atau normal. Selain itu juga obesitas tetjadi
endapan lemak yang meyebabkan pembuluh darah
yang mengalami vasospasme sehjngga kerja jantung
meningkat dan terjadilah kenaikan tekanan darah.
(7) Lemak dan kolesterol

Lemak dan kolesterol menyebabkan endapan


lemak pada dinding pembuluh darah akan mengalami
vasospasme sehingga kelja jantung meningkat dan
terjadilah kenaikan tekanan darah.
(8) Merokok

Bahaya merokok disebabkan oleh nikotin dan


karbon monoksida, nikotin yang memperkuat kerja
jantung dan arteri kecil sehingga sirkulasi darah
berkurang dan tekanan darah meningkat.
(9) Stress

Stressor merangsang saraf simpatis, kemudian


berdampak dikeluarkannya non epineprin dan
epineprin yang menyebabkan pembuluh darah
berkontraksi dan meningkatnya resistensi perifer.
Epineprin dapat meningkatkan kontraksi jantung
sambil menyempitkan saluran dan berdampak
meningkatnya tekanan darah.
b) Hipertensi Sekunder

Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain, dan


tenjadi kurang lebih 10% dari kasus hipertensi,
penyebabnya antara lain:
(a) Penyakit ginjal
 Stenosis arteri renali
 Pielonefritis
 Glomerulonefritis
 Tumor-tumor ginjal
 Penyakit ginjal poli kista (biasanya diturunkan)
 Trauma pada ginjal
 Terapi penyinaran yang mengenai ginjal.
(b) Kelainan hormonal
 Hiperadosteraonisme
 Sindroma chusing
 Feokromositoma
(c) Obat-obatan
 Pil KB
 Kortikosteroid
 Siklosporin
 Eritropoietin
 Kokain
 Penyalahgunaan alkohol
 Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
(d) Penyebab lainnya
 Koartasio aorta
 Pro eklampsi pada kehamilan
 Porfiria intermiten akut
3) Tanda Dan Gejala
Menurut Dalimartha (2008), tanda dan gejala hipertensi antara lain :
 Peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmhg
 Sakit kepala
 Epistaksis
 Pusing atau migraine
 Rasa berat di tengkuk
 Sukar tidur
 Mata berkunang – kunang
 Lemah dan lelah
4) Penatalaksanaan Hipertensi
a) Penalatalaksanaan Non Farmakologi
 Penururnan berat badan pada penderita yang gemuk
 Pembatasan asupan garam
 Diet rendah lemak jenuh
 Olahraga yang teratur
 Menghindari merokok,minum alkohol,hiperlipidemia dan stress
b) Penatalaksanaan farmakologi
 Diuretik
 Golongan penghambat simpatetik
 Vasodilator
 Penghambat enxzim konversi angiotensin
 Angiotensin II reseptor blocker (muttaqin,2009).
5) Komplikasi
Penderita hipertensi beresiko terserang penyakit lain yang timbul kemudian.
Menurut dalimarha(2008), penyakit lain yang timbul sebagai akibat dari
hipertensi antara lain adalah :
a) Jantung koroner
Penyakit ini sering dialami penderita hipertensi sebagai akibat
terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh darah jantung yang
menyebabkan gagal ginjal
c) Gagal jantung
Berkurangnya aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal ini
menyebabkan rasa nyeri di dada dan dapat berakibat gangguan pada
otot jantung,bahkan dapat menyebabkan timbulnya serangan jantung.
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
untuk memopa darah, kondisi tersebut berakibat otot jantung akan
menebal dan merenggang, sehingga daya pompa otot menurun. Pada
akhirnya dapat terjadi kegagalan kerja jantung secara umum.
d) Kerusakan pembuluh darah otak
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa hipertensi menjadi
penyebab utama pada kerusakan yang ditimbulkan yaitu pecahnya
pembuluh darah dan rusaknya dinding pembuluh darah. Dampak
akhirnya,seseorang bisa mengalami stroke dan kematian.
e) Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan peristiwa dimana ginjal tidak dapat berfungsi
sebagai mana mestinya. Ada dua jenis kelainan gagal ginjal akibat
dari hipertensi, yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis
maligna nefrosklerosis benigna dapat terjadi pada hipertensi yang
berlangsung lama, sehingga terjadi pengendapan fraksi.
Fraksi plasma pada pembuluh darah akibat proses menua. Hal ini
akan menyebabkan daya permeabilitas dinding pembuluh darah
berkuran. Adapun nefrosklerosis maligna merupakan kelainan ginjal
yang ditandai dengan naiknya tekanan diastole diatas 130 mmHg
yang menyebabkan terganggunya fungsi ginjal.
6) Terapi Obat Herbal
a) Menurut Muhlisah (2006) manfaat obat herbal antara lain yaitu :
 Murah dan mudah didapat
 Memiliki efek samping yang jauh lebih rendah dibandingkan obat
kimia
 Pemakaian dan pengolahan sederhana
 Dapat sebagai tanaman yangditanam dipekarangan rumah sehingga
tampak asri
b) Jangka waktu pemakaian obat herbal
Ramuan tradisional umumnya dibuat dengan cara perebusan, diperas atau
dimakan mentah. Ramuan yang direbus boleh disimpan sehari atau 24
jam. Setelah jangka waktu tersebut sebaiknya ramuan dibuang dan
membuat lagi yang baru bila memerlukannya. Jika ramuan dibuat dari
perasan tanpa direbus hanya boleh disimpan selama 12 jam. lebih dari itu
jangan digunakan lagi karena dapat tercampur kuman atau kotoran dari
udara atau lingkungan sekitarnya (Muhlisah, 2006).
c) Bahan herbal untuk hipertensi
 Seledri
 Alpukat
 Bawang putih
 Belimbing manis
 Mentimun
 pisang
d) Resep Herbal Untuk Hipertesi
Tabel 2.1 Resep Herbal Untuk Hipertensi
Bahan Pemakaian
Seledri 3-4 batang seledri dicuci bersih lalu diblender
Panjang 30 cm 3-4 dengan air 1 gelas dan ditambah madu 2 sendok.
batang, madu 2 Jus ini diminum sehari sekali 1 gelas. 2-3 jam
sendok dan air 1 setelah makan.
gelas
Alpukat alpukat matang dicuci bersih dengan air mengalir,
1 buah, dipakai air biji dibuang, dagingnya diambil, dipotong-potong
atau susu kedelai 50 kecil, diberikan susu lalu diblender.
cc = ¼ gelas
Bawang putih 20 gr bawang putih dicuci bersih, lalu diblender.
20 gr, air ½ gelas, Jus ini diminum bersama dengan 1 sendok makan
madu 1 sendok madu, pada pagi dan siang hari.
Belimbing manis Makan 2 buah belimbing yang matang atau masih
2 buah hijau setelah makan pagi dan sore.
Mentimun 100 gr mentimun segar dicuci bersih, dikupas lalu
100 gr, air 50 cc diblender dan tambahkan air sedikit demi sedikit
hingga 50 cc. Jus ini diminum 3kali dalam
seminggu, masing-masing 1 gelas sesudah makan
atau bisa dimakan langsung tanpa diblender.
Pisang 100 gr pisang segar yang telah matang dicuci
100 gr, bersih, buang bijinya lalu diblender, dan
air 50 cc. tambahkan air sedikit demi sedikit hingga 50 cc.
Jus ini diminum pagi atau siang hari 1 gelas sehari.
b. ISPA
1) Pengertian
ISPA (infeksi saluran pernafasan akut), istilah dalam bahasa Inggris Acute
Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi,
saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut:
a) Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam
tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala
penyakit.
b) Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli
beserta organ adeneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah
dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan
bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan
paru-paru) dan organ adeneksa saluran pernafasan. Dengan batasan
ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan.
(Smeltzer,2005)
c) Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.
Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun
untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA
proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari. (Mansjoer, 2002)

ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah


yang disebabkan infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia
tanpa atau disertai radang parenkim paru.(Hidayat, 2006)

ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi
pada setiap bagian saluran pernafasan baik atas maupun bawah yang
disebabkan oleh jasad remik atau bakteri, virus maupun riketsin tanpa atau
disetai radang dari parenkim. ( Whaley dan Wong, 2004).
2) Etiologi
Terjadinya ISPA disebabkan oleh :
a) Kuman
Kuman penyebab ISPA kadang-kadang dapat dijumpai pada orang
sehat.Kuman seperti ini bisa menimbulkan penyakit jika daya tahan
tubuh orang tersebut lemah.Penularan ISPA terjadi melalui
pernafasan. Kuman masuk kedalam tubuh penderita jika kuman
tersebut terhisap ke jalan nafas kuman ditularkan dari penderita ke
orang lain melalui udara pernafasan atau percikan ludah.
b) Daya tahan tubuh menurun
Daya tahan tubuh lemah adalah kemampuan tubuh untuk mencegah
masuk dan berkembang biaknya kuman-kuman didalam tubuh, daya
tahan tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain Keadaan
gizi : Kurang gizi dan Keadaan kekebalan : Imunisasi tidak lengkap
c) Keadaan lingkungan yang buruk
Lingkungan perumahan sangat berpengaruh pada terjadinya dan
tersebarnya ISPA, Rumah yang kurang mempunyai jendela
menyebabkan pertukaran udara tidak dapat berlangsung dengan baik
misalnya : asap rokok, asap kompor, dapat terkumpul didalam
rumah, Rumah yang lembab dan basah karena banyak air yang
terserap didinding tembok dan matahari pagi sukar masuk kedalam
rumah, dan Rumah yang padat dan perkampungan yang padat
menyebabkan berkembang biaknya berbagai kuman
3) Tanda dan Gejala
a) ISPA Ringan
Seseorang dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan tanda
dan gejalanya adalah Batuk, pilek, demam, Seorang anak dinyatakan
menderita ISPA ringan jika ditemukan gejala sebagai berikut:
 Batuk
 Serak, yaitu bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara
(misalnya pada waktu berbicara atau menangis).
 Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.

 Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37oC atau jika
dahi anak diraba dengan punggung tangan terasa panas.
 tidak ada nafas cepat, 40x / menit tidak ada tarikan dinding
dada kedalam
b) ISPA Sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai
gejala ISPA ringan dengan disertai gejala sebagai berikut :
 Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang
dari satu tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak satu
tahun atau lebih.

 Suhu lebih dari 390C.


 Tenggorokan berwarna merah
 Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak
 Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
 Pernafsan berbunyi seperti mendengkur.
 Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit
c) ISPA Berat
Seseorang dinyatakan menderita ISPA berat, jika ditemukan tanda
dan gejalanya adalah kesadaran menurun, nadi cepat / tidak teraba,
nafsu makan menurun, bibir dan ujung jari membiru, gelisah, rewel,
cuping hidung kembang kempis waktu bernafas.
Sedangkan menurut Hidayat (2006) Berikut ini adalah
tanda dan gejala yaitu):
 Demam
 Batuk
 Pilek, hidung tersumbat, atau bersin-bersin
 Nyeri tenggorokan/nyeri menelan
 Suara serak
 Sakit kepala, badan pegal-pegal, atau nyeri sendi
 Lesu, lemas
 Sesak napas
4) Faktor Resiko
Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya ISPA menurut Smeltzer
(2005):
a) Usia
Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau
terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak
yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.
b) Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-
kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit
ISPA pada anak.
5) Komplikasi
Komplikasi ISPA yang dapat terjadi diantaranya menurut Ngastyah (2005) :
 Sinusitis
 Sesak napas
 Pneumonia dan pneumonia berat
 Otitis Media Akut
 Demam Reumatik, Penyakit Jantung Reumatik dan
Glomerulonefritis, yang disebabkan oleh radang tenggorokan karena
infeksi Streptococcus beta hemolitikus grup A (Strep Throat)
6) Perawatan ISPA
Berikut ini beberapa tips untuk penanganan ISPA secara umum
(Riyadi,2009):
 Istirahat yang cukup minimal 8 jam perhari.
 Beri makananan yang bergizi tinggi. Berikan asupan cairan (air
putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan
membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan
menambah parah sakit yang diderita terutama bila anak batuk dan
demam.
 Memberikan kompres air hangat bila demam
 Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan
tisu yang bersih.
 Untuk melancarkan jalan nafas karena hidung tersumbat berikan uap
air hangat di dalam baskom dan ditutup handuk atau kain.
 Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis
tidak terlalu ketat. Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau
selimut yang terlalu tebal dan rapat.
 Hindari penularan ISPA ke orang lain. Cara untuk menghindari
penularan: menutup mulut dan hidung bila batuk/bersin, cuci tangan
dengan sabun setelah batuk/bersin, gunakan masker.
 Jangan memberikan antibiotik tanpa anjuran dokter. Antibiotik tidak
diperlukan apabila ISPA yang disebabkan infeksi virus. Antibiotik
diperlukan apabila ISPA disebabkan oleh infeksi bakteri seperti
strep throat dan pneumonia. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
dapat meningkatkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik tersebut.
 Hindari pemberian obat batuk/pilek tanpa instruksi dokter.
Diskusikan dengan dokter anda mengenai manfaat dan risiko obat
tersebut apabila akan diberikan.
 Kenali tanda-tanda gawat darurat pada penderita ISPA. Anda perlu
segera memeriksakan ke dokter apabila:
 Sesak napas atau frekuensi napas menjadi lebih cepat
 Napas berbunyi mengi (wheezing) atau seperti merintih
(grunting)
 Dinding dada/sela-sela iga tampa tertarik ke dalam bila anak
bernapas
 Bibir berwarna kebiru-biruan
 Leher kaku
 Kesulitan menelan
 Muntah terus menerus
 Tampak sangat lemah
7) Pencegahan
a) Menjaga keadaan gizi anda dan keluarga agar tetap baik.
b) Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan
olah raga teratur.
c) Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau
hand sanitizer terutama setelah kontak dengan penderita ISPA.
Ajarkan cara cuci tangan untuk mencegah ISPA dan penyakit
infeksi lainnya.
d) Hindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA.
e) Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan
flu. Segera cuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer
setelah kontak dengan penderita ISPA.
f) Apabila anda sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar
tidak menulari anggota keluarga lainnya.
g) Mencegah anggota keluarga yang sehaat berhubungan terlalu dekat
dengan saudaranya atau anggota keluarga lainnya yang sedang sakit
ISPA. Tindakan semi isolasi mungkin dapat dilakukan seperti yang
sehat tidur terpisah dengan anggota keluarga lain yang sedang sakit
ISPA.
h) Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah.
(Ngastyah,2005)
i) Cuci Tangan
(1) Definisi mencuci tangan
Mencuci tangan adalah proses menggosok kedua permukaan
tangan dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat
pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air mengalir dengan
tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin.
(Ratna Eni, 2009)
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting
dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi (Potter & Perry,
2011)
(2) Tujuan mencuci tangan
Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu
untuk :
 Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan
 Mencegah infeksi silang (cross infection)
 Menjaga kondisi steril
 Melindungi diri dan pasien dari infeksi
 Memberikan perasaan segar dan bersih.
(3) Indikasi mencuci tangan
Menurut Khairani, Arika. 2013 indikasi cuci tangan antara lain:
 Sebelum dan setelah kontak dengan kulit ibu atau bayi
atau cairan tubuh
 Sebelum melakukan teknik aseptic
 Sebelum memegang makanan
 Bila terlihat kotor
 Setelah dari toilet
 Setelah kontak dengan peralatan yang kotor atau
berpotensi terkontaminasi
 Setelah melepas sarung tangan
 Waktu mencuci tangan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar. Nah
sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan?
(Depkes,2009)
a) Sebelum dan sesudah makan
Untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh saat kita
makan
b) Setelah buang air besar
Besar kemungkinan tinja masih tertempel di tangan, sehingga
diharuskan untuk mencuci tangan

c) Sebelum dan sesudah melakukan kegiatan


Mencuci tangan ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah
belajar, sebelum dan sesudah bangun tidur dan sesudah melakukan
kegiatan yang lain.
d) Sebelum & sesudah kontak dengan pasien di RS
Sebelum dan sesudah bertemu dengan seseorang di Rumah Sakit,
supaya bebas kuman.
8) Penanganan ISPA dirumah dengan menggunakan jeruk dan kecap
Alat dan bahan
1. Jeruk nipis
2. Kecap
3. sendok
4. Air hangat
5. Gelas
Cara pembuatan
1. Pertama cuci 1 buah jeruk kemudian potong-potong dan peras jeruk
masukkan kedalam gelas, untuk anak-anak cukup setengah saja
2. Masukkan kecap sepertiga sendok teh kedalam jeruk yang sudah
diperas tadi kedalam gelas
3. Anduk hingga rata lalu bisa diminum
4. Setelah minum jeruk yang dicampur kecap tadi, disarankan untuk
minum air hangat, untuk melegakan tenggorokan.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN
1. DATA PRIMER
a. Geografi
1) Keadaan Tanah
Keadaan tanah Desa Kadilangu termasuk dalam kategori subur karena,
sebagian besar tanah digunakan sebagai tempat tinggal dan persawahan.
2) Luas Daerah
Luas Desa Kadilangu 1.342.512 Ha/m2 . Luas tanah tersebut digunakan untuk
jalan, sawah/ ladang, bangunan umum, pemukiman, dan lain lain.
3) Perbatasan Daerah
Desa Kadilangu berbatasan dengan daerah lain di sekitarnya. Berikut ini
wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Desa Kadilangu :
Utara : Berbatasan dengan Desa Manang
Selatan : Berbatasan dengan Desa Kudu
Timur : Berbatasan dengan Desa Gedangan
Barat : Berbatasan dengan Desa Baki Pandeyan
4) Jaringan Transportasi
Secara umum jalan Desa Kadilangu sebagaian besar sudah beraspal. Sarana
Transportasi pribadi di Desa Kadilangu antara lain sepeda, sepeda motor dan
mobil.

b. Demografi
1) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Desa Kadilangu adalah 3015 jiwa penduduk dengan
jumlah penduduk laki-laki 1510 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 1505
jiwa. Agama/Kepercayaan jumlah penduduk menurut agama di Desa
Kadilangu pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Tabel Persebaran Agama

Islam Kristen Katolik


1410 78 57

2) Pekerjaan Masyarakat
Jumlah penduduk usia produktif di Desa Kadilangu sebanyak 758 jiwa.
Berdasarkan mata pencaharian sebagian masyarakat desa Kadilangu memiliki
pekerjaan sebagai PNS 85 jiwa, TNI-Polri 6 jiwa, Swasta/BUMN 431 jiwa,
Pedagang 38 jiwa, Petani 52 jiwa, Buruh Tani 79 jiwa, peternak 16 jiwa, Jasa
6 jiwa dan Pensiunan 45 jiwa.
c. Struktur Pemerintahan
1) Perangkat Desa Kelurahan Kadilangu
Ketua RW 01 : Sriyono
Ketua RT 01 RW 01 : Suyana
Ketua RT 02 RW 01 : Mursidi
Ketua RW 02 : Sutarno
Ketua RT 01 RW 02 : Mardi
Ketua RT 02 RW 02 : Kasiman Suyatno
Ketua RW 03 : H. Siswanto
Ketua RT 01 RW 03 : Sumarno
Ketua RT 02 RW 03 : Budiyono
Ketua RT 03 RW 03 : Sarjono
Ketua RT 04 RW 03 : Heni Purwanta
Ketua RW 04 : Walimin
Ketua RT 01 RW 04 : Surono
Ketua RT 02 RW 04 : Dahono
Ketua RT 03 RW 04 : Haryono
2) Jumlah RT dan RW
Banyaknya RT dan RW adalah sebagai berikut
Tabel 3.1 Persebaran RT dan RW

Jumlah RT Jumlah RW
11 4

3) Struktur Organisasi Desa Kadilangu


STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA KADILANGU,
KECAMATAN BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO

LURAH DESA

Suharto

KAUR
KAUR KEUANGAN
PEMBANGUN SEKRETARIS DESA
AN Nanik Widyawati
Leonardo Harjanto
Arvi Eko

KADUS II
KADUS I
Budi Christiawan
Sutarto

d. Organisasi Masyarakat
Tabel Organisasi

No Jenis Organisasi Keterangan


1. PKK Lembaga pemberdayaan dengan kelompok organisasi
perempuan. Di Desa kadilangu memiliki 11 kelompok ibu-ibu
PKK sesuai setiap jumlah RT. Pelaksanaannya dilakukan setiap
sebulan sekali.
2. Karangtaruna Terdapat 3 kelompok karang taruna di Desa Kadilangu
3. Posyandu Lansia Terdapat 5 posyandu lansia mulai dari Ekasari sampai sengan
Pancasari di Desa Kadilangu
4. Posyandu Balita Terdapat 5 posyandu lansia mulai dari Ekasari sampai sengan
Pancasari di Desa Kadilangu

e. Susunan Pengelolaan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Desa Kadilangu

No Nama Posyandu Alamat Nama Kader Keterangan


1. Ekasari Kadilangu RT 001/002 1. Mulyani Ketua
2. Fatonah Anggota
3. Tatik Puji Anggota
4. Suminah Anggota
5. Mulyati Anggota
2. Dwisari Kadilangu RT 002/002 1. Siti Mutmainah Ketua
2. Nanik Anggota
Widyawati
3. Sri Lestari Anggota
4. B.Suparmin Anggota
5. Vipri Anggota
3. Trisari Kadilangu RT 001/004 1. Dewi Ayu Ketua
2. Sumartini Anggota
3. Iriyanti Anggota
4. Suyamti Anggota
5. Sumarni Anggota
4. Catursari Kadilangu RT 001/004 1. Ester Hartini Ketua
2. Ninik Mardiyanti Anggota
3. Dewi Kusuma Anggota
4. Darmiyati Anggota
5. Surani Anggota
5. Poncosari Kadilangu RT 003/003 1. Hartati Ketua
2. Ikawati Anggota
3. Darmi Anggota
4. Puji Anggota
5. Rajini Anggota

f. Sarana / Fasilitas
1) Fasilitas Kesehatan
Bidan : 1 orang
Perawat : 3 orang
Dokter Praktik : 2 orang
2) Tempat Ibadah
Jumlah Majid : 5 unit
Jumlah Mushola : 2 unit
Jumlah Gereja Kristen : - unit
Jumlah Gerja Katholik : - unit
Jumlah Vihara Budha : - unit
Jumlah Pura Hindu : - unit
3) Sekolah
Di Desa Kadilangui memiliki 1 SD milik Pemerintah,
4) Kantor atau Gedung
Desa Kadilangu memiliki 1 kantor Kelurahan baik dari bangunan kantor
fungsional, gedung atau aula pertemuan yang dapat disewakan, balai desa, dan
gedung olahraga indoor.
5) Pasar
Desa kadilangu memiliki 1 pasar tradisional.
6) Tempat Pertemuan
Tempat pertemuan disesuaikan dengan jenis kegiatan yang akan diadakan
dimasing-masing RT maupun RW, seperti kegiatan PKK RT, DASIAT atau
Karang taruna, dan perkumpulan bapak-bapak ditempatkan secara bergilir di
rumah masyarakat.

2. DATA SEKUNDER
Data sekunder pengkajian diperoleh melalui kuesioner dan wawancara langsung ke
penduduk yang menjadi sampel. Metode pengambilan sampel adalah proses dalam
menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi, teknik pengambilan
sampel dilakukan secara acak (propotional random sampling) kepada masyarakat
melalui wawancara (Sugiyono, 2013).
Pengkajian subsistem masyarakat 5 komponen :
a) Physical Environment
Lingkungan disekitar rumah masyarakat Desa Kadilangu sebagian besar sudah
cukup bersih, namun ada beberapa area yang masih terlihat kotor seperti
saluran sanitasi atau selokan yang masih terdapat genangan air limbah RT
(terseumbat), dan beberapa sampah yang masih berserakan disekitar
masyarakat karena ada penimbunan baru kemudian di bakar disuatu tempat.
b) Educational
Latar Belakang masyarakat Desa Kadilangu sebagian besar adalah tamat
Sd/sederajat sebanyak 988 orang (46%), Kemudian tingkat SMA/sederajat
sebanyak 466 orang (21%), dilanjut tingkat SMP/sederajat sebanyak 456
orang (21%), Perguruan tinggi sebanyak 137 orang (6%) dan warga yang
tidak bersekolah sebanyak 125 orang (6%).
c) Safety & Transportation
Secara umum jalan di Desa Kadilangu sebagian besar dalam kondisi baik dan
sudah beraspal sejumlah 46,00 km/unit yang dapat dilalui oleh kendaraan
besar baik truk atau mobil, serta sepeda motor, dan pejalan kaki. Untuk
transportasi umum di Desa Kadilangu sendiri tidak ada.Mayarakat Desa
Kadilangu memiliki transportasi pribadi yang digunakan untuk bepergian baik
ke pusat pelayanan kesehatan maupun sehari-hari.
d) Health & Social Service
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa masyarakat Desa Kadilangu
memilik permasalahan kesehatan yang berbeda-beda dimasing-masing
kelompok umur dimana sebagian besar masyarakt belum mengatahui dan
dapat melakukan perawatan secara mandiri. Hal ini ditunjukan bahwa sampel
5 dari 6 orang masyarakat yang memiliki hipertensi belum mengerti cara
pencegahan maupun perawatan secara mandiri bagi diri dan keluarganya.
Berdasarkan 5 dari 6 masyarakat yang diwawancara mengatakan mengetahui
penyakitnya namun belum mampu untuk melakukan pencegahan dan
perawatan secara mandiri kepada diri dan keluarganya, 5 dari 6 masyarakat
juga mengatakan belum mengetahui bahwa membakar sampah dan limbah
cair rumah tangga perlu ditangani, seperti tidak boleh membakar sampah, dan
rutin membersihkan aliran selokan.Informasi tambahan 5 dari 6 orang yang
menderita ISPA atau masalah saluran pernapasan mengatakan belum tahu
terapi yang dapat mengatasinya dimana dapat dilakukan secara mandiri
dirumah karena sederhana dan aman.
e) Economics
Berdasarkan hasil pengkajian di Desa Kadilangu sebagian besar masyarakat
Desa Kadilangu memiliki pekerjaan sebagai PNS 85 orang (11%) , TNI-Polri
6 orang (1%), Swasta/BUMN 431 orang (57%), Pedagang 38 orang (5%),
Petani 52 orang(7%), Buruh Tani 79 (10%), peternak 16 (2%), Jasa 6 orang
(1%).

3. HASIL PENGKAJIAN
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Perempuan Laki- Laki


50% 50%

Diagram 1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


Diagram diatas menggambarkan distribusi junlah penduduk Desa Kadilangu
berdasarkan jenis kelamin. Distribusi penduduk laki-lak sebanyak 1510 jiwa dan
perempuan sebanyak 1505 jiwa, dengan jumlah 893 KK.
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Jumlah Penduduk Berdasar Usia


3%
0-17Th
18-55Th

38% 55 Th ke Atas

59%

Diagram 2 Penduduk Berdasarkan Usia


Dari diagram diatas mengamarkan distribusi penduduk menurut jumlah usia
dibagi menjadi 3 kategori 0-17 tahun 23% atau 62 orang, 18-55 Tahun 1277jiwa,
dan 55 tahun keatas sejmlah 828 jiwa

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

PENDUDUK BERDASARKAN
PENDIDIKAN
6%6% SD
SMP
SMA
21% PT
45% Tidak Bersekolah

21%
DIAGRAM 3Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Warga terbesar berpendidikan terakhir SD yaitu sejumlah 988 orang, kemudian
466 orang SMA, 456 orang SMP, Perguruan tinggi 137 orang dan warga yang
tidak bersekolah sebanyak 125 orang.
d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata Pencaharian
PNS
2% 1% 6% 11% TNI/POLRI
Swasta/BUMN
10% 1% Pedagang
Petani
7% Buruh Tani
Peternak
5% 57% Jasa
Pensiunan

DIAGRAM 4Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


Berdasarkan mata pencaharian sebagian masyarakat desa Kadilangu memiliki
pekerjaan sebagai PNS 85, TNI-Polri 6, Swasta/BUMN 431, Pedagang 38, Petani 52,
Buruh Tani 79, peternak 16, Jasa 6, Pensiunan 45.

e. Jumlah Penyakit Yang Terdata

Jumlah Penyakit Yang Terdata


ASMA
7%

Hipertensi
ISPA 39%
TBC 17%
1%
ODGJ
2%
DM Penyakit Paru
11% 6%
Stroke Kanker
12% 5%

DIAGRAM 5.Penyakit Yang Terdata


Dalam Profil Desa Kadilangu yang diakses secara online melalui website meliputi
Hipertensi 72, Penyakit Paru 11 orang, Kanker 9, Stroke 23, DM 21, ODGJ 3
orang, TBC 2, ISPA 32, ASMA 13 orang.
g. Sumber Air Bersih

Sumber Air Bersih


Sumur Pompa
23%

Sumur
Gali
77%

DIAGRAM 6 Sumber Air Bersih


Dalam pemanfaatan air bersih warga di Desa Kadilangu memanfaatja aira dari
sumur gali sebanyak 623, dan sumur Pompa sejumlah 189.

h. Sanitasi

Sanitasi
MCK Umum
1%

Jamba
n
99%

DIAGRAM 7 Sanitasi
Dikadilngu pemilik jamban sehat keluarga adalah sejumlah 526, dan jumlah
yang mengunakan MCK umum adalah sejumlah 3 unit.
i. Cara Pengobatan Penyakit

PENGOBATAN
Diobati sendiri Dibiarkan
2% 1%
Perawat/bidan
15% Puskesmas
42%
Dokter spesialis
3%
Dokter umum RS
16% 20%

DIAGRAM 8Pengobatan Penyakit


Berdasarkan grafik diatas didapatkan keluarga mengatasi sakit dengan pergi ke
Puskesmas 85 orang (42%), Dokter spesialis 7 orang (4%), perawat/bidan 31
orang (16%), diobati sendiri 4 orang (2%), dibiaarkan 3 orang (0%), dukun 0
(0%).

j. Pengetahuan dan Kemampuan Pencegahan Hipertensi

Pengetahuan dan Kemampuan Pencegahan


Hipertensi

Tau, belum
mampu
24%

Belum tau, belum


mampu 76%

Belum tau belum mampu Tau belum mampu

DIAGRAM 9 Pengetahuan dan Kemampuan Pencegahan Hipertensi


Berasarkan grafik di atas, dari 72 orang yang menderita hipertensi sebanyak 55
penderita belum tahu dan belum mampu mencegah hipertensi sedangkan 17
penderita sudah tahu dan mampu mencegah hipertensi.
k. Pengetahuan dan Kemampuan Pencegahan Ispa

Pengetahuan dan Kemampuan Pencegahan


ISPA

Tau, belum
mampu
44%
Belum tau,
belum mampu
56%

Belum tau belum mampu Tau belum mampu

Berasarkan grafik di atas, dari 32 orang yang menderita hipertensi sebanyak 1


penderita belum tahu dan belum mampu mencegah hipertensi sedangkan 22
penderita sudah tahu dan mampu mencegah hipertensi.

l. Cara Pembuangan Sampah

Cara Pembuangan Sampah


Disungai
1% Sembarang tempat
2%

Ditimbu
n Dibakar
40% 57%

DIAGRAM 11 Cara Pembuangan Sampah


Berdasarkan grafik diatas didapatkan yang membuang sampah dengan cara
dibakar sebanyak 226 (57%), ditimbun 159 (40%), disungai 2 (1%), sedangkan
yang di sembarang tempat sebanyak 8 (2%)
B. ANALISA MASALAH

DS DO Masalah Etiologi
Hasil wawancara dengan Ketua Kader mengatakan : - Data sekunder yang Risiko Kurangnya
- Sebagian besar warga (>50%) kelompok umur dewasa dan didapatkan penderita peningkatan sikap dan
lansia yang memiliki permasalahan Hipertensi dan DM Hipertensi di Desa penyakit tidak kognitif
- Sebagian besar masyarakat belum mengetahui pentingnya Kadilangu dengan menular masyarakat
pencegahan dari penyakit tidak menular seperti hipertensi prosentase 39% (hipertensi, dalam
- Kegiatan seperti senam hipertensi belum berjalan secara - Sudah terjadi 3 anggota rheumatoid mengontrol
optimal (baru 1x diadakan ± 1 tahun yang lalu) keluarga yang mengalami arthritis, kesehatan
- Masyarakat masih kurang aktif dalam terlibat kegiatan seperti komplikasi hipertensi yang dispepsia, diri
posyandu lansia, UPPKS, mapun kegiatan warga lainnya berakibat menjadi stroke gastritis dan
Hasil wawancara dengan ketua RT mengatakan : - Sebanyak 72% penderita diabetes mellitus)
- Rata-rata mata pencaharian warga adalah buruh hipertepnsi belum
- Pendidikan terakhir SD/ sederajat mengetahui dan belum
- Perekonomian yang kurang mendukung untuk melakukan mampu melakukan
pengobatan rutin pencegahan daan perawatan
hipertensi
Hasil wawancara dengan penderita hipertensi dewasa
mengatakan :
- Sudah mengetahui cara pencegahan hipertensi tetapi belum
mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
- Perlu dilakukan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi
dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum tau dan
belum mampu melakukan pencegahan hipertensi
Hasil wawancara dengan ketua RT dan kader mengatakan : - Sampah terlihat masih Risiko Kurangnya
menumpuk dan beberapa peningkatan kesadaran
- Sebagian masyarakat masih banyak yang belum sadar akan berserakan penyakit saluran masyarakat
pentingnya kebersihan untuk kesehatan - Area selokan tidak mengalir pernapasan dalam
- Masyarakat masih kurang aktif ikut serta dalam kegiatan- - Beberapa warga terlihat (pneumonia, menjaga
kegiatan kesehatan masih membakar sampah ISPA, TBC, kesehatan
- Rutinan agenda kebersihan lingkungan belum rumah tangga bronchitis) diri dan
dilaksanakan secara maksimal (berhenti) - Sebanyak 56% penderita lingkungan
hipertensi belum mengetahui
dan belum mampu
melakukan pencegahan dan
perawatan ISPA

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tingginya penyakit hipertensi dengan prosentase 37% b.d Kurangnya sikap dan kognitif masyarakat dalam mengontrol
kesehtan diri.
2. Gangguan saluran pernapasan ISPA 17%, Asma 7%, Penyakit paru 6%, TBC 1%, yang terbilang cukup tinggi b.d
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan.
D. SKORING

A. Sesuai Dengan Perawat Komunitas


NO DIAGNOSA A B C D E F G H I J K L TOTAL
B. Resiko Terjadi
1 Tingginya penyakit hipertensi C. Resiko Parah
dengan prosentase 37% b.d D. Potensi Untuk Pendidikan Kesehatan
Kurangnya sikap dan kognitif E. Interest Untuk Komunitas
masyarakat dalam mengontrol 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 42
F. Kemungkinan Diatasi
kesehtan diri G. Revelan Dengan Program
H. Tersedianya Tempat
I. Tersedianya Waktu
2 Gangguan saluran
J. Tersedianya Dana
pernapasanISPA 17%
K. Tersedianya Fasilitas
Asma 7%
L. Tersedianya Sumber Daya
Penyakit paru 6% 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 40

TBC 1%
Keterangan pembobotan
Yang terbilang cukup tinggi
1. Sangat Rendah
b.d Kurangnya kesadaran
2. Rendah
masyarakat dalam menjaga
3. Cukup
kesehatan diri dan lingkungan.
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi
E. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Tingginya penyakit hipertensi dengan prosentase 37% b.d Kurangnya sikap dan
kognitif masyarakat dalam mengontrol kesehtan diri.

2. Gangguan saluran pernapasanISPA 17%, Asma 7%, Penyakit paru 6%, TBC 1%,
yang terbilang cukup tinggib.d Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
kesehatan diri dan lingkungan.
F. RENCANA KEGIATAN
A. RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KERJA (PLANNING OF ACTION)
DI DESA KADILANGU

No Masalah Tujuan Rencana Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Penanggung jawab


1. Sabtu, 16 November
2019

BETE (09.00-11.00)
Masyarakat 1. Posyandu 2. Senin 18 November 1. Posyandu
(Berani Tensi)
Tingginya mengetahui Ekasari 2019 Ekasari
Pemeriksaan tensi 1. Eko
penyakit tentang 2. Posyandu (09.00-11.00) 2. Posyandu
pada masyarakat 2. Baiq Nurul F
hipertensi status Trisari 3. Selasa, 19 November Trisari
untuk mengetahui 3. Bapak Dahono
dengan kesehatan 3. Masyarakat 2019 3. Rumah Bpk
status kesehatan
saat ini RT 1/3 (18.00-20.00) Iswanto
prosentase
1. masyarakat memiliki
4. Posbindu 4. Rabu, 20 November 4. Balai Desa
37% pada
hipertensi atau tidak 2019
masyarakat di
(09.00-11.00)
Desa
Kadilangu
Masyarakat EKSISTENSI
Masyarakat Senin Rumah B.
paham (Edukasi Kesehatan 1. Bintang
RT I/II 18 November 2019 Alies (PKK-
tentang Tentang Hipertensi) 2. Bapak Dahono
(16.30-17.15) RT)
penyakit Penyuluhan kesehatan
yang mendukung
hipertensi pencegahan penyakit
hipertensi
Menggerak
kan dan SAPER
memotivasi (Senam Hipertensi)
Masyarakat Rabu,
masyarakat Melakukan senam
Posbindu 20 November 2019 1. Dewinta
untuk hipertensi bersama Balai Desa
(08.30-09.30) 2. Bapak Dahono
melakukan masyarakat
senam
hipertensi
Masyarakat PEMENDAGDRI
mengerti (Pemberdayaan Warga
tentang dengan seledri)
Senin 1. Novita
pembuatan Pelatihan kepada Masyarakat Rumah B.
18 November 2019 2. Bapak Mursidi
jus seledri masyarakat tentang RT I/II Alies (PKK-
(17.15-18.00)
penurun terapi modalitas RT)

hipertensi hipertensi (jus seledri)

Gangguan Membuat TUMPUL Masyarakat Selasa


2. Balai Desa 1. Annisa
saluran kesepakata (Temu dan Kumpul) RW I, II, III 12 November 2019
2. PJ Kader
pernapasan n jadwal Membiacarakan dan IV (20.30-22.00)
Kadilangu
meliputi; kegiatan
ISPA 17% (waktu dan
terkait tempt, waktu
Asma 7% tempat)
dan konsep kegiata
Penyakit paru serta
bersama dengan
6% konsep
masyarakat mengenai
TBC 1% kegiatan
kegiatan selanjutnya
Yang bersama
terbilang masyarakat
cukup tinggi Masyarakat
dan kader SI KENTANG
1. Kamis 14
tahu, mau (Edukasi Kesehatan
November 2019 Belakang
dan Gerakan Cuci Tangan)
Kader Desa (10.30-11.00) Kantor
mampu Mengedukasi kader 1. Wulandari
Kadilangu 2. Sabtu 23 Kelurahan
melakukan dan masyarakat 2. Ibu Tatik
November 2019 Desa
6 langkah tentang 6 langkah
(10.30-11.00) Kadilangu
gerakan gerakan cuci tangan
cuci tangan
Masyarakat PENDISA Ibu-Ibu Jum’at, 15 November
UPPKS di 1. Bintang
paham (Pendidikan UPPKS 2019
rumah ibu. 2. Novita
tentang Kesehatan Tentang RT I/II (10.15-11.00)
Mulyani 3. Bapak
penyakit Ispa)
Budiyono
ISPA Penyuluhan
Kesehatan tentang
penyakit ISPA dan
pencegahan
Masyarakat
tahu dan
mau
melakukan
RICIS
terapi uap
(Jeruk Nipis Kecap
secara
Manis)
mandiri
Melatih masyarakat Ibu-ibu Jum’at, 15 November 1. Wulan A
untuk diri UPPKS di
menggunakan terapi UPPKS 2019 2. Yuasti
dan rumah ibu.
yang sederhana, dan RT I/II (10.15-11.00) 3. Bapak
keluargany Mulyani
murah untuk Budiyono
a dalam
mengatasi masalah
mengatasi
saluran pernapasan
masalah
saluran
pernapasan
(ISPA)
Menggerak GEBRAK MUGI Masyarakat Minggu
Lingkungan 1. Randa
kan dan (Gerakan Bersama Desa 10 November 2019
Masyarakat 2. Bapak Sumarno
memotivasi Masyarakat Minggu Kadilangu RT (07.00-09.30)
Kadilangu RT
masyarakat Pagi)
untuk Mendorong
menerapka masyarakat sebelum
n pola mulai aktivitas pagi
hidup dan sesudah aktivitas 1/III I/III
bersih dengan gerakan cuci
tangan (Hand
Hygiene)

GENTONG LOKER Masyarakat RT Sabtu


Lingkungan 1. Herlambang
BASAH I/II 16November 2019
Masyarakat RT 2. Lutfan Hidi
(Gerakan Gotong (16.00-17.30)
I/II 3. Bapak Mardi
Royong Selokan
Bersih dan Bebas
Sampah)
Kerja bakti bersama
masyarakat
membersihkan area
selokan dan sekitar
rumah-rumah
GARBA HAHI
(Gerakan Lomba
Hand Hygiene)
Menyelenggarakan
perlombaan tiap
kelompok baik dari
masing-masing RT Seluruh 1. Ariesda
Masyarakat Lingkungan 2. Intan
untuk menampilkan
27November 2019
Desa Masyarakat 3. Bapak Kasman
kekompakannya
Kadilangu Kadilangu
dalam gerakan cuci
tangan serta ada
pengadaan hadiah atau
doorprise untuk
mencari pemenangnya

PROGRAM KERJA TAMBAHAN :

1. MIK SUSU (Mengenal Indikasi Usus Buntu)


Merupakan program kerja usulan dari salah satu warga setempat yang mengatakan bahwa 4 tahun yang lalu, pernah ada 6 anggota masyarakatnya
yang terserang penyakit Appendiksitis (usus buntu) secara bersamaan dan telah dilakukan uji coba kadar bakteri Sallmonela typhi dan E.Colli pada
sumber air rumah tangga sekitar. Kejadian tersebut terjadi 4 tahun yang lalu, sehingga kami ingin memberikan informasi mengenai usus buntu
dengan tujuan masyarakat dapat mencegah penyakit tersebut menyerang salah satu diri maupun keluarganya

Tujuan : Kegiatan : Sasaran : Waktu :


Tempat : Penanggung Jawab:
Masyarakat paham tentang MIK SUSU Ibu-ibu PKK RT Minggu,
penyakit usus buntu (Mengenal Indikasi Usus Buntu) 3/ RW 4 17 November 2019 rumah warga 1. Wulan
Indikasi, dan Penyuluhan Kesehatan tentang jam 16.00-17.30 WIB RT 3/ RW 4 2. Ariesda
pencegahannya indikasi dan pencegahan usus 3. Ibu Heny
buntu
BAB III
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Berdasarkan diagnosa ditetapkan lah beberapa rencana yang terpapar pada Plan Of
Action (POA) atau biasa disebut dengan rencana tindakan, rencana tindakan tersebut
digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan komunitas yang menyasar pada usia dewasa.
Kegiatan agregat dewasa terdiri dari 2 kegiatan yaitu kegiatan inti dan kegiatan tambahan.
A. KEGIATAN INTI
Kegiatan inti adalah kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan rencana tindakan atau
Plan Of Action (POA) yang telah disusun kelompok sebelumnya. Kegiatan yang
direncanakan didasarkan kepada 2 diagnosa yang dipilih oleh kelompok yaitu:
1. Tingginya penyakit hipertensi dengan prosentase 37% b.d Kurangnya sikap dan kognitif masyarakat dalam mengontrol kesehtan diri.
TABEL 3.1 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TEMA HIPERTENSI
TANGGAL
NO. KEGIATAN IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF
TEMPAT
1. BETE (BERANI Sabtu, 16 November 1. Melakukan pemeriksaan tekanan darah S:
TENSI) 2019 jam 09.00 WIB di pada usia dewasa 1. Semua masyarakat yang hadir mengatakan
Posyandu Ekasari 2. Memberikan motivasi pada usia dewasa bersedia dilakukan pemeriksaan tekanan
EKSISTENSI RT/RW. 01/02 Desa untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah.
(EDUKASI Kadilangu Baki darah secra rutin 2. Semua masyarakat yang hadir mengatakan
TENTANG Sukoharjo akan rutin memeriksakan tekanan darah.
HIPERTENSI) O:
1. Pemeriksaan tekanan darah dihadiri oleh 22
usia dewasa terdiri dari 20 perempuan dan 2
laki-laki
2. Semua masyarakat antusias dalam mengikuti
pemeriksaan tekanan darah
A: Masalah teratasi sebagian, masyarakat mau
melakukan pemeriksaan darah secara rutn
P: Lanjutkan intervensi
1. Motivasi masyarakat untuk tetap melakukan
pemeriksaan tekanan darah secara rutin

2. BETE (BERANI Senin, 18 November 1. Melakukan pemeriksaan tekanan darah S:


TENSI) 2019 jam 09.00 di pada usia dewasa 1. Semua masyarakat yang hadir mengatakan
Posyandu Trisari 2. Memberikan motivasi pada usia dewasa bersedia dilakukan pemeriksaan tekanan
EKSISTENSI RT/RW. 02/03 Desa untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah.
(EDUKASI Kadilangu Baki darah secra rutin 2. Semua masyarakat yang hadir mengatakan
TENTANG Sukoharjo akan rutin memeriksakan tekanan darah.
HIPERTENSI) O:
1. Pemeriksaan tekanan darah dihadiri oleh 38
usia dewasa terdiri dari 30 perempuan dan 8
laki-laki
2. Semua masyarakat antusias dalam mengikuti
pemeriksaan tekanan darah
A: Masalah teratasi sebagian. Masyarakat mau
melakukan pemeriksaan tekanan darah secara
rutin
P: Lanjutkan intervensi
1. Motivasi masyarakat untuk tetap melakukan
pemeriksaan tekanan darah secara rutin

3. PEMENDAGRI Senin, 18 November 1. Mengkaji pengetahuan masyarakat usia S:


(Pemberdayaan 2019 jam 16.30 di PKK dewasa tentang perawatan penyakit 1. Semua masyarakat yang hadir mengatakan
Warga dengan RT/RW. 01/02 Desa hipertensi paham tentang pengertian hipertensi, tanda
Sledri) Kadilangu Baki 2. Memberikan pendidikan kesehatan dan gejala, penyebab serta akibat, dan cara
Sukoharjo tentang pengertian hipertensi, tanda dan perawatan anti hipertensi
gejala, penyebab serta akibat dan cara 2. Semua masyarakat yang hadir mengatakan
perawatan hipertensi dengan akan membuat ramuan herbal untuk
PEMENDAGRI (Pemberdayaan Warga hipertensi
dengan Sledri) O:
3. Memberikan motivasi pada usia dewasa 1. Saat pre-test terdapat 3 masyarakat yang
untuk melakukan pemeriksaan tekanan mengetahui pengertian hipertensi, tanda dan
darah secara rutin gejala hipertensi, serta akibat hipertensi
4. Mendemonstrasikan dan mengajak 2. Saat post-test terdapat 3 masyarakat yang
masyarakat untuk membuat ramuan menjawab pengertian hipertensi, pencegahan
herbal PEMENDAGRI (Pemberdayaan hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, serta
Warga dengan Seledri) untuk penderita menyebutkan kembali gerakan-gerakan
hipertensi senam anti hipertensi
5. Melakukan penyebaran leaflet tentang 3. Seluruh peserta antusias dalam mengikuti
hipertensi dan ramuan herbal pemeriksaan tekanan darah
PEMENDAGRI (Pemberdayaan Warga 4. Semua masyarakat memperhatikaan saat
dengan Seledri) untuk penderita diberikan penyuluhan
hipertensi 5. Dari 17 peserta penyuluhan, terdapat 3
peserta yang mengajukan pertanyaan sebagai
berikut:
a. Ibu Sartini
Pertanyaan:Bberapa normalnya tekanan
darah?
Jawaban: Tekanan darah normal yaitu
110-120/90-95 mmHg
b. Ibu Mulyani
Pertanyaan: Bagaimana cara
mengendalikan darah agar stabil?
Jawaban: Dengan mengurangi makanan
yang mengandung garam, rajin
berolahraga, dan mengurangi pikiran
c. Ibu Alis
Pertanyaan: Bagaimana cara agar jus
sledri tidak berbau pengar, apakah
boleh dicampur dengan bahan lain?
Jawaban: Dalam pembuatan jus
sledri dapat ditambahkan dengan
buah-buahan lain seperti jeruk nipis,
nanas atau madu
A: Masalah teratasi sebagian, masyarakat memahami
pengertian hipertensi, tanda dan gejala serta
akibat, dan cara perawatan dari hipertensi
P: Lanjutkan intervensi
1. Tetap motivasi masyarakat untuk
melaksanakan informasi dari penyuluhan
yang sudah diberikan

4. Selasa, 19 November 1. Melakukan pemeriksaan tekanan darah S:


2019 jam 18.00 di PKK 1. Semua masyarakat yang hadir mengatakan
RT/RW. 01/03 Desa pada usia dewasa bersedia dilakukan pemeriksaan tekanan
Kadilangu Baki 2. Memberikan motivasi pada usia dewasa darah.
Sukoharjo untuk melakukan pemeriksaan tekanan 2. Semua masyarakat yang hadir mengatakan
darah secra rutin akan rutin memeriksakan tekanan darah.
O:
1. Pemeriksaan tekanan darah dihadiri oleh 42
peserta usia dewasa
2. Semua masyarakat antusias dalam mengikuti
pemeriksaan tekanan darah
A: Masalah teratasi sebagian, masyarakat mau
melakukan pemeriksaan darah secara rutn
P: Lanjutkan intervensi
1. Motivasi masyarakat untuk tetap melakukan
pemeriksaan tekanan darah secara rutin

5. ESTISAH (Es Rabu, 20 November 1. Melakukan pemeriksaan tekanan darah S:


Timun Squash Anti 2019 jam 09.00 di pada usia dewasa 1. Semua masyarakat yang hadir mengatakan
Hipertensi) Posbindu Taman Sari di 2. Mengkaji pengetahuan masyarakat usia bersedia dilakukan pemeriksaan tekanan
SAPER (SENAM Desa Kadilangu Baki dewasa tentang perawatan penyakit darah
HIPERTENSI) Sukoharjo hipertensi 2. Semua masyarakat yang hadir mengatakan
3. Memberikan pendidikan kesehatan akan rutin memeriksakan tekanan darah.
tentang cara perawatan hipertensi 3. Semua peserta penyuluhan mengatakan
dengan membuat ramuan herbal ramuan herbal yang dibuat terasa sedap dan
ESTISAH (Es Timun Squash Anti
Hipertensi) dan senam anti hipertensi segar
4. Memberikan motivasi pada usia dewasa 4. Semua masyarakat yang hadir mengatakan
untuk melakukan pemeriksaan tekanan akan melakukan senam anti hipertensi dan
darah secara rutin berolahraga setiap hari
5. Mendemonstrasikan dan mengajak O:
masyarakat usia dewasa untuk membuat 1. Pemeriksaan tekanan darah dan penyuluhan
ramuan herbal ESTISAH (Es Timun hipertensi dihadiri oleh 10 peserta usia
Squash Anti Hipertensi) dan senam anti dewasa
hipertensi 2. Saat pre-test terdapat 1 masyarakat yang
6. Melakukan penyebaran leaflet tentang mengetahui cara perawatan hipertensi
ramuan herbal ESTISAH (Es Timun 3. Saat post-test terdapat 3 masyarakat dapat
Squash Anti Hipertensi) dan senam anti menyebutkan kembali gerakan-gerakan
hipertensi senam anti hipertensi
4. Semua masyarakat antusias dalam mengikuti
pemeriksaan tekanan darah
5. Semua masyarakat memperhatikaan saat
diberikan penyuluhan
6. Semua peserta penyuluhan mengikuti
pelaksanaan senam hipertensi
A: Masalah teratasi sebagian, masyarakat memahami
pengertian hipertensi, tanda dan gejala serta
akibat, dan cara perawatan dari hipertensi
P: Lanjutkan intervensi
1. Motivasi masyarakat untuk tetap melakukan
pemeriksaan tekanan darah secara rutin serta
melaksanakan informasi dari penyuluhan
yang sudah diberikan
2. Gangguan saluran pernapasanISPA 17% Asma 7% Penyakit paru 6% TBC 1% Yang terbilang cukup tinggi b.d Kurangnya kesadaran
masyarakat dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan.
TABEL 3.2 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TEMA ISPA
Hari/ Tanggal/
No. Kegiatan Implementasi Evaluasi
Jam/Tempat
1. Gerbak Minggu, 10 November a. Melakukan kerja bakti membersihkan S:
Mugi 2019/ Pukul 07.00-09.30/ lingkungan perumahan serta selokan yang - Masyarakat mengatakan bertermakasih
lingkungan RT 01 RW 03 tersumbat karena adanya mahasiwa yang mengajak
b. Mengajak masyarakat unuk melakukan kerja masyarakat untuk melakukan kerja bakti
bakti memebrsikan rumput dan membersihkan sehingga menjadi bersih
selokan O:
- Jumlah peserta yang hadir yatiu 16 orang
- Masyarakat mengatakan akan lebih rajin
lagi dalam melakukan kerja bakti
- Terbinanya kerjasama yang sinergis antara
mahasiwa dengan warga sehingga
pelaksanaan gotong royong dapat berjalan
lancar dan cepat selesai
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
2. Si Kamis, 14 November a. Memberikan penyuluhan tentang cuci tangan S:
Kentang 2019/ Pukul 10.30- 11.00 b. Mendemonstrasikan cuci tangan 6 langkah - masyarakat mengatakan paham tentang cuci
WIB / Belakang Kantor diiringi dengan musik kepada kader dan - masyarakat bersedia diajarkan demonstrasi
Kelurahan Desa masyarakat cuci tangan
Kadilangu O:
- Jumlah peserta yang hadir sebanyak 9 orang
- 8 dari 9 masyarakat dapat menjelaskan
tentang cuci tangan
A: Resiko peningkatan penyebaran penyakit saluran
pernapasan
P: Lanjutkan intervensi
- Mengeumpulkan kader-kader posyandu dan
mendemonstrasikan cuci tangan 6 langkah
diiringi dengan music
3. Pendispa Jumat, 15 November a. Memberikan penyuluhan mengenai ISPA S:
dan Ricis 2019/ Pukul 10.15-11.00/ b. Memberikan penyuluhan mengenai jeruk nipis - Masyarakat mengatakan paham mengenai
UPPKS di rumah ibu. c. Mendemonstrasikan cara pembuatan jeruk nipis apa itu ISPA
Mulyani dengan kecap - Masyarakat mengatakan paham mengenai
apa manfaat jeruk nipis itu sendri
- Masyarakat bersedia diajarkan demonstrasi
cara pembuatan jeruk nipis dengan kecap
O:
- Jumlah peserta yang hadir sebnayak 15
orang
- Masyarakat tampak antusias ketika
mendemostrasikan cara pembuatan jeruk
nipis dan kecap
- 14 dar 15 masyarakat dapat menejelaskan
tentang ISPA dan manfaat jeruk nipis itu
sendiri
A: - Resiko peningkatan penyebaran penyakit
saluran pernapasan (ISPA)
P : intervensi dihentikan
4. Gentong Sabtu,16 November a. Melakukan kegiatan gotong bersama masyarakat S:
Loker 2019/ Pukul 16.00-17.30 setelah terjadinya hujan besar dan angin - Masyarakat mengatakan berterimakasih
Basah WIB/ Lingkungan kencang yang menyebabkan banyaknya pung karena adanya mahasiwa yang mengajak
Masyarakat RT I/II bangunan yang runtuh, pohon tumbang dan masyarakat untuk melakukan gotong royong
banyak daun yang berguguran sehingga sehingga menjadi bersih
menyebabkan selokan mampet O:
- Mahasiswa bersama warga membersihkan
puing bangunan yang runtuh sebanyak 2
rumah ambruk, serta membersihkan kotoran
yang menyumbat selokan dengan terjun
langsung dengan peralatan seadanya
A: Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
5. Si Sabtu, 23 November a. Mendemonstrasikan cuci tangan 6 langkah S:
Kentang 2019/ Pukul 10.30-11.00 diiringi dengan musik kepada kader dan - Masyarakat mendemonstrasikan ulang cara
WIB/ Belakang Kantor masyarakat cuci tangan bersih
Kelurahan Desa
Kadilangu O:
- Jumlah peserta yang hadir sebanyak 14
orang
- Dari 14 orang tersebut semua sudah bisa
mendemonstrasikan cara cuci tangan bersih
A:
- Resiko peningkatan penyebaran penyakit
saluran pernapasan (ISPA)
P : Lanjutkan ntervens
- Melakukan pelombaan cuci tangan bersih
6. Gerba Rabu, 27 November a. Melakukan kegiatan lomba cuci tangan (hand S:
Hahi 2019/ Pukul 15.00- 17.00 higyne) diikuti oleh kader desa kadilangu - Warga mengatakan senang karena adanya
WIB/ Lingkungan lomba dan bisa tau cara cuci tangan dengan
Masyarakat Kadilang, di benar
Balai Desa Kadilangu. O:
- Warga sangat antusias dalam perlombaan
cuci tangan
- Seluruh peserta mengikuti acara dari awal
sampai selesai
A:
- Terbnanya hubungan saling percaya antara
panitia (mahasiswa) dan ibu-ibu yang
ditandai dengan peserta aktif mengikut
lomba
P : intervens dihentikan
B. KEGIATAN TAMBAHAN
Dalam kegiatan kelompok agregat dewasa, kelompok memperoleh masukan beberapa
kegiatan yang dilaksanakan namun tidak termasuk ke dalam rencana kegiatan
program komunitas didesa Kadilangu. Beberapa diantara kegiatan tersebut meliputi,
1. MIK SUSU
MIKSUSU merupakan singkatan yang digunakan kelompok agar lebih mudah
diingat dan membekas di warga. MIKSUSU merupakan singkatan dari Mengenal
Indikasi Usus Buntu.
Analisa Situasi yang diusulkan warga
Dalam kegiatan MMD 1 ketua RT 3/ RW 4 mengusulkan dilaksanakannya
kegiatan untuk mengenal masalah di wilayahnya. Beliau menyatakan bahwa di
daerahnya telah dinyatakan 6 orang mengalami usus buntu. Setelah adanya kasus
tersebut beliau mencoba mencari tahu penyebabnya. Salah satu nya dengan
melakukan pemeriksaan laboratorium air didaerahnya dan memperoleh hasil
bahwa air di RT 3/ RW 4 memiliki kandungan kapur sehingga tidak layak
dikonsumsi. Ketua RT 3/ RW 4 meminta bantuan untuk mengetahui penyebab
masalah usus buntu tersebut.
Analisa situasi yang ditemukan kelompok
Situasi yang ditemukan kelompok saat wawancara langsung dengan pak Heny
selaku ketua RT memperoleh data bahwa terdapat 6 kasus usus buntu dalam
kisaran kejadian 4-5 tahun yang lalu dengan rata – rata penderita 40-45 tahun dan
belum pernah ditindak lanjuti secara serius/ terdata seluruhnya dipuskesmas
karena warga sekitar jika sakit langsung berobat ke rumah sakit. Dalam jangka
waktu belakangan ini belum ditemukan kembali kasus usus buntu.
Pemecahan masalah
Kelompok melaksanakan kegiatan MIKSUSU (Mengenal Indikasi Usus Buntu)
dengan tujuan menambah pengetahuan warga mengenai Usus Buntu, sehingga
warga RT 3/ RW 4 desa Kadilanggu dapat mengenal dan mengetahui bila dirinya
atau keluarganya terkena dan memiliki indikasi penyakit usus buntu.
Waktu pelaksanaan kegiatan
Minggu, 17 November 2019 jam 16.00-17.30
Evaluasi
1. Sebagian partisipan atau ibu-ibu PKK aktif mendengarkan dan memberikan
feedback yang positif.
2. Keseluruhan acara berjalan dengan lancar.
3. Kendalanya yakni situasi tempat yang kurang kondusif karena terletak di pinggir
jalan raya, sehingga berisik suara lalu lalang kendaraan melintas.
4. Peserta yang mengikuti kegiaan 26 orang, dan 5 dari mahasiswa.
5. Terbinanya kerjasama yang sinergis antara mahasiwa dengan ibu-ibu PKK RT 3/
RW 4 sehingga pelaksanaan penyeluhan kesehatan usus buntu berjalan dengan
lancar.
2. ESTISAH (ES TIMUN SQUASH)
Es tisah atau es timun squash adalah kegiatan inovasi tambahan yang
dilaksanakan oleh agregat dewasa dan digabungkan dengan senam hipertensi
(saper). Es tisah dilaksanakan untuk menambah minat peserta SAPER, sekaligur
reward bagi peserta yang mengikuti senam hipertensi.
C. TABEL PELAKSANAAN KEGIATAN

NOVEMBER 2019
Minggu ke- 1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
Kegiatan
1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
4 5 6 7 8 9 11 13 15 16 18 20 22 24 26 28 30
0 2 4 7 9 1 3 5 7 9
Bete
Eksistensi
Saper
Pemendagri
Tumpul
Gebrakmugi
Gentong loker basah
Pendispa
Ricis
Sikentang
Gerbahahi/gertakmas!
Miksusu
Estisah

Keterangan
Jjjjjjjj : Standby di basecamp dan kegiatan agregat lain
: Kegiatan
: Minggu
BAB IV

PEMBAHASAN

Kesehatan dipandang sesuatu yang sangat penting dari berbagai usia, tidak terkecuali
usia dewasa. Orang dewasa memiliki banyak rutinitas yang dilakukan dari bekerja, mengurus
rumah, pergi bersama teman, sampai mengurus anak. Dalam penyakit yang sering terjadi
pada orang dewasa biasanya sangat rentan dengan penyakit pegal, kurang darah, sakit kepala
dan juga demam. Di Desa Kadilangu berdasarkan hasil survey yang dilakukan tanggal 6
November 2019 sampai tanggal 9 November 2019 diperoleh data penyakit terbanyak dan
perlu dilakukan usaha pencegahan seperti ISPA dan Hipertensi.
1. Pengetahuan Kelompok Dewasa Tentang ISPA

Dari hasil pengkajian di Kadilangu ditemukan sebanyak 17 % masyarakat.


Kadilangu mengalami ISPA. Berdasarkan wawancara pada warga, diketahui bahwa
sebagian besar masyarakat belum mengerti tentang penyakit ISPA pentingnya
pengetahuan ISPA bagi masyarakat, masyarakat juga belum tahu terapi yang dapat
mengatasi ISPA dimana dapat dilakukan secara mandiri dirumah karena sederhana
dan aman, serta masyarakat Kadilangu sebagian besar belum mengetahui bahwa
membakar sampah dan limbah cair rumah tangga perlu ditangani, seperti tidak boleh
membakar sampah, dan rutin membersihkan aliran selokan.
Berdasarkan hasil pengkajian tersebut kelompok dewasa merencanakan
beberapa kegiatan seperti kegiatan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan dan
mengenali tentang penyakit ISPA hingga kegiatan gotong royong untuk
membersihkan selokan. Kegiatan yang telah terlaksanakan antara lain :
Kegiatan Sasaran Waktu dan Peserta Tempat
TUMPUL Masyarakat Selasa Balai Desa
(Temu dan Kumpul) RW I, II, III 12 November 2019
Membiacarakan dan IV (20.30-22.00)
terkait tempt, waktu (dihadiri 16 peserta)
dan konsep kegiata
bersama dengan
masyarakat mengenai
kegiatan selanjutnya
SI KENTANG 3. Kamis 14
(Edukasi Kesehatan November 2019 Belakang
Gerakan Cuci Tangan) (10.30-11.00) Kantor
Kader Desa
Mengedukasi kader (dihadiri 9 peserta) Kelurahan
Kadilangu
dan masyarakat 4. Sabtu 23 November Desa
tentang 6 langkah 2019 (10.30-11.00) Kadilangu
gerakan cuci tangan (dihadiri 14 peserta)
RICIS
(Jeruk Nipis Kecap
Manis) Jum’at, 15 November
Melatih masyarakat Ibu-ibu 2019 UPPKS di
menggunakan terapi UPPKS (10.15-11.00) rumah ibu.
yang sederhana, dan RT I/II (dihadiri 15 peserta) Mulyani
murah untuk
mengatasi masalah
saluran pernapasan
GEBRAK MUGI
(Gerakan Bersama
Masyarakat Minggu
Pagi)
Minggu
Mendorong Masyarakat Lingkungan
10 November 2019
masyarakat sebelum Desa Masyarakat
(07.00-09.30)
mulai aktivitas pagi Kadilangu RT Kadilangu RT
(dihadiri 18 peserta)
dan sesudah aktivitas 1/III I/III
dengan gerakan cuci
tangan (Hand
Hygiene)

GENTONG LOKER Masyarakat Sabtu Lingkungan


BASAH RT I/II 16 November 2019 Masyarakat
(Gerakan Gotong (16.00-17.30) RT I/II
Royong Selokan
Bersih dan Bebas
Sampah)
Kerja bakti bersama
masyarakat (dihadiri 15 peserta)
membersihkan area
selokan dan sekitar
rumah-rumah

GARBA HAHI
(Gerakan Lomba
Hand Hygiene)
Menyelenggarakan
perlombaan tiap
kelompok baik dari Seluruh 27November 2019
Lingkungan
masing-masing RT Masyarakat (dihadiri 26 peserta
Masyarakat
untuk menampilkan Desa dan 15 penonton)
Kadilangu
kekompakannya Kadilangu
dalam gerakan cuci
tangan serta ada
pengadaan hadiah atau
doorprise untuk
mencari pemenangnya

Hasil evaluasi dengan wawancara, peserta dan warga mengerti tentang


pentingnya penyuluhan ISPA mulai dari pengertian, tanda dan gejala, terapi
komplementer sederhana yang bisa diterapkan di rumah . Evaluasi ini didukung oleh
beberapa penelitian terkait, salah satunya Deborah, et all 1996, yang menyatakan
bahwa pengaruh pendidikan kesehatan secara berkala dalam suatu daerah atau lokasi
akan semakin meningkatkan minat masyarakat untuk datang mengikuti. Selain itu
pendidikan kesehatan ini akan meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat
untuk meningkatkan derajat kesehatan. Sedangkan peningkatan pengetahuan serta
antusiasme masyarakat untuk mengikuti penyuluhan kesehatan menurut H.I. Blum
dalam Khadtjidah, (2004) menyatakan bahwa perubahan perilaku serta pengetahuan
dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya: lingkungan, tingkat pendidikan dan
budaya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mubarak (2009) yang mengemukakan
bahwa salah satu factor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang kesehatan
adalah kebudayaan lingkungan sekitar dan pendidikan.

2. Pengetahuan Kelompok Dewasa Tentang Hipertensi

Dari hasil pengkajian awal di Desa Kadilangu ditemukan bahwa terdapat 72


warga yang diketahui memiliki penyakit Hipertensi. Berdasarkan wawancara dengan
keluarga penderita hipertensi didapatkan hasil bahwa keluarga tidak dapat
menjelaskan tentang penyakit hipertensi. Maka dari itu kelompok dewasa
merencanakan penyuluhan kesehatan penyakit hipertensi kepada keluarga penderita
dan masyarakat Kadilangu. Kegiatan yang telah dilaksanakan terkait dengan
hipertensi adalah sebagai berikut :
Kegiatan Sasaran Waktu Tempat
BETE 5. Posyandu 5. Sabtu 16 November 5. Posyandu
(Berani Tensi) Ekasari 2019 Ekasari
Pemeriksaan tensi (09.00-11.00) 6. Posyandu
pada masyarakat (dihadiri 22 peserta) Trisari
untuk mengetahui 7. Balaidesa
status kesehatan 6. Posyandu 6. Senin 18 November 8. Rumah Bu
masyarakat memiliki Trisari 2019 Alis
hipertensi atau tidak (09.00-11.00) 9. Rumah Bpk
(dihadiri 38 peserta) Iswanto
7. Posbindu

7. Rabu 20 November
2019
(09.00-11.00)
8. Masyarakat
(dihadiri 10 peserta)
RT ½
8. Sabtu 16 November
2019
(13.00-15.00)
(dihadiri 30 peserta)

9. Masyarakat
9. Selasa 19
RT 1/3
November 2019
(18.00-20.00)
(dihadiri 42 peserta)

EKSISTENSI
(Edukasi Kesehatan Senin
Tentang Hipertensi) Masyarakat 18 November 2019 Rumah B.
Penyuluhan kesehatan RT I/II (16.30-17.15) Alies (PKK-
yang mendukung (dihadiri 17 peserta) RT)
pencegahan penyakit
hipertensi
SAPER
Rabu,
(Senam Hipertensi)
Masyarakat 20 November 2019
Melakukan senam
Posbindu (08.30-09.30) Balai Desa
hipertensi bersama
(dihadiri 10 peserta)
masyarakat

PEMENDAGDRI
(Pemberdayaan Warga
Senin
dengan seledri)
18 November 2019 Rumah B.
Pelatihan kepada Masyarakat
(17.15-18.00) Alies (PKK-
masyarakat tentang RT I/II
(dihadiri 17 peserta) RT)
terapi modalitas
hipertensi (jus seledri)

Hasil evaluasi dengan wawancara keluarga penderita mengatakan paham


tentang pengertian dan penyakit hipertensi, mampu mengidentifikasi penyebab
penyakit hipertensi, mampu menyebutkan tanda dan gejala penyakit hipertensi,
mampu mengetahui cara pencegahan, mampu mengetahui pengobatan herbal pada
penyakit hipertensi. Evaluasi ini didukung oleh beberapa penelitian terkait, salah
satunya Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa pemberian informasi dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dari pendidikan kesehatan yang telah
diberikan membantu masyarakat untuk memperoleh pengetahuan. Dari beberapa
informasi yang di dapat oleh masyarakat terutama masalah hipertensi akan dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat. Seperti yang dikemukan oleh Lestari (2011).
Salah satu informasi yang di dapat baik itu penyuluhan ataupun pendidikan kesehatan
yang diberikan dengan harapan tidak hanya di mengerti, tetapi juga mau dan mampu
melakukan suatu anjuran untuk mencapai hidup sehat.

BAB V

KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Telah dilaksanakan kegiatan komunotas dalam bidang keperawatan yang menyasar
kelompok usia dewasa di desa Kadilanggu kecamatan Baki, Sukoharjo Jawa tengah pada
tanggal 04 November sampai dengan 30 November 2019. Berdasarkan pengkajian yang
telah dilaksanakan di desa Kadilanggu kecamatan Baki, Sukoharjo Jawa tengah
diputuskan kelompok agregat dewaasa mengusung 2 diagnosa utama sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan yaitu masalah Hipertensi dan ISPA dengan diagnosa:
1. Tingginya penyakit hipertensi dengan prosentase 37% b.d Kurangnya sikap dan
kognitif masyarakat dalam mengontrol kesehtan diri.
2. Gangguan saluran pernapasanISPA 17% Asma 7% Penyakit paru 6% TBC 1% Yang
terbilang cukup tinggi b.d Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga
kesehatan diri dan lingkungan.
Kegiatan yang dilaksanakan kelompok berdasarkan kedua diagnosa yang
ditetapkan adalah Bete, Eksistensi, Saper, Pemendagri, Tumpul, Gebrakmugi , Gentong
loker basah, Pendispa, Ricis, Sikentang, Gerbahahi/gertakmas!. Selain kegiatan –
kegiatan yang telah disebutkan terdapat pula beberapa kegiatan tambahan baik yang
disarankan oleh warga maupun inisiatif dari kelompok yaitu Miksusu , Estisah. Dari
kegiatan yang telah dilaksanakan pada tanggal 04 November sampai dengan 30 November
2019 seluruh kegiatan berjalan dengan lancar dengan partisipasi warga maupun kader
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, T.E., McFarlane,J. 2007. Buku ajar keperawatan komunitas teori dan praktik:
Edisi 3. Jakarta: EGC.

Dalimartha, S. 2008. Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penerbit Plus Jakarta.
DepKes RI. 2007. Direktorat Jendral PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta.
Hidayat. A. 2006. Pengantar ilmu keprawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Harnilawati. 2013. Konsep dan proses Keperawatann Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As
Salamm.

Mansjoer, Arif. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.


Meadow, S. R & Simen. 2006. Lectus Notes : Pediatrika. Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama.
Mutataqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : CV Sagung
Seto.

Riyadi. 2009. Asuhan Keperawatan Edisi 1. Yogyakarta : Fitramayana.


Riyadi. Sugeng. 2007. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.
Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.
Soegojanto, S. 2007. Diagnosa dan penatalaksanaan. Jakarta: Salemba Medika.
Suriadi, Y. 2006. Asuhan Keperawatan. Jakarta: CV Sagung Seto.
Susan, Smeltzer. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Prince, Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Kliniis Propes Penyakit. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai