PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) merupakan dimana seseorang telah mencapai usia 65
tahun ke atas, lansia bukan penyakit namun merupakan tahap lanjut dari suatu
proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stres lingkungan, lanjut usia akan mengalami berbagai
perubahan akibat terjadinya penurunan dari semua aspek diantaranya fungsi
biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Perubahan ini akan memberikan
pemgaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk status kesehatannya (Abdul
& Sandu, 2016).
Pada lansia sistem muskuloskletal akan mengalami beberapa perubahan
seperti perubahan pada jaringan penghubung (kolagen dan elastin),
berkurangnya kemampuan kartilago untuk bergerasi, kepadatan tulang
berkurang, perubahan strukrur tulang berkurang, perubahan struktur otot, dan
terjadi penurunan elastisitas sendi, hal ini menyebabkan sebagian besar dari
lansia mengalami gangguan sistem muskuloskletal, yang menyebabkan nyeri
sendi adalah tanda atau gejala yang mengganggu persendian, nyeri sendi akan
mengganggu kinerja bagian tubuh. Pada nyeri sendi biasanya akan muncul rasa
tidak nyaman untuk disentuh, muncul pembengkakan, peradangan, kekakuan,
dan pembatasan gerakan, adapun penyakit gangguan sistem muskuloskletal
yang menyebabkan nyeri sendi salah satunyanya adalah Gout Arthritis (Aniea,
2016). Gout Arthritis merupakan pembentukan kristal pada persendian, akibat
tingginya kadar asam urat dalam darah, penumpukan kristal tersebut
mengakibatkan kerusakan pada daerah persendian sehingga dapat
menimbulkan nyeri (Nimade, 2020).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2017), prevalensi
Gout Arthritis di dunia sebanyak 34,2%. Sementara Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2020 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit Gout
Arthritis di Indonesia berdasarkan diagnosis dan gejalanya yaitu 7,3%, dimana
Provinsi Gorontalo berada di peringkat 16 tertinggi di Indonesia dengan
presentase hasil 6,85%, masing-masing tiap Kabupaten/Kota memiliki
prevalensi yaitu Kabupaten Gorontalo (8,39%), Kota Gorontalo (7,40%),
Gorontalo Utara (6,47%), Bone Bolango (6,35%), Pohuwato (5,78%) dan
Boalemo (4,23%).
Dilihat dari banyaknya prevalensi penderita Gout Arthritis maka di
perlukan salah satu intervensi keperawatan komplementer yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh perawat dalam mengontrol nyeri pada pasien
Gout Arthritis salah satunya adalah menggunakan kompres hangat kayu manis
(Nimade, 2020).
Kompres hangat merupakan terapi modalitas fisik dalam bentuk stimulasi
kutaneus, sitmulasi ini dapat meredakan nyeri sementara secara efektif, teknik
stimulasi ini mendistraksi penderita dan memfokuskan perhatian pada stimulus
taktil, jauh dari sensasi yang menyakitkan sehingga mengurangi persepsi nyeri
yang dirasakan oleh penderita, kompres hangat ini berfungsi untuk melebarkan
pembuluh darah dan melancarkan sirkulasi darah, sehingga dapat mengurangi
kekakuan dan menurunkan sensasi rasa nyeri, Pemberian kompres hangat juga
dapat dikombinasikan dengan obat herbal. (Kozier & Erb, 2015).
Obat herbal merupakan bahan atau ramuan yang bisa berupa tumbuhan,
hewan, bahan mineral, atau campuran dari semua bahan. Obat herbal dikenal
juga sebagai obat alternatif, obat alamiah, atau tradisional yang sudah
dimanfaatkan sejak lama, keuntungan penggunaan obat herbal dibandingkan
dengan pengobatan modern salah satunya yaitu dapat menghilangkan akar
penyakit karena efek obat herbal bersifat menyeluruh sehingga tidak hanya
mengobati penyakit tetapi juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk
melawan penyakit, salah satunya dengan menggunakan kayu manis (Maya,
2021).
Kayu manis (Cinnamomum Burmani) merupakan rempah-rempah dalam
bentuk kulit kayu yang biasa dimanfaatkan masyarakat sebagai penambah rasa
dalam masakan, selain itu dalam kesehatan kayu manis merupakan salah satu
obat pereda sakit pada penyakit gout arthritis yang sering dialami oleh lansia
kayu manis mempunyai kandungan kimia yang sangat berperan sebagai
antiiflamasi (Margowati, 2017). Kayu manis untuk kompres hangat ini lebih
efektif untuk mengurangi nyeri dibanding kompres dingin dalam penurunan
skala nyeri Gout Arthritis hal ini didukung oleh penelitian Margowati, 2017
yang menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh kompres hangat kayu manis
terhadap penurunan tingkat nyeri sendi pada pasien lanjut usia dengan Gout
Arthritis.
Selain itu berdasarkan survey yang dilakukan mahasiswa profesi Ners
XIII melalui wawancara dengan petugas Panti Sosial Griya Jannati di katakana
bahwa masalah kesehatan yang paling banyak yaitu Gout Arthritis dan
Hipertensi, di wisma widuri jumlah lansia yang menderita Gout Arthritis
sejumlah 4 lansia dari 7 lansia yang tinggal di wisma widuri, didpatkan
informasi dari 4 lansia yang menderita Gout Arthritis, semuanya mengeluhkan
nyeri dan bengkak pada persendian. Dari hasil wawancara ke 4 lansia
didapatkan penanganan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri salah satunya
yaitu hanya bisa beristirahat sampai nyeri yang dirasakan hilang, lansia juga
belum pernah melakukan kompres hangat kayu manis dalam pengobatan
herbal. Berdasarkan masalah diatas, maka kami ingin menganalisa “Pengaruh
Pengunaan Kompres Kayu Manis Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada
Penderita Gout Arthritis”
B. Tujuan
Untuk menganalisis jurnal tentang Pengaruh Pengunaan Kompres Kayu
Manis Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis.
C. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Program Studi Ners
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan materi,
teori dan bahan bacaan tentang Pengaruh Pengunaan Kompres Kayu
Manis Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis.
b. Bagi Perawat
Diharapkan dapat memberikan alternatif untuk dapat dijadikan
sebagai bahan masukan bagi perawat dalam melakukan intervensi.
c. Bagi Panti Sosial Griya Lansia Jannati
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi bahan masukan bagi
panti dalam melaksanakan penatalaksanaan mengenai intervensi
pengunaan kompres kayu manis terhadap penurunan skala nyeri pada
penderita Gout Arthritis.
2. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan analisis jurnal ini dapat memberikn suatu pengetahuan
tentang pengaruh pengunaan kompres kayu manis terhadap penurunan
skala nyeri pada penderita Gout Arthritis.
b. Diharapkan bias menjadi konstribusi yang baik bagi dunia ilmu
pengetahuan pada umumnya dan juga memberikan ilmu khusus bagi
keperawatan.
BAB II
METODE DAN TINJAUAN TEORITIS
Hasil:
Google Schoolar: 6
Kata Kunci:
1. Kompres Kayu Manis Dan Penurunan
Nyeri
2. Kompres Kayu Manis Dan Gout
Arthritis
3.2. Pembahasan
Perawat dalam proses asuhan keperawatan mempunyai peran penting
dalam pemberian pereda nyeri yang adekuat, yang prinsipnya mencakup
mengurangi ansietas, mengkaji nyeri secara regular, memberi analgesik dengan
tepat untuk meredakan nyeri secara optimal, dan mengevaluasi keefektifannya
(Kneale, 2011). Penatalaksanaan nyeri yang efektif adalah aspek penting dalam
asuhan keperawatan.
Penatalaksanaan nyeri salah satunya dengan terapi non farmakologis yang
merupakan terapi modalitas yang digunakan sebagai terapi pendukung untuk
kesembuhan pasien tanpa mengabaikan terapi medis yang dapat mengontrol
gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan
pasien secara keseluruhan dan merupakan bagian dari terapi komplementer
(Suardi, 2011). Dimana terapi non farmakologis meliputi penurunan berat badan,
kompres air panas, Jahe merah, kulit kayu manis (cortex cinnamomi burnannii),
batang brotowali (caulis tinosporae crispa.), (ocimum bacilicum), akar jarak
(radix ricini), (Marvia, et al 2019). Dari beberapa terapi tersebut salah satu terapi
yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien Gout Arthtritis yaitu
dengan pemberian kompres kayu manis (cortex cinnamomi burnannii).
Dijelaskan dalam penelitian Marvia et al (2019) tentang Pengaruh
kompres kayu manis terhadap perubahan tingkat nyeri sendi pada lansia
didapatkan Sebelum pemberian kompres kayu manis sebagian besar lansia
mengalami nyeri sedang. Dan setelah diberikan kayu manis sebagian besar
responden berada pada tingkat nyeri ringan yaitu sebanyak 12 responden (80%).
Hal ini disebabkan karena kandungan minyak atsiri pada kulit kayu manis
mengandung eugenol, dimana eugenol mempunyai rasa yang sangat pedas dan
panas sehingga mampu membuka poripori kulit. Kandungan kayu manis
(Cinnamomum Burmannii) yang berperan dalam inflamasi berasal dari
sinamaldehid. Kandungan sinamaldehid mampu masuk ke dalam sistemik tubuh
dengan adanya pelebaran pori-pori tersebut. Sinamaldehid diduga mampu
menghambat lipoxygenase. lipoxygenase ini merupakan mediator di dalam tubuh
yang mengubah asam free arachidonicAcid menjadi leukotrienes. Jika
leukotrinnya menurun maka proses inflamasi berkurang. Salah satu dari tanda-
tanda inflamasi merupakan nyeri, khususnya pada pasien Arthritis Gout
(prasetyaningrum, 2012).
Faktor yang mempengaruhi terjadinya arthritis gout salah satunya adalah
jenis kelamin, Arthritis gout biasanya lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding
perempuan, namun pada perempuan lebih banyak terkena setelah memasuki usia
menopause, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Antoni et al
(2020), Dari 13 responden mayoritas yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8
orang (61,5%) dan minoritas yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 5 orang
(15,4%). Hasil penelitiannya menunjukan dari 13 responden kelompok
eksperimen sebelum dilakukan intervensi yakni rata-rata penurunan skala nyeri
adalah 6,92 (SD=0,954) dan sesudah diberikan kompres kayu manis yakni rata-
rata penurunan skala nyeri adalah 4,85 (SD = 1,281). Hasil uji statistik
menggunakan uji wilcoxon didapatkan p-value sebesar 0.001 Sehingga
menunjukan adanya pengaruh penggunaan kompres kayu manis terhadap
penurunan skala nyeri pada penderita arthritis gout.
Hal ini dikarenakan responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih rentan
terkena arthritis gout. Laki-laki memiliki kadar asam urat lebih tinggi dibanding
perempuan sehingga rentan terserang arthritis gout. Pada wanita terdapat hormon
estrogen yang mampu melindungi lapisan endotel pada seluruh tubuh sehingga
elastisitas dari pembuluh darah, sendi dan organ lain lebih terjaga daripada yang
sudah menopause.
Kompres kayu manis merupakan kompres yang dilakukan dengan
menggunakan bubuk kayu manis hal ini dijelaskan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Setiawan et al (2020) Bubuk kayu manis tersebut dibuat pasta
kayu manis dengan komposisi 20-gram bubuk kayu manis yang dilarutkan dalam
1 sendok makan air hangat 45°C. Kemudian dibalurkan pada bagian tubuh yang
nyeri kemudian tunggu 10-20 menit. Hasilnya menunjukan sebelum diberikan
kompres kayu manis pada hari pertama didapatkan nyeri pasien dalam kategori
nyeri sedang yaitu dengan skala nyeri 5. Setelah diberikan kompres kayu manis
nyeri pasien berkurang menjadi skala 4. Pada hari kedua sebelum dilakukan
kompres kayu manis nyeri pasien masih tetap dengan skala 4. Setelah diberikan
kompres kayu manis skala nyeri pasien berkurang menjadi nyeri ringan yaitu
dengan skala nyeri 3. Setelah diberikan kompres kayu manis selama 2 hari dalam
1 minggu dengan durasi waktu 10-20 menit, skala nyeri pasien 1 berkurang dari
skala nyeri sedang 5 menjadi nyeri ringan yaitu dengan skala nyeri 3.
Sama halnya dengan penelitian dari Parwata et al (2020) data yang
diperoleh pada pengkajian nya klien mengeluhkan nyeri pada daerah lutut dan
pergelangan kaki, seperti tertusuk–tusuk, tidak menyebar, susah untuk berjalan,
Skala nyeri 6, perubahan dalam cara berjalan yaitu dengan langka kecil, terdapat
nyeri tekan pada lutut, dan pergelangan kaki, ekspresi wajah nampak meringis.
Hasil intervensi pemberian kompres kayu manis yang di lakukan pada klien
selama 1 minggu dengan 4 kali pemberian menunjukan perubahan yang
signifikan. Klien mengatakan sebelum di berikan kompres kayu manis klien
merasakan nyeri dengan skala nyeri 6, tetapi setelah pemberian 4 kali terapi
kompres kayu manis klien merasakan nyeri nya sudah berkurang dan klien bisa
berjalan dengan normal, selain itu pemeriksaan kadar asam urat dari klien yang
pertama nya 10,3 gr/dL selama 4 kali pemberian terapi kompres kayu manis sudah
berangsur-angsur turun menjadi 6,3 gr/dL. Sebelumnya klien jarang atau bahkan
belum pernah melakukan terapi pengobatan nyeri sendi Gout Arthritis dengan
pengobatan kompres kayu manis.
Namun sedikit berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Umah et al
(2020) mengenai efektifitas kompres hangat rebusan jahe dan kayu manis
terhadap penurunan tingkat nyeri sendi pada lansia hasilnya menunjukan kompres
rebusan jahe lebih efisien di banding kompres kayu manis hal ini dikarenakan
kayu manis menjadi obat pereda sakit khususnya pada penyakit rematik di usia
lanjut. Sebaliknya pemberian kompres hangat dari jahe sebagai alternatif untuk
mengurangi nyeri sendi pada usia lanjut yang mengalami penyakit asam urat hal
ini dikarenakan pengompresan jahe hangat mempunyai isi enzim siklo-oksigenasi
dicampur dengan air hangat membantu pelebaran pembuluh darah serta
meningkatkan aliran darah berdampak pada anti nyeri, relaksasi otot dan
menaikkan kelenturan sendi, sehingga proses peradangan menurun akibatnya
terjadi penurunan nyeri pada sendi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari beberapa jurnal yang dianalisis, pengaruh penggunaan kompres kayu
manis dapat menurunkan skala nyeri pada penderita gout arthritis terutama pada
lansia yang mengalami/menderita asam urat/ gout arthritis. Sehingga dapat
direkomendasikan untuk dilakukan di Panti Sosial Griya Lansia Jannati.
4.2 Saran
a. Teoritis
Diharapkan dengan adanya analisis jurnal ini teori pemberian kompres
kayu manis dapat menurunkan skala nyeri pada penderita gout arthritis,
terutama pada lansia yang menderita gout arthritis di Panti Sosial Griya
Lansia Jannati.
b. Praktis
1. Bagi Program Studi Ners
Diharapkan dengan adanya analisis jurnal ini dapat menjadi tambahan
teori dan literatur bacaan tentang keperawatan gerontik
2. Bagi Perawat
Jurnal ini diharapkan dapat menamba wawasan, ilmu, pengetahuan
serta menjadi landasan dalam mengaplikasikan dalam tindakan
keperawatan khususnya pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, 2017. Penyakit Asam Urat Pada Lansia, Jakarta : Salemba Medika
Andarmoyo, Sulistyo. 2018. Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media
Kozier B & Erb’s, G. (2015). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis (Kozier &
Erb’s techniques in clinical nursing), ed. Ariani, F edk 5. Jakarta: EGC
Margowati, S. & Sigit, P. 2017. Pengaruh Penggunaan Kompres Kayu Manis
(Cinnamomum Burmani) Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Arthritis
Gout. Yogyakarta
Muttaqim, Arif. 2016. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC
Maya Cobalt S & Mega Yolanda, (2021). Penerapan Kompres Hangat Kayu
Manis (Cinnamomum Burmani) Terhadap Penurunan Nyeri Penderita
Gout Arthitis Di Desa Kwaron Kelurahan Karangdowo Klaten. Jurnal
Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 5 No.1 Januari 2021: Semarang
Nuratif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosis Medis & NANDA. Yogyakarta: Medication.
Prasetyono, D.S. 2017. Daftar Tanda Dan Gejala Ragam Penyakit. Yogyakarta:
FlashBooks.
World Health Organization (WHO). (2017). WHO methods and data sources
global burden of diasese estimates 2000-2015.