PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit asam urat atau gout artritis merupakan salah satu kategori
atau peningkatan kadar asam urat dalam darah. Hiperurisemia terjadi apabila
kadar asam urat serum >5,7 mg/dl pada wanita dan 7,0 mg/dl pada laki-laki.
Gout artritis yang merupakan produk akhir metabolisme purin saat mencapai
hiperurisemia dapat menyebabkan arthritis pirai, nefropati asam urat, tofi, dan
jumlah penderita hingga dua kali lipat antara tahun 1990 - 2012. Penyakit
asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap 100.000 orang.
daerah diagnosis nakes tertinggi di Nusa Tenggara Timur 33,1%, diikuti Jawa
barat 32,1% dan Bali 30%. Prevalensi gout artritis sering dijumpai di
Sulawesi Selatan pada pria 10% dan wanita 4%. Menurut World Health
Organization (WHO), penderita asam urat di Indonesia hanya 24 % yang
(40%) orang mengalami gout artritis dari total penduduk yang menderita
Peningkatan kadar asam urat dalam darah, selain menyebabkan gout, menurut
tahunnya akan tetapi juga berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan. Nyeri
protein kedelai turut andil dalam meningkatkan asam urat. Namun fakta yang
nyeri. Hal ini sejalan dengan peneltian Yatim (2009) bahwa hampir 85 - 90%
persendian dan umumnya pada sendi antara ruas tulang telapak kaki dengan
jari kaki. Nyeri merupakan pengalaman sensori nyeri dan emosional yang
potensial yang tidak menyenagkan yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh
dan disusul masa tanpa keluhan yang mungkin berlanjut dengan nyeri sendi
kronis.
B. Rumusan Masalah
2019 ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
dengan nyeri.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada klien gout artritis
dengan nyeri.
dengan nyeri.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis