Anda di halaman 1dari 11

Laporan Pendahuluan DBD (Demam Berdarah Dengue)

A. Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue. Dengue adalah virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes spp,
nyamuk yang paling cepat berkembang di dunia ini telah menyebabkan hampir 390
juta orang terinfeksi setiap tahunnya. Beberapa jenis nyamuk menularkan virus
dengue . DBD memiliki gejala serupa dengen demam dengue, namun DBD memiliki
gejala lain berupa sakit/nyeri pada ulu hati terus – menerus, pendarahan pada hidung,
mulut, gusi, atau memar pada kulit. Renjatan berat dapat terjadi jika volume plasma
berkurang sampai lebih dari pada 30% dan berlangsung selama 24-48 jam. Renjatan
yang tidak ditanggulangi secara adekuat akan menimbulkan anoksia jaringan, asidosis
metabolik dan kematian. Gangguan Hemostatis pada DBD menyangkut 3 faktor yaitu
perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Prinsip utama dalam
penatalaksanaan adalah tirah baring, pemberian makanan lunak dan minum banyak,
serta kolaborasi dokter dalam pemberian obat obatan antipiretik, konsulti, antibiotik
kortikosteroid dan anti koagulasi.

B. Etiologi
DBD disebabkan oleh virus Dengue yang termasuk kedalam kelompok
arbovirus B, famili Flaviviridae, genus Flavivirus. Virus dengue mempunyai 4
serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4. Perantara pembawa virus dengue,
dalam hal ini nyamuk Aedes disebut vector.

Terdapat 3 faktor dalam penularan virus dengue Manusia sebagai host virus dengue,
nyamuk Ae. aegypti yang menjadi vektor utama serta Ae. albopictus yang menjadi
vektor pendamping

C. Tanda dan Gejala

a. Panas, biasanya langsung tinggi dan terus menerus. Sebab tidak jelas dan hampir
tidak bereaksi dengan pemberian antipiretik. Panas berlangsung 2-7 hari.
b. Malaise, mual, muntah, diare, konstipasi, sakit kepala, anoreksia, kadang batuk
c. Tanda tanda perdarahan seperti petekia, perdarahan gusi, epiktasis, hematemesis
melena
d. Muka kemerahan , leukopenia.
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
f. Pembengkakan sekitar mata
g. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
h. Tanda tanda rejatan adalah sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, capillary refill lebih dari2 detik, nadi cepat dan lemah.
Gambaran klinis yang tidak khas dan sering dijumpai adalah :

1. keluhan pada saluran pernafasan : batuk, pilek, sakit waktu menelan


2. keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare, konstipasi
3. Keluhan system tubuh yang lain : sakit kepala, nyeri otot tulang sendi, nyeri ulu hati,
nyeri perut, pegal pegal, kemerahan pada kulit, pembengkakan sekitar mata, lakrimasi
dan fotofobia
4. Pada pasien yang mengalami dialysis perifer, kulit terasa lembab, dingin, tekanan
darah menurun, nadi cepat dan lemah.
5. Adanya pembesaran hati, limpa dan pembesaran kelenjar getah bening

Tanda penting dari DBD ini adalah adanya kebocoran plasma

A. Hematokrit meningkat lebih dari 20%.

B. Pada kebocoran plasma terjadi perpindahan aliran plasma dari kapiler masuk ke ruang
interstitial seperti palpebra, perut, skrotum, sebagian ke pleura, dengan manifestasi
klinis :effusi pleura, asites, edema palpebra, hidroproteinemia.

D. Patofisiologi
Fenomena patofisiologi utama DBD adalah meningginya permeabilitas
dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diatesis hemoragik. Plasma merembes selama perjalanan
penyakit mulai dari permulaan masa demam dan mencapai puncaknya pada masa
renjatan. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan menghilangnya plasma
melalui endotel dinding pembuluh darah. Meningginya nilai hematokrit menimbulkan
dugaan bahwa renjatan terjadi sebagai akibat kebocoran plasma ke daerah ekstra
vaskuler melalui kapiler yang rusak. Trombositopenia merupakan kelainan
hematologis yang sering ditemukan. Trombositopenia diduga akibat meningkatnya
destruksi trombosit dan depresi fungsi megakariosit. Trombositopenia dan gangguan
fungsi trombosit dianggap sebagai penyebab utama terjadinya pendarahan pada DBD.
Selain trombositopenia, kelainan sistem koagulasi juga berperan dalam perdarahan
penderita DBD. Perdarahan kulit pada penderita DBD umumnya disebabkan oleh
faktor kapiler, gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia, sedangkan perdarahan
masif terjadi akibat kelainan mekanisme yang lebih kompleks lagi, yaitu
trombositopenia, gangguan faktor pembekuan dan kemungkinan besar oleh faktor
Koagulasi intravaskuler diseminata
E. Pemeriksaan Penunjang
Darah :

o IgG dengue positif


o Trombositopenia
o Hematokrit meningkat lebihd ari 20 merupakan indicator akan timbulnya rejatan
o Hb meningkat lebih dari 20%
o Leukopenia pada hari 2 dan 3
o Masa perdarahan memanjang
o Hipoproteinemia
o Hiponatremia
o Hipokloremia
o SGOT dan SGPT meningkat
o Ureum, Ph darah bisa meningkat

Urine : Albuminuria

Foto thorax : effusi pleura

F. Farmakoterapi
Pengobatan DBD bersifat simptommatik dan supportif, (mengatasi kehilangan
cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat
pendarahan)

 Cairan pengganti (rekomendasi WHO)


 Cairan Laktat Ringer
 Cairan Glukosa 5% dalam 0,9% NaCl.
 Cairan Glukosa 5% dalam 0,45% NaCl.
 Cairan Glukosa 5% dalam Laktat Ringer
 Cairan Glukosa 5% dalam 0,3% NaCl

Terapi non farmakologi

 Minumlah air putih min. 20 gelas berukuran sedang setiap hari


 Cobalah menurunkan panas dengan meminum obat penurun panas seperti
paracetamol
 Minum minuman ber ion untuk mengganti cairan elektrolit yang hilang
 Makan makanan bergizi dan diusahakan dalam kuantitas yang banyak meskipun
minat makan menurun drastis.
G. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan secara umum :

Penatalaksanaan

a. Tirah baring

b. Pemberian makanan lunak

c. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam)

d. Pemberian cairan melalui infuse

e. Pemberian obat-obtan; antibiotic, antipiretik

f. Antikonulsi jika terjadi kejang

g. Monitor TTV

h. Monitor adanya tanda-tanda renjatan

i. Monitor tanda-tanda pendarahan lanjut

j. Periksa HB, HT, dan trombosit setiap hari


H. Askep teori
Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal atau dasar dalam proses keperawatan dan
merupakan tahap paling menentukan bagi tahap berikutnya yang berasal dari berbagai
macam sumber data.

Biodata

1. Identitas Pasien

Nama/ Nama panggilan, tempat tanggal lahir, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan,
alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medis,

2. Identitas Orang Tua/Penanggung Jawab Nama ayah dan ibu atau penanggung
jawab, usia, pendidikan, pekerjaan, sumber penghasilan, agama, alamat.

3. Identitas Saudara Kandung

Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama Alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada
tenaga professional
b) Riwayat Keluhan Utama

Hal yang berhubungan dengan keluhan utama:


c) Munculnya keluhan
Tanggal munculnya keluhan, waktu munculnya keluhan
(gradual/tiba-tiba), presipitasi/predisposisi (perubahan emosional,
kelelahan, kehamilan, lingkungan, toksin/allergen, infeksi).

Karakteristik
d) Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi), loksai dan radiasi,
timing (terus menerus/intermiten, durasi setiap kalinya), hal-hal
yang meningkatkan/menghilangkan/mengurangi keluhan, gejalagejala lain
yang berhubungan.
Masalah sejak muncul keluhan
Perkembangannya membaik, memburuk, atau tidak berubah.
e) Keluhan pada saat pengkajian

2. Riwayat Masa Lampau (khusus untuk anak usia 0-5 tahun)

a. Prenatal Care Tempat pemeriksaan kehamilan tiap minggu, keluhan saat hamil,
riwayat terkena radiasi, riwayat berat badan selama hamil, riwayat imunisasi TT,
golongan darah ayah dan ibu
b. Natal Tempat melahirkan, jenis persalinan, penolong persalinan, komplikasi yang
dialami saat melahirkan dan setelah melahirkan.
c. Post Natal Kondisi bayi, APGAR, Berat badan lahir, Panjang badan lahir,
anomaly kongenital, penyakit yang pernah dialami, riwayat kecelakaan, riwayat
konsumsi obat dan menggunakan zat kimia yang berbahaya, perkembangan anak
dibanding saudara-saudaranya

3. Riwayat Keluarga

Penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh keluarga (baik berhubungan/tidak
dengan penyakit yang diderita klien), gambar genogram dengan ketentuan yang
berlaku (symbol dan 3 generasi

4. Riwayat Imunisasi

Riwayat imunisasi (imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu imunisasi

5. Riwayat Tumbuh Kembang


Perkembangan Tiap Tahap : Usia anak saat berguling, duduk, merangkak, berdiri,
berjalan, senyum kepada orang lain pertama kali, bicara pertama kali, kalimat pertama
yang disebutkan dan umur mulai berpakaian tanpa bantuan
6. Riwayat Nutrisi
a. Pemberian ASI
b. Pemberian Susu Formula : Alasan pemberian, jumlah pemberian dan cara
pemberian.
c. Pola Perubahan Nutrisi

7. Riwayat Psikososial
a. Yang mengasuh anak dan alasannya
b. Pembawaan anak secara umum (periang, pemalu, pendiam, dan kebiasaan
menghisap jari, membawa gombal, ngompol)
c. Lingkungan rumah (kebersihan, keamanan, ancaman, keselamatan anak, ventilasi,
letak barang-barang

8. Riwayat Spiritual
a. Support sistem dalam keluarga
b. Kegiatan keagamaan

9. Aktivitas Sehari-hari

a. Nutrisi : Selera makan anak sebelum sakit dan saat sakit.


b. Cairan : Jenis minuman sebelum sakit dan saat sakit, frekuensi
c. minum, kebutuhan cairan dan cara pemenuhan sebelum sakit serta saat sakit.
d. Pola eliminasi : Tempat pembuangan sebelum sakit dan saat sakit, frekuensi,
e. konsistensi, kesulitan dan obat pencahar yang diberikan sebelum sakit serta
saat sakit.
f. Pola istirahat tidur : Jam tidur anak saat siang dan malam, pola tidur,
kebiasaan
g. sebelum tidur, kesulitan tidur sebelum sakit dan saat sakit.
h. Olahraga : Program olahraga, jenis dan frekuensi, kondisi setelah
i. keluarga sebelum sakit dan saat sakit

10. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Kesadaran, postur tubuh


2. Tanda – tanda vital : Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan
3. Ukuran anthropometric : Berat badan, tinggi badan, lingkar kepala
4. Kepala : Kebersihan, warna rambut, benjolan dan tekstur rambut
5. Muka : Bentuk muka, ekspresi wajah dan kelainan
6. Mata : Penglihatan, konjungtiva, sclera, kelainan mata
7. Hidung : Kebersihan, kelainan
8. Telinga : Fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
9. Mulut : Gigi, gusi, lidah dan bibir
10. Tenggorokan : Warna mukosa, nyeri tekan dan nyeri menelan
11. Leher : Inspeksi dan palpasi kelenjar thyroid
12. Thorax dan pernapasan : Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
(dada
13. Jantung : Palpasi, perkusi, dan auskultasi (jantung)
14. Abdomen : Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
15. Punggung : Ada/tidak kelainan
16. Genetalia dan anus : Kebersihan, terpasang kateter/tidak, kelainan
17. Ekstremitas : Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
18. Kulit : Kebersihan kulit, turgor kulit, lesi, kelainan
19. Status neurologi : Saraf-saraf kranial dan tanda perangsangan selaput
Otak

11. Tes Diagnostik

1. Laboratorium
2. Foto Rontgen

12. Terapi Saat Ini


B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu,
keluarga dan komunitas terhadap masalh kesehatan/ proses kehidupan yang actual dan
potensial. Diagnose keperawatan memberi dasar untuk pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat.

Diagnose keperawatan untuk pasien demam berdarah dengue yaitu:

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan


peningkatan suhu tubuh (370C)
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Kurang volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
dinding plasma.
5. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume
cairan
6. Kecemasan berhubungan dengan kondisi buruk pasien dan pendarahan yang
dialami.
7. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit

C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose yang ditemukan dan
merencanakan tindakan berdasarkan kebutuhan pasien.

D. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimana
rencana keperawatan dilaksanakan yaitu untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-
aktivitas yang telah dicatat dalam rencana keperawatan pasien. Agar implementasi
perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama harus
mengidentidikasi prioritas keperawatan klien kemudian bila perawatan telah
dilaksanakan perawat mencatat dan memantau respon klien terhadap setiap intervensi
dan mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Proses yang
continyu yang penting untuk menjamin kualitas dan ketepatan perawtan yang
diberikan. Yang dilakukan dengan meninjau respon klien untuk menentukan
keefektifan rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.
Daftar Pustaka

1. Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Breda G.2001. Buku Aajar: Keperawatan Medikal-
Bedah, Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

2. Nur Syafiqah Binti Mat Yusoff, dr. Ketut Suardamana SpPD-KAI.2018. Jurnal :
Pengalaman Belajar Lapangan DEMAM BERDARAH DENGUE

3. Aryu Candra. Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 –119 Jurnal : Demam Berdarah
Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan

4. https://www.kemkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-Situasi-Demam-Berdarah-Dengue.pdf

Anda mungkin juga menyukai