Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“OLAHRAGA PADA LANSIA (HIPERTENSI)”

Ditujukan untuk memnuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan

Pembimbing Akademik : Esti Dwi Widayanti, M.Kep. Ns

Disusun Oleh :

1. Diyah Reviyanti (P1337420216027)


2. Poppy Siska Permatasari (P1337420216041)
3. Hepri Dwi Handayani (P1337420216042)
4. Fanny Febi Kurniawan (P1337420216043)
5. Arif Muhlasin (P1337420216044)

TINGKAT 2A

PRODI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

2018
Bidang Studi : Promosi Kesehatan

Topik : Olahraga Lansia

Sub topic : Jenis Olahraga yang Baik untuk Lansia

Sasaran : Lansia

Hari,tanggal : Jumat, 30 April 2018

Waktu : 60 menit

Tempat : Keluharan desa Mersi

Pemateri : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Olahraga adalah suatu kondisi tubuh bergerak yang dihasilkan oleh otot pada
tubuh dan menimbulkan pembakaran kalori dan mengeluarkan energy pada tubuh
yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Hipertensi merupakan
salah satu penyakit yang ditimbulakan oleh kurangnya berolahraga. Hipertensi
adalah suatu keadaan dimana tekanan systole dan diastole mengalami kenaikan
yang melebihi batas normal kenaikan ( batas normal kenaikan systole diatas 140
mmhg dan batas kenaikan diastole diatas 90 mmhg) (Murwani, 2013 :81). Menurut
World health organization (WHO) mencatat hipertensi menyebabkan 9,4 kematian
didunia setiap tahunnya dan beberapa data penyakit akibat kekurangan olahraga
menurut WHO antara lain adalah hipertensi 45 % dan serangan jantung 51 % dan
selebihnya stroke.
WHO mencatat pada tahun 2017 sedikitnya 972 juta kasus hipertensi didunia
dan 333 juta diantara nya akan terjadi pada daerah berkembang seperti di Indonesia.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa 25,8 % di tahun
2016 Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) melihat angka tersebut
meningkat jadi 32,4 % penduduk Indonesia mengalami hipertensi.
Menurut(NBHS) national basic helath survey, hipertensi diIndonesia pada kelompok
usia15-24 tahun adalah 8,7% pada kelompokusia 25-34 tahun adalah 14,7%, kelompok
umur35-44 tahun 24,8% usia 45-54tahun 35,6%, usia 55-64 tahun 45,9% untuk usia 65-74
tahun 57,6% sedangkan lebih dari 75 tahun adalah 63,8% dengan prevalensi yang tinggi
tersebut hipertensi yang tidak disadari jumlahnya bisa lebih tinggi lagi.

B. Tujuan
1. Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan dan pelatihan, para Lansia dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dan masyarakat dapat melakukan pengumpulan data kesehatan
di Kelurahan Mersi
b. Mahasiswa dapat membeikan informasi, sasaran dapat memahami materi
yang telah disampaikan :
1) Pengertian Lanjut Usia
2) Tujuan Olahraga untuk Lansia
3) Manfaat Olahraga untuk Lansia
4) Syarat Latihan Olahraga untuk Lansia
5) Olahraga Yang Baik untuk Lansia
6) Olahraga Yang Tidak Baik untuk Lansia

C. Materi
Terlampir
D. Peserta
1. Kader
2. Lansia / pendamping lansia
E. Kepanitiaan
Ketua dan Pembawa Acara : Poppy Siska Permatasari
Instruktur Senam : Diyah Reviyanti
Pendamping : Hepri Dwi Handayani
Observer : Fanny Febi Kurniawan
Narasumber : Arif Muhlasin
F. Setting Tempat
K P P P S S
WWWWWWWWWW
Ket : K : Ketua dan Pembawa Acara
P : Pembicara
S : Sekretaris
W : Lansia
G. Metode
1. Curah pendapat
2. Demonstrasi
H. Media
Leaflet
I. Setting Waktu

N Kegiatan
Tahapan Waktu
o Penyuluhan Peserta

1 Pembukaan a. Mengucapkan a. Menjawab 3 menit


salam salam
b. Memperkenalkan b. Mendengarkan
diri
c. Ketua c. Mendengarkan
menyampaikan dan menjawab
cara cara
pelaksanaan curah
pendapat dan
demonstrasi.
d. Ketua
menyamiakan
maksud dan
tujuan penkes
dengan metode
curah pendapat
dan demonstrasi.
e. Menggali
pengetahuan
peserta
2 Penyajian a. Curah pendapat a. Mendengarkan 20
1. Narasumber dan menit
menyampaika memperhatikan
n pendapat penyuluhan
2. Ketua b. Menanyakan
memimpin hal – hal yang
jalannya kurang jelas
acara c. Menjawab
3. Notulen pertanyaan
mencatat d. Menjawab
hasil pertanyaan
rangkuman e. Menjawab
4. Menjelaskan pertanyaan
pengertian f. Menjawab
lanjut usia pertanyaan
5. Menjelaskan
tujuan g. Menjawab
oahraga untuk pertanyaan
lansia
6. Menjelaskan h. Menjawab

manfaat pertanyaan

olahraga
untuk lansia, i. Menjawab

7. Menjelaskan pertanyaan

syarat latihan
olahraga
untuk lansia
8. Menyebutkan
olahraga yang
baik untuk
lansia
9. Menyebutkan
olahraga yang
tidak baik
utuk lansia
b. Demonstrasi
1. Menayangkan
,menyampaik
an dan
menjelaskan
senam.

3 Penutup a. Merangkum a. Mendengarkan 2 me


materi nit
b. Mengucapkan b. Menjawab
salam penutup salam

J. Rencana Evaluasi Kegiatan


1. Evaluasi Struktur
Persiapan dilaksanakan 3 hari sebelum kegiatan dan mengunjungi rumah warga 3 hari
sebelum kegiatan
2. Evaluasi Proses
Diharapkan acara berjalan tertib dan lancar sesuai alokasi waktu yang tersedia dengan
kehadiran 80-100 % dari kunjungan rumah ke warga
3. Evaluasi Praktek
a. Mahasiswa mampu berinteraksi dan menjalin kerjasama dengan masyarakat desa
Mersi
b. Masyarakat memahami begitu pentingnya olahraga di usia lansia
c. Masyarakat mengerti tentang olahraga yang baik dan tidak baik untuk usia lansia
dan ikut berperan aktif mengikuti kegiatan yang dilaksanakan dan berencana akan
menerapkan dalam kehidupan seharinya.
BAB II
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Lanjut Usia


Lanjut usia adalah dimana seseorang mengalami pertambahan umur dengan
disertai dengan penurunan fungsi fisik yang ditandai dengan penurunan massa otot
serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, peningkatan lemak tubuh, dan
penurunan fungsi otak. Saat lanjut usia tubuh tidak akan mengalami perkembangan lagi
sehingga tidak ada peningkatan kualitas fisik.
Menurut ilmu gerontologia (ilmu mengenai usia lanjut), setiap orang memiliki
tiga macam umur: umur secara kronologis, biologis, dan psikologis.
1. Umur kronologis: Umur yang dihitung dari jumlah tahun yang sudah dilewati
seseorang. Ini adalah umur yang umum kita kenal misalnya 50 tahun, 60 tahun, dan
sebagainya.
2. Umur biologis: Umur yang ditentukan berdasarkan kondisi tubuh. Hal ini dapat
terjadi jika seseorang menjadi tua karena ia merasa tua.
3. Umur psikologis. Umur yang diukur berdasarkan sejauh mana kemampuan
seseorang merasakan dan bertindak. Hal ini bisa terjadi pada seorang yang sudah
berusia 80 tahun tapi merasa lebih muda dari orang yang di bawah umurnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 menyebutkan bahwa
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas dikategorikan sebagai lanjut
usia. Sedangkan batasan usia menurut WHO adalah
 Usia pertengahan (middle age): usia 45-59 tahun
 Lanjut usia (elderly): antara 60–74 tahun
 Lanjut usia tua (old): antara 75-90 tahun
 Usia sangat tua (very old): diatas 90 tahun

B. Pengertian Senam Lansia


Senam lansia yang dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
(MENPORA) merupakan upaya peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia
yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan
diberbagai tempat seperti di panti wredha, posyandu, klinik kesehatan, dan
puskesmas. (Suroto)

C. Pengertian Senam Hipertensi

Senam hipertensi Olahraga yang ditunjukkan untuk penderita


hipertensi dan usia lanjut untuk mengurangi berat badan dan mengelola stres
(faktor yang mempertinggi hipertensi) yang dilakukan selama 30 menit dan
dilakukan seminggu minimal 3 kali.

D. Manfaat Senam Hipertensi

Semua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat


untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam sangat dianjurkan untuk
mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas).
Orang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran jasmani
yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian,
kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.

Menurut Depkes olahraga dapat memberi beberapa manfaat, yaitu:


meningkatkan peredaran darah, menambah kekuatan otot, dan merangsang
pernafasan dalam. Selain itu dengan olahraga dapat membantu pencernaan,
menolong ginjal, membantu kelancaran pembuangan bahan sisa, meningkatkan
fungsi jaringan, menjernihkan dan melenturkan kulit, merangsang kesegaran
mental, membantu mempertahankan berat badan, memberikan tidur nyenyak,
memberikan kesegaran jasmani.

Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan


meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak,
sehingga akan terjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon norepinefrin
yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan
gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek
minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur
lebih nyenyak, pikiran tetap segar.

Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan


osteoclast. Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang
sehingga pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan
tulang. Senam yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek otot
yang tetap kenyal karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang
dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan
bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi
kenyal. Orang yang melakukan stretching akan menambah cairan sinoval
sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera (Suroto).

E. Gerakan Senam Lansia


Menurut SumintarsihTahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses
dalam setiap latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan penenangan
(pendinginan).
a) Pemanasan
Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan menyiapkan fungsi
organ tubuh agar mampu menerima pembebanan yang lebih berat pada saat latihan
sebenarnya. Penanda bahwa tubuh siap menerima pembebanan antara lain detak
jantung telah mencapai 60% detak jantung maksimal, suhu tubuh naik 1ºC - 2ºC
dan badan berkeringat. Pemanasan yang dilakukan dengan benar akan mengurangi
cidera atau kelelahan.
b) Kondisioning (Gerakan Inti)
Setelah pemansan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau gerakan inti yakni
melakukan berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai dengan
tujuan program latihan.
c) Penenangan
Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan esensial. Tahap ini
bertujuan mengembalikan kodisi tubuh seperti sebelum berlatih dengan melakukan
serangkaian gerakan berupa stretching. Tahapan ini ditandai dengan menurunnya
frekuensi detak jantung, menurunnya suhu tubuh, dan semakin berkurangnya
keringat. Tahap ini juga bertujuan mengembalikan darah ke jantung untuk
reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah diotot kaki dan tangan.
F. Pengertian Hipertensi
Menurut Price & Wilson hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi
didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment
of High Blood Preassure (JNC) sebagai tekanan yang lebih dari 140/90 mmHg.

G. Klasifikasi hipertensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan hasil ukur tekanan darah menurut Joint
National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Preassure (JNC) dalam Smeltzer & Bare yaitu <130 mmHg untuk tekanan darah
sistole dan <85 mmHg untuk tekanan darah diastole. Klasifikasi hipertensi
menurut JNC secara detail
Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas tidak
sedang memakai obat antihipertensi dan tidak sedang sakit akut.

Kategori Diastolik Tekanan Darah Takanan Darah


Sistolik

Normal < 130 mmHg < 85 mmHg

Normal Tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg

Stadium 1 (hipertensi ringan) 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

Stadium 2 (hipertensi sedang) 160 -179 mmHg 100 – 109 mmHg

Stadium 3 (hipertensi berat) 108 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg

Stadium 4 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau


lebih
(hipertensi maligna/sangat
berat)

H. Penyebab Hipertensi
Faktor yang mempengaruhi adalah kerentanan genetik, aktivitas berlebihan
saraf simpatik, penggunaan garam yang berlebihan, sistem renin-angiotensin
aldosteron yang abnormal (Underwood).
Penyebab hipertensi ada dua kelompok yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan
faktor yang dapat diubah.
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a) Faktor genetik
Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium, individu dengan orang tua
yang menderita hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk
menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi (Anggraini, Waren, Situmorang, Asputra, & Siahaan).
b) Faktor jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita sama, akan tetapi
wanita pramenopause (sebelum menopause) prevalensinya lebih terlindung
daripada pria pada usia yang sama. Wanita yang belum menopause dilindungi
oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis yang dapat
menyebabkan hipertensi (Price & Wilson).
c) Faktor usia
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Konsekuensinya aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung, dan peningkatan tahanan perifer
(Smeltzer & Bare)
2. Faktor yang dapat diubah
a) Pola Makan
Mengurangi makanan tinggi kalori, lemak total, lemak jenuh, gula dan
garam turut berperan dalam berkembangnya hiperlipidemia dan obesitas.
Obesitas dapat meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan akan oksigen,
serta obesitas akan berperan dalam gaya hidup pasif (malas beraktivitas) (Price
& Wilson).
b) Kebiasaan Merokok
Menurut Bowman dalam Anggraeni resiko merokok berkaitan dengan
jumlah rokok yang dihisap perhari, bukan pada lama merokok. Seseorang yang
merokok lebih dari satu pak rokok perhari menjadi dua kali lebih rentan
daripada mereka yang tidak merokok yang diduga penyebabnya adalah
pengaruh nikotin terhadap pelepasan katekolamin oleh sistem saraf otonom.
c) Aktifitas Fisik
Ketidakaktifan fisik meningkatkan resiko Cardiac Heart Desease (CHD)
yang setara dengan hiperlipidemia atau merokok, dan seseorang yang tidak aktif
secara fisik memiliki resiko 30-50% lebih besar untuk mengalami hipertensi.
Selain meningkatnya perasaan sehat dan kemampuan untuk mengatasi stres,
keuntungan latihan aerobik yang teratur adalah meningkatnya kadar HDL-C,
menurunnya kadar LDL-C, menurunnya tekanan darah, berkurangnya obesitas,
berkurangnya frekuensi denyut jantung saat istirahat, dan konsumsi oksigen
miokardium (MVO2), dan menurunnya resistensi insulin (Price & Wilson,).

I. Pengobatan Penyaki Hipertensi


a) Pengobatan farmakologi (Obat)
Pemilihan obat pada penderita hipertensi tergantung pada derajat
meningkatnya tekanan darah dan keberadaan compelling indication. Terdapat enam
compelling indication yang diidentifikasikan yaitu gagal jantung, paska infark
miokardial, resiko tinggi penyakit koroner, diabetes mellitus, gagal ginjal kronik,
dan pencegahan serangan stroke berulang.
Pilihan obat tanpa compelling indication pada hipertensi ringan (tahap I)
adalah diuretic thiazide umumnya dapat dipertimbangkan inhibitor ACE, ARB, β
bloker, CCB/kombinasi. Sedangkan pada hipertensi sedang (tahap II) biasanya
kombinasi 2 obat yaitu diuretik thiazide dengan inhibitor ACE atau ARB, atau β
bloker. (Sukandar, Andrajati, Sigit, Adnyana, Setiadi, & Kusnandar).
b) Pengobatan non farmakologi (tanpa obat)
Pengobatan non farmakologi yaitu modifikasi gaya hidup dan terapi.
Modifikasi gaya hidup dalam hal ini termasuk penurunan berat badan jika kelebihan
berat badan (obesitas), melakukan diet makanan, mengurangi asupan natrium,
mengurangi konsumsi alkohol, menghentikan kebiasaan merokok, dan melakukan
aktivitas fisik seperti senam atau olahraga (Sukandar, Andrajati, Sigit, Adnyana,
Setiadi, & Kusnandar).

J. Pengaruh Senam Terhadap Perubahan Tekanan Darah


Latihan olahraga secara teratur dapat meningkatkan fungsi tubuh terutama
fungsi jantung. Jantung yang merupakan salah satu organ vital tubuh sudah seharusnya
dijaga kesehatannya. Kerusakan pada jantung akan mempengaruhi semua sistem tubuh.
Penyakit hipertensi, berawal dari hipertensi jika tidak tertangani secara baik akan
berakibat fatal salah satunya dapat menyebabkan penyakit stroke yang dapat berakhir
dengan kematian. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan jantung adalah dengan
olahraga yang teratur. Olahraga ringan yang mudah dilakukan adalah senam. Senam
memiliki banyak manfaat diantaranya adalah melancarkan peredaran darah dan
meningkatkan jumlah volume darah. Sehingga dengan melakukan senam secara teratur
dapat meminimalkan terjadinya penyakit jantung terutama hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

- Pratiwi,Anggi. 2016. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Tekanan Darahpada


Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Sosial Tresna Werdha Wargatama Ogan Ilir.
Palembang : STIK Bina Nusa Husada
- .Mufidah, Kamalita. 2017. Penerapan Senam Hipertensi Untuk Menurunkan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Pada Keluarga Tn. S Pada Ny.Kdi Desa
Klopogodo Rt 01 Rw 04 Kec.Gombong.
- Amir, M. (2012). Hidup Bersama Penyakit Hipertensi Asam Urat,
Jantung Koroner. Jakarta : PT. Intisari Media Utama.
- Astawan, (2012). Cegah Hipertensi dengan pola makan. Jakarta: Ghalia.
15

Anda mungkin juga menyukai