Disusun Oleh :
TINGKAT 2A
2018
Bidang Studi : Promosi Kesehatan
Sasaran : Lansia
Waktu : 60 menit
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga adalah suatu kondisi tubuh bergerak yang dihasilkan oleh otot pada
tubuh dan menimbulkan pembakaran kalori dan mengeluarkan energy pada tubuh
yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Hipertensi merupakan
salah satu penyakit yang ditimbulakan oleh kurangnya berolahraga. Hipertensi
adalah suatu keadaan dimana tekanan systole dan diastole mengalami kenaikan
yang melebihi batas normal kenaikan ( batas normal kenaikan systole diatas 140
mmhg dan batas kenaikan diastole diatas 90 mmhg) (Murwani, 2013 :81). Menurut
World health organization (WHO) mencatat hipertensi menyebabkan 9,4 kematian
didunia setiap tahunnya dan beberapa data penyakit akibat kekurangan olahraga
menurut WHO antara lain adalah hipertensi 45 % dan serangan jantung 51 % dan
selebihnya stroke.
WHO mencatat pada tahun 2017 sedikitnya 972 juta kasus hipertensi didunia
dan 333 juta diantara nya akan terjadi pada daerah berkembang seperti di Indonesia.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa 25,8 % di tahun
2016 Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) melihat angka tersebut
meningkat jadi 32,4 % penduduk Indonesia mengalami hipertensi.
Menurut(NBHS) national basic helath survey, hipertensi diIndonesia pada kelompok
usia15-24 tahun adalah 8,7% pada kelompokusia 25-34 tahun adalah 14,7%, kelompok
umur35-44 tahun 24,8% usia 45-54tahun 35,6%, usia 55-64 tahun 45,9% untuk usia 65-74
tahun 57,6% sedangkan lebih dari 75 tahun adalah 63,8% dengan prevalensi yang tinggi
tersebut hipertensi yang tidak disadari jumlahnya bisa lebih tinggi lagi.
B. Tujuan
1. Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan dan pelatihan, para Lansia dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dan masyarakat dapat melakukan pengumpulan data kesehatan
di Kelurahan Mersi
b. Mahasiswa dapat membeikan informasi, sasaran dapat memahami materi
yang telah disampaikan :
1) Pengertian Lanjut Usia
2) Tujuan Olahraga untuk Lansia
3) Manfaat Olahraga untuk Lansia
4) Syarat Latihan Olahraga untuk Lansia
5) Olahraga Yang Baik untuk Lansia
6) Olahraga Yang Tidak Baik untuk Lansia
C. Materi
Terlampir
D. Peserta
1. Kader
2. Lansia / pendamping lansia
E. Kepanitiaan
Ketua dan Pembawa Acara : Poppy Siska Permatasari
Instruktur Senam : Diyah Reviyanti
Pendamping : Hepri Dwi Handayani
Observer : Fanny Febi Kurniawan
Narasumber : Arif Muhlasin
F. Setting Tempat
K P P P S S
WWWWWWWWWW
Ket : K : Ketua dan Pembawa Acara
P : Pembicara
S : Sekretaris
W : Lansia
G. Metode
1. Curah pendapat
2. Demonstrasi
H. Media
Leaflet
I. Setting Waktu
N Kegiatan
Tahapan Waktu
o Penyuluhan Peserta
manfaat pertanyaan
olahraga
untuk lansia, i. Menjawab
7. Menjelaskan pertanyaan
syarat latihan
olahraga
untuk lansia
8. Menyebutkan
olahraga yang
baik untuk
lansia
9. Menyebutkan
olahraga yang
tidak baik
utuk lansia
b. Demonstrasi
1. Menayangkan
,menyampaik
an dan
menjelaskan
senam.
G. Klasifikasi hipertensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan hasil ukur tekanan darah menurut Joint
National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood
Preassure (JNC) dalam Smeltzer & Bare yaitu <130 mmHg untuk tekanan darah
sistole dan <85 mmHg untuk tekanan darah diastole. Klasifikasi hipertensi
menurut JNC secara detail
Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas tidak
sedang memakai obat antihipertensi dan tidak sedang sakit akut.
H. Penyebab Hipertensi
Faktor yang mempengaruhi adalah kerentanan genetik, aktivitas berlebihan
saraf simpatik, penggunaan garam yang berlebihan, sistem renin-angiotensin
aldosteron yang abnormal (Underwood).
Penyebab hipertensi ada dua kelompok yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan
faktor yang dapat diubah.
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a) Faktor genetik
Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium, individu dengan orang tua
yang menderita hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk
menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi (Anggraini, Waren, Situmorang, Asputra, & Siahaan).
b) Faktor jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita sama, akan tetapi
wanita pramenopause (sebelum menopause) prevalensinya lebih terlindung
daripada pria pada usia yang sama. Wanita yang belum menopause dilindungi
oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis yang dapat
menyebabkan hipertensi (Price & Wilson).
c) Faktor usia
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Konsekuensinya aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),
mengakibatkan penurunan curah jantung, dan peningkatan tahanan perifer
(Smeltzer & Bare)
2. Faktor yang dapat diubah
a) Pola Makan
Mengurangi makanan tinggi kalori, lemak total, lemak jenuh, gula dan
garam turut berperan dalam berkembangnya hiperlipidemia dan obesitas.
Obesitas dapat meningkatkan beban kerja jantung dan kebutuhan akan oksigen,
serta obesitas akan berperan dalam gaya hidup pasif (malas beraktivitas) (Price
& Wilson).
b) Kebiasaan Merokok
Menurut Bowman dalam Anggraeni resiko merokok berkaitan dengan
jumlah rokok yang dihisap perhari, bukan pada lama merokok. Seseorang yang
merokok lebih dari satu pak rokok perhari menjadi dua kali lebih rentan
daripada mereka yang tidak merokok yang diduga penyebabnya adalah
pengaruh nikotin terhadap pelepasan katekolamin oleh sistem saraf otonom.
c) Aktifitas Fisik
Ketidakaktifan fisik meningkatkan resiko Cardiac Heart Desease (CHD)
yang setara dengan hiperlipidemia atau merokok, dan seseorang yang tidak aktif
secara fisik memiliki resiko 30-50% lebih besar untuk mengalami hipertensi.
Selain meningkatnya perasaan sehat dan kemampuan untuk mengatasi stres,
keuntungan latihan aerobik yang teratur adalah meningkatnya kadar HDL-C,
menurunnya kadar LDL-C, menurunnya tekanan darah, berkurangnya obesitas,
berkurangnya frekuensi denyut jantung saat istirahat, dan konsumsi oksigen
miokardium (MVO2), dan menurunnya resistensi insulin (Price & Wilson,).