Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PKRS “SENAM LANSIA”

DI DINAS SOSIAL UPTD. GRIYA WERDHA JAMBANGAN


SURABAYA

Dosen Pembimbing :
Silvia Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

1. Desmianti Anawulang, S.Kep


2. Hindun Milawati, S.Kep
3. Imelda A. Kaba’u, S.Kep
4. Margaretha Nabutaek, S.Kep
5. Silvia S. Onasi , S.Kep
6. Siti Imroatul Mufidah, S.Kep
7. Stefania Hoar, S.Kep

PRAKTIK PROFESI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023

PENDAHULUAN

Lansia merupakan tahap terakhir prosesses perjalanan dalam kehidupan manusia sejak lahir
sampai mencapai usianya lebih dari 60 tahun. Lansia secara keseluruhan akan mengalami
penurunan biologis. Menurunnya masa tulang dan masa otot sehingga akan menyebabkan
terjadinya penurunan keseimbangan yang sangat beresiko terhadap kejadian jatuh pada lansia.
Populasi usia lanjut dalam perkembangannya selalu mengalami peningkatan. Proporsi
penduduk lansia yang berumur lebih dari 60 tahun mencapai satu juta orang . sekitar 80% dari
lansia tersebut berasal dari Negara berkembang dan estimasi Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) dunia akan berlipat ganda dari 600 juta menjadi 1,2 miliar pada 2025 dan akan menjadi
dua miliar pada tahun 2050.
Indonesia diperkirakaan akan mengalami “elderly population boom” pada 2 dekade awal
abad ke-21 sebagai dampak dari baby boom pada beberapa puluh tahun yang lalu. BPS
memproyeksikan pada tahun 2045 Indonesia akan memiliki sekitar 63,31 juta lansia atau
hampir mencapai dengan 20% populasi. Bahkan proyeksi PBB menyebutkan persentase lansia
Indonesia akan mencapai 25% pada tahun 2050 atau sekitar 74 juta lansia. Presentase lansia
akan terus meningkat seiringnya bertambah waktu. PBB memprediksi bahwa pada tahun 2030
jumlah lansia akan melebihi jumlah anak dibawah 10 tahun (1,41 miliar berbanding 1,35
miliar). Proyeksi di tahun 2050 mengindikasikan bahwa akan lebih banyak usia 60 tahun
keatas dibandingkan dengan usia remaja dan pemuda berusia 10 tahun ke atas sampai usia 24
tahun yaitu sekitar 2,1 miliar berbanding dengan 2 miliar di seluruh dunia”.
Menjadi tua semua orang akan mengalami karena disebabkan semakin bertambahnya usia
maka akan ditandai dengan adanya perbuhan anatomis dan fisiologis yaitu merupakan proses
menua dan akan menyebabkan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam kondisi
sehat sakit. Selain itu kualitas hidup yang kurangbaik biasanya dapat dilihat berkurangnya
kesehatan fisik, kesehatan psikologi, hubungan sosial dan aspek lingkungan. Fungsi organ
dalam tubuh akan mengalami penurunan akibat terjadinya proses menua. Lansia cenderung
akan mengalami penurunan pada fisik, sistem psikologis, psikososial yang dialami lansia
berhubungan dengan keterbatasan kegiatan kerjanya, dan perubahan kognitif. Penurunan
padasistem psikologis ini dapat mempengaruhi daya ingat yang menurun, kewaspadaan yang
meningkat, berkurangnya gairah seksual, dan perubahan pola tidur (gangguan tidur).
Semakin bertambahnya usia, presentase penduduk lansia mengalami keluhan kesehatan
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Jumlah keluhan kesehatan di Indonesia
pada lansia perempuan 52,31% lebih tinggi dibandingkan persentasi dengan lansia laki-laki
yaitu 49, 74%. Jumlah keluhan kesehatan selama sebulan terakhir di provinsi Banten 51,90%
bagian kota, 62,52% di daerah, 52,17pada lansia laki-laki, dan 58,99% pada lansia perempuan
(Badan Pusat Statistik, 2019). Terdapat 64,58% lansia dengan kualitas hidup yang kurang,
61,1% dengan aktivitas sosial yang kurang, dan 52,8% lansia dengan interaksi yang kurang.
[10] Salah satu upaya untuk mempertahankan kesehatan pada lansia itu sendiri dari pola hidup
yang sehat salah satunya dengan olahraga yang bisa dilakukan oleh siapa saja terutama pada
lansia juga bisa melakukannya.
Senam lansia adalah salah satu aktivitas olahraga yang bisa dilakukan pada usia lanjut,
melakukan kegiatan olahraga ini sangat dapat membantu tubuh usia lanjut untuk menjaga
kebugaran tubuh karena dapat membantu untuk menghilangkan radikal bebas yang berada di
dalam tubuh. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tabita Ma Windri, dkk (2019)
didapatkan bahwa sebelum dilakukan aktivitas fisik rata-rata kualitas hidup 62,8% dan
meningkat menjadi 65.25%. dari domain kualitas hidup ini dibagi menjadi 4 yaitu kesehatan
fisik, kesehatan jiwa, hubungan sosial, dan lingkungan. Dapat disimpulkan terdapat kenaikan
kualitas hidup lansia dengan rata-rata 2,48%.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Bidang Studi : PRAKTIK KEPERAWATAN GERONTIK


Topik : Senam lansia
Sasaran : Semua Lansia Mandiri yang ada di panti
Hari/tanggal : Jum’at,19 Mei 2023
Tempat : Dinas Sosial UPTD Griya Werdha Jambangan
Waktu : 09.00 WIB
Pelaksana :Mahasiswa Profesi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mendapatkan
pengetahuan tentang cara melakukan senam lansia secara mandiri.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang senam lansia, peserta penyuluhan
diharapkan mampu menjelaskan tentang:
1. Pengertian Senam Lansia
2. Tujuan Senam Lansia
3. Manfaat Senam lansia
4. Cara melakukan mempraktekkan senam lansia

III. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah Semua lansia mandiri.
IV. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari
beberapa sub pokok, diantaranya:

1. Pengertian Senam lansia


2. Tujuan Senam lansia
3. Manfaat Senam Lansia
4. Cara melakukan mempraktekkan senam lansia
V. Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah dengan metode ceramah dan diskusi
dengan menggunakan leaflet dan poster mengenai prosedur melakukan senam lansia
yang sesuai dengan prosedur.
VI. Media
1. Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
- Leaflet
2. Media yang digunakan dalam melakukan prosedur senam lansia
- Pengeras Suara

VII. Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan dalam penyuluhan dengan cara melakukan ceramah dan diskusi mengenai
cara senam lansia menggunakan leaflet. Anggota kelompok akan menggunakan leaflet
yang menarik dan dapat dipahami oleh audience. Apabila ada yang ingin bertanya dan
kurang paham mengenai materi, maka audience dapat mengajukan pertanyaan dan
komentar yang akan dijawab oleh anggota kelompok.

VIII. Setting Tempat

Keterangan:

1. Moderator
2. Pemateri
3. Observer
4. Fasilitator
5. Peserta
6. Dokumentasi
IX. Uraian Tugas
Moderator:
1. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
2. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
3. Menutup acara penyuluhan.
Pemateri:
1. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
2. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
3. Memotivasi peserta untuk bertanya
Fasilitator:
1. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
2. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
3. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
4. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta
Dokumentasi:
1. Mendokumentasikan kegiatan
Observer:
1. Mencatat peserta penyuluhan.
2. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
4. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.

X. Proses Pembelajaran

No Tahap Kegiatan Waktu Audien


1. Pembukaan a. Memberi salam 5 menit a. Menjawab
a. Memperkenalkan diri salam

b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan


memperhatikan
penyuluhan dan pokok
materi yang akan
disampaikan
c. Menyebutkan materi
yang akan diberikan

2. Inti a. Menjelaskan materi 15 menit Mendengarkan dan


1) Definisi Senam lansia memperhatikan
2) Tujuan senam lansia mempraktekan senam
3) Manfaat senam lansia lansia.
b. Penyuluh mencontohkan
senam lansia yang benar
c. Memberikan sesi untuk
bertanya
Fase kerja a. Meminta audience untuk 10 menit a. Mengajukan
melakukan senam lansia pertanyaan
bersama sama. a. Menjawab
pertanyaan yang
di berikan oleh
penyuluh
b. Mempraktekan
senam lansia
yang sesuai
dengan prosedur.

3. Penutup
XI. Evaluasi
1. Struktur
a) Kesiapan materi
b) Kesiapan SAP
c) Kesiapan media: leaflet
d) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
2. Proses
a) Menyampaikan materi sesuai dengan media berupa leaflet
b) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
apabila ada yang ingin bertanya
3. Hasil

Adanya audience yang memperhatikan materi penyuluhan


mengenai edukasi cara melakukan senam lansia , dengan adanya
audience yang memperhatikan diharapkan banyak lansia yang
memahami tentang bagaimana senam lansia yang sesuai dengan
prosedur
MATERI
SENAM LANSIA
1. Pengertian

Senam lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap

tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan benar. Senam atau

latihan fisik sering diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktifitas fisik yang

teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Senam merupakan bagian dari usaha

menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari

program retabilitas bagi mereka yang telah menderita. (Depkes RI, 2003:6)

2. Jenis-jenis senam lansia yang biasa diterapkan, meliputi :

a. Senam kebugaran lansia.

b. Senam otak.

c. Senam osteoporosis

d. Senam hipertensi

e. Senam diabetes melitus

f. Olahraga rekreatif / jalan santai.

3. TujuanUntuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan

meningkatkan kesehatan serta kebugaran, kesegaran jasmani dan rohani.

Tujuan lain adalah:

a) Memperbaiki pasokan oksigen dan proses metabolisme.

b) Membangun kekuatan dan daya tahan.c) Menurunkan lemak.

d) Meningkatkan kondisi otot dan sendi.(Depkes RI, 1997:2)

4. Manfaat senam

a. Sebagai pencegahan Untuk mencegah timbulnya suatu penyakit.

b. Sebagai pengobatan (kuratif) Penyakit yang dapat disembuhkan dan dikurangi dengan

senam lansia adalah kelemahan/kelainan sirkulasi darah, DM, kelainan infark jantung,
kelainan insufisiensi, koroner, kelainan pembuluh darah tepi, thromboplebitis dan

osteoporosis.

c. Sebagai rehabilisasi

Dengan senam yang baik akan mempengaruhi hal hal sebagai berikut:

1) Memperkuat degenerasi karena telah mengalami perubahan usia.

2) Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan.

3) Fungsi melindungi yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam bertambahnya tuntutan

(sakit).

5. Prinsipprinsip olahraga pada lansia

a. Komponen kesegaran jasmani yang esensial dilatih adalah:

1) Ketahanan kardio pulmonal.

2) Kelenturan (fleksibilitas)

3) Kekuatan otot

4) Komposisi tubuh (lemak tubuh jangan berlebihan)

b. Selalu mempertahankan keselamatan.

c. Latihan teratur dan tidak terlalu berat.

d. Permainan dalam bentuk ringan sangat diajurkan.

e. Gerakannya bersifat dinamis (berubah-ubah).

f. Bersifat progresif (bertahap meningkat)

g. Adanya pemanasan dan pendinginan pada setiap latihan.

h. Lama latihan berlangsung 15-60 menit.

i. Frekuensi latihan perminggu minimal 3 kali dan optimal 5 kalij.

Perhatikan kontra indikasi latihan:

1) Adanya penyakit infeksi

2) Hypertensi sistolik lebih dari 180 mmHg dan diastolik 120 mmHg.
3) Berpenyakit berat dan dilarang dokter.

6. Latihan fisik untuk usia lanjut diarahkan pada beberapa tujuan yaitu:

a. Membantu tubuh agar tetap dapat bergerak.

b. Secara lambat laun menaikkan kemampuan fisik.

c. Member kontak psikologis lebih luas agar tidak terisolir dari rangsang.

d. Mencegah cedera.

Oleh karena itu sesuai perubahan perubahan fisik yang ada lebih diarahkan pada:

a. Perbaikan kekuatan atot.

b. Perbaikan stamina (aerobic capacity)

.c. Perbaikan fleksibilitas.

d. Perbaikan komposisi tubuh yang rasional ditambah dengan mempertahankan portus yang

baik.

Prosedur Senam lansia

A. PEMANASAN

1. Sikap berdiri tegak dan sikap berdoa. Rentangkan kedua lengan tangan ke samping

kemudian dibawa ke depan untuk melakukan gerakan berdoa dengan menyatukan kedua

telapak tangan kedepan dada dan berdoa. Semoga latihan senam lansian diberikan kelancaran

dan kemudahan tanpa ada keluhan ataupun hambatan.

2. Sikap berdiri tegak, kedua telapak tangan masih di depan dada. Kepala menunduk hitungan

1-4 kemudian angkat kepala hitungan 4-8. Gerakan ini diulangi sampai 4 kali ulangan.

Dilanjutkan dengan gerakan menengok leher ke kiri hingga hitungan 1-4 dilanjutkan

menengok leher ke kanan hitungan 4-8. Gerakan ini dilakukan 1-4 kali dilanjutkan gerakan

leher dipatahkan ke kiri hitungan 1-4 dilanjutkan gerakan leher dipatahkan hitungan 4-8,

gerakan ini diulangi sampai 4 kali.


3. Sikap berdiri tegak kedua lengan lurus. Kedua gelang bahu digerakkan ke atas dan ke

bawah sebanyak 8 kali. Dilanjutkan dengan gerakan gelang bahu dputar ke depan sebanyak 4

kali. Dan dilanjutkan gerakan gelang bahu diputar ke belakang sebanyak 8 kali.

4. Sikap berdiri tegak, lengan lurus untuk melakukan gerakan ambil nafas

5. Sikap berdiri tegak, kedua lengan lurus ke depan. Gerakan tekuk kedua siku di dalam

badan secara bergantian dengan hitungan 1-2, dilakukan sampai 4 kali ulangan. Sesudah 8

kali ulangan lakukan kedua lengan di samping badan dengan melakukan gerakan kedua

lengan di samping badan dengan melakukan gerakan yang sama yaitu tekuk kedua siku di

samping badan. Seperti, gerakan awal dengan hitungan 1-2, untuk dilakukan pengulangan 8

kali ulangan.

B. KONDISIONING

Setelah pemanasan cukup, dilanjutkan tahap kondisioning (latihan inti) yaitu melakukan

berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai dengan tujuan program latihan.

Teknik latihan inti.

1. Gerakan jalan di tempat diiringi gerakan mengayunkan kedua tangan ke depan dan ke

belakang. Gerakan ini dengan 8 kali hentakan kaki kiri dan kanan secara bergantian dan

dilakukan 8 kali ulangan.

2. Gerakan jalan di tempat. Kedua lengan lurus ke depan dan siku ditekuk secara bergantian

mengikuti hitungan 1-2 diulang 8 kali menurut irama.

3. Gerakan jalan di tempat diikuti posisi lengan disamping badan dengan gerakan siku

ditekuk dan siku lurus dengan hitungan 1-2 dengan 8 kali ulangan.

4. Gerakan jalan di tempat. Gerakan memutar gelang bahu ke depan 8 kali ulangan dan

gerakan gelang bahu memutar ke kiri, dilakukan 8 kali ulangan.

5. Gerakan jalan ditempat diikuti gerakan membungkukkan badan dan kembali tegak.

Hitungan 1-2 dengan 8 kali ulangan.


6. Gerakan jalan ditempat diikuti gerakan memutar pinggang ke samping kanan dan ke

samping kiri. Hitungan 1-2 dengan 8 kali ulangan.

7. Gerakan posisi kuda-kuda dengan sedikit menekuk lutut, sorongkan kedua lengan ke depan

dengan sedikit diberikan kekuatan. Hitungan 1-2 posisi lengan kembali lurus ke badan,

gerakan diulangi lagi sebanyak 8 kali.

8. Gerakan berdiri tegak, ayunkan kedua tangan ke arah sudut atas kiri bergantian ke arah

sudut tangan kanan. Hitungan 1-2 dengan 8 kali pengulangan.

9. Gerakan berdiri tegak, mulai tekuk lutut kanan dan dibawa ke depan bersamaan membawa

kedua lengan ke depan sambil disatukan. Gerakan ini dilakukan secara bergantian untuk

anggota lutut kiri ditekuk dan dibawa ke depan bersamaan bawa dua lengan sorongkan ke

depan dengan sedikut diberikan kekuatan. Gerakan ini diulang 8 kali ulangan.
DAFTAR PUSTAKA

Iffah, Nur. 2020. “Pengaruh Senam Terhadap Penurunan Depresi Pada Lansia Di Posyandu

Kel. Madyopuro, Kec. Keungkandang Malang.” Conference On Research &

Community Services: 433–41.

Kowel, Richard, Herlina I S Wungouw, And Vanda D Doda. 2016. “Pengaruh Senam Lansia

Terhadap Derajat Depresi Pada Lansia Di Panti Werda.” Jurnal E-Biomedik (Ebm) 4.

Mardius, Ali, And Yuni Astuti. 2018. “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kebugaran Jasmani

Warga Perumahan Pondok Pinang Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah

Kota Padang.” Journal Of Education Research And Evaluation (November).

Meril Valentine Manangkot, et al. 2016. “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Keseimbangan

Tubuh Pada Lansia Di Lingkungan Dajan Bingin Sading.” Jurnal Keperawatan

Community Of Publishing In Nursing (Coping) Ners (April): 24–27.

Ratnawati, Emmela. 2017. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Pustaka Batu Press.

Rusmawan, Uus. 2019. Teknik Penulisan Tugas Akhir Dan Skripsi Pemograman. Jakarta: Pt

Gramedia
Lampiran 1. Leaflet
Lampiran 2. Dokumetasi Kegiatan
Lampiran 3. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

PKRS:SENAM LANSIA
BLOK B PANTI GRIYA WERDHA SURABAYA
Hari, Tanggal : Jumat, 19 MEI 2023
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : PANTI GRIYA WERDHA SURABAYA

No. Indikator Hasil

Peserta

a. Nama, usia, dan jumlah peserta Seluruh lansia panti yang mandiri

1.
Selama kegiatan lansia di dampingi
b. Keamanan proses penyuluhan oleh masing-masing mahasiswa dan
petugas

c. Perilaku verbal dan non verbal peserta selama


Peserta akif mengikuti kegiatan
proses penyuluhan.
2.

Evaluasi hasil penyuluhan dengan rencana


penyuluhan

Struktur 1. Materi peyuluhan disiapkan

1. Kesiapan materi kesiapan materi

2. Kesiapan SAP 2. SAP disiapkan

3. Kesiapan media leaflet 3. Media leaflet tersedia

4. Peserta yang hadir 4. Peserta mandirri di panti yang

5. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan hadir


5. Berkoordinasi dengan petugas
panti

Proses

1. Kegiatan dimulai pkl..09.00 wib


1. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang 2. Peserta menyimak
direncanakan 3. Ada beberapa peserta yang
2. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan menjawab saat dtanya
3. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab 4. Halaman panti
pertanyaan secara benar 5. Peserta merupakan pasien
4. Suasana penyuluhan tertib dan tenang mandiri yang ada di panti
5. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat
penyuluhan
Hasil

1. Peserta mempraktikan gerakan


1. Peserta mengulang kembali materi / menjawab
yang diajarkan
pertanyaan
2. Peserta mengikuti diskusi/ada tanya jawab 2. Peserta mengikuti kegiatan
Lampiran 4. Daftar Hadir Pembimbing
Lampiran 5. Daftar Hadir Panitia
Lampiran 6. Daftar Hadir Peserta

Anda mungkin juga menyukai