Dosen Pembimbing :
Silvia Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Lansia merupakan tahap terakhir prosesses perjalanan dalam kehidupan manusia sejak lahir
sampai mencapai usianya lebih dari 60 tahun. Lansia secara keseluruhan akan mengalami
penurunan biologis. Menurunnya masa tulang dan masa otot sehingga akan menyebabkan
terjadinya penurunan keseimbangan yang sangat beresiko terhadap kejadian jatuh pada lansia.
Populasi usia lanjut dalam perkembangannya selalu mengalami peningkatan. Proporsi
penduduk lansia yang berumur lebih dari 60 tahun mencapai satu juta orang . sekitar 80% dari
lansia tersebut berasal dari Negara berkembang dan estimasi Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) dunia akan berlipat ganda dari 600 juta menjadi 1,2 miliar pada 2025 dan akan menjadi
dua miliar pada tahun 2050.
Indonesia diperkirakaan akan mengalami “elderly population boom” pada 2 dekade awal
abad ke-21 sebagai dampak dari baby boom pada beberapa puluh tahun yang lalu. BPS
memproyeksikan pada tahun 2045 Indonesia akan memiliki sekitar 63,31 juta lansia atau
hampir mencapai dengan 20% populasi. Bahkan proyeksi PBB menyebutkan persentase lansia
Indonesia akan mencapai 25% pada tahun 2050 atau sekitar 74 juta lansia. Presentase lansia
akan terus meningkat seiringnya bertambah waktu. PBB memprediksi bahwa pada tahun 2030
jumlah lansia akan melebihi jumlah anak dibawah 10 tahun (1,41 miliar berbanding 1,35
miliar). Proyeksi di tahun 2050 mengindikasikan bahwa akan lebih banyak usia 60 tahun
keatas dibandingkan dengan usia remaja dan pemuda berusia 10 tahun ke atas sampai usia 24
tahun yaitu sekitar 2,1 miliar berbanding dengan 2 miliar di seluruh dunia”.
Menjadi tua semua orang akan mengalami karena disebabkan semakin bertambahnya usia
maka akan ditandai dengan adanya perbuhan anatomis dan fisiologis yaitu merupakan proses
menua dan akan menyebabkan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam kondisi
sehat sakit. Selain itu kualitas hidup yang kurangbaik biasanya dapat dilihat berkurangnya
kesehatan fisik, kesehatan psikologi, hubungan sosial dan aspek lingkungan. Fungsi organ
dalam tubuh akan mengalami penurunan akibat terjadinya proses menua. Lansia cenderung
akan mengalami penurunan pada fisik, sistem psikologis, psikososial yang dialami lansia
berhubungan dengan keterbatasan kegiatan kerjanya, dan perubahan kognitif. Penurunan
padasistem psikologis ini dapat mempengaruhi daya ingat yang menurun, kewaspadaan yang
meningkat, berkurangnya gairah seksual, dan perubahan pola tidur (gangguan tidur).
Semakin bertambahnya usia, presentase penduduk lansia mengalami keluhan kesehatan
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Jumlah keluhan kesehatan di Indonesia
pada lansia perempuan 52,31% lebih tinggi dibandingkan persentasi dengan lansia laki-laki
yaitu 49, 74%. Jumlah keluhan kesehatan selama sebulan terakhir di provinsi Banten 51,90%
bagian kota, 62,52% di daerah, 52,17pada lansia laki-laki, dan 58,99% pada lansia perempuan
(Badan Pusat Statistik, 2019). Terdapat 64,58% lansia dengan kualitas hidup yang kurang,
61,1% dengan aktivitas sosial yang kurang, dan 52,8% lansia dengan interaksi yang kurang.
[10] Salah satu upaya untuk mempertahankan kesehatan pada lansia itu sendiri dari pola hidup
yang sehat salah satunya dengan olahraga yang bisa dilakukan oleh siapa saja terutama pada
lansia juga bisa melakukannya.
Senam lansia adalah salah satu aktivitas olahraga yang bisa dilakukan pada usia lanjut,
melakukan kegiatan olahraga ini sangat dapat membantu tubuh usia lanjut untuk menjaga
kebugaran tubuh karena dapat membantu untuk menghilangkan radikal bebas yang berada di
dalam tubuh. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tabita Ma Windri, dkk (2019)
didapatkan bahwa sebelum dilakukan aktivitas fisik rata-rata kualitas hidup 62,8% dan
meningkat menjadi 65.25%. dari domain kualitas hidup ini dibagi menjadi 4 yaitu kesehatan
fisik, kesehatan jiwa, hubungan sosial, dan lingkungan. Dapat disimpulkan terdapat kenaikan
kualitas hidup lansia dengan rata-rata 2,48%.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
III. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah Semua lansia mandiri.
IV. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari
beberapa sub pokok, diantaranya:
Keterangan:
1. Moderator
2. Pemateri
3. Observer
4. Fasilitator
5. Peserta
6. Dokumentasi
IX. Uraian Tugas
Moderator:
1. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
2. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
3. Menutup acara penyuluhan.
Pemateri:
1. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
2. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
3. Memotivasi peserta untuk bertanya
Fasilitator:
1. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
2. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
3. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
4. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi peserta
Dokumentasi:
1. Mendokumentasikan kegiatan
Observer:
1. Mencatat peserta penyuluhan.
2. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
4. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
X. Proses Pembelajaran
3. Penutup
XI. Evaluasi
1. Struktur
a) Kesiapan materi
b) Kesiapan SAP
c) Kesiapan media: leaflet
d) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
2. Proses
a) Menyampaikan materi sesuai dengan media berupa leaflet
b) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta
apabila ada yang ingin bertanya
3. Hasil
Senam lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap
tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan benar. Senam atau
latihan fisik sering diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktifitas fisik yang
teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Senam merupakan bagian dari usaha
menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari
program retabilitas bagi mereka yang telah menderita. (Depkes RI, 2003:6)
b. Senam otak.
c. Senam osteoporosis
d. Senam hipertensi
3. TujuanUntuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan
4. Manfaat senam
b. Sebagai pengobatan (kuratif) Penyakit yang dapat disembuhkan dan dikurangi dengan
senam lansia adalah kelemahan/kelainan sirkulasi darah, DM, kelainan infark jantung,
kelainan insufisiensi, koroner, kelainan pembuluh darah tepi, thromboplebitis dan
osteoporosis.
c. Sebagai rehabilisasi
Dengan senam yang baik akan mempengaruhi hal hal sebagai berikut:
(sakit).
2) Kelenturan (fleksibilitas)
3) Kekuatan otot
2) Hypertensi sistolik lebih dari 180 mmHg dan diastolik 120 mmHg.
3) Berpenyakit berat dan dilarang dokter.
6. Latihan fisik untuk usia lanjut diarahkan pada beberapa tujuan yaitu:
c. Member kontak psikologis lebih luas agar tidak terisolir dari rangsang.
d. Mencegah cedera.
Oleh karena itu sesuai perubahan perubahan fisik yang ada lebih diarahkan pada:
d. Perbaikan komposisi tubuh yang rasional ditambah dengan mempertahankan portus yang
baik.
A. PEMANASAN
1. Sikap berdiri tegak dan sikap berdoa. Rentangkan kedua lengan tangan ke samping
kemudian dibawa ke depan untuk melakukan gerakan berdoa dengan menyatukan kedua
telapak tangan kedepan dada dan berdoa. Semoga latihan senam lansian diberikan kelancaran
2. Sikap berdiri tegak, kedua telapak tangan masih di depan dada. Kepala menunduk hitungan
1-4 kemudian angkat kepala hitungan 4-8. Gerakan ini diulangi sampai 4 kali ulangan.
Dilanjutkan dengan gerakan menengok leher ke kiri hingga hitungan 1-4 dilanjutkan
menengok leher ke kanan hitungan 4-8. Gerakan ini dilakukan 1-4 kali dilanjutkan gerakan
leher dipatahkan ke kiri hitungan 1-4 dilanjutkan gerakan leher dipatahkan hitungan 4-8,
bawah sebanyak 8 kali. Dilanjutkan dengan gerakan gelang bahu dputar ke depan sebanyak 4
kali. Dan dilanjutkan gerakan gelang bahu diputar ke belakang sebanyak 8 kali.
4. Sikap berdiri tegak, lengan lurus untuk melakukan gerakan ambil nafas
5. Sikap berdiri tegak, kedua lengan lurus ke depan. Gerakan tekuk kedua siku di dalam
badan secara bergantian dengan hitungan 1-2, dilakukan sampai 4 kali ulangan. Sesudah 8
kali ulangan lakukan kedua lengan di samping badan dengan melakukan gerakan kedua
lengan di samping badan dengan melakukan gerakan yang sama yaitu tekuk kedua siku di
samping badan. Seperti, gerakan awal dengan hitungan 1-2, untuk dilakukan pengulangan 8
kali ulangan.
B. KONDISIONING
Setelah pemanasan cukup, dilanjutkan tahap kondisioning (latihan inti) yaitu melakukan
berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai dengan tujuan program latihan.
1. Gerakan jalan di tempat diiringi gerakan mengayunkan kedua tangan ke depan dan ke
belakang. Gerakan ini dengan 8 kali hentakan kaki kiri dan kanan secara bergantian dan
2. Gerakan jalan di tempat. Kedua lengan lurus ke depan dan siku ditekuk secara bergantian
3. Gerakan jalan di tempat diikuti posisi lengan disamping badan dengan gerakan siku
ditekuk dan siku lurus dengan hitungan 1-2 dengan 8 kali ulangan.
4. Gerakan jalan di tempat. Gerakan memutar gelang bahu ke depan 8 kali ulangan dan
5. Gerakan jalan ditempat diikuti gerakan membungkukkan badan dan kembali tegak.
7. Gerakan posisi kuda-kuda dengan sedikit menekuk lutut, sorongkan kedua lengan ke depan
dengan sedikit diberikan kekuatan. Hitungan 1-2 posisi lengan kembali lurus ke badan,
8. Gerakan berdiri tegak, ayunkan kedua tangan ke arah sudut atas kiri bergantian ke arah
9. Gerakan berdiri tegak, mulai tekuk lutut kanan dan dibawa ke depan bersamaan membawa
kedua lengan ke depan sambil disatukan. Gerakan ini dilakukan secara bergantian untuk
anggota lutut kiri ditekuk dan dibawa ke depan bersamaan bawa dua lengan sorongkan ke
depan dengan sedikut diberikan kekuatan. Gerakan ini diulang 8 kali ulangan.
DAFTAR PUSTAKA
Iffah, Nur. 2020. “Pengaruh Senam Terhadap Penurunan Depresi Pada Lansia Di Posyandu
Kowel, Richard, Herlina I S Wungouw, And Vanda D Doda. 2016. “Pengaruh Senam Lansia
Terhadap Derajat Depresi Pada Lansia Di Panti Werda.” Jurnal E-Biomedik (Ebm) 4.
Mardius, Ali, And Yuni Astuti. 2018. “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kebugaran Jasmani
Warga Perumahan Pondok Pinang Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah
Meril Valentine Manangkot, et al. 2016. “Pengaruh Senam Lansia Terhadap Keseimbangan
Rusmawan, Uus. 2019. Teknik Penulisan Tugas Akhir Dan Skripsi Pemograman. Jakarta: Pt
Gramedia
Lampiran 1. Leaflet
Lampiran 2. Dokumetasi Kegiatan
Lampiran 3. Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
PKRS:SENAM LANSIA
BLOK B PANTI GRIYA WERDHA SURABAYA
Hari, Tanggal : Jumat, 19 MEI 2023
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : PANTI GRIYA WERDHA SURABAYA
Peserta
a. Nama, usia, dan jumlah peserta Seluruh lansia panti yang mandiri
1.
Selama kegiatan lansia di dampingi
b. Keamanan proses penyuluhan oleh masing-masing mahasiswa dan
petugas
Proses