Disusun Oleh :
Devwita 181012114201002
Eka Rachmatia Suci 181012114201003
CI Klinik CI Akademik
A. Latar Belakang
Semakin meningkatnya jumlah lanjut usia di Indonesia akan
menimbulkan permasalahan yang cukup komplek baik dari masalah fisik
maupun psikososial yang paling banyak terjadi pada lansia seperti,
kesepian, perasaan sedih, depresi dan kecemasan.
Menurut Efendi (2009) menua bukan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan.
Sedangkan badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai
usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata
dan seseorang telah disebut lanjut usia.
Masa tua bagi sebagian masyarakat adalah masa-masa yang
menakutkan oleh karena itu berbagai upaya dilaukan untuk menyiapkan
investasi kesehatan diusia tua. Penuaan adalah sebuah proses alami. Setiap
orang akan mengalami fase yang mengarah kepada penuaan. Seseorang
dianggap berhasil menjalani proses penuaan jika dapat terhindar dari
berbagai penyakit, organ tubuhnya dapat berfungsi dengan baik, serta
kemampuan berfikirnya atau kognitif masih tajam. Para lansia yang
berhasil mempertahankan fungsi gerak dan berfikirnya dianggap berhasil
menghadapi penuaan sehingga dapat bekerja aktif terutama disektor
informal. Mereka biasanya dapat berbagi pengalaman dan telah mencapai
tahap perkembangan psikologis dimana mereka dianggap bijaksana
menyikapi kehidupan dan mendalami kehidupan spiritual (Gunawan,
2001).
Agar tetap aktif sampai tua, sejak muda seseorang perlu melakukan
mempertahankan kemudian pola hidup sehat dengan menkonsumsi
makanan yang bergizi seimbang, melakukan aktifitas fisik atau olahraga
secara benar dan teratur dan tidak merokok. Rencana hidup yang realistis
seharusnya sudah dirancang jauh sebelum memasuki masa lanjut usia,
paling tidak individu sudah punya bayangan aktivitas apa yang akan
dilakukan kelak bila pensiun sesuia dengan kemampuan dan minatnya.
Berdasarkan prinsip tersebut maka lanjut usia merupakan usia yang penuh
kemandirian baik dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari, bekerja
maupun berolahraga. Dengan menjaga kesehatan fisik, mental, spiritual,
ekonomi, dan social, seseorang dapat memilih masa tua yang lebih
membahagiakan, terhindar dari banyak masalah kesehatan (Nugroho,
2000).
Pola hidup dan pola makanan juga bisa mempengaruhi terjadinya
proses penuaan. Misalnya pola makanan yang tidak seimbang antara
asupan dengan kebutuhan baik jumlah maupuin jenis makanannya, seperti
makan makanan tinggi lemak, kurang mengkonsumsi sayuran dan buah
dan sebagainya. Selain itu, makanan yang melebihi kebutuhan tubuh yang
bisa menyebabkan obesitas atau kegemukan. Pola hidup juga bisa
mempengaruhi hal tersebut terutama kurangnya aktifitas fisik. Akibatnya,
timbul penyakit yang sering diderita antara lain diabetes militus atau
kencing manis, penyakit jantung, hipertensi, kanker atau keganasan dan
lain-lain. Jika sudah terjadi penyakit tersebut harus diterapi dan
selanjutnya harus menerapkan pola hidup maupun pola makan yang benar,
sehingga kerusakan yang terjadi tidak menjadi lebih berat (Muhammadun,
2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Tujuan umum dari kegiatan penyuluhan ini adalah agar lansia dapat
mengetahui dan memahami tentang bagaimana pola hidup sehat
pada lansia.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Adapun tujuan khusus dari kegiatan penyuluhan ini adalah agar
lansia dapat mengetahui dan memahami beberapa poin sebagai
berikut :
a. Mengetahui definisi lansia
b. Mengetahui definisi pola hidup sehat pada lansia
c. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pola hidup sehat
pada lansia
d. Mengetahui poin – poin pemenuhan kebutuhan lansia
e. Mengetahui cara mendukung kesehatan lansia
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Penyuluhan pola hidup sehat pada lansia
3. Metode
Ceramah dan tanya jawab
Keterangan :
: Moderator
: Presentator atau penyaji
: Peserta penyuluhan (Lansia)
7. Materi
Terlampir
8. Pengorganisasian
Moderator : Devwita
Presentator atau penyaji : Eka Rachmatia Suci
Peran moderator :
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan diri
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan
d. Kontrak waktu yang akan digunakan selama penyuluhan
e. Menjaga kelancaran acara
f. Memimpin praktek
g. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara
penyuluhan.
Peran Presentator :
a. Menyampaikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang akan
dilakukan.
D. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan
No Tahap Waktu
Mahasiswa Peserta
1 Pembukaan 5 menit Mengucapkan salam Menjawab salam
dan memperkenalkan
diri
2 Inti 30 Ceramah mengenai : Mendengarkan,
menit 1. Menjelaskan menyimak dan
definisi lansia memperhatikan
2. Menjelaskan
definisi pola
hidup sehat
pada lansia
3. Menjelaskan
faktor yang
mempengaruhi
pola hidup sehat
pada lansia
4. Menjelaskan
poin – poin
pemenuhan
kebutuhan
lansia
5. Menjelaskan
cara
mendukung
kesehatan lansia
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Diharapkan struktur pelaksanaan sesuai dengan yang
direncanakan
b. Diharapkan setting tempat sesuai dengan yang telah
direncanakan
c. Diharapkan tempat dan medai sesuai dengan yang
direncanakan
2. Evaluasi proses
a. Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan yang
direncanakan
b. Diharapkan waktu sesuai dengan yang direncanakan
c. Diharapkan peserta penyeluhuhan berperan aktif selama
kegiatan penyuluhan berlangsung
3. Evaluasi hasil
a. Diharapkan 70% dari peserta dapat menjelaskan kembali
materi yang telah disampaikan
b. Diharapkan 70% dari peserta dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh penyaji
c. Diharapkan semua peserta penyuluhan dapat memahami
materi tentang pola hidup sehat pada lansia
Lampiran 1
A. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Lanjut usia (lansia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap
lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress
lingkungan. Seseorang dikatakan lanjut usia apabila usianya lebih
dari 65tahun ke atas (Efendi dan Mahfudin 2009).
Lansia merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia yang merupakan suatu proses alami yang tidak dapat
dihindari oleh setiap individu. Perubahan-perubahan fisiologis
maupun psikososial, akan berpotensi pada masalah kesehatan baik
secara umum maupun kesehatan jiwa(Maryam dkk 2008).
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan
terhadap kondisi stres fisiologis (Effendi, 2009).
Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak
berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari (Ratnawati, 2017).
2. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia menurut Burnside dalam Nugroho (2012) :
a. Young old (usia 60-69 tahun)
b. Middle age old (usia 70-79 tahun)
c. Old-old (usia 80-89 tahun)
d. Very old-old (usia 90 tahun ke atas)
3. Karakteristik Lansia
Karakteristik lansia menurut Ratnawati (2017); Darmojo &
Martono (2006) yaitu :
a. Usia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia, lansia adalah seseorang yang telah mencapai
usia diatas 60 tahun (Ratnawati, 2017).
b. Jenis kelamin
Data Kemenkes RI (2015), lansia didominasi oleh jenis
kelamin perempuan. Artinya, ini menunjukkan bahwa
harapan hidup yang paling tinggi adalah perempuan
(Ratnawati, 2017).
c. Status pernikahan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015,
penduduk lansia ditilik dari status perkawinannya sebagian
besar berstatus kawin (60 %) dan cerai mati (37 %).
Adapun perinciannya yaitu lansia perempuan yang berstatus
cerai mati sekitar 56,04 % dari keseluruhan yang cerai mati,
dan lansia laki-laki yang berstatus kawin ada 82,84 %. Hal
ini disebabkan usia harapan hidup perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-laki, sehingga
presentase lansia perempuan yang berstatus cerai mati lebih
banyak dan lansia laki-laki yang bercerai umumnya kawin
lagi (Ratnawati, 2017).
d. Pekerjaan
Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia
sehat berkualitas adalah proses penuaan yang tetap sehat
secara fisik, sosial dan mental sehingga dapat tetap
sejahtera sepanjang hidup dan tetap berpartisipasi dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup sebagai anggota
masyarakat. Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI 2016 sumber dana lansia sebagian besar
pekerjaan/usaha (46,7%), pensiun (8,5%) dan (3,8%)
adalah tabungan, saudara atau jaminan sosial (Ratnawati,
2017).
e. Pendidikan terakhir
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darmojo
menunjukkan bahwa pekerjaan lansia terbanyak sebagai
tenaga terlatih dan sangat sedikit yang bekerja sebagai
tenaga professional. Dengan kemajuan pendidikan
diharapkan akan menjadi lebih baik (Darmojo & Martono,
2006).
f. Kondisi kesehatan
Angka kesakitan, menurut Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI (2016) merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk.
Semakin rendah angka kesakitan menunjukkan derajat
kesehatan penduduk yang semakin baik.