“SENAM LANSIA”
Oleh:
Kelompok C
1. Bambang Priyono, S.Kep
2. Christin Natalia Kore Mega, S.Kep
3. Rudolf Agus Karemihumba, S.Kep
4. Aprianus Dama, S.Kep
5. Maria Patrisia Lau, S.Kep
6. Maria Yenilodia Nahak, S.Kep
7. Siti Imroatul Mufidah, S.Kep
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
III. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan ini adalah Semua lansia mandiri.
IV. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari
beberapa sub pokok, diantaranya:
V. Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah dengan metode ceramah dan diskusi
dengan menggunakan leaflet dan poster mengenai prosedur melakukan senam lansia
yang sesuai dengan prosedur.
VI. Media
1. Media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah:
- Leaflet
2. Media yang digunakan dalam melakukan prosedur senam lansia
- Pengeras Suara
Keterangan:
1. Moderator
2. Pemateri
3. Observer
4. Fasilitator
5. Peserta
6. Dokumentasi
X. Proses Pembelajaran
XI. Evaluasi
1. Struktur
a) Kesiapan materi
b) Kesiapan SAP
c) Kesiapan media: leaflet
d) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
2. Proses
a) Menyampaikan materi sesuai dengan media berupa leaflet
b) Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta apabila ada yang
ingin bertanya
3. Hasil
Adanya audience yang memperhatikan materi penyuluhan mengenai
edukasi cara melakukan senam lansia , dengan adanya audience yang memperhatikan
diharapkan banyak lansia yang memahami tentang bagaimana senam lansia yang
sesuai dengan prosedur
SENAM LANSIA
1. Pengertian
Senam lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat
kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan benar. Senam atau latihan fisik
sering diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktifitas fisik yang teratur dalam jangka
waktu dan intensitas tertentu. Senam merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk
kesehatan jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi mereka
b. Senam otak.
c. Senam osteoporosis
d. Senam hipertensi
3. TujuanUntuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan meningkatkan
4. Manfaat senam
a. Sebagai pencegahan Untuk mencegah timbulnya suatu penyakit.
b. Sebagai pengobatan (kuratif) Penyakit yang dapat disembuhkan dan dikurangi dengan senam
lansia adalah kelemahan/kelainan sirkulasi darah, DM, kelainan infark jantung, kelainan
c. Sebagai rehabilisasi
Dengan senam yang baik akan mempengaruhi hal hal sebagai berikut:
3) Fungsi melindungi yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam bertambahnya tuntutan (sakit).
2) Kelenturan (fleksibilitas)
3) Kekuatan otot
2) Hypertensi sistolik lebih dari 180 mmHg dan diastolik 120 mmHg.
6. Latihan fisik untuk usia lanjut diarahkan pada beberapa tujuan yaitu:
a. Membantu tubuh agar tetap dapat bergerak.
c. Member kontak psikologis lebih luas agar tidak terisolir dari rangsang.
d. Mencegah cedera.
Oleh karena itu sesuai perubahan perubahan fisik yang ada lebih diarahkan pada:
d. Perbaikan komposisi tubuh yang rasional ditambah dengan mempertahankan portus yang baik.
A. PEMANASAN
1. Sikap berdiri tegak dan sikap berdoa. Rentangkan kedua lengan tangan ke samping kemudian
dibawa ke depan untuk melakukan gerakan berdoa dengan menyatukan kedua telapak tangan
kedepan dada dan berdoa. Semoga latihan senam lansian diberikan kelancaran dan kemudahan
2. Sikap berdiri tegak, kedua telapak tangan masih di depan dada. Kepala menunduk hitungan 1-4
kemudian angkat kepala hitungan 4-8. Gerakan ini diulangi sampai 4 kali ulangan. Dilanjutkan
dengan gerakan menengok leher ke kiri hingga hitungan 1-4 dilanjutkan menengok leher ke kanan
hitungan 4-8. Gerakan ini dilakukan 1-4 kali dilanjutkan gerakan leher dipatahkan ke kiri hitungan
1-4 dilanjutkan gerakan leher dipatahkan hitungan 4-8, gerakan ini diulangi sampai 4 kali.
3. Sikap berdiri tegak kedua lengan lurus. Kedua gelang bahu digerakkan ke atas dan ke bawah
sebanyak 8 kali. Dilanjutkan dengan gerakan gelang bahu dputar ke depan sebanyak 4 kali. Dan
4. Sikap berdiri tegak, lengan lurus untuk melakukan gerakan ambil nafas
5. Sikap berdiri tegak, kedua lengan lurus ke depan. Gerakan tekuk kedua siku di dalam badan
secara bergantian dengan hitungan 1-2, dilakukan sampai 4 kali ulangan. Sesudah 8 kali ulangan
lakukan kedua lengan di samping badan dengan melakukan gerakan kedua lengan di samping
badan dengan melakukan gerakan yang sama yaitu tekuk kedua siku di samping badan. Seperti,
gerakan awal dengan hitungan 1-2, untuk dilakukan pengulangan 8 kali ulangan.
B. KONDISIONING
Setelah pemanasan cukup, dilanjutkan tahap kondisioning (latihan inti) yaitu melakukan berbagai
rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai dengan tujuan program latihan. Teknik latihan
inti.
1. Gerakan jalan di tempat diiringi gerakan mengayunkan kedua tangan ke depan dan ke belakang.
Gerakan ini dengan 8 kali hentakan kaki kiri dan kanan secara bergantian dan dilakukan 8 kali
ulangan.
2. Gerakan jalan di tempat. Kedua lengan lurus ke depan dan siku ditekuk secara bergantian
3. Gerakan jalan di tempat diikuti posisi lengan disamping badan dengan gerakan siku ditekuk dan
4. Gerakan jalan di tempat. Gerakan memutar gelang bahu ke depan 8 kali ulangan dan gerakan
5. Gerakan jalan ditempat diikuti gerakan membungkukkan badan dan kembali tegak. Hitungan 1-
6. Gerakan jalan ditempat diikuti gerakan memutar pinggang ke samping kanan dan ke samping
7. Gerakan posisi kuda-kuda dengan sedikit menekuk lutut, sorongkan kedua lengan ke depan
dengan sedikit diberikan kekuatan. Hitungan 1-2 posisi lengan kembali lurus ke badan, gerakan
8. Gerakan berdiri tegak, ayunkan kedua tangan ke arah sudut atas kiri bergantian ke arah sudut
9. Gerakan berdiri tegak, mulai tekuk lutut kanan dan dibawa ke depan bersamaan membawa
kedua lengan ke depan sambil disatukan. Gerakan ini dilakukan secara bergantian untuk anggota
lutut kiri ditekuk dan dibawa ke depan bersamaan bawa dua lengan sorongkan ke depan dengan
Ardiyanti, N., (2009), Hubungan Antara Senam Lansia Dengan KemandirianMelakukan Aktivitas
Dasar Sehari-hari di PTSW Unit Budhi LuhurKasongan Bantul, Yogyakarta (Abstrak)
Bandiyah, S., (2009),Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik, Nuha Medika,Yogyakarta, 2-4
Budiharjo, S., Prakosa, D., Soebijanto,(2004), Pengaruh Senam Bugar Lansiaterhadap Kekuatan
Otot Wanita Lanjut Usia Tidak Terlatih di Yogyakarta, Sains Kesehatan, 17 (1), 111-121
Darmojo, B. dan Martono, H., 2009, Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universtitas Indonesia, Jakarta, 4-8, 25-26,93-94, 106-108
Gallo, JJ., Reichel, W., Andersen, LM., (1998). Gerontologi. Jakarta : EGC 122-129
Hardywinoto, SKM. dan Setiabudhi, T., (1999). Panduan Gerontologi, Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 124, 137
Herawati, I. dan Wahyuni, (2004). Perbedaan Pengaruh Senam Otak dan Senam Lansia Terhadap
Keseimbangan pada Orang Lanjut Usia, Infokes, 8 (1),Maret,September 2004
Nugroho,(2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC 13-14, 19, 21-26
LEMBAR OBSERVASI
Peserta
Struktur
1. Kesiapan materi
2. Kesiapan SAP
3. Kesiapan media dan leaflet
4. Peserta yang hadir
5. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan
2. Proses
1.
Pembimbing
1. Silvia Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Akademik
Pembimbing 2.
2. Eka Hariyanti, S.Kep.,Ns
Klinik
Lampiran 5. Daftar Hadir Panitia
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15