Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

EDUKASI SENAM NIFAS

OLEH :
KELAS : III C

NAMA NAMA KELOMPOK


1. VINNY W.M. SELAN (180402721)
2. YANRI BANOET (180602721)
3. YETRI BENU (180702721)
4. TIFANI SELAN (180302721)
5. YUNIATI GARKA (180902721)
6. WELMINCE BALA (180502721)
7. SUFIA KASE (180202721)
8. YUNIATI TONI (181002721)
9. ULFATUL LAILAH (192002721)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Edukasi Senam Nifas


Pelaksanaan : Penyuluhan Kesehatan
Hari, Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Sasaran :

A. Latar Belakang:
Pasca persalinan ibu sering mengeluhkan rasa sakit pada perut bagian bawah yang
bertambah nyerinya saat menyusui. Rasa sakit itu menyertai pengecilan rahim dan
biasanya hilang sepuluh hari pasca persalinan, meskipun demikian rahim baru pulih
kembali sekitar 6 minggu (40-42 hari) (Ika, dkk, 2014).
Salah satu upaya untuk mengembalikan keadaan normal dan meningkatkan
kekuatan otot perut adalah dengan senam nifas. Senam nifas merupakan suatu latihan
yang dapat dilakukan 24 jam setelah melahirkan dengan gerakan yang telah disesuaikan
dengan kondisi ibu-ibu setelah melahirkan. Senam nifas bermanfaat untuk mempercepat
penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan menguatkan otot-otot
punggung, otot dasar panggul dan otot perut (Ambarwati, 2010).
Pelaksanaan senam nifas harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan
kontinyu. Senam nifas penting sekali di lakukan oleh ibu yang telah melahirkan untuk
mengembalikan kebugaran tubuh pasca persalinan. Melalui latihan secara teratur, calon
ibu diharapkan dapat lebih tenang serta siap saat persalinan maupun setelah proses
persalinan. Senam nifas sebaiknya dilakukan setelah kondisi tubuh benar-benar pulih
kembali, dan tidak ada keluhan-keluhan ataupun gejala-gejala akibat kehamilan /
persalinan yang lalu (Andriyani, dkk, 2013). Latihan senam nifas juga hendaknya diawali
dengan pemanasan dan lakukan relaksasi setelah melakukan senam nifas untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik (Frilasari, 2014).
Senam nifas jarang dilakukan oleh ibuibu yang telah melakukan persalinan.
Alasan ibu nifas tidak melakukan senam nifas. Pertama, karena memang tidak tahu
bagaimana senam nifas. Kedua karena sangat bahagianya dan yang dipikirkan hanya
bayi. Ketiga, takut sakit. Sebenarnya senam nifas mudah dilakukan. Ibu pasca melahirkan
tidak harus melakukan gerakan bermacam-macam. Biasanya hanya duduk dan bersila.
Bahkan, bila masih terasa sakit, senam nifas bisa dilakukan sambil tiduran. Kondisi
tersebut berbeda dengan orang yang proses persalinannya melalui proses operasi. Jika
proses persalinan degan operasi, maka tidak bisa langsung melakukan senam nifas seperti
halnya proses persalinan normal. Ibu harus menunggu sampai cukup kuat dan tidak lagi
sakit ketika bergerak (Maryunani, 2009).
Sebenarnya senam nifas mudah dilakukan. Ibu pasca melahirkan tidak harus
melakukan gerakan bermacam-macam. Biasanya hanya duduk dan bersila. Bahkan, bila
masih terasa sakit, senam nifas bisa dilakukan sambil tiduran. Kondisi tersebut berbeda
dengan orang yang proses persalinannya melalui proses operasi. Jika proses persalinan
dengan operasi, maka tidak bisa langsung melakukan senam nifas seperti halnya proses
persalinan normal. Ibu harus menunggu sampai cukup kuat dan tidak lagi sakit ketika
bergerak (Brayshaw, 2008).
Faktor yang mempengaruhi senam nifas yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi kesiapan fisik dan kesiapan psikologis ibu. Sedangkan faktor eksternal
meliputi bayi kedinginan dimana bayi membutuhkan dekapan ibu untuk menghangatkan
tubuh bayi, kelelahan ibu, tenaga kesehatan kurang tersedia dalam mengajarkan senam
nifas pada ibu post partum, bayi kurang siaga sehingga membutuhkan perhatian ibu
dalam mengurus bayi (Widianti, 2010).

B. Tujuan Umum:
Agar Ibu Nifas dapat mengetahui dan memahami tentang senam Nifas dan
mempraktekannya.
C. Tujuan Khusus:
Beberapa Tujuan dari dilakukanya senam nifas ini antara lain:
1. Untuk ibu nifas dapat mengetahui tentang Pengertian nifas
2. Untuk ibu nifas dapat mengetahui tentang Tujuan senam nifas
3. Untuk ibu nifas dapat mengetahui tentang Manfaat senam nifas
4. Untuk ibu nifas dapat mengetahui tentang Syarat senam nifas
5. Untuk ibu nifas dapat mengetahui tentang Kerugian Bila Tidak Melakukan senam
nifas
6. Untuk ibu nifas dapat mengetahui tentang Petunjuk dan Keselamatan senam
7. Untuk ibu nifas dapat mengetahui tentang Peralatan
8. Untuk ibu nifas dapat mengetahui tentang Cara melakukan senam nifas
9. Untuk ibu nifas dapat mengetahui tentang Langkah-langkah senam Nifas
D. Materi Penyuluhan : (terlampir)
materi penyuluhan antara lain:
1. Pengertian
2. Tujuan senam nifas
3. Manfaat senam nifas
4. Syarat senam nifas
5. Kerugian bila tidak melakukan senam nifas
6. Petunjuk dan keslamatan senam
7. Peralatan
8. Cara melakukan senam nifas
9. Langkah-langkah senam nifas
E. Metode Penyuluhan:
1. Ceramah
2. Diskusi
F. Media:
1. Leaflet
2. Video
G. Kegiatan Penyuluhan:
Tahap Wak Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
tu
Persiapa PEMBUKAAN: - Menjawab salam
n a. Mengucapkan salam - mendengarkan
b. Menyampaikan
perkenalan, kontrak
waktu, tujuan dan
pokok pembahasan
penyuluhan
Pelaksan PENYULUHAN: - Menyimak penjelasan
aan a. Memberikan
pengetahuan serta
penjelasan yang
berhubungan dengan
Edukasi Senam Nifas
b. Memberikan
- Peserta menyimak dan bertanya
kesimpulan pada
peserta untuk
bertanya tentang hal
yang belum
dipahami
c. Menjawab - Peserta menyimak
pertanyaan peserta
d. Menganjurkan/ - Peserta menyimak dan
memotifasi kembali menjelaskan.
tentang materi yang
telah dijelaskan

Penutup Melakukan evaluasi - Menjawab pertanyaan

H. Pengorganisasian:
1. Moderator : Sufia W. Kase
2. Penyuluh : Vinny W.M Selan
3. Fasilitator :
- Tifany Selan
- Ulvatul Lailah
- Welmince Bala
-Yuniati Toni
-Yandri Banoet
4. Observer :Yuniati Garka
5. Notulen : Yetri Benu
I. Job Description:
 Moderator :
a. Berperan sebagai pengendali/mengawal dan mengawasi jalannya
Penyuluhan.
b. Membuka acara dan menjelaskan latar belakang, judul atau topik.
c. Menjelaskan susunan atau tata tertib acara.
d. Memperkenalkan nara sumber beserta orang orang yang terlibat dalam acara.
 Penyuluh:
a. Mempersiapkan materi
b. Menyampaikan materi
c. Menjawab pertanyaan dari peserta
 Fasilitator:
a. Menegelolah pelatihan dengan membuat perencanaan penyuluhan
b. Menyiapkan kebutuhan yang diperlukan dalam penyuluhan
c. Memastikan keefisienan waktu penyuluhan
d. Memantau jalannya pelatihan dan kemajuan tiap peserta
 Observer:
a. Mengamati,mencatat dan melaporkan rangkaian kegiatan
b. Memonitor kepatuhan para peserta dan tim penyuluh
c. Mendokumentasikan rangkaian penyuluhan

 Notulen:
a. Bertugas mencatat semua proses penyuluhan (pertanyaan,pembahasan, dan
keputusan).
b. Bertanya kepada penyaji diskusi
c. menanggapi dan membahas isi laporan
d. mencatat pertanyaan, hal-hal penting selama diskusi , dan hasil-hasil diskusi.

J. Setting Tempat:

KETERANGAN:
: Moderator
: Penyuluh
: Peserta
: observer
: Fasilitator
: Notulen
K. Evaluasi:
a. Evaluasi Persiapan :
1. Persiapan Materi: kelompok menyiapkan Satuan acara penyuluhan dan
mengonsultasi Materi Penyuluhan 1 Minggu sebelum kegiatan Penyuluhan
dilakukan.
2. Persiapan Peserta: Kelompok mengunjungi RT dan kader Setempat untuk
memberitahukan dan mengsepakati Kegiatan Penyuluhan yang dilakukan. 5
hari sebelum kegiatan dilakukan.
3. Persiapan Perlengkapan:
 semua Pelengkapan yang diperlukan disiapkan 1 hari sebelum penyuluhan
 Semua perlengkapan dipersiapkan dengan baik dan peserta dapat hadir
dalam penyuluhan
b. Evaluasi Proses :
1. Waktu: pelaksanaan penyuluhan dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan
2. Moderator: Moderator dapat membangkitkan suasana Penyuluhan.
3. Penyuluh: Penyuluh menyampaikan meteri dengan baik dan sesuai waktu yang
ditentukan
4. Fasilitator: para fasilitator menyiapkan perlengkapan, memastikan waktu, dan
memantau jalannya prnyuluhan dengan baik.
5. Observer: Obserfer medokumentasikan rangkaian penyuluhan dengan baik.
6. Notulen: Notulen mencatat semua proses penyuluhan (pertanyaan,pembahasan,
dan keputusan)
7. Peserta: Peserta dapat mengikuti serangkaian kegiatan dengan baik.
c. Evaluasi Hasil :
1. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang :
 Pengertian
 Tujuan senam nifas
 Manfaat senam nifas
 Syarat senam nifas
 Kerugian bila tidak melakukan senam nifas
 Petunjuk dan keslamatan senam
 Peralatan
 Cara melakukan senam nifas
 Langkah-langkah senam nifas
2. Peserta dapat mempraktekan kembali semua gerakan yang dilakukan

LAMPIRAN:
EDUKASI SENAM NIFAS

1. Pengertian
Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah
melahirkan pada masa nifas, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama
kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula. Senam
nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya harus dilakukan
secara bertahap, sistematis dan kontinyu.
2. Tujuan senam nifas adalah:
1) Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk
semula).
2) Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi
3) Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas.
4) Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta otot
pergerakan.
5) Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus
otot pelvis, regangan otot tungkai bawah.
6) Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah timbulnya
varises.
3. Manfaat senam nifas
1) Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma
serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal.
2) Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan
kehamilan.
3) Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress dan
bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.
4. Syarat senam nifas
Senam nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Untuk ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan.
2) Senam ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan dilakukan di rumah sakit atau
rumah bersalin, dan diulang terus di rumah.
5. Kerugian Bila Tidak Melakukan senam nifas
1) Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat
dikeluarkan.
2) Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah).
3) Timbul varises.
6. Petunjuk dan Keselamatan Kerja
1) Siapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk melaksanakan senam nifas
2) Baca dan pelajari langkah langkah senam
3) Perhatikan dan ikuti petunjuk langkah- langkah
4) Lihat video senam nifas (jika ada)
5) Hindari senam nifas bila ibu mengalami perdarahan
6) Lakukan gerakan pemanasan sebelum melakukan latihan
7) Lakukan latihan secara perlahan-lahan, jangan mengulang suatu gerakan terlalu
cepat tanpa jeda sesaat
8) Jangan berlatih lebih dari yang dianjurkan, meski pun anda mampu
melakukannya,
9) Berhentilah sebelum lelah
7. Peralatan
1) Matras/kasur/ tikar
2) Bantal
3) Radio/tape
8. Cara melakukan senam nifas
a. Latihan senam nifas
1) Hari pertama, sikap tubuh terlentang dan rileks, kemudian lakukan
pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung dan
tahan 3 detik kemudian buang melalui mulut, Lakukan 5-10 kali. Setelah
melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal.
Latihan pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah
dan pernafasan. Seluruh organ-organ tubuh akan teroksigenasi dengan
baik sehingga hal ini juga akan membantu proses pemulihan tubuh
2) Hari kedua, sikap tubuh terlentang, Kedua tangan dibuka lebar hingga
sejajar dengan bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat di
atas muka. Lakukan 5-10 kali. Latihan ini di tujukan untuk memulihkan
dan menguatkan kembali otot-otot lengan.
3) Hari ketiga, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan
sehingga kedua telapak kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat ibu dan
tahan hingga hitungan ketiga lalu turunkan pantat keposisi semula. Ulangi
5-10 kali. Latihan ini di tujukan untuk menguatkan kembali otot-otot
daSar panggul yang sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama
kehamilan dan persalinan.
4) Hari keempat, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45°, kemudian salah
satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45° dan tahan
hingga hitungan ketiga. Latihan ini di tujukan untuk memulihkan dan
menguatkan kembali otot-otot punggung.
5) Hari kelima, tidur terlentang, salah satu kaki ditekuk ± 45°, kemudian
angkat tubuh dan tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk
usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara
bergantian hingga 5 kali. Latihan ini bertujuan untuk melatih sekaligus
otot-otot tubuh diantaranya otot-otot punggung, otot-otot bagian perut,
dan otot-otot paha.
6) Hari keenam, Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha
membentuk 90° lakukan secara bergantian hingga 5 kali. Latihan ini
ditujukan untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan
menyangga beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar sirkulasi di
daerah kaki sehingga mengurangi resiko edema kaki.
9. Langkah – langkah senam nifas
1. Berbaring dengan lutut ditekuk. Tempatkan tangan diatas perut di bawah area iga.

Nafas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian keluarkan melalui mulut,

kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru

Gambar 2.1 berbaring dengan lutut ditekuk

2. Berbaring terlentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas.

Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada waktu yang

bersamaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan sehingga ada regangan

penuh pada seluruh bagian kanan tubuh

Gambar 2.2 Berbaring telentang

3. Kontraksi vagina. Berbaring terlentang, kedua kaki sedikit diregangkan, tarik dasar

panggul dan tahan selama tiga detik dan kemudian rileks

Gambar 2.3 Kontraksi Vagina


4. Memiringkan panggul, berbering, lutut ditekuk. Kencangkan otot perut sampai tulang

punggung mendatar dan kencangkan otot bokong tahan 3 detik kemudian rileks

Gambar 2.3 Memiringkan Panggul

5. Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut, angkat kepala dan bahu

berkisar 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan dengan perlahan

Gambar 2.4 Berbaring telentang dengan lutut ditekuk

6. Posisi yang sama seperti diatas, tempatkan lengan lurus dibagian lutut kiri

Gambar 2.5 lengan lurus dibagian lutut kiri

7. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki sehingga pinggul dan

lutut mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan

kanan vertikal dan perlahan turunkan kelantai


Gambar 2.7 telentang, kedua lengan dibawah kepala dan kaki

8. Tidur telentang dengan kaki terangkat keatas, dengan jalan meletakkan kursi diujung

kasur, badan agak melengkung dengan letak dada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan

gerakan pada jari kaki seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan ini selama

setengah menit

Gambar 2.8 Telentang dengan kaki diangkat keatas

9. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam
dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan
ini selama setengah menit

Gambar 2.9 Gerakan ujung kaki

10. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan keatas dan kebawah seperti gerakan

menggergaji. Lakukan selama setengah menit


Gambar 2.10 Gerakan telapak kaki

11. Tidur telentang, kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana lutut

mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang

ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kakisampai batas betis, lutut dan paha.

Lakukan gerakan ini 8-10 setiap hari

Gambar 2.11
Gerakan tangan bebas bergerak

12. Berbaring telentang, kaki terangkat keatas, kedua tangan dibawah kepala, jepitlah

bantal diantara kedua kaki dan tekanlah sekuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah

pantat dari kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4-6 kali selama 6

menit
Gambar 2.12 Gerakan kaki terangkat keatas

13. Berbaring telentang, kaki terangkat keatas, kedua lengan disamping badan, kaki

kanan disilangkan diatas kaki kiri dan tekan yang kuat.

Pada saat yang sama tegangkan kaki da kendorkan lagi perlahan dalam gerakan

selama 4 detik. Lakukan 4-6 kali selama setengah menit

Gambar 2.13 gerakan Hampir sama dengan diatas

Anda mungkin juga menyukai