Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

INTOLERANSI AKTIVITAS

A. Pengertian
Intoleransi Aktivitas merupakan suatu keadan ketidakcukupan energi secara
fisiologis atau psikologis pada seseorang untuk bertahan atau menyelesaikan
aktivitassehari-hari yang dibutuhkan atau diinginkan. ( Wikinsor & Ahern, 2002 ).
Intoleransi aktivitas adalah kurangnya tenaga baik secara fisik maupun
psikologis untuk melakukan aktifitas sehari hari ( NANDA, 2012-2014; p: 231 ).
Intoleransi aktifitas adalah ketidakcukupan energi untuk melakukan aktifitas
sehari hari ( SDKI 2016 ).

B. Etiologi
1. Tirah baring dan mobilitas.
2. Kelemahan secara umum.
3. Ketidakseimbangan antar suplai dan kebutuhan oksigen.d.
Berhubungan dengan gangguan sistem transpor oksigen :
a) Penyakit jantung kongenital PPOK
b) Kardiomiopati Atelektasis
c) Gagal jantung kongestif
d) Angina (Sirkulasi)
e) Infark miokard anemia
f) Disritmia Hipovolemiae.
4. Berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme :
a) Infeksi virus Operasi
b) Hepatitis Pemeriksaan diagnostic
c) Ginjal
d) Hepar
5. Berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi :
a) Obesitas
b) Malnutrisi
c) Ketidakadekuatan diet
6. Berhubungan dengan ketidakaktifan :
a) Depresi
b) Kurang motivasi
c) Gaya hidup monoton
C. Faktor predisposisi/Faktor pencetus
Faktor Predeposisia.
1. Penyakit kronik
2. Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia atau iskemia
3. Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
4. Respon frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitase.
5. Obat-obatan
D. Tanda dan Gejala
1. Konjungtiva pucat [hemoglobin (Hb) 6-10 g/dL]
2. Telapak tangan tangan pucat (Hb dibawah 8 g/dL)
3. Iritabilitas dan anoreksia (Hb 5g/dL atau lebih)
4. Takikardi, murmur sistolik.
5. Letargi, kebutuhan tidur meningkat
E. Patofisiologi
Intoleransi aktivitas merupakan suatu diagnosa yang lebih menitik beratkan
respon tubuh yang tidak mampu untuk bergerak, terlalu banyak karena tubuh
tidak mampu memproduksi energi yang cukup. Secara sederhana dapat dijelaskan
bahwa, untuk bergerak, kita membutuhkan sejumlah energi. Pembentukan energi
dilakukan di sel,tepatnya di mitokondria melalui beberapa proses tertentu.
Untuk membentuk suatu energi, tubuh memerlukan nutrisi dan CO2.
Pada kondisi tertentu, dimana suplai nutrisi dan O2 tidak sampai ke sel,
tubuh akhirnya tidak dapat memproduksi energi yang banyak. Jadi, apapun
penyakit yang membuat terhambatnya / terputusnya suplai nutrisi dan O2 ke
sel, dapat mengakibatkan respon tubuh berupa intoleransi aktifitas.
Intoleransi aktivitas pada klien dengan CHF disebabkan jantung tidak
mampu untuk memompa darah dalam jumlah yangcukup untuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen karena kerusakan sifat
kontraktil dari jantung dan curah jantung kurang dari normal. Hal ini disebabkan
karena meningkatnya beban kerja otot jantung, sehingga bisa melemahkan
kekuatan kontraksi otot jantung dan produksi energi menjadi berkurang.
F. Pathway

Gangguan Jantung Kebutuhan Energi Tidak


Tercukupi

Penurunan Dalam Kapasitas


Fisologi

Kelemahan Umum

Ketidak seimbangan antara


suplai dan kebutuhan oksigen

Tirah Baring

Intoleransi Aktifitas

G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu:
1. EKG : mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler,penyimpanan aksis,
iskemia dan kerusakan pola.
2. ECG : mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi,infark/fibrilasi atrium,
ventrikel hipertrofi, disfungsi pentyakitkatub jantung.
3. Rontgen dada : menunjukkan pembesaran jantung.Bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam
pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulnonal.
4. Elektrolit : mungkin berubah karena perpindahan cairan ataupenurunan
fungsi ginjal, terapi diuretik.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada.
b. Riwayat penyakit sekarang: asma, CHF, AMI, ISPA.
c. Riwayat penyakit dahulu: pernah menderita asma, CHF, AMI, ISPA, batuk.
d. Riwayat penyakit keluarga: mendapatkan data riwayat kesehatan keluarga pasien
3. Pola kesehatan fungsional
Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan aktifitas adalah :
a. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan , adanya
faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan dengan intoleransi
aktivitas.
b. Pola metabolik-nutrisi
Kebiasaan diit buruk seperti makan kurang, mual, muntah akan mempengaruhi
status nutrisi seseorang. Klien yang kurang gizi, mengalami kelemahan otot
pernafasan.
c. Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi), perubahan
berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi)
d. Aktivitas-latihan
Adanya kelemahan atau keletihan, aktifitas yang mempengaruhi kebutuhan
oksigenasi seseorang. Aktifitas berlebih dibutuhkan oksigen yang banyak. Orang
yang biasa olahraga, memiliki peningkatan aktifitas metabolisme tubuh dan
kebutuhan oksigen.
e. Pola istirahat-tidur
Adanya intoleran aktifitas menyebabkan perubahan pola istirahat.
f. Pola persepsi-kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien terganggu atau
tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan pasien.
g. Pola konsep diri-persepsi diri
Keadaan social yang mempengaruhi kesehatan seseorang (pekerjaan, situasi
keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri (gemuk/ kurus).
h. Pola hubungan dan peran
Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang memiliki kebiasaan
merokok sehingga mengganggu kesehatan seseorang.
i. Pola reproduksi-seksual
Perilaku seksual setelah terjadi akibat gangguan dari kesehatan dikaji
j. Pola toleransi koping-stress
Adanya stress yang memengaruhi status kesehatan pasien.
k. Keyakinan dan nilai
Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi status kesehatan, adanya
pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien.
4. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran: kesadaran menurun
b. TTV: peningkatan frekuensi pernafasan, suhu tinggi
c. Head to toe
1) Mata: Konjungtiva pucat (karena anemia), konjungtiva sianosis (karena
hipoksemia), konjungtiva terdapat petechie ( karena emboli atau
endokarditis)
2) Mulut dan bibir: Membran mukosa sianosis, bernafas dengan mengerutkan
mulut
3) Hidung : Pernafasan dengan cuping hidung
4) Dada: Retraksi otot bantu nafas, pergerakan tidak simetris antara dada kanan
dan kiri, suara nafas tidak normal.
5) Pola pernafasan: pernafasan normal (apneu), pernafasan cepat (tacypnea),
pernafasan lambat (bradypnea)
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan memantau analisa gas darah
arteri dan pemeriksaan diagnostik foto thorak, EKG
6. Diagnosa keperawatan
Menurut SLKI,SIKI dan SDKI diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi
(TIM POKJA 2018) :
1. Intoleransi Aktifitas : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktifitas
sehari-hari.
2. Pola Napas Tidak Efektif : Inspirasi atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat.
3. Defisit nutrisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
B. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan

Intoleransi Aktifitas : SLKI : SIKI:


Toleransi Aktifitas
Ketidakcukupan energi untuk
Respon fisiologis Manajemen Energi
melakukan aktifitas sehari-
terhadap aktivitas yang
hari. Mengidentifikasi dan
membutukan tenaga
Penyebab
- Kekuatan nadi mengelola penggunaan
1. Ketidak seimbangan
- Tingkat kesadaran
energi untuk mengatasi
suplai dan kebutuhan - Saturasi oksigen
- Tekanan nadi atau mencegah kelelahan
oksigen
- Pucat
2. Tirah baring dan mengoptimalkan
- Output urine
3. Kelemahan imobilitas
- TD proses pemulihan.
4. Gaya hidup menonton
- Pengisian kapiler
Dibuktikan dengan
- Frekuensi O:
Gejala Mayor
S : Mengeluh lelah nadi/nafas - Identifikasi gangguan
O: fungsi tubuh yang
- Frekuensi Jantung
mengakibatkan
meningkat >20%
kelelahan
darikondisi istirahat - Monitor kelelahan
Data Minor : - Monitor pola makan
S:
- Dispnea dan tidur
- Monitor lokasi
- Merasa tidak nyaman ketidaknyamanan
T:
setelah beraktifitas
- Sediakan lingkungan
- Merasa lemah
yang nyaman
O: - Lakukan latihan
rentang gerak asif
- Tekanan Darah berubah - Berikan latihan
>20% dari kondisi distraksi aktifitas
istirahat menenangkan
- Gambaran EKG - Fasilitasi dudk di
meunjukkan aritmia tempat tidur
E:
saat/setelah aktifitas
- Anjurkan tirah baring
- Gambaran EKG
- Anjurkan melakukan
menunjukkan iskemia
aktifitas secara
- Sianosis
bertahap
- Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala tidak
berkurang
- Ajarkan koping
mengurangi kelelahan
K:
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
pemberian makan.

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan


Pola Napas Tidak Efektif : SLKI SIKI
Inspirasi atau ekspirasi
Pola Napas Pemantauan respirasi
yang tidak memberikan
ventilasi adekuat Inspirasi/ekspirasi yang Mengumpulkan dan
memberikan ventilasi yang
menganalisis data untuk
Pnyebab : adekuat
memastikan kepatenan jlan
- Ventilasi semenit
- Depresi pusat - Tekanan inspirasi napas dan keepektifan
pernapasan - Tekanan ekspirasi pertukaran gas
- Dispnea
- Hambatan upaya napas - Ortopnea O:
- Pernapasan purset-lip
- Pernapasan cuping
- Deformitas dinding hidung - Monitor frekuensi,
dada - Penggunaan otot irama, kedalaman, dan
bantu napas
- Pemanjangan fase upaya napas
- Deformitas tulang dada
ekspirasi
- Frekuensi napas - Monitor pola napas
- Gangguan - Kedalaman napas
neuromuskular - Ekskursi dada - Monitor kemampuan
batuk efektif
- Gangguan neurologis
- Monitor adanya
- Imaturitas neurologis
produksi sputum
- Penurunan energi
- Monitor adanya
- Obesitas sumbatan jalan napas

- Posisi tubuh yang - Palapasi kesimetrisan


menghambat ekspansi ekspansi paru
paru
- Oskultasi bunyi napas
- Syndrom hipoventilasi
- Monitor saturasi
- Kerusakan inervasi oksigen
diafragma
- Monitor nilai AGD
- Cedera pada medula
T:
spinalis
- Efek agent - Atur interval
farmakologis pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Kecemasan - Dokumentasikan hasil
pemantauan
Dibuktikan dengan
E:
Data Mayor :
- Jelaskan prosedur dan
S : Dispnea tujuan pemantauan
- Informasikan hasil
O:
pemantauan jika perlu
- Penggunaan otot
bantu pernafasan
- Fase ekspirasi
memanjang
- Pola nafas abnormal.
Data Minor

S : Ortopnea

O:

- Pernapasan perset –
lip
- Pernapasan cuping
hidung
- Diameter thoraks
anterior – posterior
meningkat
- Ventilasi semenit
menurun
- Kapasitas vital
menurun
- Tekanan ekspirasi
menurun
- Tekanan inspirasi
menurun
- Ekskursi dada
berubah

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan

Defisit nutrisi : Asupan SLKI : SIKI:


Status Nutrisi
nutrisi tidak cukup untuk
Manajemen Nutrisi
memenuhi kebutuhan Keadekuatan asupan nutrisi
metabolisme untuk memenuhi kebutuhan Mengidentifikasi dan
Data Mayor : metabolisme mengelola asupan nutrisi
S:-
O : Berat badan menurun - Porsi makan yang yang seimbang
10% dibawah rentang ideal. dihabiskan
Data Minor : - Kekuatan otot O:
S: - Identifikasi status
pengunyah
1. Cepat kenyang - Kekuatan otot nutrisi
setelah makan - Identifikasi alergi
menelan
2. Kram/nyeri - Pengetahuan tenang atau intoleransi
abdomen standar asupan nutrisi makanan
3. Nafsu makan - Diare - Identifikasi makanan
menurun - Nyeri abdomen yang disukai
- Nafsu makan - Monitor asupan
O: - Frekuensi makan
- Bising usus makan
1. Bising usus - Berat badan - Monitor berat badan
- Imt - Moitor hasil lab
hiperaktif
T:
2. Otot pengunyah
- Lakukan oral hygiene
lemah
sebelum makan jika
3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa perlu
- Sajikan makanan
pucat
5. Sariawan semenarik dan suhu
6. Serum albumin yang sesuai
- Berikan makanan
turun
7. Rambut rontok TKTP
E:
berlebih
- Anjurkan posisi
8. Diare
duduk
- Ajarkan diet yang
diprogram
K:
- Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan
- Kolaborasi dengan
ahli gizi unuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrien
yang dibutuhkan

DAFTAR PUSTAKA
Gordon, Marjory dkk. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2001-
2002. Philadelphia: USA
Johnson,Marlon, M.Maas, S. Moorhead. 2000. Nusing Outcomes Classification( NOC)
Second edition. Mosby: USA.
Kozier, Barbara, G. Erb, K. Blais. 1995. Fundamental of Nursing Concept,Process
and Practice. Addison-Wesley: California
McCloskey dan Bulechek 2000,“Nursing interventions classification (NIC)”,United
States of America, Mosby.
Meidean, JM, 2000, “Nursing Outcomes Classification (NOC)”,United States of
America, Mosby.
NANDA 2005, “ Nursing diagnosis definitions & classification”, Philadelphia,
Locust Street.
Smeltzer dan Bare,2002, Buku ajar keperawatan medikal bedah, Edisi
8,EGC,Jakarta.
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.
Salemba Medika: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai