INTOLERASI AKTIVITAS
Oleh
Mahendra Putra Wicaksana
P27220019217
5. Pathway
Defisit Perawatan
Kelemahan Umum
Diri
Tirah Baring
Intoleransi Aktivitas
( Price, sylvia Anderson 2009)
6. Manifestasi klinis
Menurut (Perry & Potter, 2006) manifestasi klinis pada
intoleransio aktivitas yaitu ridak mampu bergerak secara mandiri atau
perlu bantuan alat atau orang lain, memiliki hambatan dalam berdiri
dan memiliki hambatan dalam berjalan
a. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : Mengeluh sulit menggerakkan ekstemitas
Objektif : Kekuatan otot menurun, rentang gerakan (ROM)
menurun
b. Gejala dan tanda minor
Subjektif : Nyeri saat bergerak, enggan melakukan pergerakan,
merasa cemas saat bergerak
Objektif : Sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan
terbatas, fisik lemah
7. Penatalaksanaan (Hidayat, A. Aziz, A. & Musrifatul U., 2016):
a. Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien
Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan aktivitas,
digunakan untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan
fleksibelitas sendi. Posisi-posisi tersebut yaitu:
1) Memiringkan pasien
2) Posisi fowler
3) Posisi sims
4) Posisi Trendelenburg
5) Posisi genupectoral
6) Posisi dorsal recumbent
7) Posisi litotomi
b. Latihan ROM Pasif dan Aktif
Latihan ini, baik ROM pasif maupun aktif merupakan tindakan
pelatihan untuk mengurangi kekuatan pada sendi dan kelemahan
otot.
mandiri
Keterangan :
0 : Mandiri
1: Alat Bantu
2: dibantu orang lain
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung total
Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, 1.Observasi kemampuan klien untuk 1.Mengetahui
Perawatan diharapkan defisit perawatan diri makan dapat berkurang makan kemampuan
Diri Makan dengan kriteria hasil : 2.Memberikan bantuan fisik sesuai klien dalam
1. Mampu untuk memakan makanan dan cairan secara
kebutuhan perawtan diri
mandiri dengan atau tanpa bantuan oranglain
3.Pastikan posisi pasien yang tepat sendiri
2. Perjalanan makanan padar atau cairan secara aman
untuk memfasilitasi mengunyah dan 2. Membantu
dari mulut ke lambung
3. Mengungkapkan kepuasan makan dan terhadap menelan pasien dalam
kemampuan untuk makan sendiri 4. Ajarkan keluarga untuk mendorong perawatan diri
kemandirian klien, untuk memberikan 33. Agar pasien
bantuan hanya jika pasien tidak mudah dalam
mampu untuk melakukannya melakukan
aktivitas makan
34. agar klien
meningkat
kemampuanya
dalam makan
secara mandiri
Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, 1.Kaji jumlah dan jenis bantuan yang 1.Mengetahui
Perawatan diharapkan defisit perawatan diri mandi dapat berkurang dibutuhkan kemampuan
Diri Mandi dengan kriteria hasil : 2.Mempertimbangkan usia pasien klien dalam
1. Mampu untuk membersihkan tubuh sendiri secara
ketika mempromosikan aktivitas perawtan diri
mandiri dengan artau tanpa bantuan alat
perawatan diri sendiri
2. Mampu untuk mempertahankan kebersihan dan
3.Mendorong keluarga berpartisipasi 2.Menghindari
penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau
dalam kebiasaan mandi pasien cidera pada
bantuan alat
3. Mampu untuk merawat mulut dan gigi secara mandiri 4.Memberikan bantuan sampai pasien klien
dengan atau tanpa bantuan alat sepenuhnya dapat mengasumsikan33.Agar pasien
4. Mampu mempertahankan mobiltas yang diperlukan
perawatan diri mudah dalam
untuk ke kamar mandi dan menyediakan perlengkapan
melakukan
mandi
aktivitas makan
5. Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang
34.agar klien
kebersihan tubuh dan oral hygiene
meningkat
kemampuanya
dalam makan
secara mandiri
Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, 1.Kaji kemampuan pasien dalam 1.Mengetahui
perawatan diharapkan defisit perawatan diri eliminasi dapat berkurang eliminasi kemampuan
diri dengan kriteria hasil : 2. Pertimbangkan usia pasien ketika klien dalam
1. Mampu untuk melakukan aktivitas eliminasi secara
eliminasi mempromosikan aktivitas perawatan perawtan diri
mandiri atau tanpa alat bantu
diri sendiri
2. Mampu duduk dan turun dari kloset
3. Membersihkan diri serelah eliminasi 3.Membantu pasien ke toilet 2. Menghindari
4. Mengenali dan mengetahui kebutuhan bantuan untuk
4. Menyediakan alat bantu (misalnya cidera pada
eliminasi
cateter sesuai kebutuhan pasien) klien
33. Agar klien
mudah dalam
melakukan
aktivitas
eliminasi
34. membantu pasien
dalam eliminasi
urin
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi., 2008. Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika
Hidayat, A. Aziz Amilul & Musrifatul Uliyah. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar. Jakarta: Salemba Medika
Mubarak, Lilis & Joko, 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku 1.
Jakarta: Salemba medika.
Nurarif, Amin H & Hardi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Nanda Nic-Noc. Jilid 2. Jogjakarta: Mediaction.
Riyadi, S. & Widuri, H., 2015. Kebutuhan Dasar Manusia Aktivitas Istirahat
Diagnosis NANDA. Yogyakarta: Gosyen.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia