Disusun oleh :
Wulandari
2018.C.10a.0955
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan
Keperawatan Pada Ny.W Dengan Diagnosa Medis Hipokalemia Dan Kebutuhan
Cairan Dan Elektrolit Di Ruang Bougenville Rsud Dr Dorissylvanus Palangka
Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK1).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Meida Sinta Araini, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini
4. Ibu Marjawatie, S.Kep, Ners selaku kepela ruang bougenville RSUD Dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya dan pembimbing Klinik yang telah
memberikan izin, informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik
manajemen keperawatan di ruang Bougenville.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan
pendahuluan ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit 3
2.1.1 Definisi 3
2.1.2 Anatomi Fisiologi 3
2.1.3 Etiologi 4
2.1.4 Klasifikasi 5
2,1.5 Patofisiologi (Pathway) 6
2.1.6 Manifestasi Klinis 7
2.1.7 Komplikasi 7
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang 8
2.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia 8
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan 9
2.3.1 Pengkajian Keperawatan 9
2.3.2 Diagnosa Keperawatan 1 2.3.3 Intervensi Keperawatan
14 2.3.4 Implementasi Keperawatan 14
2.3.5 Evaluasi Keperawatan 15
BAB 1
33
PENDAHULUAN
1
34
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Etiologi
Penyebab hipokalemia meliputi:
a. Antibiotik (penisilin, nafcillin, karbenisilin, gentamisin, amfoterisin
B, foskarnet)
b. Diare (termasuk penggunaan pencahar terlalu banyak, yang dapat
menyebabkan diare)
c. Penyakit yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
mempertahankan kalium (sindrom Liddle, sindroma Cushing,
hiperaldosteronisme, Bartter sindrom, sindrom Fanconi)
d. Diuretik obat, yang dapat menyebabkan buang air kecil yang
berlebihan
e. Gangguan makan (seperti bulimia)
40
2.1.4 Klasifikasi
Hipokalemia adalah kondisi dimana kadar kalium dalam darah berada
dibawah normal. Kalium adalah bahan kimia (elektrolit) yang sangat penting
untuk proses kerja saraf dan otot sel, terutama sel otot jantung. Sehingga
penurunan kadar kalium dapat menyebabkan terganggunya kerja sel dalam tubuh.
Kadar kalium darah normal adalah 3,6-5,2 mmol/L. Tingkat kalium yang sangat
rendah (<2,5mmol/L) dapat menyebabkan kematian sehingga membutuhkan
terapi pengobatan secepatnya. Berikut klasifikasi hipokalemia :
1. Hipokalemia ringan memiliki kadar kalium 3,1 - 3,5 mmol/L
2. Hipokalemia sedang memiliki kadar kalium 2,5 – 3,0 mmol/L
3. Hipokalemia berat memiliki kadar kalium <2,5 mmol/L
yang dapat tereksitasi, seperti otot jantung dan otot rangka. Potensial membran
istirahat mempersiapkan pembentukan potensial aksi yang penting untuk fungsi
saraf dan otot yang normal. Kadar kalium ECF jauh lebih rendah dibandingkan
kadar di dalam sel, sehingga sedikit perubahan pada kompartemen ECF
akanmengubah rasio kalium secara bermakna. Sebaliknya, hanya perubahan
kalium ICF dalam jumlah besar yang dapat mengubah rasio ini secara bermakna.
Salah satu akibat dari hal ini adalah efek toksik dari hiperkalemia berat
yang dapat dikurangikegawatannya dengan meingnduksi pemindahan kalium dari
ECF ke ICF. Selain berperan penting dalam mempertahankan fungsi
nueromuskular yang normal, kalium adalahsuatu kofaktor yang penting dalam
sejumlah proses metabolik.Homeostasis kalium tubuh dipengaruhi oleh distribusi
kalium antara ECF dan ICF,juga keseimbangan antara asupan dan pengeluaran.
Beberapa faktor hormonal dan nonhormonal juga berperan penting dalam
pengaturan ini, termasuk aldostreon, katekolamin, insulin, dan variabel asam-
basa.Pada orang dewasa yang sehat, asupan kalium harian adalah sekitar 50-100
mEq. Sehabis makan, semua kalium.
Diabsorpsi akan masuk kedalam sel dalam beberapa menit, setelah itu
ekskresi kalium yang terutama terjadi melalui ginjal akan berlangsung beberapa
jam. Sebagian kecil (lebih kecil dari20%) akan diekskresikan melalui keringat dan
feses. Dari saat perpindahan kalium kedalam sel setelah makan sampai terjadinya
ekskresi kalium melalui ginjal merupakan rangkaian mekanisme yangpenting
untuk mencegah hiperkalemia yang berbahaya. Ekskresi kalium melalui ginjal
dipengaruhi oleh aldosteron, natrium tubulus distal dan laju pengeluaran urine.
Sekresi aldosteron dirangsang oleh jumlah natrium yang mencapai tubulus distal
dan peningkatan kalium serum diatas normal, dan tertekan bila kadarnya
menurun.
Sebagian besar kalium yang di filtrasikan oleh gromerulus akan di
reabsorpsipada tubulus proksimal. Aldosteron yang meningkat menyebabkan
lebih banyak kalium yang terekskresi kedalam tubulus distal sebagai penukaran
bagi reabsorpsi natrium atau H+. Kalium yang terekskresi akan diekskresikan
dalam urine. Sekresi kalium dalam tubulus distal juga bergantung pada arus
pengaliran, sehingga peningkatan jumlah cairan yang terbentuk pada tubulus
42
Pathway
44
2.1.7 Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit hipokalemia ini adalah sebagai berikut :
Akibat kekurangan kalium dan cara pengobatan yang kurang hati-hati dapat
menimbulkan otot menjadi lemah, kalau tidak diatasi dapat menimbulkan
kelumpuhan. Hiperkalemia yang lebih serius dari hipokalemia, jika dalam
pengobatan kekuarangan kalium tidak berhati-hati yang memungkinkan terlalu
banyaknya kalium masuk kedalam pembuluh darah.
Selain itu juga adapun hal-hal yang dapat timbul pada hipokalemia yaitu :
1. Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi pada keadaan
hipokalemia terutama bila mendapat obat digitalis.
2. leus paralitik.
3. Kelemahan otot sampai kuadriplegia. Hipotensi ortostatik.
4. Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-kadang tubulus distal.
Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus.
5. PH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+ akan berkurang.
6. Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20 mEq/L
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di
dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Pada tubuh cterdapat hampir 90% dari total berat badan adalah cairan.
Persentasi cairan tubuh manusia berbeda sesuai dengan usia. Persentasi cairan
tubuh pada bayi sekitar 75%, pria dewasa 57%, wanita dewasa 55% dan dewasa
tua 45% dari berat tubuh total. Persentasi yang bervariasi tersebut dipengaruhi
oleh lemak dalam tubuh dan jenis kelamin.Kebutuhan air berdasarkan usia dan
berat badan [ CITATION Lak15 \l 1057 ]
Kebutuhan Air
Usia
Jumlah Air dalam 24jam ml/kg Berat Badan
3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110
10 tahun 2000-2500 70-85
14 tahun 2200-2700 50-60
18 tahun 2200-2700 40-50
Dewasa 2400-2600 20-30
2.2.2 Etiologi
a. Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
2. Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare, muntah.
3. Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per oral,
penggunaan obat-obatan diuretic.
4. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)
5. Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium berlebih.
b. Ketidakseimbangan Elektrolit
48
1. Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui gastrointestinal
pengeluaran diuretic.
2. Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, Pemberian
larutan salin hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3. Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare, muntah
atau kehilangan cairan lain melalui saluran.
4. Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah
seperti akibat luka bakar dan trauma.
5. Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat,
hipoalbuminemia, hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D, penyakit-
penyakit neoplastik, pancreatitis.
6. Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.
49
f. Lekas marah
g. Muntah
h. Mulut kering
i. Denyut jantung lambat
j. Kejang
k. Palpitasi
l. Tekanan darah naik turun
m. Kurangnya koordinasi
n. Sembelit
o. Kekakuan sendi
p. Rasa haus
q. Suhu naik
r. Anoreksia
s. Berat badan menurun
2) Takhikardia
3) Pucat
4) Kelemahan
5) Konsentrasi urin pekat
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
1) Penyakit Addison
2) Koma
3) Ketoasidosis pada diabetik
4) Pendarahan gastrointestinal
5) Muntah, diare
6) Intake cairan tidak adekuat
7) AIDS
8) Pendarahan
9) Ulcer kolon
2) Hipothiroidism
3) Pengobatan dengan kortikosteroid
4) Imobilisasi yang lama
5) Cushings syndrome
6) Gagal ginjal
7) Sirosis hepatis
8) Kanker
9) Tosemia
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Potter & Perry, 2011).
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
57
3.1 PENGKAJIAN
Pasien mengatakan pada tanggal 25 Febuari 2020 pukul 10.00 WIB, pasien
mengatakan sesak nafas,demam di sertai nyeri dada. Keluarga memutuskan
membawa Ny.S ke RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Sampai Di
IGD, di beri terapi O2 nasal canul 2 liter/menit dan terapi infus NaCl 0,9%
15 tpm, injeksi ranitidine 50 mg dan forsemida 3,3 mg. Pasien di periksa
darah lengkap dengan USG abdomen. Berdasarkan pemeriksaan
laboratorium pasien di Diagnosa HF (Heart Failure). Kemudian,pasien
dibawa keruangan ICVCU untuk mendapatkan perawatan intensif.
GENOGRAM KELUARGA :
KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Hubungan keluarga
= Menikah
= Tinggal satu rumah
59
A. PEMERIKASAAN FISIK
1. Keadaan Umum :
Pasien tampak lemah dan terbaring diatas ranjang rumah sakit, tidak
dapat menggerakkan badan, pasien terpasang infus NaCl di tangan
kiri, penampilan cukup rapi.
2. Status Mental :
a. Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
b. Ekspresi wajah : tampak sedih
c. Bentuk badan : sedang
d. Cara berbaring/bergerak : Terlentang
e. Berbicara : Kurang lancar
f. Suasana hati : Baik
g. Penampilan : kurang rapi
h. Fungsi kognitif :
Orientasi waktu : Pasien dapat mengetahui pagi, siang
dan malam
Orientasi Orang : Pasien dapat mengenal keluarga dan
perawat
Orientasi Tempat : Pasien dapat mengetahui bahwa
dirinya di rumah sakit
i. Halusinasi : Dengar/Akustic Lihat/Visual Lainnya .........................
j. Proses berpikir : Blocking Circumstansial Flight oh ideas
Lainnya
k. Insight : Baik Mengingkari Menyalahkan orang
lain
m. Mekanisme pertahanan diri : Adaptif Maladaptif
n. Keluhan lainnya : tidak ada keluhan
3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 36,6 0C Axilla Rektal Oral
b. Nadi/HR : 78 x/mt
c. Pernapasan/RR : 18 x/tm
d. Tekanan Darah/BP : 170/130mm Hg
60
4. PERNAPASAN (BREATHING)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan merokok : -
Batuk, tidak ada
Batuk darah, sejak
Sputum, warna kuning
Sianosis
Nyeri dada
Dyspnoe nyeri dada Orthopnoe Lainnya …….
………..
Sesak nafas saat inspirasi Saat aktivitas Saat istirahat
Type Pernafasan Dada Perut Dada dan perut
Kusmaul Cheyne-stokes Biot
Lainnya
Irama Pernafasan Teratur Tidak teratur
Suara Nafas Vesukuler Bronchovesikuler
Bronchial Trakeal
Suara Nafas tambahan Wheezing Ronchi kering
Ronchi basah (rales) Lainnya
Keluhan lainnya :
Tidak ada
Masalah Keperawatan :
Tidak ada
5. CARDIOVASCULER (BLEEDING)
Nyeri dada Kram kaki Pucat
Pusing/sinkop Clubing finger Sianosis
Sakit Kepala Palpitasi Pingsan
Capillary refill > 2 detik < 2 detik
Oedema : Wajah Ekstrimitas atas
Anasarka Ekstrimitas
bawah
61
Nyeri,
Vertigo Gelisah Aphasia Kesemutan
Bingung Disarthria Kejang
Trernor
Pelo
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Keluhan Lainnya :
Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Keluhan lainnya :
Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Ekstrimitas bawah
5 5
Deformitas tulang : tidak ada
Peradangan : tidak ada
Perlukaan : tidak ada
65
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Massa Ya Tidak
Jaringan Parut Ya Tidak
Kelenjar Limfe Teraba Tidak teraba
Kelenjar Tyroid Teraba Tidak teraba
Mobilitas leher Bebas Terbatas
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Pembengkakan Nyeri tekan
Puting : Menonjol Datar Lecet
Mastitis
Warna areola ....................................................................................................
ASI Lancar Sedikit Tidak keluar
Keluhan lainnya.................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
.............................................................................................................................
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
4. Kognitif :
Pasien mengerti tentang keadaan penyakitnya
Masalah Keperawatan
tidak ada masalah keperawatan
70
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri,
peran ) :
Gambaran diri: pasien menyukai semua anggota tubunya. Ideal diri :
pasien berharap agar tubunya cepat sembuh.Identitas diri: pasien
bekerja sebagai karyawan swasta. Harga diri : keluarga pasien
mengatakan pasien orang ramah tamah. Peran diri: sebagai ayah.
Masalah Keperawatan
tidak ada masalah keperawatan
6. Aktivitas Sehari-hari
Keluarga pasien mengatakan pasien dapat melakukan kebutuhan secara
mandiri seperti duduk, makan.
Masalah Keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan.
Masalah Keperawatan
tidak ada masalah keperawatan
8. Nilai-Pola Keyakinan
Keluarga pasien mengatakan tidak ada tindakan medis yang
bertentangan dengan keyainan dan kepercayaan yang dianut
Masalah Keperawatan
tidak ada masalah keperawatan
C. SOSIAL - SPIRITUAL
1. Kemampuan berkomunikasi
71
Baik
2. Bahasa sehari-hari
Dayak ngaju
5. Orang berarti/terdekat :
Keluarga
7. Kegiatan beribadah :
Selama sakit pasien hanya dapat berdoa di tempat tidur
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
saraf
Inj. 2 x 50 mg Untuk memproduksi sel
Mecobalamin darah merah
Inj. Keterolac 2 x 50 mg Untuk mengatasi nyeri
Ranitidine 2 x 50 mg Untuk mengurangi asam
lambung
Mahasiswa,
( Wulandari
)
ANALISIS DATA
turgor
- kulit/lidah,
Membran
mukosa/kulit
kering
- Peningkatan
denyut nadi,
- penurunan
volume/tekanan
nadi
- Pengisian vena
menurun
- Perubahan status
mental
- Konsentrasi
urine
- meningkat
- Temperatur
tubuh
meningkat
- Kehilangan berat
badan
- secara tiba-tiba
Penurunan urine
output
- HMT meningkat
Kelemahan
- TTV
S : 36,6 ˚C
N : 78 x/menit
RR : 18 x/menit
TD : 170/130
74
mmHg
Ds : Resiko tinggi Resiko tinggi
- Pasien penurunan curah penurunan curah
mengatakan sakit jantung berhubungan jantung
kepala dengan Vasokontriksi
Do : pembuluh darah
- Pasien tampak
meringis
- TTV :
TD = 170/130
T = 36,6˚C
RR = 18 x/menit
N = 78 x/menit
- Suara jantung
normal S1 S2 lub
dup (normal)
- Irama jantung
reguler
- Vena jugularis
tidak meningkat
Ds: Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas
- Pasien Berhubungan dengan
mengatakan Kelemahan menyeluruh
tidak dapat
berjalan
Do:
- Kalium 1,6
- Respon abnormal
dari tekanan
darah atau nadi
terhadap aktifitas
- Perubahan
75
ECG : aritmia,
iskemia
- TTV
S : 36,6 ˚C
N : 78 x/menit
RR : 18 x/menit
- TD : 170/130
mmHg
76
PRIORITAS MASALAH
1. Defisit Volume Cairan Berhubungan dengan secara aktif
Kegagalan mekanisme Pengaturan.
2. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
Vasokontriksi pembuluh darah
3. Intoleransi aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan menyeluruh
77
RENCANA KEPERAWATAN
- RR : 20 x/menit
2. Resiko tinggi penurunan Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi tekanan 1. Meminimalkan stimulasi
curah jantung berhubungan keperawatan selama 3x7 darah meningkatkan relaksasi.
dengan Vasokontriksi jam curah jantung normal 2. Auskultasi jantung 2. Untuk mengetahui bunyi jantung dan
pembuluh darah Kriteria Hasil: dan bunyi nafas bunyi nafas
- Tekanan darah 3. Amati warna kulit, 3. Untuk mengetahui warna kulit dan
normal suhu suhu
- Sakit kepala hilang 4. Anjurkan teknik 4. Untuk menrunkan tekanan darah
- Tidak pucat relaksasi 5. Tindakan yang menurunkan tekanan
5. Kolaborasi dengan vaskuler serebral dengan menghambat
dokter dalam memblok respon simpatik, efektif
penurunan tekanan dalam menghilangkan sakit kepala
darah dan komplikasinya.
2 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui Tanda tanda vital
berhubungan dengan keperawatan 3x7 jam 2. Kaji kemampuan pasien
kelemahan otot diharapkan cairan pasien dalam 2. Untuk mengetahui kemampuan molisasi
elektrolit seimbang dengan mobilisasi pasien
kriteria hasil : 3. Monitor respon 3. Untuk mengetahui respon kardiovaskuler
1. Kalium normal 3,5 kardivaskuler terhadap 4. Untuk mengetahui pola tidur
mmol/L aktivitas (takikardi, 5. Untuk membantu saat pasien melakukan
2. Berpartisipasi disritmia, sesak nafas, mobilisasi
79
Tanda
tangan
Hari / Tanggal Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Nama
Perawat
Selasa,07 April 2020 1. Observasi TTV S : pasien mengatkan lemas
- TD : 170/130 O:
- N : 78x/menit 1. TD : 170/130
- S : 36,6 ˚C N : 78x/menit
- RR : 18 x/menit S : 36,6 ˚C
2. kaji minuman dan banyaknya per hari RR : 18 x/menit
- 1000 cc per hari 2. 1000 cc per hari
3. monitor status hidrasi (keadaan kulit dan 3. Pasien menuruti yang di
membran mukosa) anjurkan
- kulit tampak kering 4. Infus NaCl 12 tpm + KCL
80
81
81
82
82
83
mobilisasi RR : 18 x/menit
- Pasien belum bisa berjalan 2. Pasien belum bisa berjalan
3. Memonitor respon kardivaskuler terhadap 3. Kebutuhan pasien
aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, terpenuhi
diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik) 4. Pasien memerlukan kursi
- Tidak ada kelainan roda
4. Monitor pola tidur dan lamanya 5. Pasien dapat merubah
tidur/istirahat pasien posisi
- Pola tidur pasien normal 6. Paien harus diberi terapi
5. mendampingi dan bantu pasien saat pasien
mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan A: masalah belum teratasi
- Kebutuhan pasien terpenuhi P: lanjutkan intervensi
6. memberikan alat bantu jika pasien 1. Observasi TTV
memerlukan 2. Kaji kemampuan pasien dalam
- Pasien memerlukan kursi roda mobilisasi
7. mengajarkan pasien bagaimana merubah 3. Monitor respon kardivaskuler
posisi dan berikan bantuan jika diperlukan terhadap aktivitas (takikardi,
- Pasien dapat merubah posisi disritmia, sesak nafas, diaporesis,
8. mengkonsultasikan dengan terapi fisik pucat, perubahan hemodinamik)
83
84
- Paien harus diberi terapi pasien 4. Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
5. Dampingi dan bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan
6. Berikan alat bantu jika pasien
memerlukan
7. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
8. Konsultasikan dengan terapi fisik
84