Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN SH ( STROKE HEMAROGIK )

DIRUANG DAHLIA II RSUD RA KARTINI JEPARA

DISUSUN OLEH :

Nama : Rachmandani Lilik Nuramala

NIM : 82021040071

Prodi : Profesi Ners

JURUSAN S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2020/202
A. PENGERTIAN
Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah
merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh.
Anemia adalah suatu kondisi di mana konsentrasi hemoglobin lebih rendah
dari biasanya. Kondisi ini mencermin kan kurang nya jumlah normal eritrosit
dalam sirkulasi. Akibat nya, jumlah oksigen yang di kirim ke jaringan tubuh
juga berkurang (Sugeng Jitowiyono, 2018).
Anemia adalah suatu kondisi konsetrasi hemoglobin kurang dari normal
anemia merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal di dalam
sirkulasi. Akibatnya jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh juga
berkurang. Anemia bukan merupakan kondisi penyakit khusus melainkan
suatu tanda adanya gangguan yang mendasari ( Brunner & Suddarth, 2015).
Menurut Ngastiyah (2012:328), anemia adalah berkurangnya jumlah
eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1 mm3 darah atau berkurangnya
volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah.
Hal ini terjadi bila terdapat gangguan terhadap keseimbangan antara
pembentukan darah pada masa embrio setelah beberapa minggu dari pada
masa anak atau dewasa.

B. ETIOLOGI
Menurut ( Sugeng Jitowiyono, 2018 ), Pada dasarnya hanya tiga penyebab
anemia yang ada: kehilangan darah, peningkatan kerusakan sel darah
merah (hemolisis), dan penurunan produksi sel darah merah. Masing –
masing penyebab ini mencakup sejumlah kelainan yang membutuhkan
terapi spesifik dan tepat. Etiologi genetik meliputi:
1. Hemoglobinopat
2. Thalasemia
3. Kelainan enzim pada jalur glikolitik
4. Cacat sitoskeleton sel darah merah
5. Anemia persalinan kongenital f. Penyakit Rh null

C. PATHOFISIOLOGI
Anemia menurut ( Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya
kegagalan sum – sum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan
atau kedua nya. Kegagalan sum – sum dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak di ketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (dekstruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek sel darah merah
yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal yang
menyebabkan dekstruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi)
terjadi terutama dalam sel fagostik atau dalam sistem retikuloendotelial,
terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek samping proses ini, bilirubin
yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
dekstruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma. Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau kurang,
bila kadar diatas 1,5 mg/dL akan mengakibatkan interik pada sklera.

D. PATHWAY

Perdarahan pada Defisiensi besi, vit B 12, Overaktif RES, Produksi


cerna, uterus, hidung, folat, depresi summsum SDM abnormal
luka tulang eritopoein

Penghancur
Kehilangan sdm (sel Produksi SDM SDM
darah merah)

Pertahanka sekunder tidak


adekuat

Penurunan jumlah Penurunan kadar hb


Efek GI
eritrosit
E. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan Anemia menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018) yang dapat
dilakukan pada pasien Anemia adalah sebagai berikut:
1. Transplantasi sel darah merah
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah
merah
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal (bila ada)
6. Diet kaya besi yag mengandung daging dan sayuran hijau

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap
kasus naemia. Dengan pemeriksaan inii, dapat dipastikan
adanya anemia dan bentuk morfologi anemia tersebut.
Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada koponen –koponen
berikut ini : kadar haemoglobin, indeks eritrosit, ( MCV,DAN
MCHC), apusan darah tepi
b. Pemeriksaan darah seri anemia: hitung leukosit, trombosit,
laju endap darah LED dan hitung retikulosit.
c. Pemeriksaan susum tulang : pemeriksaan ini memberikan
informasi mengenai keadaan system hematopoesis.
d. Pemeriksaan atas indikasi kasus : pemeriksaan ini untuk
mengomfirmasi degaan diagnose awal yang memiliki
kompone berikut:
1) Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi
transferrin, dan ferritin serum.
2) Anemia megaloblastik: asam float darah/ ertrosit,
vitamin B12
3) Annemia emolitik: hitung retikulosit, tes combs, dan
elektroforesis Hb.
4) Anemia pada leukeumia akut biasanya dilakukan
pemeriksaan siitkomia.
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis : faal ginjal, faal endokrin,
asam urat, faal hati, iakan kuman
3. Radiologi : torak, bone survey, USG, aau linfangiografi
4. Pemeriksaan sitogenik
5. Pemeriksaan biologi molekuler ( PCR : polymerase chain reacti, FISH
: Fluorescence in situ hybridization)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan konsentrasi haemoglobin
( Dmain 4, kelas 4, kode 00204)
2. Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurangnya asupan makanan
( Domain,2, kelas 1, kode 00002)
3. Intoleransi aktivitas berubungan dengan proses metabolisme yang
terganggu
( Domain 4, kelas 4, kode 0092)

H. INTERVENSI

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


KRITERIA
1. 1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Observasi status
perfusi jaringan asuhan hidrasi(kelembabamem
perifer keperawatabn bran mukosa).
berhubungan selama 3x24 jam 2. Observasi reaksi
dengan diharapkan tranfusi
penurunan ketidakefektifan 3. Monitor status hidrasi
konsentrasi perfusi jaringan (misalnya, membran
haemoglobin perifer teratasi mukosa lembab, denyut
( Dmain 4, kelas dengan kriteria hasil: nadi adekuat, tekanan
4, kode 00204) 1. Tekanan systole darah)
dan diastoledalam 4. Dukung peningkatan
batas normal
2. Tidakada asupan kalori
gangguan
mental,orientasi
kognitif
dankekuatan otot
3. Intakeoutput
seimbang
4. Tidakada oedem
perifer danasites
5. Tdakada rasa
haus
yangabnormal
6. Membran mukosa
lembab
2. 1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Kaji adanya alergi
nutrisi kurang dari tindakan makanan.
kebutuhan tubuh keperawatan 2. Kaji kemampuan pasien
berhubungan diharapkan nutrisi untuk mendapatkan
dengan dalam tubuh mebaik nutrisi yang dibutuhkan.
kurangnya dengan kriteria hasil : 3. Anjurkan pasien untuk
asupan makanan 1. Adanya meningkatkan intake.
( Domain,2, kelas peningkatan berat 4. Yakinkan diet yang
1, kode 00002) badan sesuai dimakan mengandung
dengan tujuan. tinggi serat untuk
2. Berat badan ideal mencegah konstipasi.
dengan tinggi 5. Berikan makanan yang
badan. terpilih ( sudah di
3. Mampu konsultasikan dengan
mengidentifikasi ahli gizi ).
kebutuhan nutrisi. 6. Ajarkan pasien
4. Tidak ada tanda- bagaiamna membuat
tanda malnutrisi. catatan makanan harian.
5. Menunjukan badan yang berarti.
peningkatan 7. Monitor jumlah nutrisi
fungsi dan kandungan kalori.
pengecapan dari 8. Berikan informasi
menelan. tentang kebutuhan
6. Tidak terjadi nutrisi
penurunan berat 9. Kolaborasi dengan ahli
badan yang gizi untuk menentukan
berarti. jumlah kalori dan nutrisi
yang di butuhkan
pasien.

3. 1. Intoleransi Setela dilakukan 1. Bantu klien untuk


aktivitas tindakan mengindentifikasi
berubungan keperawatan aktivitas yang mampu
dengan proses diharapka intoleransi dilakukan.
metabolisme yang akttifvitasnya 2. Bantu untuk memilih
terganggu membaik dengan aktivitas konsisten yang
( Domain 4, kelas kriteria asil : sesuai dengan
4, kode 0092) 1. Frekuensi kemampuan fisik,
jantung psikologi dan soclail
meningkat 3. Bantu untuk
2. Tekanan mengindentifikasi dan
darah mendapatkan sumber
berubah yang diperlukan untuk
3. Sianosis aktivitas yang
diinginkan.
4. Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek.
5. Bantu untuk
mengidentifikasikan
aktivitas yang sesuai
6. Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas.
7. Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas.
8. Kolaborasikan dengan
tenaga rehabilitas
medicdalam
merencanakan program
terapi yang tepat.
Daftar pustaka

Carpenito & M0yet, 2012. Handbook Of Nursing Diagnosis. Ed USA : Lippincot Williams & Wilkins Inc.

Potter & Perry 2012, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis
Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC : Jakarta

Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC

Adriani, M & Wirjatmadi, B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Antara, M., & Wirawan, I. (2013). Permintaan Buah Pisang Ambon Oleh Rumah

Tangga di Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Jurnal

Ekonomi Kuantitatif Terapan, 6(1).

Ariutami, RK., Subagio HW, 2012. Beda Kadar Hemoglobin Remaja Putri

Anemia Setelah Pemberian Suplementasi Tablet Besi Folat Satu Kali Dan Dua

Kali Per Minggu. Diakses dari website:

http://eprints.undip.ac.id/35951/1/429_Kintha_Raditya_Ariutami_G2C007041.

pdf. Pada tanggal 29 Agustus 2016.

Arisman, 2014. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

Bakta, IM. 2015. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai