Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian korelasi person
Korelasi Pearson merupakan salah satu ukuran korelasi yang digunakan
untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan linier dari dua variabel. Dua
variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan salah satu variabel disertai
dengan perubahan variabel lainnya, baik dalam arah yang sama atau pun arah
yang sebaliknya. Harus diingat bahwa nilai koefisien korelasi yang kecil (tidak
signifikan) bukan berarti kedua variabel tersebut tidak saling berhubungan.
Mungkin saja dua variabel mempunyai keeratan hubungan yang kuat namun
nilai koefisien korelasinya mendekati nol, misalnya pada kasus hubungan non
linier. Koefisien korelasi hanya mengukur kekuatan hubungan linier dan tidak
pada hubungan non linier. Harus diingat pula bahwa adanya hubungan linier
yang kuat di antara variabel tidak selalu berarti ada hubungan kausalitas,
sebab-akibat.( Sugiyono, 2013:216)

B. Manfaat korelasi person


Mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dan data
berbentuk interval dan ratio

C. Koefisien korelasi
Korelasi dinyatakan dalam % keeratan hubungan antar variabel yang
dinamakan dengan koefisien korelasi, yang menunjukkan derajat keeratan
hubungan antara dua variabel dan arah hubungannya (+ atau -)
D. Batas-Batas Koefisien Korelasi
Nilai koefisien korelasi berkisar antara –1 sampai dengan +1. Kriteria
pemanfaatannya sebagai berikut:
1. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu
semakin besar nilai variabel X maka semakin besar pula nilai variabel Y
atau semakin kecil nilai variabel X maka semakin kecil pula nilai
variabel Y. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier
negatif, yaitu semakin besar nilai variabel X maka semakin kecil nilai
variabel Y atau semakin kecil nilai variabel X maka semakin besar pula
nilai variabel Y
2. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel
X dan variabel Y.
3.
E.

Anda mungkin juga menyukai