Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KKEPERAWATAN DENGAN HEMATEMESIS

DIRUANG SA’AD IBNU ABI WAAQASH

DISUSUN OLEH :

NAMA : RACHMANDANI LILIK NURAMALA

KELAS : III C S1 ILMU KEPERAWATAN

NPM : 920173131

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AKADEMIK 2019/2019


A. PENGERTIAN
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran tinja
yang berwarna hitam seperti teh yang mengandung darah dari pencernaan. Warna
hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antar darah dengan
asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi
atau kemerah-merahan dan bergumpal gumpa (Nurarif, 2013).
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran faeses
atautinja yang berwarna hitam seperti ter yang disebabkan oleh adanya perdarahan
saluran makan bagian atas. Warna hematemesis tergantung pada lamanya hubungan
ataukontak antara drah dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan,
sehinggadapat berwarna seperti kopi atau kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal
(sylvia,2005).
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran feses atau
tinja yang berwarna hitam seperti teh yang disebabkan oleh adanya perdarahan
saluran makan bagian atas. Warna hematemesis tergantung pada lamanya hubungan
atau kontak antara darah dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan,
sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal
(Sjaifoellah Noor Dkk, 2013).

B. ETIOLOGI
Penyebab perdarahan saluran makan bagian atas :
1. Kelainan esofagus: varise, esofagitis, keganasan.
2. Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung dan duodenum, keganasan
dan lain-lain.
3. Penyakit darah: leukemia, DIC (disseminated intravascular coagulation),
purpura trombositopenia dan lain-lain.
4. Penyakit sistemik lainnya: uremik, dan lain-lain.
5. Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran
makan bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap
macam perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran
makan bagian atas yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya
varises esofagus dengan rata-rata 45-50 % seluruh perdarahan saluran makan
bagian atas (Hilmy 1971: 58 %)
6. Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik: golongan salisilat, kortikosteroid,
alkohol, dan lai-lain. Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal
perdarahan saluran makan bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha
penanggulangan setiap macam perdarahan saluran makan bagian atas.
Penyebab perdarahan saluran makan bagian atas yang terbanyak dijumpai di
Indonesia adalah pecahnya varises esofagus dengan rata-rata 45-50 % seluruh
perdarahan saluran makan bagian atas.(Nurarif. 2013)
C. MANISFESTASI KLINIS
Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan beratnya
kerusakan yang terjadi dari pada etiologinya. Didapatkan gejala dan tanda sebagai
berikut :
1. Gejala-gejala intestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah dan
diare.
2. Demam, berat badan turun, lekas lelah.
3. Ascites, hidratonaks dan edemo.
4. Ikterus, kadang-kadang urin menjadi lebih tua warnanya atau kecoklatan.
5. Hepatomegali, bila telah lanjut hati dapat mengecil karena fibrosis. Bila
secara klinis didapati adanya demam, ikterus dan asites, dimana demam bukan
oleh sebab-sebab lain, ditambahkan sirosis dalam keadaan aktif. Hati-hati akan
kemungkinan timbulnya prekoma dan koma hepatikum.
6. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral didinding, koput medusa,
wasir dan varises esofagus.
7. Kelainan endokrin yang merupakan tanda dari hiperestrogenisme yaitu:
a. Impotensi, atrosi testis, ginekomastia, hilangnya rambut axila dan
pubis.
b. Amenore, hiperpigmentasi areola mamae.
c. Spider nevi dan eritema.
d. Hiperpigmentasi.
8. Jari tabuh.

D. PATHOFISIOLOGI
Pada gagal hepar sirosis kronis kematian sel dalam hepar mengakibatkan
peningkatan tekanan !ena porta. Sebagai akibatnya terbentuk saluran kolateral
dalamsubmukosa esophagus lambung dan rectum serta pada dinding abdomen
anterior yang lebih kecil dan lebih mudah pecah untuk mengalihkan darah dari
sirkulasisplenik menjauhi hepar. Dengan meningkatnya tekanan dalam !ena ini maka
vena tersebut menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah disebut
varises.
Varises dapat pecah mengakibatkan perdarahan gastrointestinal masif.
Selanjutnya dapat mengakibatkan kehilangna darah tiba-tiba penurunan arus balik
!ena ke jantung dan penurunan perfusi jaringan. dalam berespon terhadap penurunan
curah jantung tubuh melakukan mekanisme kompensasi untuk mencoba
mempertahankan perfusi. mekanisme ini merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala
utama yang terlihat pada saat pengkajian awal. jika volume darah tidak digantikan
Penurunan perfusi jaringan mengakibatkan disfungsi selular. penurunan aliran
darah akan memberikan efek pada seluruh system tubuh dan tanpa suplai oksigen
yang mencukupi system tersebut akan mengalami kegagalan. pada melena dalam
perjalanannya melalui usus darah menjadi berwarna merah gelap bahkan hitam.
perubahan warna disebabkan oleh HCE lambung pepsin dan warna hitam ini diduga
karena adanya pigmen porfirin. Kadang- kadang pada perdarahan saluran cerna
bagian bawah dari usus halus atau kolon asenden feses dapat berwarna merah terang
gelap.
Diperkirakan darah yang muncul dari duodenum dan jejunum akan tertahan
padasaluran cerna sekitar 6-8 jam untuk merubah warna feses menjadi hitam. Paling
sedikit perdarahan sebanyak 50-100cc baru dijumpai keadaan melena. Feses tetap
berwarna hitam seperti ter selama 48-72 jam setelah perdarahan berhenti. Ini bukan
berarti keluarnya feses yang berwarna hitam tersebut menandakan perdarahan masih
berlangsung. darah yang tersembunyi terdapat pada feses selama : 1 hari setelah
episode perdarahan tunggal.

E. PATHWAY
infeksi hepatitis viral tipe b/c

Peradangan hati dan nekrosis sel-sel hati

Sel hati kolaps secara ekstensi Meluasnya jaringan fibrosis

Distorsi pembuluh-pembuluh darah hati Hipertensi portal

Ostropsi vena portal Terbentuknya varises esofagus,


lambung, pembesaran limfe, dan

Sirosis hepatis asites

Pembuluh ruptur Sesak

Perdarahan lambung Penurunan ekspansi paru

Transflamasi mukosa lambung Ketidakefektifan pola nafas

Mual, muntah, dan nafsu Kurangnya informasi yang


Nyeri akut
makan menurun didapat

Intoleransi aktivitas Ansietas

Defisiensi pengetahuan
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Laboratorium
1) Darah : Hb menurun / rendah
2) SGOT, SGPT yang meningkat merupakan petunjuk kebocoran dari sel yang
mengalami kerusakan.
3) Albumin, kadar albumin yang merendah merupakan cerminan kemampuan
sel hati yang kurang.
4) Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan
pembatasan garam dalam diet.
5) Peninggian kadar gula darah.
6) Pemeriksaan marker serologi pertanda ureus seperti HBSAg/HBSAB,
HBeAg, dll.
b. Radiologi
1) USG untuk melihat gambaran pembesaran hati, permukaan splenomegali,
acites.
2) Esofogus untuk melihat perdarahan esofogus.
3) Angiografi untuk pengukuran vena portal.
G. Penatalaksanaan Medis
a. Istirahat cukup di tempat tidur.
b. Diet rendah protein, rendah garam, diit tinggi kalori.
c. Antibiotik.
d. Memperbaiki keadaan gizi, bila perlu dengan pemberian asam amino esensial
berantai cabang dan glukosa.
e. Robansia vitamin B kompleks.
H. PENGKAJIAN
1. Pola Nafas

Sebelum sakit :Pasien dapat bernafas dengan normal tanpa alat bantu
pernafasan

Saat dikaji : Pasien tidak dapat bernafas dengan normal dan menggunakan
alat bantu
2. Nutrisi

Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari dengan porsi nasi dengan lauk
pauk seadanya dan minum air putih 6-7 gelas

Saat dikaji : Pasien hanya menghabiskan setengah porsi makan yang


disediakan dari rumah sakit dan mual muntah ketika makan .
minum air putih 5 gelas perhari dan minum air teh

3. Eliminasi

Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari dengan


konsistensi padat,warna kuning,BAK 4-5 x/hari dengan warna
kuning jernih

Saat dikaji : Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi


lembek , warna kuning kecoklatan,berbau khas fese. BAK 4 – 7
kali sehari dengan warna kuning keruh seperti teh.

4. Pola istirahat tidur

Sebelum sakit : Pasien bisa tidur 7-8 jam/hari tanpa ada gangguan

Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak bisa tidur semalaman dan juga siang
tidak bisa tidur

5. Pola gerak dan keseimbangan

Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan kegiatan dan aktifitas tanpa bantuan
orang lain

Saat dikaji : Pasien tidak dapat bergerak bebas karena terpasang oksigen.
Aktivitas sehari – hari seperti mandi, makan, BAB, BAK
dibantu perawat dan keluarga.
6. Personal higine

Sebelum sakit : Pasien mnegatakn 2x/hari dengan mengguanakan sabun dan


selau gosok gigi keramas 2x seminggu

Saat dikaji : Pasien hanya disibin oleh keluarganya pagi dan sore hari

7. Berpakaian

Sebelum sakit : Pasien memilih dan memakai secara mandiri

Saat dikaji : Pasien mengatakan dalam memakai dan memilih baju dibantu
oleh keluarga atau istrinya

8. Mempertahankan suhu tubuh

Sebelum sakit : Pasien mengatakan jika dingin memakai jaket dan slimut jika
panas pasien hanya memakai baju yang tipis dan menyerap
kringat

Saat dikaji : Pasien tetap memakai baju yang tipis dan mmenyerap kringat

9. Bahaya lingkungan dan kecelakaan

Sebelum sakit : Pasien dapat melindungi dirinya dari bahaya lingkungan dan
kecelakaan

Saat dikaji : Pasien dibantu oleh keluarganya

10. Komunikasi

Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan orang lain


dengan lancar baik dengan menggunakan bahaasa jawa
Saat dikaji : pasien susah beromunikasi dengan orang lain dikarenakan
lemas

11. Bekerja

Sebelum sakit : Pasien bekerja sebagai petani

Saat dikaji : Pasien tidak bisa melakukan kegiatan seperti biasa karena
keadaannya sedang sakit

12. Ibadah

Sebelun sakit : Pasien mnengatatkan beragama islam dan biasa menjalankan


sholat 5 waktu

Saat dikaji : Pasien tidak dapat menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan
hanya tiduran

13. Rekreasi

Sebelum sakit : Pasien mengatakan untuk mengisi waktu luangnya passion


selalu berkumpul dengan kluarga terdekat atau keluarga

Saat dikaji : Pasien hanya tiduran ditempat tidur

14. Belajar

Sebelum sakit : Pasien mnratakn tidak mengetahui tantang penyakit sekarang

Saat dikaji : Pasien mendapatkan informasi tentang penyakit dari dokter


dan perawat
J. DIAGNOSA MEDIS

1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis ( domain 12.


Kenyamanan, kelas. Kenymanan fisik, kode 00132)

2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan gaya hidup kurang bergerak ( domain


4. Aktivitas/istirahat, kelas 4. Respon kardiovaskuler / pulmonal, kode 00092)

3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi ( domain 5.


Persepsi/ kognisi, kelas 4.kognisi kode 00126)

K. INTERVENSI

No Dx. Keperawatan NOC NIC


1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan a. Monitor ttv
dengan agens cedera keperawatan selama 2x24 jam b. Pemberian obat
biologis ( domain 12. diharapkan pasien dapat analgesic
Kenyamanan, kelas. mengontrol nyeri dengan kriteria c. Ajarka teknik
Kenymanan fisik, kode hasil : relaksasi nafas
00132) 1. Kapan nyeri terjadi dalam
2. Ttv normal d. Kolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian obat
golongan
analgetik
2. Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan a. Monitor fisik
berhubungan dengan gaya keperawatan selama 2x24 jam setelah latihan
hidup kurang bergerak ( diharapkan pasien dapat diharap b. Ajarkan pasien
domain 4. pasien dapat melakukan aktivitas untuk tetap
Aktivitas/istirahat, kelas tanpa kelelahan/toleransi focus pada
4. Respon kardiovaskuler terahadap aktivitas kekuatan
/ pulmonal, kode 00092) .kriteria hasil : dibanding
1. Berpartisipasi dalam kelemahan
aktivitas tanpa disertai c. Berikan
peningkatan tekanan darah, informasi cara
2. nadi dan RR; TTV untuk
normal.memenuh meningkatkan
aktivitas fisik
yang tepat
d. Kolaborasi
dengan tim
medis
3. Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan tindakan a. Jelaskan tentang
pengertian
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam
penyakit yang
kurang informasi ( diharap pasien dapat mengerti diderita pasie
b. Gambarkan
domain 5. Persepsi/ tentang penyakit
tanda dan gejala
kognisi, kelas 4.kognisi .kriteria hasil : yang biasa
muncul pada
kode 00126) 1. Pasien dan keluarga
penyakit.
menyatakan pemahaman c. Identifikasikan
kemungkinan
tentang penyakit
penyebab.
2. mampu melakukan d. Diskusikan
perubahan gaya
prosedur yang dijelaskan
hidup di masa
dengan benar. yang akan
datang.
REFERENSI

NANDA. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarakan Diagnosis Medis


& NANDA NIC¬-NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing.
Nurarif, 2013 Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1(3rd ed.). Jakarta:
Media. Aesculapius
Sylvia 2013. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis Dan
Terapi(2ndEd.).Jakarta: EGC
Davey, Patrick. (2005) At A Glance Medicine. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai