Disusun Oleh :
Wirdah Biadi
TANJUNGPINANG
TA. 2023
Femur adalah tulang regio femoralis dan merupakan tulang terpanjang pada
tubuh. Ujung proxirnalnya ditandai oleh suatu caput dan collum, dan dua
penonjolan besar (trochanter major dan minor) pada bagian atas corpus. Caput
ossis femoris berbentuk bola dan bersendi dengan acetabulum tulang
pelvicum. Caput ossis femoris ditandai oleh cekungan nonarticulare (fovea
capitis) pada permukaan medialnya untuk perlekatan ligamentum capitis
femoris Collum ossis femoris merupakan penyangga tulang berbentuk silindris
yang menghubungkan caput dengan corpus ossis femoris. Collum ossis
femoris berproyeksi ke arah superomedial dari corpus dengan sudut sekitar
125°, dan berproyeksi agak ke arah depan. Orientasi collum relatif terhadap
corpus dapat meningkatkan kisaran gerak sendi coxae.Bagian atas corpus ossis
femoris memiliki trochanter major danminor, yang merupakan tempat
perlekatan bagi musculi yang menggerakkan sendi coxae (Drake, R.L, 2012).
Tulang paha memanjang dari pinggul ke lutut. Tulang ini biasanya memiliki
panjang sekitar 48 centimeter (cm) dan berat sekitar 283 gram (g) pada pria
dewasa.
2) Trokanter
Di bawah kepala tulang femur, ada leher dan trokanter sebagai
perpanjangan kaki atau pinggul. Trokanter melekat pada tendon yang
terhubung ke otot gluteus minimus dan gluteus medius. Otot ini berfungsi
untuk membantu berjalan dan berlari.
Ada pula tubuh tulang paha (shaft) yang terhubung dengan patella
(tutup lutut), tulang tungkai bawah, tibia, dan fibula. Ujung distal tulang
paha ini memiliki pelana yang letaknya berada di atas tibia. Di dalam tubuh
tulang paha terdapat rongga meduler yang berisi sumsum tulang. Selain itu,
bagian ujung tulang paha adalah area tulang kompak yang padat. Di sekitar
tulang kompak ada tulang spons yang memiliki banyak rongga kecil
tersebar di seluruh bagian.
b. Fisiologi Os Femur
Selain dikenal besar dan kokoh, tulang paha juga menjadi tulang terpanjang
di dalam tubuh manusia. Berikut adalah fungsi tulang paha bagi manusia yang
sangat penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
1) Menopang Tubuh
Fungsi tulang paha yang paling vital adalah menopang badan dan
menjaga keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, tulang paha berperan
membantu menopang saat Anda membawa beban berat sehingga
keseimbangan tetap terjaga.Tulang ini bahkan bisa menahan berat sampai
30 kali lipat dari berat badan tubuh manusia. Maka dari itu, tidak heran
kalau tulang paha disebut sebagai tulang terbesar dan terkuat dalam tubuh.
Tulang ini juga tidak mudah patah. Kalaupun patah, kemungkinan
penyebabnya adalah kecelakaan kendaraan atau jatuh dari ketinggian.
Dibutuhkan waktu setidaknya sekitar 3-6 bulan untuk pulih dari patah
tulang paha.
2) Membantu Pergerakan
Karena letaknya yang strategis, ada beragam fungsi tulang paha. Salah
satunya adalah menciptakan artikulasi dan kemampuan untuk berlari,
berjalan, hingga berdiri. Bagian paling atas tulang paha tersambung ke
bagian sendi pinggul yang bermanfaat agar kaki dapat bergerak ke segala
arah.
3) Tulang Utama di bagia kaki
Tulang femur juga berfungsi sebagai tumpuan utama dari segala tulang
kaki. Sebab, bagian distal (bawah) tulang ini menjadi lokasi melekatnya
segala tulang kaki, mulai dari lutut hingga ke bagian kaki paling bawah.
4) Tempat Pembuatan Sel Darah Merah
Rongga meduler yang ada di bagian tulang paha merupakan tempat
penyimpanan dan pembuatan sel darah merah. Di dalam rongga ini,
terdapat sumsum tulang yang mengandung dua jenis sel punca, yakni
hematopoietik (penghasil sel darah) dan stromal (penghasil lemak).
3. Patofisiologi
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila tidak
terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Sedangkan fraktur
terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh
karena perlukaan di kulit (Smeltzer dan Bare, 2015).
Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah ke
dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya
mengalami kerusakan. Reaksi perdarahan biasanya timbul hebat setelah fraktur.
Sel-sel darah putih dan sel anast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran
darah ketempat tersebut aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru
umatur yang disebut callus. Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru
mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati. Insufisiensi pembuluh
darah atau penekanan serabut syaraf yang berkaitan dengan pembengkakan yang
tidak di tangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstrimitas dan
mengakibatkan kerusakan syaraf perifer. Bila tidak terkontrol pembengkakan
akan mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dan
berakibat anoreksia mengakibatkan rusaknya serabut syaraf maupun jaringan
otot. Komplikasi ini dinamakan sindrom compartment (Smeltzer dan Bare, 2015).
Trauma pada tulang dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan ketidak
seimbangan, fraktur terjadi dapat berupa fraktur terbuka dan fraktur tertutup.
Fraktur tertutup tidak disertai kerusakan jaringan lunak seperti tendon, otot,
ligament dan pembuluh darah (Smeltzer dan Bare, 2015). Pasien yang harus
imobilisasi setelah patah tulang akan menderita komplikasi antara lain : nyeri,
iritasi kulit karena penekanan, hilangnya kekuatan otot. Kurang perawatan diri
dapat terjadi bila sebagian tubuh di imobilisasi, mengakibatkan berkurangnyan
kemampuan perawatan diri (Carpenito, 2014).
Reduksi terbuka dan fiksasi interna (ORIF) fragmen- fragmen tulang di
pertahankan dengan pen, sekrup, plat, paku. Namun pembedahan meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi. Pembedahan itu sendiri merupakan trauma pada
jaringan lunak dan struktur yang seluruhnya tidak mengalami cedera mungkin
akan terpotong atau mengalami kerusakan selama tindakan operasi (Price dan
Wilson, 2014).
b) Bentuk-bentuk nyeri
Rasa nyeri akan dirasakan oleh seseorang dalam beberapa bentuk. Terdapat
dua bentuk sindrom nyeri menurut (Muttaqin 2019), yaitu Nyeri Akut dan
Nyeri kronis.
1) Nyeri akut Nyeri akut sering juga disebut nyeri nosiseptif adalah nyeri
yang berlangsung bersamaan dengan masih adanya kerusakan jaringan.
Nyeri akut adalah nyeri yang berlangsung secara singkat misal: Nyeri
yang diakibatkan oleh pembedahan abdomen, rasa nyeri ini tidak melebihi
enam bulan. Serangan mendadak dari sebab yang sudah diketahui dan
daerah yang nyeri biasanya dapat diketahui. Nyeri akut biasanya ditandai
dengan peningkatan tegangan otot, cemas yang keduanya meningkatkan
persepsi nyeri.
2) Nyeri kronis Nyeri yang berlangsung lebih dari enam bulan biasanya
diklasifikasikan sebagai nyeri kronis, baik sumber nyeri itu diketahui atau
tidak, atau nyeri itu tidak bisa disembuhkan, 20 penginderaan nyeri
menjadi lebih dalam sehingga sukar bagi penderita untuk menunjukkan
lokasinya.
c) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri antara laen : usia, jenis kelamin,
budaya, pemahaman nyeri, perhatian, kecemasan, kelelahan, pengalaman masa
lalu, pola koping, keluarga dan dukungan sosial (Murray & McKinney, 2019)
1) Umur
Umur/usia adalah lamanya seseorang dapat hidup di dunia, makin
bertambah umur kemampuan panca indera seseorang terjadi penurunan.
Pengaruh usia pada persepsi nyeri dan toleransi nyeri tidak diketahui secara
luas. Pengkajian nyeri pada lansia mungkin sulit karena perubahan
fisiologis dan psikologis yang menyertai proses penuaan. Anak yang masih
kecil mempunyai kesulitan dalam memahami nyeri dan prosedur
pengobatan yang dapat menyebabkan nyeri, pada pasien lansia sering kali
memilikisumber nyeri lebih dari satu.(Muttaqin, 2008)
2) Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda signifikan dalam berespon
terhadap nyeri, hanya beberapa budaya yang menganggap bahwa seorang
anak laki-laki harus lebih berani dan tidak boleh menangis dibandingkan
anak perempuan dalam situasi yang sama ketika merasakan nyeri.
3) Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak pula kemampuan
yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan
4) Paritas
Paritas merupakan jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu. Pada ibu
bersalin yang memiliki anak lebih dari satu akan lebih dapat
mempersiapkan diri pada saat menghadapi persalinan berdasarkan pada
pengalaman nyeri terdahulu
5) Pengalaman masa lalu
Adalah menarik untuk berharap dimana individu yang mempunyai
pengalaman multipel dan berkepanjangan dengan nyeri akan lebih sedikit
gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri dibanding orang yang mengalami
sedikit nyeri. Seseorang yang terbiasa merasakanan nyeri akan lebih siap
dan mudah mengantisipasi nyeri daripada individu yangmempunyai
pengalaman sedikit tentang nyeri
6) Kecemasan (ansietas)
Meskipun umum diyakini bahwa kecemasan akan meningkatkan nyeri,
mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaan. Hubungan antara
nyeri dan ansietas bersifat kompleks, ansietas yang dirasakan seseorang
seringkali meningkatkan persepsi nyeri, akan tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan perasaan ansietas
7) Budaya Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka
berespon terhadap nyeri
8) Budaya dan etnisitas mempunyai pengaruh pada bagaimana seseorang
berespon terhadap nyeri.
9) Makna nyeri
Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara
seseorang beradaptasi terhadap nyeri
10) Lokasi dan tingkat keparahan nyeri
Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan tingkat keparahan
pada masing-masing individu. Dalam kaitannya dengan kualitas nyeri
11) Perhatian
Tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan mempengaruhi persepsi
nyeri. Perhatian yang meningkat terhadap nyeri akan meningkatkan respon
nyeri sedangkan upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan
penurunan respon
12) Keletihan
Keletihan dan kelelahan yang dirasakan seseorang akan meningkatkan
sensasi nyeri dan menurunkan kemampuan koping individu
b. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan mobilitas fisik dengan penurunan kekuatan otot karena adanya
nyeri ketika mobilisasi.
2) Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang
3) Resiko Infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit karena
adanya luka insisi.
1. Intervensi
Edukasi
- Jelaskan tujuan mobilisasi
- Anjurkan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis.
Duduk ditempat tidur, duduk disisi tempat tidur, pindah
dari tempat
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu.
2. Implementasi
3. Evaluasi
Brunner and Suddarth (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8
volume 3, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Brunner and Suddarth (2015) Keperawatan Medical Bedah Edisi 12 Jakarta :EGC
Kasiati, Ni Wayan Dwi Rosmalawanti. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi Dan Indikator
Diagnostik (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
PPNI. (2019a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1st ed.). Jakarta.
PPNI. (2019b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
Sapardin. (2019). Konsep Dasar Keperawatan Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan
(Pusdik SDM). Jakarta.