Anda di halaman 1dari 16

KEJANG DEMAM

DEFINISI
• Kejang demam adalah kejang yang terjadi
akibat kenaikan suhu tubuh diatas 38,4ºC
tanpa disertai infeksi susunan saraf pusat atau
gangguan elektrolit  pada anak diatas usia 1
bulan, tanpa riwayat kejang tanpa demam
sebelumnya  
(Partini, 2013 : 65).
KLASIFIKASI
Kejang parsial
Kejang Parsial sederhana
(fokal) Kejang parsial
kompleks
Kejang parsial yang
menjadi umum

Kejang umum (konvulsi


atau non-konvulsi)
ANATOMI
ETIOLOGI
• Penyebab yang pasti dari terjadinya kejang demam tidak
diketahui. kejang demam cenderung ditemukan dalam
satu keluarga, sehingga diduga melibatkan faktor
keturunan (faktor genetik). kejang yang berhubungan
dengan demam disebabkan oleh penyakit lain, seperti
keracunan, meningitis atau ensefalitis.  Roseola atau
infeksi oleh virus herpes pada manusia  juga sering
menyebabkan kejang demam pada anak-anak. Shigella
pada Disentri juga sering menyebakan demam tinggi dan
kejang demam pada anak-anak
(Mediacastore, 2011: 8). 
MANIFESTASI
• Kejang demam umum :
• Kejang umum biasanya di awali kejang tonik kemudian
klonik berlangsung 10 sampai 15 menit 
• Frekuensi takikardia pada bayi sering di atas 150 – 200
permenit 
• Pulsasi arteri melemah dan tekanan nadi mengecil
yang terjadi sebagai akibat menurunnya curah jantung
• Gejala bendungan system vena : Hepatomegali,
Peningkatan vena jugularis.
(Wongjingkang, 2012 : Paragraf 2)
• Kejang demam sederhana:
kejang demam yang berlangsung singkat, kurang
15 menit dan umumnya dapat berhenti sendiri.
Kejangnya bersifat umum artinya melibatkan
seluruh tubuh. Kejang tidak berulang dalam 24
jam pertama. Kejang demam tipe ini merupakan
80% dari seluruh kasus kejang demam. 
• Kejang demam kompleks :
kejang dengan satu ciri sebagai berikut: kejang
lama > 15 menit,  kejang fokal / parsial satu sisi
tubuh,  kejang > 1 kali dalam 24 jam.
( Hartono, 2011 : 194 )
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium Lumbal Fungsi Elektroensefalografi


PENATALAKSANAAN
• Apabila datang dalam keadaan kejang, obat
yang paling cepat untuk menghentikan kejang
adalah diazepam yang diberikan secara
intravena.
• Dosis diazepam intravena : 0,3 – 0,5 mg/kg
perlahan lahan dengan kecepatan 12 mg/menit
atau dalam waktu 35 menit, dengan dosis
maksimal 20 mg
• Dosis diazepam rektal : 0,5 – 0,75 mg/kg atau
diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan
berat badan < 10 kg dan 10 mg untuk berat
badan > 10 kg atau diazepam rektal dengan
dosis 5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun.
• Tata laksana kejang demam :
• Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum
berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang
sama dengan interval waktu 5 menit.
• Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih
tetap kejang, dianjurkan ke rumah sakit. Di rumah sakit
dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3 –
0,5 mg/kg.
• Bila kejang tetap belum berhenti, berikan fenitoin
secara intravena dengan dosis awal 1020 mg/kg/kali
dengan kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50
mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah
48 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal.
• Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti,
maka pasien harus dirawat di ruang rawat
intensif. Bila kejang telah berhenti, pemberian
obat selanjutnya tergantung dari jenis kejang
demam, apakah kejang demam sederhana
atau kompleks dan faktor resikonya
(Hartono, 2011 : 198 – 199).
DIAGNOSA
• Hipertermi berhubungan dengan peningkatan
metbolisme
• Resiko cedera berhubungan dengan peningkatan
aktivitas otot
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi
INTERVENSI

Anda mungkin juga menyukai