KASUS: REMAJA DI DAERAH MALANG MENGUBAH ISI PANCASILA Media sosial geger : seorang remaja putri di Malang tersandung masalah yang dikarenakan postingannya di media sosial tersebut, ia menulis pancasila versi baru yaitu : 1. Kenalan disik 2. Pacaran 3. Sex 4. Meteng 5. Mbayi Sumber :detik.com Hubungan dengan pancasila
Pasti di zaman sekarang di Indonesia bertanya
apakah kasus di atas termasuk dalam penistaan dan apakah bisa dipidanakan ? Jawabannya adalah : tidak, alasannya adalah tindakan pidana bagi penghinaan Lambang Negara sedangkan Lambang Negara bukanlah Pancasila. Tertulis juga : Dalam pasal 154a KUHP yang berbunyi : “Barang siapa yang menodai Bendera Kebangsaan Republik Indonesia dan Lambang Negara Republik Indonesia, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun dan denda empat puluh lima ribu rupiah” Dalam TAP MPR 1998 , ditetapkan bahwa pancasila sebagai dasar negara bukan sebagai lambang negara, pasal tersebut berbunyi : “Pancasila sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara “ Jadi, kesimpulannya adalah tidak ada ketentuan yang dapat mempidana penghinaan Pancasila sebagai dasar Negara dengan pasal penghinaan terhdap lambang Negara adalah salah.Walaupun tidak ada tindakan pidana, akan tetapi anak remaja tersebut membuat perjanjian tertulis atau mengisi surat pernyataan terkait permintaan maaf dan tidak mengulangi kembali perbuatannya. Kebanyakan masyarakat keliru pemahaman tentang ini, tetapi kita sebagai masyarakat Indonesia tidak mencela atau menghina dasar Negara kita sendiri, yang susah payah dibuat para pejuang kita setidaknya kita menghargai dan melakukan apa yang ada di Pancasila tersebut bukan menghinannya. SEKIAN