Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak yang harus dipenuhi oleh semua
orang .Dengan istirahat yang cukup , tubuh baru dapat berfungsi secara optimal . Istirahat
dan tidur memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umun,istirahatberarti
suatu keadaan tenang, rileks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah.
Sedangkan tiduradalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur di karakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal,
tingkat. kesadaran yang bervariasi, perubahan fisiologis tubuh ,dan penurunan respon
stimulasi eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita, kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut
didasarkan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik, mengurangi
kecemasan stress, dean dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak
melakukan aktivitas sehari –hari (Wahit & Nurul, 2007)Ketika orang sedang beristirahat,
biasanya mereka merasa rileks secara mental, bebas dari kecemasan, dan tenang secara fisik.
Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering berpikir tentang hal itu
seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring ditempat tidur. Ketika orang sedang
beristirahat, mereka berada pada keadaan aktivitas mental dan fisik yang mereka kembali,
bergairah kembali, dan siap untuk menyelesaikan aktivitas hari itu. Semua orang memiliki
kebiasaan sendiri untuk memperoleh istirahat dan menemukan cara-cara untuk menyesuaikan
sebaik mungkin dengan lingkungan yang baru atau kondisi yang mempengaruhi kemampuan
beristirahat (Potter & Perry, 2005).Keadaan tidur yang normal seperti di atas dapat berubah
dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan non fisiologis. Faktor fisiologis yaitu penyakit fisik.
Faktor non fisiologis yaitu obat-obatan dan substansi, gaya hidup, pola tidur yang biasa dan
mengantuk berlebihan pada siang hari, stress emosional, lingkungan, latihan fisik dan
kelelahan serta asupan makanan dan kalori (Potter & Perry, 2005). Universitas Sumatera
UtaraPost partum adalah (masa nifas) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan

1
kehamilan dan proses kelahiran. Dengan pengertian lainnya, masa nifas yang bisa disebut
juga dengan masa puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat–alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung selama kira-
kira 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan -perubahan fisiologi maupun psikologi, yaitu
perubahan fisik, involusi uterus, dan pengeluaran lokhia, laktasi ASI, perubahan system
tubuh lainnya. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periodeini karena merupakan masa kritis
baik bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi selama 24 jam pertama (buku
Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternital dan neonatal, 2006). Kebutuhan istirahat
dan tidur yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan masalah yang sangat
penting sekalipun tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk beristirahat sesudah melahirkan
memang tidak diragukan lagi,kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak
keadaan yang mengganggu lainnya, pekerjaanbersalin,bukan persiapan yang baik dalam
menghadapi kesibukan yang akan terjadi. Padahal hari-hari postnatal akan dipenuhi oleh
banyak hal,begitu banyak yang harus dipelajari, ASI yang diproduksi dalam payudara,
kegembiraan menerima kartu ucapan selamat, karangan bunga,hadiah-hadiah serta
menyambut tamu dan juga kekhawatiran serta keprihatinan yang tidak ada kaitannya dengan
situasi ini. Jadi, dengan tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu
sering perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang cukup (Musrifatul,
2006). Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama segera setelah melahirkan
3 hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat penumpukan kelelahan karena
persalinan dan kesulitan beristirahat karena perineum. Nyeri perineum pasca partus
berkolerasi erat dengan durasi kala II persalinan. Rasa tidak nyaman di kandung kemih, dan
perineum, serta gangguan bayi, semuanya dapat menyebabkan kesulitan tidur, yang dapat
mempengaruhi daya ingat dan kemampuan psikomotor. Secara teoritis pola tidur kembali
mendekati normal dalam 2 / 3 minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang 2 Universitas
Sumatera Utara menyusui mengalami gangguan pola tiduryang lebih besar.Yang sangat di

2
idamkan ibu baru adalah tidur dia tidur lebih banyak istirahat di minggu 2 dan bulan 2
pertama setelah melahirkan, biasanya mencegah depresi dan memulihkan tenaganya yang
terkuras habis (Bobak, 2005)
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui siklus tidur normal seseorang.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tidur secara normal
3. Untuk mengetahui masalah gangguan pada tidur.
3. Manfaat penelitian
1. Penulis menambah pengetahuan, wawasan bagi peneliti dalam melakukan pengkajian
terhadap gangguan tidur.
2. Bagi perawat menambah wawasan bagi tenaga kesehatan lain untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan.
3. Bagi instansi pendidikan untuk memberikan pengetahuan, pendidikan bagi mahasiswa
keperawatan
4. Sistematikapenulisan
Makalah ini idi bagi menjadi empt bab. Bab I, terdiri atas lataar belakang, tujuan, manfaat
makalah dan sistematika penulisan. Bab II terdiri atas apengertian istirahat dan tidur,
fungsi tidur, Kebutuhan tidur pada semua usia, fisiologi tidur, dan faktor-faktor yanng
mempengaruhi tidur, Bab III terdiri dari kasus berta asuhan keperawatan nya. .Bab IV
kesimpulan dan saran

3
BAB II
KONSEP FISIOLOGI

1. Konsep dasar
A.    Definisi.
1.      Istirahat.
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam
keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yg membutuhkan ketenangan. Namun tidak berarti
tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat
tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas
tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa
melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam
menyiapkan lingkungan  atau suasana yang nyaman untuk beristirahat  bagi klien/pasien.
Menurut Narrow (1645-1967) terdapat  enam kondisi seseorang dapat beristirahat, diantaranya
yaitu :
a.       Merasa segala sesuatu berjalan normal.
b.      Merasa diterima.
c.       Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung.
d.      Bebas dari perlukaan dan ketidak nyamanan.
e.       Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna.
f.       Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila membutuhkannya.

2.      Tidur.
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai peningkatan
ambang rangsangan  yang tinggi terhadap  stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih
berganti dengan keadaan terjaga (bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain
juga menyebutkan bahwa tidur merupakan  suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu
waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan
energi. Tidur juga sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku
fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.

4
Seorang ahli menyebutkan bahwa tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu
dapat dibangunkanoleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986). Tidur dipicu oleh
sekelompok kompleks hormon yang aktif dalam utama, dan yang merespon isyarat dari tubuh
sendiri dan lingkungan. Sekitar 80 persen dari tidur tanpa mimpi, dan dikenal sebagai gerakan
mata non-cepat (NREM) tidur.

B.    Fisiologis Tidur


Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak,yaitu Reticular
Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region(BSR). RAS di bagian atas batang
otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan
kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan
proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin,sedangkan pada saat tidur
terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR (Tarwoto,Wartonah,2003).
Tidur ditandai dengan:
 Aktivitas fisik, minimal
   Perubahan-perubahan fisiologis tubuh dan
   Penurunan respon terhadap rangsangan eksternal
Meskipun tujuan dari tidur sebenarnya tidak jelas, namun diyakini bahwa tidur diperlukan
untuk memelihara kesehatan dan menjaga keseimbangan mental emosional.
Apabila kekurangan tidur akan mengakibatkan kondisi yang dapat merusak orang yang
mengalaminya.
Fungsi dan tujuan tidur masih belum diketahui secara jelas. Meskipun demikian, tidur
diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Sclain itu,
stres pada paru, sistem kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lainnya juga menurun aktivitasnya.
Energi yang tersimpan selama dari tidur diarahkan untuk fungsi-fungsi seluler yang penting.
Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek pada sistem saraf yang
dipeerkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai
susunan saraf. Kedua, efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesogaran dan fungsi
organ dalam tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut
selama tidur.

5
C.     MEKANISME TIDUR.
1.      Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa ngantuk.
2.      Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan rasa ngantuk. Salah satu
fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan tidur.
3.      Para ahli neuriofisiologis : sekresi hormone serotonin yang menyebabkan rasa ngantuk.
4.     Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan rasa ngantuk
instink/naluri.
D.    TAHAP-TAHAP TIDUR.
1.      NREM (Non Rapid Eye Movement).
Ada 4 tahapan :
a.       Tahap 1 :
1)      Termasuk light sleep.
2)      Berakhir hanya beberapa menit.
3)      Penurunan aktivitas fisik dimulai dengan penurunan gradual dalam tanda vital dan
metabolisme.
4)      Dengan mudah dibangunkan dengan stimulus sensori seperti suara dan individu
merasa seperti mimpi di siang hari.
b.      Tahap 2 :
1)      Merupakan periode sound sleep.
2)      Kemajuan relaksasi.
3)      Masih dapat dibangunkan dengan mudah.
4)      Berlangsung selama 10-20 menit.
5)      Fungsi tubuh berlangsung lambat.
c.       Tahap 3 :
1)      Tahap awal tidur dalam.
2)      Lebih sulit dibangunkan dan jarang bergerak.
3)      Otot secara total relaksasi.
4)      Tanda vital mengalami kemunduran teratur.
5)      Berlangsung 15-30 menit.

6
d.      Tahap 4 :
1)      Tahap tidur benar-benar nyenyak.
2)      Sangat sulit dibangunkan.
3)      Jika tidur nyenyak telah terjadi, akan menghabiskan sepanjang malam pada tahap
ini.
4)      Bertanggung jawab mengistirahatkan dan memperbaiki tidur.
5)      Tanda vital menurun secara signifikan.
6)      Berlangsung 15-30 menit.
7)      Dapat terjadi tidur berjalan dan mengompol.

2.      REM (Rapid Eye Movement).


a.       Periode yang sangat hidup karena mimpi penuh warna.
b.      Dimulai 50-90 menit setelah tidur terjadi.
c.      Tipe yang mempengaruhi respon autonom meliputi kecepatan gerak mata, fluktuasi
jantung, rata-rata pernafasan dan peningkatan fluktuasi tekanan darah.
d.      Kehilangan tonus otot.
e.       Peningkatan sekresi gastrik.
f.       Tahap yang bertanggung jawab untuk perbaikan mental.
g.      Sangat sulit untuk dibangunkan.
h.      Durasi dari REM meningkat setiap siklus dan rata-rata 20 menit.
f.       Tahap yang bertanggung jawab untuk perbaikan mental.
g.      Sangat sulit untuk dibangunkan.
h.      Durasi dari REM meningkat setiap siklus dan rata-rata 20 menit.

E.     KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR PER HARI.


1.      Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1 siklus tidur rata-
rata 45-60 menit.
2.      Bayi (s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan 20-30% REM dan tidur
sepanjang malam.

7
3.      Todler (1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25% REM dan tidur sepanjang
malam + tidur siang.
4.      Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan 20% REM.
5.      Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan  18,5% REM.
6.      Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM.
7.      Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan 20% REM.
8.      Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM.
9.      Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur.
10.  Dewasa tua  : ± 6 jam/hari dengan  20-25% REM dan sering sulit tidur.

F.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISTIRAHAT TIDUR.


1.  Umur.
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan tidur. Hal
ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan organ, pada neonati
kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan dari dalam
rahim ibu, sedangkan pada lansia sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang
mempengaruhi fungsi dan mekanisme tidur.
2.   Penyakit.
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispnea. Pada kasus
penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga pada kasus tertentu dengan klien gangguan
hipertiroid.
3.   Motivasi.
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti menonton, main game
atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan waktu anda untuk tidur.
4.  Emosi.
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang tidak bisa tidur atau
mempertahankan tidur.
5.  Lingkungan.
Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi jalan-jalan umum
atau di tempat-tempat umum yang menimbulkan kebisingan.

8
6.  Obat – obatan.
Penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat tertentu seperti golongan
sedative, hipnotika dan steroid.
7.  Makanan dan minimum.
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang banyak, pola dan
konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll.
8.  Aktivitas.
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru akan
menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.

G.    MASALAH-MASALAH YANG TERJADI PADA SAAT TIDUR.


1.      Insomnia.
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia merupakan suatu keadaan di mana
seseorang sulit untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya, bahkan seseorang
yang terbangun dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami
insomnia (Japardi, 2002).
Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik
secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat
tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama
dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang.
Jenis insomnia yaitu :
a.       Insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.
b.      Insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat mempertahankan
tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur.
c.       Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri,
kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk
tidur.

9
2.      Narkolepsi.
Merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit mempertahankan keadaan
terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering mengantuk hingga dapat tertidur secara tiba-
tiba, dapat di katakan pula bahwa narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak
sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan mengantuk tersebut datang.
Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetika
sistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat dikendalikan. Serangan narkolepsi
dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang
bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.
3.      Somnabulisme (tidur berjalan).
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis
dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur,
menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam
beberapa menit dan kembali tidur (Japardi, 2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak,
penderita mempunyai resiko terjadinya cidera.
4.      Enuresis (ngompol).
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak,
remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada
beberapa faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan
toilet training yang kaku.
5.      Nocturia.
Merupakan suatu keadaan di mana klien sering terbangun pada malam hari untuk buang
air kecil.
6.      Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur.
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut.
Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan
mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot
dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila di lewati udara pernafasan.
7.      Delirium / Mengigau.
8.      Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan dispneu.

10
9.      Nightmares dan  Night terrors (mimpi buruk).
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah tidur
beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.
10.  Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse).

2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami, perubahan
jumlah/kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan keadaan biologis atau kebutuhan
emosi.
A.    PENGKAJIAN.
1.      Riwayat tidur.
a.       kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari.
b.      Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya.
c.       Kebiasaan/pun saat tidur.
d.      Lingkungan tidur.
e.       Dengan siapa paien tidur.
f.       Obat yang di konsumsi sebelum tidur.
g.      Asupan dan stimulan.
h.      Perasaan pasien mengenai tidurnya.
i.        Apakah ada kesulitan tidur.
j.        Apakah ada perubahan tidur.
2.      Gejala Klinis
a.       Perasaan Lelah.
b.      Gelisah.
c.       Emosi.
d.      Apetis.
e.       Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak.
f.       Konjungtin merah dan mata perih.
g.      Perhatian tidak fokus.
h.      Sakit kepala

11
3.      Penyimpangan Tidur.
Seperti telah dijelaskan pada bab oembahasan di atas, gangguan tidur yang mungkin
terjadi adalah :
a.       Insomnia.
b.      Somnabulisme.
c.       Enuresis.
d.      Narkolepsi.
e.       Nightmare dan Night Terrors (mimpi buruk).
f.       Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur
B.     DIAGNOSA.
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
1. Gangguan pola tidur Tujuan: a.   a.Ciptakan lingkungan yang
b/d perubahan siklus, Setelah dilakukan nyaman, dengan:
ketidakmampuan tindakan 1.    1. Pintu kamar klien ditutup.
mengatasi stres yang keperawatan selama 2.    2. Kurangi stimulus, misalnya
berlebihan 2X24 jam, klien dapat percakapan.
1.   Data subjektif mempertahankan 3.3.Tempatkan klien dengan
a.    klien mengatakan pola tidur dalam teman yang cocok, dan
mengalami gangguan batas rentang normal lain-lain
tidur insomnia ±6 jam b.   b. Membantu kebiasaan klien
b.    klien mengatakan sebelum tidur, misalnya
tidurnya sering Kriteria hasil: dengan mendengarkan
terbangun dan susah Klien menunjukkan musik, membaca, dan
untuk tidur kembali pola tidur dalam berdoa. Pada klien anak
c.    klien mengatakan saat batas rentang normal anak, dapat dilakukan
terbangun kepalanya ±6 jam dengan membacakan
pusing dan sat dongeng, memegang
pertama kali tidur boneka atau benda yang
kepala seperti disukainya.
berputar-putar c.    c. Diet
d.    klien mengatakan 1.    1 .Aniurkan klien untuk
mengalami masalah memakan makanan yang
tidur sejak 2 bulan mengandung tinggi protein,
yang lalu seperti susu dan keju.
e.    klien mengatakan 2.   2. Hindari banyak minum
kesulitan tertidur sebelum tidur.
setiap hari d.   d.Hindari latihan fisik yang
f.     klien mengatakan berlebihan sebelum tidur
butuh waktu 2-4 jam

12
untuk tertidur namun e.   e.Hindari rangsangan mental
1-3 kemudian yang tidak menyenangkan
terbangun dn susah sebelum tidur. Maksudnya,
untuk tidur kembali usahakan psikologis klien
g.    klien mengatakan tenang, tidak cemas,
sebelum tidur biasanya ataupun stres sebelum
melihat TV sebentar tidur.
h.    klien mengatakan saat f.    f.Berikan rasa nyaman dan
beraktivitas merasa rileks, misalnya dengan:
kelelahan dan 1.   1. Mengatur posisi yang
keletihan nyaman untuk tidur
2.   Data objektif 2.   2. Anjurkan klien berkemih
a.    Klien terlihat kelelahan sebelum tidur
b.    Terlihat lingkar hitam 3 3. Tempat tidur yang bersih
disekitar mata dan tidak boleh basah
c.    Wajah terlihat kusam 4 4. Pada klien nyeri, berikan
d.    Terlihat gelisah obat analgesik menit
e.    Tidur selalu terbangun sebelum tidur
f.     Tidur tidak pernah g.   g. Hindari kegiatan yang
tenang membangkitkan minat
sebelum tidur
h.   h. Berdoa sesuai dengan
agamanya.

D.    IMPLEMENTASI.
Tindakan keparawatan pada orang dewasa :
1.      Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a.     Bila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan
rumah sakit, maka :
1)      Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas.
2)      Berikan obat analgesik sesuai prosedur.
3)      Berikan linngkungan yang suportif.
4)      Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.
b.      Bila faktor insomnia, maka :
1)      Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur.
2)      Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang dan
sore hari.

13
3)      Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
4)     Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum
tidur.
5)      Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum
tidur.
c.       Bila terjadi somnabulisme, maka :
1)      Berikan rasa aman pada diri pasien.
2)      Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan..
3)      Cegah timbulnya cidera.
d.      Bila terjadi enuresa, maka :
1)      Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
2)      Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum tidur.
3)      Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.
e.       Bila terjadi Narkolepsi, maka :
1)     Berikan obat kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida
(ritalin) untuk mengendalikan narkolepsi.
2.      Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur.
a.       Tutup pintu kamar pasien .
b.      Pasang kelambu/garden tempat tidur.
c.       Matikan pesawat telapon.
d.      Bunyikan musik yang lembut.
e.       Redupkan atau matikan lampu.
f.       Kurangi jumlah stimulus.
g.      Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.
3.      Meningkatkan aktivitas pada siang hari.
a.       Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien.
b.      Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari.

4.      Membuat Pasien untuk memicu tidur.


a.       Anjurkan pasien mandi sebelum tidur.
b.      Anjurkan pasien minum susu hangat.

14
c.       Anjurkan pasien membaca buku.
d.      Anjurkan pasien menonton televisi.
e.       Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur.
f.       Anjurkan pasien embersihkan muka sebelum tidur.
g.      Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur.
5.      Mengurangi potensial cedera sebelum tidur.
a.       Gunakan cahaya lampu malam.
b.      Posisikan tempat tidur yang rendah.
c.       Letakkan bel dekat pasien.
d.      Ajarkan pasien untuk meminta bantuan.
e.      Gantungkan selang drainase di tempat tidur dan cara memindahkannya
bila pasien memekainnya.
6.      Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan.
a.       Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah.
b.      Ajarkan pentingkan latihan reguler ± ½ jam.
c.       Penerangan tentang efek samping obat hipnotik.
d.      Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.
Tindakan Keperawatan Pada Anak :
1.      Masa Neonatus dan bayi.
a.       Beri sprei kering dan tebal untuk menutupi perlak.
b.      Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
c.       Atur suhu ruangan menjadi 18˚-21˚C pada malam dan 15,5˚-18˚C pada siang.
d.      Berikan cahaya lampu yang lembut.
e.       Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering.
f.       Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.
2.      Masa Anak.
a.       Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
b.      Tempel jadwal tidur
c.       Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
d.      Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.
3.      Masa Sebelum Sekolah.

15
a.       Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
b.      Tempel jadwal tidur.
c.       Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
d.      Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.
e.       Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
f.       Berikan rasa aman dan nyaman.
g.      Nyalakan lampu agak terang.
4.      Masa Sekolah.
a.       Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak beraktivitas.
5.      Masa Remaja.
a.       Usia ini sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk berias dan
membersihkan diri
6.      Masa Dewasa (Muda, Paruah Baya, dan Tua).
a.       Bantu melepaskan ketegangan sebelum tidur.
         Berikan hiburan.
         Kurangi rasa nyeri.
         Bersihkan tempat tidur.
b.      Membuat lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat.
         Berikan selimut sehingga tidak kedinginan.
         Anjurkan pasien latihan relaksasi.
         Berikan makan ringan atau susu hangnt sebelum tidur.
         Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
         Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.
E.     EVALUASI.
1.      Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan
meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2.      Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta klien
melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3.      Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4 minggu
dengan mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien terjaga.

16
4.      Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10
jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.

17
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Kasus :

Nyonya tina sedang dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan panas tinggi, tidak bisa
tidur karena merasa kepanasan dan adanya rasa kurang nyaman. Hasil pengkajian didapatkan
suhu tubuh 40°C, ekspresi muka kuyu, mata cekung, pasien mengeluh tidak bisa tidur beberapa
hari.

Pembahasan kasus :

Asuhan keperawatan untuk pasien gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan rasa aman
dan nyaman

B. Pengkajian

Data subjektif :

 Nyonya tina mengeluh panas tinggi


 Nyonya tina tidak bisa tidur karena kepanasan
 Nyonya tina merasa kurang nyaman
 Nyonya tina sudah beberapa hari tidak bisa tidur

Data objektif

 Suhu tubuh pasien 40°C


 Ekspresi muka kuyu
 Mata pasien cekung

C. Diagnnosa keperawatan

Ketidakmampuan pemenuhan kebutuhan istiharat dan tidur : gangguan rasa nyaman


berhubungan dengan kenaikan suhu tubuh

18
D. Rencana keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi


hasil
1. Ketidakmampuan Tujuan : 1. Kaji suhu tubuh klien
pemenuhan kebutuhan
istiharat dan tidur : Setelah dilakukan 2. Atur prosedur keparawatan
gangguan rasa nyaman 1×24 jam diharapkan yang harus dilakukan
berhubungan dengan kebutuhan istirahat
kenaikan suhu tubuh dan tidur pasien 3. Lakukan kompres untuk
terpenuhi dengan menurunkan suhu tubuh
turunnya suhu tubuh pasien
pasien
4. Penuhi rasa nyaman dengan
Kriteria hasil : cara :

– Suhu tubuh dalam –  Berikan pasien pakaian yang


batas normal (36,5- menyerap keringat
37,5°C)
5.  Anjurkan pasien untuk
– Pasien dapat minum lebih banyak
istirahat (± 6-8 jam)
6. Beri pendidikan kesehatan
– Tidak terlihat tanda kepada pasien tentang
dehidrasi (mata gangguan istirahat dan tidur
cekung, muka kuyu)
7.   Posisikan pasien untuk
– Pasien terlihat tidur dengan nyaman
nyaman dan lebih
segar 8.   Kolaborasi pemberian obat
tidur

9.   Monitoring lama waktu


pasien istirahat

19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di butuhkan semua orang. Setiap
individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan pola istirahat
dan tidur yang baik, benar, dan teraturakan memberikan efek yang baik terhadap
kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap system saraf yang diperkirakan dapat
memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan siantara susunan saraf, sserta berefek
terhadap struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh.
B. Saran
Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya sesuai
kebutuhan nya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan
berbagai kegiatan dengan baik. Perawat perlu berupaya membantu pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengan prosedur yang benar sehingga perawat
harus mempunyai, kopetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur
sehingga pelayanan terhadap klien dapat berjalan dengan baik dan benar.

20
DAFTAR PUSTAKA

Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.


Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.
Alimul.H.Aziz (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan, Salemba Medika Jakarta.
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.
Asmadi (2008) Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM, Salemba Medika Jakarta.
http://www.scribd.com/doc/62074283/Askep-Kebutuhan-Istirahat-Dan-Tidur,
Tawoto dan Wartona. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,Jakarta: Salemba Madika.

21
22

Anda mungkin juga menyukai