VESIKOLITIASIS
1. DEFINISI.
Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada vesika urinaria atau
kandung kemih oleh batu penyakit ini juga disebut batu kandung kemih.( Smeltzer
and Bare, 2000 )
Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak di vesika urinaria yang menyebabkan
gelombang nyeri yang luar biasa sakitnya yang menyebar ke paha, abdomen dan
daerah genetalia. Medikasi yang diketahui menyebabkan pada banyak klien mencakup
penggunaan antasid, diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis tinggi yang
berlebihan. Batu vesika urinaria terutama mengandung kalsium atau magnesium
dalam kombinasinya dengan fosfat, oksalat, dan zat-zat lainnya. (Brunner and
Suddarth, 2001).
Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang
mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesika urinari atau
kandung kemih. Batu kandung kemih sebagian besar mengandung batu kalsium oksalat
atau fosfat ( Prof. Dr. Arjatm T. Ph.D. Sp. And dan dr. Hendra Utama, SPFK, 2001 ).
2. ETIOLOGI.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan batu kandung kemih adalah :
a. Faktor Endogen
Faktor genetik, familial, pada hypersistinuria, hyperkalsiuria dan hiperoksalouria.
b. Faktor Eksogen.
Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan kejenuhan mineral dalam air minum.
c. Faktor lainnya.
Infeksi, stasis dan obstruksi urine, keturunan, air minum, pekerjaan, makanan atau
penduduk yang vegetarian lebih sering menderita batu saluran kencing atau buli-buli
( Syaifuddin, 1996 ).
Batu kandung kemih dapat disebabkan oleh kalsium oksalat atau agak jarang sebagai kalsium
fosfat. Batu vesika urinaria kemungkinan akan terbentuk apabila dijumpai satu atau
beberapa faktor pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu
proses pembentukan batu kemungkinan akibat kecenderungan ekskresi agregat kristal yang
lebih besar dan kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat dalam urine. Dan beberapa
medikasi yang diketahui menyebabkan batu ureter pada banyak klien mencakup penggunaan
obat-obatan yang terlalu lama seperti antasid, diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis
tinggi.
( Prof. Dr. Arjatmo T. Ph. D.Sp. And. Dan dr. Hendra U., SpFk, 2001 ).
4. MANIFESTASI KLINIS
Ketika batu menghambat dari saluran urin, terjadi obstruksi, meningkatkan tekanan
hidrostatik. Bila nyeri mendadak terjadi akut disertai nyeri tekan disaluran osteovertebral
dan muncul mual muntah maka klien sedang mengalami episode kolik renal. Diare, demam dan
perasaan tidak nyaman di abdominal dapat terjadi. Gejala gastrointestinal ini akibat refleks
dan proxsimitas anatomik ginjal kelambung, pangkereas dan usus besar. Batu yang terjebak
dikandung kemih menyebabkan gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik yang menyebar
kepala obdomen dan genitalia. Klien sering merasa ingin kemih, namun hanya sedikit urin
yang keluar, dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasi batu gejala ini disebabkan
kolik ureter. Umumnya klien akan mengeluarkan batu yang berdiameter 0,5 sampai dengan 1
cm secara spontan. Batu yang berdiameter lebih dari 1 cm biasanya harus diangkat atau
dihancurkan sehingga dapat dikeluarkan secara spontan dan saluran urin membaik dan
lancar. ( Brunner and Suddarth. 2001).
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
Adapun pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien batu kandung kemih adalah :
a. Urinalisa
Warna kuning, coklat atau gelap.
b. Foto KUB
6. PENATALAKSANAAN MEDIK.
Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu,
mencegah kerusakan nefron, mengidentifikasi infeksi, serta mengurangi obstruksi akibat
batu. Cara yang biasanya digunakan untuk mengatasi batu kandung kemih (Arif Mansjoer,
et.al.2000) adalah :
a. Vesikolitektomi atau secsio alta.
b. Litotripsi gelombang kejut ekstrakorpureal.
c. Ureteroskopi.
d. Nefrostomi.
7. KOMPLIKASI.
Adapun komplikasi dari batu kandung kemih ini adalah :
a. Hidronefrosis
Adalah pelebaran pada ginjal serta pengisutan jaringan ginjal, sehingga ginjal menyerupai
sebuah kantong yang berisi kemih, kondisi ini terjadi karena tekanan dan aliran balik ureter
dan urine ke ginjal akibat kandung kemih tidak mampu lagi menampung urine. Sementara
urine terus-menerus bertambah dan tidak bisa dikeluarkan. Bila hal ini terjadi maka, akan
timbul nyeri pinggang, teraba benjolan basar didaerah ginjal dan secara progresif dapat
terjadi gagal ginjal.
b. Uremia
Sirkulasi
Eliminasi
Diare
Tanda : oliguria,hematuria,piuria
Makanan/cairan
Muntah
Nyeri/kenyamanan
Gejala : Episode akut nyeri hebat,nyeri kolik.lokasi terantung pada lokasi batu,contoh
pada panggul di region sudut kostovertebral;dapat menyebar ke
punggung,abdomen,dan turun ke lipat paha/genetalia.Nyeri dangkal konstan
menunjukkan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjan.
Nyeri dapat digambarkan sebagai akut,hebat tibak hilang dengan posisi atau
dengan tindakan lain.
Keamanan
Demam,menggigil
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan eliminasi “vesikolitiasis”
Penyuluhan/pembelajaran
Penggunaan antibiotik,antihipertensi,natrium
bikarbonat,alupurinol,fosfat,tiazid,pemasukan berlebihan kalsium atau
vitamin
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Menghilangkan nyeri
2. Mempertahankan fungsi ginjal adekuat
3. Mencegah komplikasi
4. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan.
TUJUAN PEMULANGAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a). Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu
b). Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1.Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu
Tujuan :
Klien menunjukan kemajuan eliminasi urine yang jernih.
Kriteria evaluasi :
1. Berkemih dengan adekuat tanpa bukti distensi kandung kemih.
2. Jumlah residu urine kurang dari 50 ml.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
7. Meningkatkan pH urine(alkalinitas)
7. Berikan obat sesuai indikasi,contoh: untuk menurunkan pembentukan batu
asam
asetazolamid(diamox),alupirinol(
Ziloprin); Mungkin digunakan untuk mencegah statis
hidroklorotiazid urine dan menurunkan pembentukan batu
(esidrix,hidroiuril),klortalidon(hi kalsium bila tidak berhubungan dengan
groton) proses penyakit dasar seperti
hipertiroidisme primer atau abnormalitas
vitamin D.
2.Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
Tujuan :
Kebutuhan cairan klien terpenuhi.
Kriteria evaluasi :
1. Tanda-tanda vital stabil.
2. Pengisian kapiler baik.
3. Membran mukosa lembab.
4. Menunjukan tak ada perdarahan aktif.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
1. Membandingkan keluaran actual dan
1. Awasi pemasukan dan pengeluaran yand diantisipasi membanut dalam
cairan evaluasi adanya/derajat statis atau
kerusakanginjal.
2. Mual/muntah dan diare secara umum
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan eliminasi “vesikolitiasis”
2. Catat insiden berhubungan dengan olik ginjal
muntah,diare.perhatikan karena saraf ganglion seliaka pada
karakteristik dan frekwensi muntah kedua ginjal dan lambungpencatatan
dan diare,juga kejadian yang dapat membantu mengesampingkan
menyertai atau mencetuskan kejadian abdominal lain yang
menyebabkan nyeri atau menunjukkan
kalkulus.
3. Mempertahankan keseimbangan
3. Tingkatkan pemasukan cairan sampai cairan untuk hemostatis juga
3-4 L/hari dalam toleransi jantung. tindakan”mencuci”yang dapat
membilas batu keluar.dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit dapat
terjadi sekunder terhadap kehilangan
cairan berlebihan (muntah dan diare)
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri : Mandiri :
1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas 1. Nyeri tajam, intermiten dengan dorongan
(skala 0-10). berkemih sekitar kateter menunjukan
spasme kandung kemih, yang cendrung lebih
berat pada pendekatan suprapubik
2. Pertahankan patensi kateter dan 2. Mempertahankan fungsi kateter dan,
Pertahankan selang bebas dari lekukan dan menurunkan resiko distensi / spasme
bekuan. kandung kemih
ASUHAN KEPERAWATAN
KELOMPOK 4:
TINGKAT IIA
THERESIA KELBULAN
VINCE TERINATE
IRMA ULAYO
TOMMY PANGANDAHENG
WAHYUNI I ARSAL
DINA REFWALU
YOMA NOYA
NIKE PATTY
keperawatan-pada-pasien-vesikolithiasis/
Talbot, Laura. 1997. Pengkajian keperawatan kritis. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta